Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Search:
LAPORAN PENDAHULUAN CA
MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
HOME
ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )
PRIVACY AND POLICY
ABOUT ME
MOTTO
Saturday, January 25, 2014
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori
yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda
lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan
bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia.
Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko
Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang
melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\
Genetik
o Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan.
o Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan
timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-
mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk
dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias
diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri
akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang
tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui
aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema
limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara
hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak
tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak
tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan
anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat
penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus
(LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke
kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah
atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas,
tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
6. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular
ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria
interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral
6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang
rusuk.
8. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang
dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler (
penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian
Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi
metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. sinar X dada
Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor mual dan
muntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
§ Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
Analgesic
Administration
§ Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
§ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure
kulit berhubungan Skin and Mucous Management
dengan pengangkatan Membranes Anjurkan pasien untuk
bedah jaringan Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
v Integritas kulit yang yang longgar
baik bisa dipertahankan Hindari kerutan padaa
(sensasi, tempat tidur
elastisitas, temperatur, Jaga kebersihan kulit agar
hidrasi, pigmentasi) tetap bersih dan kering
v Tidak ada luka/lesi Mobilisasi pasien (ubah
pada kulit posisi pasien) setiap dua
v Perfusi jaringan baik jam sekali
v Menunjukkan Monitor kulit akan adanya
pemahaman dalam kemerahan
proses perbaikan kulit Oleskan lotion atau
dan mencegah minyak/baby oil pada
terjadinya sedera derah yang tertekan
berulang Monitor aktivitas dan
v Mampu melindungi mobilisasi pasien
kulit dan Monitor status nutrisi
mempertahankan pasien
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, v Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan v Coping (penurunan kecemasan)
prognosanya . Kriteria Hasil : · Gunakan
v Klien mampu pendekatan yang
mengidentifikasi dan menenangkan
mengungkapkan gejala · Nyatakan dengan
cemas jelas harapan terhadap
v Mengidentifikasi, pelaku pasien
mengungkapkan dan · Jelaskan semua
menunjukkan tehnik prosedur dan apa yang
untuk mengontol dirasakan selama
cemas prosedur
v Vital sign dalam · Temani pasien
batas normal untuk memberikan
v Postur tubuh, keamanan dan
ekspresi wajah, bahasa mengurangi takut
tubuh dan tingkat · Berikan informasi
aktivitas menunjukkan faktual mengenai
berkurangnya diagnosis, tindakan
kecemasan prognosis
· Dorong keluarga
untuk menemani anak
· Lakukan back /
neck rub
· Dengarkan dengan
penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
· Dorong pasien
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease
tentang penyakit, v Kowlwdge : disease Process
perawatan,pengobatan process - Kaji tingkat pengetahuan
kurang paparan v Kowledge : health klien dan keluarga
terhadap informasi Behavior tentang proses penyakit
Kriteria Hasil : -Jelaskan tentang
v Pasien dan keluarga patofisiologi penyakit,
menyatakan tanda dan gejala serta
pemahaman tentang penyebabnya
penyakit, kondisi,-Sediakan informasi tentang
prognosis dan program kondisi klien
pengobatan -Berikan informasi tentang
v Pasien dan keluarga perkembangan klien
mampu melaksanakan-Diskusikan perubahan gaya
prosedur yang hidup yang mungkin
dijelaskan secara benar diperlukan untuk
v Pasien dan keluarga mencegah komplikasi di
mampu menjelaskan masa yang akan datang
kembali apa yang dan atau kontrol proses
dijelaskan perawat/tim penyakit
kesehatan lainnya -Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan
atau terapi
-Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Gangguan body image 1) Klien tidak malu Diskusikan dengan klien
berhubungan dengan dengan keadaan atau orang terdekat
kehilangan bagian dan dirinya. respon klien terhadap
fungsi tubuh 2) Klien dapat penyakitnya.
menerima efek Rasional : membantu
pembedahan. dalam memastikan
masalah untuk memulai
proses pemecahan
masalah
Tinjau ulang efek
pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat
membantu pasien
memulai proses adaptasi.
Berikan dukungan emosi
klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan
dirinya.
Anjurkan keluarga klien
untuk selalu mendampingi
klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang
yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St.
Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-
Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd
1 Comments
3 Comments
nt.fb admin wiwing setiono
Newer PostOlder PostHome
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
Blog Archive
► 2017 (1)
▼ 2014 (47)
o ► March (11)
o ► February (3)
o ▼ January (33)
LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA
LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU
LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA
INFEKSI NOSOKOMIAL
LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK...
LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ...
LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM
LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO
LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
LAPORAN PENDAHULUAN ASMA
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID
LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLAS...
LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN U...
PITTING EDEMA
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ...
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK
LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
LAPORAN PENDAHULUAN PPOK
LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA
LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA
SGB (SINDROMA GUILLAIN BARRE)
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 1
INDUKSI PERSALINAN
LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS
CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING...
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 3
► 2013 (43)
Search here..
Author
Benksquarz
wiwing setiono
wiwing setiono.skep.ns
LAPORAN PENDAHULUAN CA
MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
HOME
ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )
PRIVACY AND POLICY
ABOUT ME
MOTTO
Saturday, January 25, 2014
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori
yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda
lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan
bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia.
Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko
Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang
melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\
Genetik
o Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan.
o Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan
timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-
mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk
dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias
diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri
akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang
tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui
aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema
limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara
hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak
tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak
tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan
anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat
penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus
(LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke
kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah
atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas,
tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
6. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular
ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria
interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral
6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang
rusuk.
8. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang
dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler (
penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian
Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi
metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. sinar X dada
Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor mual dan
muntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
§ Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
Analgesic
Administration
§ Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
§ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure
kulit berhubungan Skin and Mucous Management
dengan pengangkatan Membranes Anjurkan pasien untuk
bedah jaringan Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
v Integritas kulit yang yang longgar
baik bisa dipertahankan Hindari kerutan padaa
(sensasi, tempat tidur
elastisitas, temperatur, Jaga kebersihan kulit agar
hidrasi, pigmentasi) tetap bersih dan kering
v Tidak ada luka/lesi Mobilisasi pasien (ubah
pada kulit posisi pasien) setiap dua
v Perfusi jaringan baik jam sekali
v Menunjukkan Monitor kulit akan adanya
pemahaman dalam kemerahan
proses perbaikan kulit Oleskan lotion atau
dan mencegah minyak/baby oil pada
terjadinya sedera derah yang tertekan
berulang Monitor aktivitas dan
v Mampu melindungi mobilisasi pasien
kulit dan Monitor status nutrisi
mempertahankan pasien
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, v Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan v Coping (penurunan kecemasan)
prognosanya . Kriteria Hasil : · Gunakan
v Klien mampu pendekatan yang
mengidentifikasi dan menenangkan
mengungkapkan gejala · Nyatakan dengan
cemas jelas harapan terhadap
v Mengidentifikasi, pelaku pasien
mengungkapkan dan · Jelaskan semua
menunjukkan tehnik prosedur dan apa yang
untuk mengontol dirasakan selama
cemas prosedur
v Vital sign dalam · Temani pasien
batas normal untuk memberikan
v Postur tubuh, keamanan dan
ekspresi wajah, bahasa mengurangi takut
tubuh dan tingkat · Berikan informasi
aktivitas menunjukkan faktual mengenai
berkurangnya diagnosis, tindakan
kecemasan prognosis
· Dorong keluarga
untuk menemani anak
· Lakukan back /
neck rub
· Dengarkan dengan
penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
· Dorong pasien
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease
tentang penyakit, v Kowlwdge : disease Process
perawatan,pengobatan process - Kaji tingkat pengetahuan
kurang paparan v Kowledge : health klien dan keluarga
terhadap informasi Behavior tentang proses penyakit
Kriteria Hasil : -Jelaskan tentang
v Pasien dan keluarga patofisiologi penyakit,
menyatakan tanda dan gejala serta
pemahaman tentang penyebabnya
penyakit, kondisi,-Sediakan informasi tentang
prognosis dan program kondisi klien
pengobatan -Berikan informasi tentang
v Pasien dan keluarga perkembangan klien
mampu melaksanakan-Diskusikan perubahan gaya
prosedur yang hidup yang mungkin
dijelaskan secara benar diperlukan untuk
v Pasien dan keluarga mencegah komplikasi di
mampu menjelaskan masa yang akan datang
kembali apa yang dan atau kontrol proses
dijelaskan perawat/tim penyakit
kesehatan lainnya -Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan
atau terapi
-Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Gangguan body image 1) Klien tidak malu Diskusikan dengan klien
berhubungan dengan dengan keadaan atau orang terdekat
kehilangan bagian dan dirinya. respon klien terhadap
fungsi tubuh 2) Klien dapat penyakitnya.
menerima efek Rasional : membantu
pembedahan. dalam memastikan
masalah untuk memulai
proses pemecahan
masalah
Tinjau ulang efek
pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat
membantu pasien
memulai proses adaptasi.
Berikan dukungan emosi
klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan
dirinya.
Anjurkan keluarga klien
untuk selalu mendampingi
klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang
yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St.
Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-
Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd
1 Comments
3 Comments
nt.fb admin wiwing setiono
Newer PostOlder PostHome
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
Blog Archive
► 2017 (1)
▼ 2014 (47)
o ► March (11)
o ► February (3)
o ▼ January (33)
LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA
LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU
LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA
INFEKSI NOSOKOMIAL
LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK...
LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ...
LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM
LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO
LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
LAPORAN PENDAHULUAN ASMA
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID
LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLAS...
LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN U...
PITTING EDEMA
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ...
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK
LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
LAPORAN PENDAHULUAN PPOK
LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA
LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA
SGB (SINDROMA GUILLAIN BARRE)
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 1
INDUKSI PERSALINAN
LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS
CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING...
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 3
► 2013 (43)
Search here..
Author
Benksquarz
wiwing setiono
wiwing setiono.skep.ns