Вы находитесь на странице: 1из 75

Homepage RSS

Search:

LAPORAN PENDAHULUAN CA
MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
 HOME
 ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )
 PRIVACY AND POLICY
 ABOUT ME
 MOTTO
Saturday, January 25, 2014

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA


MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN
CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/


KANKER PAYUDARA

1. PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun
jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.
Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-
bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun
diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati,
kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun
jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen
yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono,
2006).
Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan
pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang
terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan
kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua
payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan
menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan
di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak
di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya,
jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau
ekor payudara.
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior
dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan
beberapa arteri Interkostalis.
Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar
sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m.
rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)

2. ETIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price &
Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya
Ca mammae, yaitu:
• Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer &
Bare, 2002: 1589).
 Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal
pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
 Genetik
- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga
kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p
53 (Murray, 2002).
 Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.

3. ANATOMI DAN FISIOLOGI


a. Anatomi Payudara

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong
lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr
payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan
Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous.
Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut
mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut
ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.
mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a.
interkostalis.
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf
lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah,
yakni n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah
aksila dan bagian medial lengan atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran
yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah
bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke
kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.
rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontralateral.
b. Fisiologi Payudara
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas
15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus
laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang
dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada
putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
a) Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
b) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi.
4. PATOFISIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen
yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran)
atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap
suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan
fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori
yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
 Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda
lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan
bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia.
Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko
Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang
melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
 Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\
 Genetik
o Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan.
o Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
 Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan
timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-
mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk
dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias
diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri
akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang
tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui
aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema
limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara
hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak
tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak
tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan
anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.

Pathway CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


5. MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA
Gejala umum Ca mamae adalah :
 Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
 Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan
 Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
 Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
 Ada cairan yang keluar dari puting susu
 Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi
retraksi
 Ada rasa sakit
 Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
 Ada pembengkakan didaerah lengan
 Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
 Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
 Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta
puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
 Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
 Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
 Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

6. PENTAHAPAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan
pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal
ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik
yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur
diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini
mencankup rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang
paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang
mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya
metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>
a. T1a : Tumor <>
b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm
c. T1c :Tumor 1 – 2 cm
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding
thorax atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila


3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain
atau melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas jauh (M) :
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:


1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot
pektoralis.
2. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh.

4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat
penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus
(LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke
kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah
atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas,
tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh

6. Stadium IIIc

Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular
ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria
interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral
6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang
rusuk.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :


1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.
2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri
sendiri 50% dari waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri,
perlu tiduran lebih 50% dari waktu sadar.
5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri,
hanya tiduran saja.

7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE (CARSINOMA


MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
 Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
 Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi
biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan,
terapi radiasi dan kemoterapi.
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

8. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang
dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler (
penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian

9. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER


PAYUDARA
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor
diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan
therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri
karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya.\

ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE

A. PENGKAJIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan
nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan
makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya
kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat
defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena
terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi
akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita
normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.

Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi
metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. sinar X dada

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER


PAYUDARA
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
5. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
6. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang pemajanan
informasi
7. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
8. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan
dalam citra diri
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)
/ KANKER PAYUDARA

DIAGNOSA KEP. NOC NIC


Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh v Nutritional Status : Nutrition Management
berhubungan dengan food and Fluid Intake § Kaji adanya alergi
pembedahan, mis; Kriteria Hasil : makanan
anoreksia v Adanya peningkatan § Kolaborasi dengan ahli
berat badan sesuai gizi untuk menentukan
dengan tujuan jumlah kalori dan nutrisi
v Berat badan ideal yang dibutuhkan pasien.
sesuai dengan tinggi § Anjurkan pasien untuk
badan meningkatkan intake Fe
v Mampu § Anjurkan pasien untuk
mengidentifikasi meningkatkan protein dan
kebutuhan nutrisi vitamin C
v Tidak ada tanda § Berikan substansi gula
tanda malnutrisi § Yakinkan diet yang
v Tidak terjadi dimakan mengandung
penurunan berat badan tinggi serat untuk
yang berarti mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
§ Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
§ Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor mual dan
muntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
§ Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet

Gangguan rasa NOC : NIC :


nyaman nyeri v Pain Level, Pain Management
berhubungan dengan v Pain control, § Lakukan pengkajian
proses pembedahan v Comfort level nyeri secara
Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
v Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi, kualitas
nyeri, mampu dan faktor presipitasi
menggunakan tehnik § Observasi reaksi
nonfarmakologi untuk nonverbal dari
mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
mencari bantuan) § Gunakan teknik
v Melaporkan bahwa komunikasi terapeutik
nyeri berkurang dengan untuk mengetahui
menggunakan pengalaman nyeri pasien
manajemen nyeri § Kaji kultur yang
v Mampu mengenali mempengaruhi respon
nyeri (skala, intensitas, nyeri
frekuensi dan tanda § Evaluasi pengalaman
nyeri) nyeri masa lampau
v Menyatakan rasa § Evaluasi bersama
nyaman setelah nyeri pasien dan tim kesehatan
berkurang lain tentang
v Tanda vital ketidakefektifan kontrol
dalam rentang normal nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan
§ Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
§ Kurangi faktor
presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
§ Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
§ Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
§ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
§ Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic
Administration
§ Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
§ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure
kulit berhubungan Skin and Mucous Management
dengan pengangkatan Membranes  Anjurkan pasien untuk
bedah jaringan Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
v Integritas kulit yang yang longgar
baik bisa dipertahankan Hindari kerutan padaa
(sensasi, tempat tidur
elastisitas, temperatur, Jaga kebersihan kulit agar
hidrasi, pigmentasi) tetap bersih dan kering
v Tidak ada luka/lesi Mobilisasi pasien (ubah
pada kulit posisi pasien) setiap dua
v Perfusi jaringan baik jam sekali
v Menunjukkan Monitor kulit akan adanya
pemahaman dalam kemerahan
proses perbaikan kulit Oleskan lotion atau
dan mencegah minyak/baby oil pada
terjadinya sedera derah yang tertekan
berulang  Monitor aktivitas dan
v Mampu melindungi mobilisasi pasien
kulit dan Monitor status nutrisi
mempertahankan pasien
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, v Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan v Coping (penurunan kecemasan)
prognosanya . Kriteria Hasil : · Gunakan
v Klien mampu pendekatan yang
mengidentifikasi dan menenangkan
mengungkapkan gejala · Nyatakan dengan
cemas jelas harapan terhadap
v Mengidentifikasi, pelaku pasien
mengungkapkan dan · Jelaskan semua
menunjukkan tehnik prosedur dan apa yang
untuk mengontol dirasakan selama
cemas prosedur
v Vital sign dalam · Temani pasien
batas normal untuk memberikan
v Postur tubuh, keamanan dan
ekspresi wajah, bahasa mengurangi takut
tubuh dan tingkat · Berikan informasi
aktivitas menunjukkan faktual mengenai
berkurangnya diagnosis, tindakan
kecemasan prognosis
· Dorong keluarga
untuk menemani anak
· Lakukan back /
neck rub
· Dengarkan dengan
penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
· Dorong pasien
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease
tentang penyakit, v Kowlwdge : disease Process
perawatan,pengobatan process - Kaji tingkat pengetahuan
kurang paparan v Kowledge : health klien dan keluarga
terhadap informasi Behavior tentang proses penyakit
Kriteria Hasil : -Jelaskan tentang
v Pasien dan keluarga patofisiologi penyakit,
menyatakan tanda dan gejala serta
pemahaman tentang penyebabnya
penyakit, kondisi,-Sediakan informasi tentang
prognosis dan program kondisi klien
pengobatan -Berikan informasi tentang
v Pasien dan keluarga perkembangan klien
mampu melaksanakan-Diskusikan perubahan gaya
prosedur yang hidup yang mungkin
dijelaskan secara benar diperlukan untuk
v Pasien dan keluarga mencegah komplikasi di
mampu menjelaskan masa yang akan datang
kembali apa yang dan atau kontrol proses
dijelaskan perawat/tim penyakit
kesehatan lainnya -Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan
atau terapi
-Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Gangguan body image 1) Klien tidak malu Diskusikan dengan klien
berhubungan dengan dengan keadaan atau orang terdekat
kehilangan bagian dan dirinya. respon klien terhadap
fungsi tubuh 2) Klien dapat penyakitnya.
menerima efek Rasional : membantu
pembedahan. dalam memastikan
masalah untuk memulai
proses pemecahan
masalah
 Tinjau ulang efek
pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat
membantu pasien
memulai proses adaptasi.
 Berikan dukungan emosi
klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan
dirinya.
 Anjurkan keluarga klien
untuk selalu mendampingi
klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang
yang memperhatikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St.
Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-
Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Share this article :


Share378

Artikel Terkait : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap


Title: LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA; Written by wiwing
setiono; Rating: 5 dari 5
Diposkan oleh wiwing setiono Jam 9:33 AM
Label: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap

1 Comments

3 Comments
nt.fb admin wiwing setiono
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Popular Posts


LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS


LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)


LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI


LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

Blog Archive
 ► 2017 (1)
 ▼ 2014 (47)
o ► March (11)
o ► February (3)
o ▼ January (33)
 LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA
 LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU
 LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA
 INFEKSI NOSOKOMIAL
 LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
 LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK...
 LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI
 LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ...
 LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS
 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM
 LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO
 LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
 LAPORAN PENDAHULUAN ASMA
 LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
 LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID
 LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLAS...
 LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
 LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN U...
 PITTING EDEMA
 LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
 PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ...
 LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK
 LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
 LAPORAN PENDAHULUAN PPOK
 LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA
 LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA
 SGB (SINDROMA GUILLAIN BARRE)
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 1
 INDUKSI PERSALINAN
 LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS
 CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING...
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 3
 ► 2013 (43)

Search here..

Author
 Benksquarz
 wiwing setiono
 wiwing setiono.skep.ns

Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP


Share to Facebook
, Number of shares32
Share to TwitterShare to PrintShare to EmailMore AddThis Share options
, Number of shares378
Homepage RSS
Search:

LAPORAN PENDAHULUAN CA
MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
 HOME
 ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )
 PRIVACY AND POLICY
 ABOUT ME
 MOTTO
Saturday, January 25, 2014

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA


MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN
CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/
KANKER PAYUDARA

1. PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun
jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.
Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-
bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun
diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati,
kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun
jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen
yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono,
2006).
Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan
pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang
terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan
kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua
payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan
menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan
di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak
di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya,
jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau
ekor payudara.
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior
dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan
beberapa arteri Interkostalis.
Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar
sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m.
rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)

2. ETIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price &
Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya
Ca mammae, yaitu:
• Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer &
Bare, 2002: 1589).
 Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal
pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
 Genetik
- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga
kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p
53 (Murray, 2002).
 Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.

3. ANATOMI DAN FISIOLOGI


a. Anatomi Payudara
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong


lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr
payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan
Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous.
Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut
mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut
ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.
mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a.
interkostalis.
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf
lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah,
yakni n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah
aksila dan bagian medial lengan atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran
yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah
bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke
kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.
rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontralateral.
b. Fisiologi Payudara
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas
15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus
laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang
dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada
putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
a) Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
b) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi.

4. PATOFISIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen
yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran)
atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap
suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan
fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori
yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
 Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda
lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan
bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia.
Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko
Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang
melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
 Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\
 Genetik
o Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan.
o Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
 Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan
timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-
mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk
dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias
diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri
akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang
tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui
aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema
limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara
hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak
tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak
tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan
anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.

Pathway CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


5. MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA
Gejala umum Ca mamae adalah :
 Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
 Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan
 Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
 Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
 Ada cairan yang keluar dari puting susu
 Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi
retraksi
 Ada rasa sakit
 Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
 Ada pembengkakan didaerah lengan
 Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
 Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
 Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta
puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
 Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
 Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
 Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

6. PENTAHAPAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan
pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal
ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik
yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur
diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini
mencankup rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang
paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang
mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya
metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>
a. T1a : Tumor <>
b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm
c. T1c :Tumor 1 – 2 cm
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding
thorax atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila


3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain
atau melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas jauh (M) :
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:


1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot
pektoralis.
2. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus
(LN) dan tanpa penyebaran jauh.

4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat
penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus
(LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke
kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah
atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas,
tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh

6. Stadium IIIc

Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular
ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria
interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral
6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang
rusuk.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :


1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.
2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri
sendiri 50% dari waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri,
perlu tiduran lebih 50% dari waktu sadar.
5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri,
hanya tiduran saja.

7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE (CARSINOMA


MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
 Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
 Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi
biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan,
terapi radiasi dan kemoterapi.
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

8. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang
dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler (
penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat
mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
b. gangguan neuro varkuler
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. kematian

9. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER


PAYUDARA
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor
diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan
therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri
karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya.\

ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE

A. PENGKAJIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan
nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan
makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya
kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat
defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena
terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi
akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita
normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.

Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi
metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. sinar X dada

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER


PAYUDARA
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
5. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
6. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang pemajanan
informasi
7. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
8. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan
dalam citra diri
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)
/ KANKER PAYUDARA

DIAGNOSA KEP. NOC NIC


Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh v Nutritional Status : Nutrition Management
berhubungan dengan food and Fluid Intake § Kaji adanya alergi
pembedahan, mis; Kriteria Hasil : makanan
anoreksia v Adanya peningkatan § Kolaborasi dengan ahli
berat badan sesuai gizi untuk menentukan
dengan tujuan jumlah kalori dan nutrisi
v Berat badan ideal yang dibutuhkan pasien.
sesuai dengan tinggi § Anjurkan pasien untuk
badan meningkatkan intake Fe
v Mampu § Anjurkan pasien untuk
mengidentifikasi meningkatkan protein dan
kebutuhan nutrisi vitamin C
v Tidak ada tanda § Berikan substansi gula
tanda malnutrisi § Yakinkan diet yang
v Tidak terjadi dimakan mengandung
penurunan berat badan tinggi serat untuk
yang berarti mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
§ Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
§ Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor mual dan
muntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
§ Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet

Gangguan rasa NOC : NIC :


nyaman nyeri v Pain Level, Pain Management
berhubungan dengan v Pain control, § Lakukan pengkajian
proses pembedahan v Comfort level nyeri secara
Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
v Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi, kualitas
nyeri, mampu dan faktor presipitasi
menggunakan tehnik § Observasi reaksi
nonfarmakologi untuk nonverbal dari
mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
mencari bantuan) § Gunakan teknik
v Melaporkan bahwa komunikasi terapeutik
nyeri berkurang dengan untuk mengetahui
menggunakan pengalaman nyeri pasien
manajemen nyeri § Kaji kultur yang
v Mampu mengenali mempengaruhi respon
nyeri (skala, intensitas, nyeri
frekuensi dan tanda § Evaluasi pengalaman
nyeri) nyeri masa lampau
v Menyatakan rasa § Evaluasi bersama
nyaman setelah nyeri pasien dan tim kesehatan
berkurang lain tentang
v Tanda vital ketidakefektifan kontrol
dalam rentang normal nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan
§ Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
§ Kurangi faktor
presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
§ Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
§ Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
§ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
§ Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic
Administration
§ Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
§ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure
kulit berhubungan Skin and Mucous Management
dengan pengangkatan Membranes  Anjurkan pasien untuk
bedah jaringan Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
v Integritas kulit yang yang longgar
baik bisa dipertahankan Hindari kerutan padaa
(sensasi, tempat tidur
elastisitas, temperatur, Jaga kebersihan kulit agar
hidrasi, pigmentasi) tetap bersih dan kering
v Tidak ada luka/lesi Mobilisasi pasien (ubah
pada kulit posisi pasien) setiap dua
v Perfusi jaringan baik jam sekali
v Menunjukkan Monitor kulit akan adanya
pemahaman dalam kemerahan
proses perbaikan kulit Oleskan lotion atau
dan mencegah minyak/baby oil pada
terjadinya sedera derah yang tertekan
berulang  Monitor aktivitas dan
v Mampu melindungi mobilisasi pasien
kulit dan Monitor status nutrisi
mempertahankan pasien
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, v Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan v Coping (penurunan kecemasan)
prognosanya . Kriteria Hasil : · Gunakan
v Klien mampu pendekatan yang
mengidentifikasi dan menenangkan
mengungkapkan gejala · Nyatakan dengan
cemas jelas harapan terhadap
v Mengidentifikasi, pelaku pasien
mengungkapkan dan · Jelaskan semua
menunjukkan tehnik prosedur dan apa yang
untuk mengontol dirasakan selama
cemas prosedur
v Vital sign dalam · Temani pasien
batas normal untuk memberikan
v Postur tubuh, keamanan dan
ekspresi wajah, bahasa mengurangi takut
tubuh dan tingkat · Berikan informasi
aktivitas menunjukkan faktual mengenai
berkurangnya diagnosis, tindakan
kecemasan prognosis
· Dorong keluarga
untuk menemani anak
· Lakukan back /
neck rub
· Dengarkan dengan
penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
· Dorong pasien
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease
tentang penyakit, v Kowlwdge : disease Process
perawatan,pengobatan process - Kaji tingkat pengetahuan
kurang paparan v Kowledge : health klien dan keluarga
terhadap informasi Behavior tentang proses penyakit
Kriteria Hasil : -Jelaskan tentang
v Pasien dan keluarga patofisiologi penyakit,
menyatakan tanda dan gejala serta
pemahaman tentang penyebabnya
penyakit, kondisi,-Sediakan informasi tentang
prognosis dan program kondisi klien
pengobatan -Berikan informasi tentang
v Pasien dan keluarga perkembangan klien
mampu melaksanakan-Diskusikan perubahan gaya
prosedur yang hidup yang mungkin
dijelaskan secara benar diperlukan untuk
v Pasien dan keluarga mencegah komplikasi di
mampu menjelaskan masa yang akan datang
kembali apa yang dan atau kontrol proses
dijelaskan perawat/tim penyakit
kesehatan lainnya -Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan
atau terapi
-Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Gangguan body image 1) Klien tidak malu Diskusikan dengan klien
berhubungan dengan dengan keadaan atau orang terdekat
kehilangan bagian dan dirinya. respon klien terhadap
fungsi tubuh 2) Klien dapat penyakitnya.
menerima efek Rasional : membantu
pembedahan. dalam memastikan
masalah untuk memulai
proses pemecahan
masalah
 Tinjau ulang efek
pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat
membantu pasien
memulai proses adaptasi.
 Berikan dukungan emosi
klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan
dirinya.
 Anjurkan keluarga klien
untuk selalu mendampingi
klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang
yang memperhatikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St.
Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-
Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Share this article :


Share378

Artikel Terkait : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap


Title: LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA; Written by wiwing
setiono; Rating: 5 dari 5
Diposkan oleh wiwing setiono Jam 9:33 AM
Label: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap

1 Comments

3 Comments
nt.fb admin wiwing setiono
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Popular Posts


LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS


LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)


LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI


LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

Blog Archive
 ► 2017 (1)
 ▼ 2014 (47)
o ► March (11)
o ► February (3)
o ▼ January (33)
 LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA
 LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU
 LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA
 INFEKSI NOSOKOMIAL
 LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
 LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK...
 LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI
 LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ...
 LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS
 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM
 LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO
 LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
 LAPORAN PENDAHULUAN ASMA
 LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
 LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID
 LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLAS...
 LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
 LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN U...
 PITTING EDEMA
 LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
 PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ...
 LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK
 LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
 LAPORAN PENDAHULUAN PPOK
 LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA
 LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA
 SGB (SINDROMA GUILLAIN BARRE)
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 1
 INDUKSI PERSALINAN
 LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS
 CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING...
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 3
 ► 2013 (43)

Search here..

Author
 Benksquarz
 wiwing setiono
 wiwing setiono.skep.ns

Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP


Share to Facebook
, Number of shares32
Share to TwitterShare to PrintShare to EmailMore AddThis Share options
, Number of shares378
ShareThis Copy and Paste
Homepage RSS Search: LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/
KANKER PAYUDARA HOMEALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )PRIVACY AND POLICYABOUT
MEMOTTO Saturday, January 25, 2014 LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan
Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA 1. PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara
(Wijaya, 2005). Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan
kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase
bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker
bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005) Ca mammae
(carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011) Ca mammae adalah suatu
penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel
kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006). Carsinoma mammae atau kanker
payudara adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak
memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto
Resko Prodjo, 1995). Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang
terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa
adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah
berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan
kanker terlihat dengan jelas. Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak
ditemukan di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak
di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ). Kelenjar susu merupakan
sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah
aksila, disebut tonjolan spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20
lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus
laktiferus. Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari arteri
Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa arteri
Interkostalis. Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar
sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m. rektus
abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontra
lateral. (Sjamsuhidajat, 2004) 2. ETIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price &
Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca
mammae, yaitu: • Mekanisme hormonal Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila
mengalami perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca
mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589). · Virus Invasi virus yang diduga ada pada air susu
ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
· Genetik - Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997). - Penelitian tentang biomolekuler kanker
menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi
malignan (Reeder, Martin, 1997). - mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada
klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi
gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002). · Defisiensi imun Defesiensi imun terutama limfosit
T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya
proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor . Etiologi kanker payudara
tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan
dengan kejadian kanker payudara, yaitu : a. Tinggi melebihi 170 cm b. Masa reproduksi yang
relatif panjang. c. Faktor Genetik d. Ca Payudara yang terdahulu e. Keluarga Diperkirakan 5
% semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena
carsinoma mammae. f. Kelainan payudara ( benigna ) Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama
pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang
porliferatif sedikit meningkat. g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain h. Faktor endokrin
dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun i. Obat anti konseptiva oral Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang
lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker. 3. ANATOMI DAN
FISIOLOGI a. Anatomi Payudara LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan
otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr
payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau
ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai
saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia
pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara
lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk
payudara. Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.
mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a.
interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang
perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni n.
intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian
medial lengan atas. Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran yang ke
kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah bening yang berada
disepanjang arteri dan vena brakialis. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial
yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila
kontralateral, ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan
payudara kontralateral. b. Fisiologi Payudara Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang
bercabang-cabang, terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus
mempunyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu,
disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus
alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir
pada putting susu. Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu : a) Pertumbuhan dan
involusi berhubungan dengan usia b) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi. 4. PATOFISIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses
rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi: a. Fase Inisiasi Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang
bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan
lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan
gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan. b. Fase Promosi Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang
peka dan suatu karsinogen). Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita
karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa
teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu: · Mekanisme
hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan
oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana
salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae . Suatu penelitian
menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan
menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang,
menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat
ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi
pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun. · Virus, Invasi
virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang
sedang mengalami proliferasi.\ · Genetik o Kanker mammae yang bersifat herediter dapat
terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal dominan. o Penelitian tentang
biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk
terjadinya transformasi malignan. o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada
klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi
gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002). · Defisiensi imun Defesiensi imun terutama limfosit
T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya
proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi
tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada
system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat
tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel
kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri,
seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada
kanker lanjut. Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui
aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran
kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak
(peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya
metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan
panggul) Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak
tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia.
Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker. Pathway CA MAMMAE
(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA 5. MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE
(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Gejala umum Ca mamae adalah : · Teraba
adanya massa atau benjolan pada payudara · Payudara tidak simetris / mengalami
perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan · Ada perubahan kulit :
penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan
adanya ulkus pada payudara · Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
· Ada cairan yang keluar dari puting susu · Ada perubahan pada puting susu : gatal,
ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi · Ada rasa sakit · Penyebaran ke
tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat · Ada
pembengkakan didaerah lengan · Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
· Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar. · Mulai timbul luka pada
payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau
eksim dan tertarik ke dalam. · Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d'
Orange). · Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah. · Metastase
(menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain 6. PENTAHAPAN CA MAMMAE
(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan
kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat
penting karena hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan
terbaik yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur
diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen
dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk
kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus
limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh. Tumor primer (T) : Tx : Tumor primer
tidak dapat ditentukan T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer Tis : Kanker in situ, paget dis pada
papila tanpa teraba tumor T1 :Tumor <> a. T1a : Tumor <> b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm c. T1c
:Tumor 1 – 2 cm T2 :Tumor 2 – 5 cm T3 : Tumor diatas 5 cm T4 : Tumor tanpa memandang ukuran,
penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit : a. T4a : Melekat pada dinding dada b. T4b :
Edema kulit, ulkus, peau d’orange c. T4c : T4a dan T4b d. T4d : Mastitis karsinomatosis Nodus
limfe regional (N) : 1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan 2. N0 : Tidak
teraba kelenjar axila 3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
pada jaringan sekitarnya 5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral Metastas jauh (M)
: Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan M0 : Tidak ada metastase jauh M1 : Terdapat
metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
Stadium I Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
Stadium IIa Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh. Stadium IIb Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Stadium IIIa Tumor yang berdiameter lebih
5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh. Stadium IIIb Tumor yang
berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa
metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke
infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema
pada tangan. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa
juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke
bagian lain dari organ tubuh Stadium IIIc Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis
kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar
limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral Stadium IV Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-
paru, liver atau tulang rusuk. Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :
0 : Baik, dapat bekerja normal. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa. 2 :
Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari waktu sadar. 3 :
Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu tiduran lebih 50% dari
waktu sadar. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya tiduran
saja. 7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED,
Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis b. Test diagnostik lain:
· Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET · Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy
(FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi biopsy Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
dengan : 1. Pemeriksaan payudara sendiri 2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi 4. Biopsi aspirasi 5. True cut 6. Biopsi terbuka 7. USG
Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi radiasi dan
kemoterapi. LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA 8. KOMPLIKASI Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati. Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu: a. metastase ke jaringan
sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0,
penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak
,syaraf. b. gangguan neuro varkuler c. Faktor patologi d. Fibrosis payudara e. kematian
9. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
1. Pembedahan a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi Pengangkatan payudara sepanjang
nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun
otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat. b. Mastectomy total Semua jaringan
payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak
disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat. c. Lumpectomy/tumor Pengangkatan tumor
dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm
jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut. d. Wide excision/mastektomy
parsial. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal. e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri
karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan. 3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah,
mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal. Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya.\ ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE A. PENGKAJIAN CA
MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA 1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara,
adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri. 2. Riwayat Kesehatan
Dahulu Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan
makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan
penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium
atau kanker serviks. 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya keluarga yang mengalami ca
mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior. b. Rambut : biasanya
tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak. c. Mata : biasanya tidak ada
gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada
gangguan fungsi pendengaran. e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan
nyeri tekan. f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa. g. Leher :
biasanya terjadi pembesaran KGB. h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,
dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang. i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran
hepar. j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas. 5. Pengkajian 11 Pola
Fungsional Gordon a. Persepsi dan Manajemen Biasanya klien tidak langsung memeriksakan
benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan
biasa. b. Nutrisi – Metabolik Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG. c. Eliminasi Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi. d. Aktivitas dan Latihan Anoreksia
dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan
nyeri. e. Kognitif dan Persepsi Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik. f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri. g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat
klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal. h. Peran dan
Hubungan Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social. i. Reproduksi dan Seksual Biasanya aka nada gangguan
seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan. j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan. k. Nilai dan
Keyakinan Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.
Pemeriksaan Diagnostik 1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi. 2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1
dan BRCA2 3. Penanda tumor 4. Mammografi 6. sinar X dada B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA 2. Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia 3. Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan 4. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan 5. Ansietas berhubungan dengan diagnosa,
pengobatan, dan prognosanya . 6. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan
dengan kurang pemajanan informasi 7. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan
bagian dan fungsi tubuh 8. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian
tubuh, perubahan dalam citra diri C. PERENCANAAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
(CARSINOMA MAMMAE) / KANKER PAYUDARA DIAGNOSA KEP. NOC NIC Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia NOC : v Nutritional Status :
food and Fluid Intake Kriteria Hasil : v Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
v Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan v Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v Tidak ada tanda tanda malnutrisi v Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti NIC :
Nutrition Management § Kaji adanya alergi makanan § Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. § Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe § Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C § Berikan
substansi gula § Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) § Ajarkan pasien
bagaimana membuat catatan makanan harian. § Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi § Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan Nutrition Monitoring § BB pasien dalam batas normal § Monitor adanya
penurunan berat badan § Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan § Monitor interaksi
anak atau orangtua selama makan § Monitor lingkungan selama makan § Jadwalkan
pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan § Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit § Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah § Monitor mual dan
muntah § Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht § Monitor makanan kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan perkembangan § Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva § Monitor kalori dan intake nuntrisi § Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral. § Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan proses pembedahan NOC : v Pain Level, v Pain control, v Comfort level
Kriteria Hasil : v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) v Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri) v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang v Tanda vital dalam rentang
normal NIC : Pain Management § Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi § Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan § Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien § Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri § Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
lampau § Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan § Kontrol
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri § Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal) § Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi § Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri § Evaluasi
keefektifan kontrol nyeri § Tingkatkan istirahat § Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil § Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic
Administration § Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi § Cek riwayat alergi § Pilih
analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri § Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal § Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur § Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali § Berikan
analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat § Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
(efek samping) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes Kriteria Hasil : v Integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) v Tidak ada luka/lesi pada
kulit v Perfusi jaringan baik v Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya sedera berulang v Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami NIC : Pressure Management § Anjurkan pasien untuk menggunakan
pakaian yang longgar § Hindari kerutan padaa tempat tidur § Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
dan kering § Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali § Monitor kulit akan
adanya kemerahan § Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan § Monitor
aktivitas dan mobilisasi pasien § Monitor status nutrisi pasien Ansietas berhubungan
dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya . NOC : v Anxiety control v Coping Kriteria Hasil
: v Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas v Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas v Vital sign dalam batas normal
v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) · Gunakan pendekatan yang
menenangkan · Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien · Jelaskan
semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur · Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut · Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
prognosis · Dorong keluarga untuk menemani anak · Lakukan back / neck rub
· Dengarkan dengan penuh perhatian · Identifikasi tingkat kecemasan · Bantu pasien
mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan · Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi · Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
· Barikan obat untuk mengurangi kecemasan Kurang pengetahuan tentang penyakit,
perawatan,pengobatan kurang paparan terhadap informasi NOC : v Kowlwdge : disease process
v Kowledge : health Behavior Kriteria Hasil : v Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan v Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar v Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya Teaching : Dissease Process -
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit -Jelaskan tentang
patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya -Sediakan informasi tentang kondisi klien
-Berikan informasi tentang perkembangan klien -Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
-Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi -Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi -Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit -Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada -Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas
kesehatan Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
1) Klien tidak malu dengan keadaan dirinya. 2) Klien dapat menerima efek pembedahan.
· Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya. Rasional :
membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah · Tinjau
ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses
adaptasi. · Berikan dukungan emosi klien. Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
· Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien. Rasional : klien dapat merasa masih
ada orang yang memperhatikannya. DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan
Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta
: Media Aesculapius Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC Closkey ,Joane C. Mc, Gloria
M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC Price
Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner
Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta. Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd Share this article : Share378 Artikel Terkait :
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap Title: LAPORAN PENDAHULUAN CA
MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA; Written by wiwing setiono; Rating: 5
dari 5 Diposkan oleh wiwing setiono Jam 9:33 AM Label: Laporan Pendahuluan Asuhan
Keperawatan Lengkap 1 Comments 3 Comments nt.fb admin wiwing setiono Newer Post Older Post
Home Subscribe to: Post Comments (Atom) Popular Posts LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES
MELITUS LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA) LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE
(CKD) LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS Blog Archive ► 2017 (1) ▼ 2014 (47) ► March
(11) ► February (3) ▼ January (33) LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA LAPORAN
PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA INFEKSI
NOSOKOMIAL LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD) LAPORAN
PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK... LAPORAN PENDAHULUAN
MASTEKTOMI LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ... LAPORAN
PENDAHULUAN HIDROSEFALUS LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM LAPORAN
PENDAHULUAN VERTIGO LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO/ LUKA BAKAR LAPORAN
PENDAHULUAN ASMA LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK LAPORAN
PENDAHULUAN HIPERTIROID LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA PROSTAT
HIPERPLAS... LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES
MELITUS (DM) DENGAN U... PITTING EDEMA LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ... LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE NON HEMORAGIK LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS LAPORAN
PENDAHULUAN PPOK LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA LAPORAN PENDAHULUAN
DEMENSIA SGB (SINDROMA GUILLAIN BARRE) DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 1 INDUKSI PERSALINAN LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKITIS CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING... DIAGNOSA
KEPERAWATAN NANDA versi 3 ► 2013 (43) Author Benksquarz wiwing setiono wiwing
setiono.skep.ns Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP
Share to Facebook , Number of shares32 Share to Twitter Share to Print Share to Email More
AddThis Share options , Number of shares378 Homepage RSS Search: LAPORAN
PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA HOMEALL
ARTICLE ( DAFTAR ISI )PRIVACY AND POLICYABOUT MEMOTTO Saturday, January 25, 2014
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN
PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA LAPORAN
PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
1. PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Ca mammae
merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam
kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa
ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak
terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi
pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005) Ca mammae (carcinoma
mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan
penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh
di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011) Ca mammae adalah suatu
penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel
kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006). Carsinoma mammae atau kanker
payudara adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak
memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto
Resko Prodjo, 1995). Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang
terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa
adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah
berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan
kanker terlihat dengan jelas. Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak
ditemukan di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak
di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ). Kelenjar susu merupakan
sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah
aksila, disebut tonjolan spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20
lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus
laktiferus. Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari arteri
Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa arteri
Interkostalis. Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar
sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m. rektus
abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontra
lateral. (Sjamsuhidajat, 2004) 2. ETIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price &
Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca
mammae, yaitu: • Mekanisme hormonal Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila
mengalami perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca
mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589). · Virus Invasi virus yang diduga ada pada air susu
ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
· Genetik - Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997). - Penelitian tentang biomolekuler kanker
menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi
malignan (Reeder, Martin, 1997). - mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada
klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi
gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002). · Defisiensi imun Defesiensi imun terutama limfosit
T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya
proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor . Etiologi kanker payudara
tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan
dengan kejadian kanker payudara, yaitu : a. Tinggi melebihi 170 cm b. Masa reproduksi yang
relatif panjang. c. Faktor Genetik d. Ca Payudara yang terdahulu e. Keluarga Diperkirakan 5
% semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena
carsinoma mammae. f. Kelainan payudara ( benigna ) Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama
pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang
porliferatif sedikit meningkat. g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain h. Faktor endokrin
dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun i. Obat anti konseptiva oral Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang
lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker. 3. ANATOMI DAN
FISIOLOGI a. Anatomi Payudara LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan
otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr
payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau
ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai
saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia
pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara
lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk
payudara. Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.
mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a.
interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang
perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni n.
intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian
medial lengan atas. Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran yang ke
kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah bening yang berada
disepanjang arteri dan vena brakialis. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial
yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila
kontralateral, ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan
payudara kontralateral. b. Fisiologi Payudara Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang
bercabang-cabang, terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus
mempunyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu,
disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus
alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir
pada putting susu. Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu : a) Pertumbuhan dan
involusi berhubungan dengan usia b) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi. 4. PATOFISIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses
rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi: a. Fase Inisiasi Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas.
Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang
bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan
lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan
gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan. b. Fase Promosi Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang
peka dan suatu karsinogen). Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita
karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa
teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu: · Mekanisme
hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan
oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana
salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae . Suatu penelitian
menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan
menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang,
menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat
ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi
pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun. · Virus, Invasi
virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang
sedang mengalami proliferasi.\ · Genetik o Kanker mammae yang bersifat herediter dapat
terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal dominan. o Penelitian tentang
biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk
terjadinya transformasi malignan. o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada
klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi
gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002). · Defisiensi imun Defesiensi imun terutama limfosit
T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya
proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi
tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada
system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat
tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel
kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri,
seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada
kanker lanjut. Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui
aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran
kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak
(peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya
metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan
panggul) Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak
tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia.
Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker. Pathway CA MAMMAE
(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA 5. MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE
(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Gejala umum Ca mamae adalah : · Teraba
adanya massa atau benjolan pada payudara · Payudara tidak simetris / mengalami
perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan · Ada perubahan kulit :
penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan
adanya ulkus pada payudara · Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
· Ada cairan yang keluar dari puting susu · Ada perubahan pada puting susu : gatal,
ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi · Ada rasa sakit · Penyebaran ke
tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat · Ada
pembengkakan didaerah lengan · Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
· Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar. · Mulai timbul luka pada
payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau
eksim dan tertarik ke dalam. · Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d'
Orange). · Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah. · Metastase
(menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain 6. PENTAHAPAN CA MAMMAE
(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan
kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat
penting karena hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan
terbaik yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur
diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen
dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk
kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus
limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh. Tumor primer (T) : Tx : Tumor primer
tidak dapat ditentukan T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer Tis : Kanker in situ, paget dis pada
papila tanpa teraba tumor T1 :Tumor <> a. T1a : Tumor <> b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm c. T1c
:Tumor 1 – 2 cm T2 :Tumor 2 – 5 cm T3 : Tumor diatas 5 cm T4 : Tumor tanpa memandang ukuran,
penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit : a. T4a : Melekat pada dinding dada b. T4b :
Edema kulit, ulkus, peau d’orange c. T4c : T4a dan T4b d. T4d : Mastitis karsinomatosis Nodus
limfe regional (N) : 1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan 2. N0 : Tidak
teraba kelenjar axila 3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
pada jaringan sekitarnya 5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral Metastas jauh (M)
: Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan M0 : Tidak ada metastase jauh M1 : Terdapat
metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
Stadium I Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
Stadium IIa Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh. Stadium IIb Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Stadium IIIa Tumor yang berdiameter lebih
5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh. Stadium IIIb Tumor yang
berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa
metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke
infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema
pada tangan. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa
juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke
bagian lain dari organ tubuh Stadium IIIc Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis
kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar
limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral Stadium IV Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-
paru, liver atau tulang rusuk. Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :
0 : Baik, dapat bekerja normal. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa. 2 :
Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari waktu sadar. 3 :
Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu tiduran lebih 50% dari
waktu sadar. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya tiduran
saja. 7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED,
Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis b. Test diagnostik lain:
· Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET · Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy
(FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi biopsy Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
dengan : 1. Pemeriksaan payudara sendiri 2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi 4. Biopsi aspirasi 5. True cut 6. Biopsi terbuka 7. USG
Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi radiasi dan
kemoterapi. LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA 8. KOMPLIKASI Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati. Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu: a. metastase ke jaringan
sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0,
penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak
,syaraf. b. gangguan neuro varkuler c. Faktor patologi d. Fibrosis payudara e. kematian
9. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
1. Pembedahan a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi Pengangkatan payudara sepanjang
nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun
otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat. b. Mastectomy total Semua jaringan
payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak
disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat. c. Lumpectomy/tumor Pengangkatan tumor
dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm
jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut. d. Wide excision/mastektomy
parsial. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal. e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri
karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan. 3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah,
mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal. Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya.\ ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE A. PENGKAJIAN CA
MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA 1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara,
adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri. 2. Riwayat Kesehatan
Dahulu Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan
makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan
penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium
atau kanker serviks. 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya keluarga yang mengalami ca
mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior. b. Rambut : biasanya
tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak. c. Mata : biasanya tidak ada
gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada
gangguan fungsi pendengaran. e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan
nyeri tekan. f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa. g. Leher :
biasanya terjadi pembesaran KGB. h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,
dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang. i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran
hepar. j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas. 5. Pengkajian 11 Pola
Fungsional Gordon a. Persepsi dan Manajemen Biasanya klien tidak langsung memeriksakan
benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan
biasa. b. Nutrisi – Metabolik Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG. c. Eliminasi Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi. d. Aktivitas dan Latihan Anoreksia
dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan
nyeri. e. Kognitif dan Persepsi Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik. f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri. g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat
klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal. h. Peran dan
Hubungan Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social. i. Reproduksi dan Seksual Biasanya aka nada gangguan
seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan. j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan. k. Nilai dan
Keyakinan Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.
Pemeriksaan Diagnostik 1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi. 2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1
dan BRCA2 3. Penanda tumor 4. Mammografi 6. sinar X dada B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA 2. Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia 3. Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan 4. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan 5. Ansietas berhubungan dengan diagnosa,
pengobatan, dan prognosanya . 6. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan
dengan kurang pemajanan informasi 7. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan
bagian dan fungsi tubuh 8. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian
tubuh, perubahan dalam citra diri C. PERENCANAAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
(CARSINOMA MAMMAE) / KANKER PAYUDARA DIAGNOSA KEP. NOC NIC Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia NOC : v Nutritional Status :
food and Fluid Intake Kriteria Hasil : v Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
v Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan v Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v Tidak ada tanda tanda malnutrisi v Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti NIC :
Nutrition Management § Kaji adanya alergi makanan § Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. § Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe § Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C § Berikan
substansi gula § Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) § Ajarkan pasien
bagaimana membuat catatan makanan harian. § Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi § Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan Nutrition Monitoring § BB pasien dalam batas normal § Monitor adanya
penurunan berat badan § Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan § Monitor interaksi
anak atau orangtua selama makan § Monitor lingkungan selama makan § Jadwalkan
pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan § Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit § Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah § Monitor mual dan
muntah § Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht § Monitor makanan kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan perkembangan § Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva § Monitor kalori dan intake nuntrisi § Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral. § Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan proses pembedahan NOC : v Pain Level, v Pain control, v Comfort level
Kriteria Hasil : v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) v Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri) v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang v Tanda vital dalam rentang
normal NIC : Pain Management § Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi § Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan § Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien § Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri § Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
lampau § Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan § Kontrol
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri § Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal) § Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi § Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri § Evaluasi
keefektifan kontrol nyeri § Tingkatkan istirahat § Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil § Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic
Administration § Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi § Cek riwayat alergi § Pilih
analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri § Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal § Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur § Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali § Berikan
analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat § Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
(efek samping) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes Kriteria Hasil : v Integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) v Tidak ada luka/lesi pada
kulit v Perfusi jaringan baik v Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya sedera berulang v Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami NIC : Pressure Management § Anjurkan pasien untuk menggunakan
pakaian yang longgar § Hindari kerutan padaa tempat tidur § Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
dan kering § Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali § Monitor kulit akan
adanya kemerahan § Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan § Monitor
aktivitas dan mobilisasi pasien § Monitor status nutrisi pasien Ansietas berhubungan
dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya . NOC : v Anxiety control v Coping Kriteria Hasil
: v Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas v Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas v Vital sign dalam batas normal
v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) · Gunakan pendekatan yang
menenangkan · Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien · Jelaskan
semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur · Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut · Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
prognosis · Dorong keluarga untuk menemani anak · Lakukan back / neck rub
· Dengarkan dengan penuh perhatian · Identifikasi tingkat kecemasan · Bantu pasien
mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan · Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi · Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
· Barikan obat untuk mengurangi kecemasan Kurang pengetahuan tentang penyakit,
perawatan,pengobatan kurang paparan terhadap informasi NOC : v Kowlwdge : disease process
v Kowledge : health Behavior Kriteria Hasil : v Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan v Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar v Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya Teaching : Dissease Process -
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit -Jelaskan tentang
patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya -Sediakan informasi tentang kondisi klien
-Berikan informasi tentang perkembangan klien -Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
-Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi -Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi -Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit -Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada -Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas
kesehatan Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
1) Klien tidak malu dengan keadaan dirinya. 2) Klien dapat menerima efek pembedahan.
· Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya. Rasional :
membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah · Tinjau
ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses
adaptasi. · Berikan dukungan emosi klien. Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
· Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien. Rasional : klien dapat merasa masih
ada orang yang memperhatikannya. DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan
Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta
: Media Aesculapius Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC Closkey ,Joane C. Mc, Gloria
M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC Price
Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner
Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta. Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd Share this article : Share378 Artikel Terkait :
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap Title: LAPORAN PENDAHULUAN CA
MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA; Written by wiwing setiono; Rating: 5
dari 5 Diposkan oleh wiwing setiono Jam 9:33 AM Label: Laporan Pendahuluan Asuhan
Keperawatan Lengkap 1 Comments 3 Comments nt.fb admin wiwing setiono Newer Post Older Post
Home Subscribe to: Post Comments (Atom) Popular Posts LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES
MELITUS LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA) LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE
(CKD) LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS Blog Archive ► 2017 (1) ▼ 2014 (47) ► March
(11) ► February (3) ▼ January (33) LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA LAPORAN
PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA INFEKSI
NOSOKOMIAL LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD) LAPORAN
PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK... LAPORAN PENDAHULUAN
MASTEKTOMI LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ... LAPORAN
PENDAHULUAN HIDROSEFALUS LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM LAPORAN
PENDAHULUAN VERTIGO LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO/ LUKA BAKAR LAPORAN
PENDAHULUAN ASMA LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK LAPORAN
PENDAHULUAN HIPERTIROID LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA PROSTAT
HIPERPLAS... LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES
MELITUS (DM) DENGAN U... PITTING EDEMA LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ... LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE NON HEMORAGIK LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS LAPORAN
PENDAHULUAN PPOK LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA LAPORAN PENDAHULUAN
DEMENSIA SGB (SINDROMA GUILLAIN BARRE) DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 1 INDUKSI PERSALINAN LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKITIS CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING... DIAGNOSA
KEPERAWATAN NANDA versi 3 ► 2013 (43) Author Benksquarz wiwing setiono wiwing
setiono.skep.ns Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP
Share to Facebook , Number of shares32 Share to Twitter Share to Print Share to Email More
AddThis Share options , Number of shares378 ShareThis Copy and Paste

Вам также может понравиться

  • Komplementer
    Komplementer
    Документ18 страниц
    Komplementer
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Skizofrenia checklist kemampuan pasien makan
    Skizofrenia checklist kemampuan pasien makan
    Документ1 страница
    Skizofrenia checklist kemampuan pasien makan
    Nurannisa Starlyanti
    100% (1)
  • Liflet Ispa
    Liflet Ispa
    Документ2 страницы
    Liflet Ispa
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • KLP 1 Fraktur Terbuka Dan Tertutup-1
    KLP 1 Fraktur Terbuka Dan Tertutup-1
    Документ11 страниц
    KLP 1 Fraktur Terbuka Dan Tertutup-1
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Analisa Data Glukoma
    Analisa Data Glukoma
    Документ2 страницы
    Analisa Data Glukoma
    agida
    Оценок пока нет
  • 01 GDL Yunitakart 1374 1 Ktiyuni A
    01 GDL Yunitakart 1374 1 Ktiyuni A
    Документ93 страницы
    01 GDL Yunitakart 1374 1 Ktiyuni A
    Alif Gandi
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • KLP 2 Penanganan Pertama Pada Sengatan Listrik
    KLP 2 Penanganan Pertama Pada Sengatan Listrik
    Документ16 страниц
    KLP 2 Penanganan Pertama Pada Sengatan Listrik
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Checklist Perawatan Payudara
    Checklist Perawatan Payudara
    Документ4 страницы
    Checklist Perawatan Payudara
    Ayu Arii
    Оценок пока нет
  • Keperawatan Komplementer
    Keperawatan Komplementer
    Документ18 страниц
    Keperawatan Komplementer
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • KLP 3 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
    KLP 3 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
    Документ18 страниц
    KLP 3 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • KLP 7 K3 BHD
    KLP 7 K3 BHD
    Документ25 страниц
    KLP 7 K3 BHD
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • LP Ca Serviks
    LP Ca Serviks
    Документ23 страницы
    LP Ca Serviks
    D'q Usman
    100% (2)
  • Pathway Glukoma
    Pathway Glukoma
    Документ1 страница
    Pathway Glukoma
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • ASKEP Sectio Caesarea (Fix)
    ASKEP Sectio Caesarea (Fix)
    Документ10 страниц
    ASKEP Sectio Caesarea (Fix)
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • PATOFISIOLOGI
    PATOFISIOLOGI
    Документ2 страницы
    PATOFISIOLOGI
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Marasmus
    Marasmus
    Документ17 страниц
    Marasmus
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • LP KMB II GLAUKOMA
    LP KMB II GLAUKOMA
    Документ2 страницы
    LP KMB II GLAUKOMA
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Gangguan Reproduksi Wanita
    Gangguan Reproduksi Wanita
    Документ4 страницы
    Gangguan Reproduksi Wanita
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Analisa Data Glukoma
    Analisa Data Glukoma
    Документ2 страницы
    Analisa Data Glukoma
    agida
    Оценок пока нет
  • Checklist Fisioterapi Dada
    Checklist Fisioterapi Dada
    Документ9 страниц
    Checklist Fisioterapi Dada
    eka kurniati
    Оценок пока нет
  • LP KMB II GLAUKOMA
    LP KMB II GLAUKOMA
    Документ2 страницы
    LP KMB II GLAUKOMA
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Kala 2
    Kala 2
    Документ12 страниц
    Kala 2
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Kep Jiwa Fix
    Kep Jiwa Fix
    Документ32 страницы
    Kep Jiwa Fix
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Askep Kala II Arah
    Askep Kala II Arah
    Документ21 страница
    Askep Kala II Arah
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Ips Makalah
    Ips Makalah
    Документ7 страниц
    Ips Makalah
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • PATHWAY Virus Poliomeilitis
    PATHWAY Virus Poliomeilitis
    Документ1 страница
    PATHWAY Virus Poliomeilitis
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Kep Jiwa Fix
    Kep Jiwa Fix
    Документ32 страницы
    Kep Jiwa Fix
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • Pathway Glukoma
    Pathway Glukoma
    Документ1 страница
    Pathway Glukoma
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет
  • PATHWAY Virus Poliomeilitis
    PATHWAY Virus Poliomeilitis
    Документ1 страница
    PATHWAY Virus Poliomeilitis
    Nurannisa Starlyanti
    Оценок пока нет