Вы находитесь на странице: 1из 11

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No.

2 / September 2011

IDENTIFIKASI PARASIT MALARIA PLASMODIUM FALCIPARUM


PADA SEDIAAN DARAH DENGAN PENDEKATAN SUPPORT
VECTOR MACHINE

M. Arief Soleman1), Ruliah2)


1)
Staf Pengajar Pasca Sarjana Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro
2)
Staf Pengajar STMIK Banjarbaru
Email: arief22208@gmail.com

ABSTRACT

Background: Identification of malaria is microscopic requiring special expertise and experi-


ence considerable health analyst. Factor errors that occur can be either an inability to recog-
nize the parasite morphology and eyestrain factors in looking at morphology, this may im-
pact the diagnosis of significant errors. Morphology of Plasmodium falciparum is divided into
three major stages: trophozoites, Schizonts and Gametocyter. From the results of research
in the field of health shows, Schizonts found in peripheral blood showed a state of severe
infections so it is an indication for rapid treatment measures. This study aims to identify the
three-stage form of Plasmodium falciparum malaria parasites in digital images of blood prepa-
rations which contain the parasite indicated.
Method: Before conducting the identification process, the first step of the analysis proce-
dure conducted in this study is to conduct the separation of the object by using the segmen-
tation k-means clustering. The second step, to extract features of image data to be tested.
Feature extraction is used as an insert in the system to be constructed in this study using
color features. The final step is to identify three forms of identification test stage of the ma-
laria parasite plasmodium falciparum using a Support Vector Machine (SVM) method
multiclass ones against ones.
Result: The results of this study using color as a characteristic feature of the input and
identification using SVM can provide a success rate of 93.33% image data correctly.

Keywords: malaria, Plasmodium falciparum Morphology, k-means clustering, SVM


multiclass method ones against ones

89
Dentifikasi Parasit Malaria Plasmodium ... - M. Arief S; Ruliah

PENDAHULUAN zoite yaitu parasit dalam proses


Latar Belakang pertumbuhan, Stadium Shizont yaitu parasit
Malaria merupakan penyakit yang dalam proses pembiakan dan Gametocyter
diakibatkan oleh parasit yang tergolong dalam yaitu parasit dalam proses pembentukan
filum Apicomplexa, kelas Sporozoa, ordo kelamin.
Haemosporida, suku Plasmodidae, dan ge- Pola yang dilihat pada identifikasi secara
nus Plasmodium. Dari 20 spesies Plasmo- mikroskopis, tidak hanya pada perubahan
dium, hanya empat spesies diantaranya yang teksture, namun juga dipengaruhi oleh unsur
dapat menginfeksi manusia, yaitu Plasmo- warna dari masing-masing plasmodium.
dium Falciparum, Plasmodium Vivax, Plas- melakukan identifikasi parasit malaria pada
modium Ovale, dan Plasmodium Malariae. Plasmodium Falciparum menggunakan
Namun kasus malaria yang banyak Learning Vector Quantization (LVQ) dengan
ditemukan di Indonesia hanya spesies Plas- empat hidden neuron. Hasil yang dicapai
modium Falciparum, Plasmodium Vivax dan pada penelitiannya menunjukkan bahwa ciri
Mix (Plasmodium Falciparum dan Plasmo- warna dapat memberikan tingkat
dium Vivax berada dalam satu sample keberhasilan yang lebih tinggi dibanding ciri
darah). Plasmodium Falciparum rentan histogram. JST LVQ dengan input ciri warna
menimbulkan kematian Pola identifikasi yang berhasil mengidentifikasi 91,67% data citra
selama ini dilakukan secara konvensional dengan benar dan 81,25% berhasil
yaitu dengan menemukan parasit secara diidentifikasi dengan benar dengan ciri
mikroskopis pada sediaan darah. Identifikasi statistik histogram sebagai ciri masukannya.
malaria secara mikroskopis membutuhkan Pada kasus identifikasi Plasmodium
keahlian khusus dan pengalaman analis Falciparum dilapangan, sebaran data pada
kesehatan yang cukup, karena faktor citra yang dihasilkan dari Sediaan Darah
kesalahan yang terjadi dapat berupa dominan mempunyai sebaran data yang tidak
ketidakmampuan dalam mengenal morphol- linear. Sehingga memerlukan sebuah metode
ogy parasit dan faktor kelelahan mata dalam yang proporsional bekerja pada problem non
melihat morphology, hal ini dapat linier.
memberikan dampak kesalahan diagnosis Rumusan Masalah
yang cukup signifikan. Diperlukan human Identifikasi jenis parasit malaria Plasmo-
computer interaction untuk membantu dium Falciparum pada penelitian sebelumnya
pekerjaan analisis tersebut. dengan tingkat akurasi 91,67 % masih perlu
Penelitian yang berkaitan dengan parasit ditingkatkan akurasinya, sehingga komputer
malaria dan melibatkan perkembangan dapat lebih akurat membedakan sampel
teknologi dalam bidang komputer adalah darah yang mengandung parasit malaria
tentang pengenalan Parasit Plasmodium dengan morphology pada stadium Trophozoi-
Falciparum dalam darah dengan judul “A tes, Schizonts atau Gametocyter”
Neural Network Architecture for Automated Tujuan Penelitian
Recognition of Intracellular Malaria Parasites Tujuan yang hendak dicapai adalah
in Stained Blood Films”. Selain itu dari hasil dengan menerapkan Support Vector Mchine
penelitian dibidang kesehatan menunjukkan, diharapkan dapat meningkatkan akurasi pada
ditemukannya Schizonts dalam darah tepi identifikasi jenis parasit malaria Plasmodium
menunjukkan keadaan infeksi berat sehingga Falciparum sehingga komputer dapat
merupakan indikasi untuk tindakan membedakan sampel darah yang
pengobatan cepat. Dimana stadium Tropho- mengandung parasit malaria dengan mor-

90
JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 2 / September 2011

phology pada stadium Trophozoites, Sch- Pengolahan Citra


izonts atau Gametocyter. Data image plasmodium falciparum baik
Manfaat Penelitian pelatihan maupun pengujian diambil hanya
Hasil penelitian bermanfaat bagi tenaga pada area image plasmodiumnya saja. Citra
medis maupun paramedis yang plasmodium tersebut berada pada sebuah
berkecimpung di bidang diagnostika penyakit ruang yang disebut bidang gambar / ruang
malaria terutama di pusat-pusat kesehatan lingkup citra (image space). Sebuah citra
masyarakat yang letaknya terpencil melalui tersusun atas pixel-pixel yang memiliki nilai,
prosedur analisis dengan menggunakan alat sebuah pixel memiliki nilai dari 0 - 255.
yang mudah didapat dan relatif murah untuk
menentukan jenis parasit Plasmodium Preprocessing
Falciparum yang terdeteksi. Proses preprocessing sebelum proses
klasifikasi melalui 2 tahapan, yaitu
METODELOGI PENELITIAN segmentasi warna dan ekstraksi ciri.
Plasmodium Falciparum Segmentasi dilakukan untuk memisahkan
Ciri-ciri khas atau morphology Plasmo- unsur warna berdasarkan intensitas warna.
dium Falciparum adalah sebagai berikut : Hal ini didasarkan bahwa dalam tiap obyek
a. Bentuk Trophozoite. Trophozoite muda plasmodium mempunyai perbedaan warna,
berbentuk cincin kecil 0,1-0,3 kali eritrosit, sehingga ciri warna yang akan diambil pada
inti terletak di tepi eritrosit, ukuran kira kira saat ekstraksi ciri pada proses berikutnya.
2 μ, warna merah lebih tipis Berikut ini adalah hasil segmentasi warna
b. Bentuk Schizonts. Schizonts muda plasmodium menggunakan jumlah cluster 3,
mengisi kira kira separuh dari eritrosit, dan sudah diambil hasil cluster terbaik dari 2
bentuk agak bulat, inti sudah membelah hasil cluster lainnya.
dan pigmen malaria mulai tampak Hasil cluster terbaik selanjutnya
diantara inti. pigmen malaria sudah diekstraksi untuk mendapatkan rata-rata nilai
menggumpal di bagian tengah sebelum maksimum dari komponen warna R, G dan
Schizonts masak. B. Hasil cluster menggunakan kmeans
c. Bentuk Gametocyter. Mikrogametosit berada dalam ruang warna RGB. Proses
berbentuk pisang atau ginjal, tampak lebih ekstraksi ciri dapat digambarkan dengan
gemuk, Plasma berwarna merah muda, proses berikut :
inti lebih besar dan tidak padat, pigmen Tiap citra hasil ekstraksi ciri mempunyai
malaria tersebar diantara inti, plasma ukuran data vector matrik 1 x 50. Proses
warna biru, inti kecil padat (kompak), letak berikutnya melakukan proses pelatihan
di tengah, dan pigmen tersebar di sekitar menggunakan SVM multiclass metode ones
inti. against ones

Gambar 1 : Citra Plasmodium Falciparum Trophozoite, Schizont, Gametocyte

91
Dentifikasi Parasit Malaria Plasmodium ... - M. Arief S; Ruliah

Analisis & Desain Sistem :


Analisis :
- Penelitian sebelumnya : Tingkat akurasi
metode klasifikasi berdasarkan pada
model pembelajaran guna mendapatkan
bobot terbaik. Bobot terbaik dominan
Masalah : didasarkan pada banyaknya jumlah
Tingkat akurasi penelitian terdahulu berbasis pembelajaran.
komputer menggunakan metode LVQ masih perlu Penelitian yang diusulkan :
ditingkatkan. - Menerapkan metode klasifikasi untuk
mendapatkan garis pemisah (hyperplane)
terbaik diantara object yang akan
Tujuan Hasil Penelitian: diidentifikasi, untuk meningkatkan
Dapat membedakan sample darah yang mengandung parasit akurasi.
malaria Plasmodium Falciparum dengan morphology stadium - Pendekatan yang dilakukan dengan
Trophozoite , Shizont atau Gametocyter, dengan tingkat menggunakan metode Support Vector
akurasi yang lebih baik dibandingkan penelitian sebelumnya Machine
Desain Sistem :
- Data Pembelajaran dan Pengujian yang
digunakan adalah data Citra morphology
Plasmodium Falciparum
- Tahapan berikutnya Pengolahan Citra ,
Sistem Ruang Warna, Segmentasi Citra K-
Means Clustering dan terakhir Identifikasi
menggunakan Support Vector Machine

Gambar 2 : Kerangka Pemikiran

Gambar 3 : Diagram blok penelitian

92
JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 2 / September 2011

Identifikasi Mengggunakan SVM jumlah kelas) dan menghasilkan 3 buah SVM


Data pelatihan yang sudah diekstraksi biner. SVM biner yang pertama terdiri dari,
ciri, selanjutnya menjadi data pelatihan SVM. Trophozoite sebagai kelas 1 dan Schizonts
SVM mempunyai dasar klasifikasi 2 kelas sebagai kelas -1, dan seterusnya seperti
(biner). Karena klasifikasi yang dilakukan yang ditunjukkan pada tabel 1.
pada penelitian ini menggunakan 3 kelas, yaitu
Throphozoite, Schizonts dan Gametocyter HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga jumlah SVM biner dihitung Data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan rumus k (k+1) / 2 ; (k adalah data sampel darah yang terdeteksi

Gambar 4 : Flowchart proses k-means clustering

(a) Citra plasmodium sebelum cluster (b) citra plasmodium hasil cluster
Gambar 5 : Hasil proses Kmeans clustering

93
Dentifikasi Parasit Malaria Plasmodium ... - M. Arief S; Ruliah

Gambar 6 : Proses ekstraksi ciri

Tabel 1. Tiga buah SVM biner dengan metode ones against ones

94
JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 2 / September 2011

Tabel 2. Distribusi data pelatihan dan data pengujian

Tabel 3. Pembagian label untuk data pelatihan

Tabel 4. Hasil pengujian Trophozoites pada tiap SVM Biner

Tabel 5. Hasil pengujian seluruh data uji pada tiap SVM biner

Tabel 6. Tingkat akurasi hasil identifikasi Plasmodium Falciparum

95
Dentifikasi Parasit Malaria Plasmodium ... - M. Arief S; Ruliah

Gambar 7 : Gambar proses pelatihan dan pengujian dengan nilai akurasi 93,33%
pada pelatihan ke 20

Gambar 8 : Hasil Akurasi Sistem Idenfikasi Plasmodium Falciparum menggunakan GUI

mengandung parasit malaria Plasmodium 50 pixel. Data pelatihan dan pengujian melalui
Falciparum yang mengandung morphology tahapan proses seperti pada blok diagram
stadium Trophozoite, Schizont atau penelitian gambar 1. Setelah melalui tahapan
Gametocyter, masing masing kelas 15 segmentasi dan dipilih hasil cluster terbaik,
sampel untuk dilakukan identifikasi dengan Tiap data citra hasil cluster kemudian
pembagian 10 sampel sebagai data pelatihan diekstraksi ciri untuk diambil rata-rata nilai
dan 5 sampel sebagai data pengujian yang maksimum dari komponen warna RGB. Hasil
disimpan pada folder tertentu. ekstraksi ciri tiap data citra hasil cluster
Tiap data citra mempunyai dimensi 50 x mempunyai ukuran dimensi 1x50. Seluruh data

96
JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 2 / September 2011

pelatihan selanjutnya disusun berdasarkan zoite dan kelas -1 adalah lebel untuk Sch-
komposisi data pelatihan untuk 3 SVM biner. izonts, sedangkan hasil dari SVM biner
SVM biner pertama mempunyai dimensi data tersebut bernilai positive, maka hasil
vector matriks 20 x 50 untuk 10 data tropozoite klasifikasi untuk kelas SVM biner tersebut
dan 10 data shcizont, SVM biner kedua adalah Trophozoite atau nilai voting Tropho-
mempunyai dimensi data vector matriks 20 x zoite bertambah 1. Setelah data uji tersebut
50 untuk 10 data tropozoite dan 10 data ga- diproses pada masing-masing SVM biner,
metocyte, dan yang terakhir SVM biner ketiga maka hasil pengujian akhir mengikuti metode
mempunyai dimensi data vector matriks 20 x ones against ones SVM multiclass.
50 untuk 10 data Shcizont dan 10 data game- Penentuan suatu data uji masuk dalam kelas
tocyte. Setiap Sampel baik data uji maupun Trophozoite atau Schizonts atau
data pelatihan yang diproses menggunakan Gametocyter, yaitu dengan melakukan vot-
SVM Biner dinormalisasi terlebih dahulu ing dari hasil seluruh SVM biner.
sehingga seluruh nilai pixel diantara -1 dan 1. Tabel 4. menunjukkan hasil pengujian
Target dari hasil pelatihan ini adalah mencari sebuah data uji yang diproses pada SVM biner
Hyperplane terbaik pada masing-masing SVM 1, SVM biner 2 dan SVM biner3. Jika pada
biner, yang akan digunakan untuk SVM biner 1, suatu data uji dinyatakan sebagai
mengidentifikasi setiap data uji, apakah berada Trophozoite, di SVM biner 2 dinyatakan
dikelas -1 atau +1. Setiap data pelatihan sebagai Trophozoite dan di SVM biner 3
mempunyai nilai alpha yang dicari dinyatakan sebagai Gametocyte, maka nilai
menggunakan quadratic programming. Nilai voting untuk data uji tersebut yang terbanyak
alpha tersebut menentukan apakah setiap data adalah Trophozoite. Dan hasil identifikasi
pelatihan sebagai support vector atau bukan. akhir/hasil voting dari data uji tersebut
Nilai alpha yang melebihi threshold yang telah dinyatakan sebagai Trophozoite.
ditentukan itulah yang dapat dikatakan sebagai Hasil akurasi identifikasi 93.33%
support vector. Pada peneltian ini digunakan didapatkan setelah melalui beberapa tahap
threshold alpha > 1e-5. proses pelatihan untuk mendapatkan hyper-
Seperti halnya data pelatihan yang plane terbaik. Gambar plot proses pelatihan
disusun menjadi 3 buah SVM biner. maka untuk mendapatkan akurasi 93.33% yang
untuk mengklasifikasi data uji, setiap data uji diambil dari proses mathlab ditunjukkan pada
tersebut diproses dalam setiap SVM biner. gambar 6 dan 8.
Setiap sampel data uji dinormalisasi terlebih
dahulu sehingga seluruh nilai pixel diantara - SIMPULAN DAN SARAN
1 dan 1. dan selanjutnya dipetakan ke fiture Simpulan
space menggunakan kernel RBF. Berdasarkan uji coba dan analisis hasil
Proses pengujian mengikuti rumus 3. pengujian terhadap sistem Identifikasi Plas-
untuk menentukan apakah hasil dari rumus modium falciparum dalam sampel darah
tersebut bernilai negative atau positive. Jika Menggunakan Support Vector Machine,
hasilnya adalah negative maka data uji dapat disimpulkan sebagai berikut :
tersebut berada pada kelas -1 dan jika a. Pada proses ekstraksi ciri, ciri warna yang
hasilnya positive maka data uji tersebut dipakai adalah rata-rata nilai maksimum
berada pada kelas +1. Pembagian label +1 dari komponen warna RGB dan dapat
dan -1 untuk data pada setiap SVM biner mengenali pola pada citra parasit plasmo-
dapat ditunjukkan pada tabel 3. dium falciparum dengan rata-rata tingkat
Jika kelas +1 adalah lebel untuk Tropho- akurasi keberhasilan sebesar 93.33%,

97
Dentifikasi Parasit Malaria Plasmodium ... - M. Arief S; Ruliah

b. Tingkat akurasi hasil identifikasi setiap jenis DAFTAR PUSTAKA


plasmodium falciparum menggunakan
Support Vector Machine yaitu 1. Iis Hamsir Ayub, Adhi Susanto, and
Throphozoites (100 %), Schizonts (100%), Litasari, 2008. Classfication of Plasmo-
Gametocyter (80%). Rata-rata akurasi dium Falciparum using Learning Vector
hasil identifikasi keseluruhan sebesar 93.33 Quantization Neural Network. BME Day
%. Hasil identifikasi plasmodium 2008, Surabaya : 17
falciparum pada penelitian sebelumnya 2. Departemen Kesehatan RI, 1991,
yang mencapai 91.76% dapat ditingkatkan Pemeriksaan Parasit Malaria Secara
menjadi 93.33% menggunakan Mikroskopik, hal : 45 : 49, Jakarta
pendekatan Support Vector Machine. 3. Muslim, 2009, Parasitogi untuk
Keperawatan, EGC, Jakarta
Saran 4. Premaratne, SP., Nadira Dharshani
a. Menambahkan dan memperbaiki tahapan Karunaweera., Shyam Fernando, W.
preprocessing, sehingga tingkat akurasi Supun R. Parera., and R.P. Asanga S
dapat ditingkatkan pada sistem Rajapahaksa, 2006. A Neural Network
pencahayaan yang berbeda-beda. Architecture For Automated Recognition
Khususnya jika hasil penelitian digunakan of Intracelluler Malaria Parasites in
oleh petugas analis di lapangan. Staned Blood Film. HYPERLINK “http://
Perbaikan pada tahapan preprocessing www.lanka.com.Ik” http://
diantaranya memperbaiki RESOLUSI, www.lanka.com.Ik .
SHARPNESS dan NOISE 5. Qussay A. Salih., Abdul Rahman Ramli.,
b. Melakukan hybrite atau kombinasi metode Rozi Mahmud, dan Rahmita Wirza, 2004.
segmentasi untuk mengatasi nilai center 3D Visualization For Blood Cells Analy-
yang random pada awal proses sis Versus Edge Detection, The internet
segmentasi menggunakan k-mean clus- Journal of Medical Technologi.
tering. Dapat juga menggunakan metode 6. Nursuprianah, Indah., 2005. Suatu Model
lain, seperti mathematic morphology Matematika Dinamika Parasit Malaria
untuk meningkatkan hasil akurasi. Dalam Tubuh Manusia, Bandung , ITB
c. Pada saat pengambilan citra analog atau Central Libarary
konversi citra analog ke citra digital, perlu 7. Stivala, David, Alexander,2008, Computa-
dilakukan rotasi terhadap data penelitian tional Gene Finding in the Human
dengan nilai yang lebih kecil atau MalariaParasite Plasmodium vivax, Uni-
setengah dari rotasi pada penelitian ini. versity Libarary Digital Repository ,
Contoh besarnya nilai rotasi sebesar Melbourne.
22.5°, 45° dan 67.5°. Dengan ini 8. Bastian, Olivier, 2006. Developpments
diharapkan dapat meningkatkan akurasi Theoriques et Methods Numeriques Pour
identifikasi. Les Analysys Comparatives de Ge-
d. Perlu adanya penelitian lanjutan yang nomes Et Proteomes Biaises Application
bersifat real time untuk penelitian yang A La Comparaison des Genmes et
sama. Proteomes de Plasmodium Falciparum
et D’arabidopsis Thaliana, Tehes Doctuer
De L’Universite Joseph Fouir.

98
JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 2 / September 2011

9. Widiastuti, Sri., 2006, Penggunaan 21. Sergio, Herrero et , . 2007, Parallel


Jaringan Syaraf Tiruan untuk Prediksi Multiclass Classfication Using on GPUs,
Pengambilan Tindakan Medis Pasien USA, Massachusetts Institute of Technol-
Berdasarkan Diagnosis Klinis. Tesis. ogy.
Teknik Elektro. Universitas Gajah Mada. 22. Lin , Pei-Yi, Hao, . and Yen-Hsiu, 2006, A
10. Hendriyono, 2009 , Malaria , Banjarmasin, New Multi-Class Support Vector Machine
Fakultas Kedokteran with Multi-Sphere in the Feature Space,
11. Nalwan, A. 1997. Pengolahan Gambar Taiwan, National Cheng King University
Secara Digital, Elek Media Komputindo, Tainan.
Jakarta. 23. Nugroho, Antro, Satriyo,. 2000, Support
12. Nugroho, Anto Satriyo, 2008, Support Vector Machine, Bandung, Pusat
Vector Machine, PTI & Komunikasi BPP Teknologi Informasi & Komunikasi, BPP
Teknologi, Bandung Teknologi
13. Nugroho, Anto Satriyo., Witarto, Budi Arief, 24. Outtara, Y., S. Sanon. Y. Traore, V. Mahiou,
Handoko, Dwi., 2003, Support Vector N. Azas and L. Sawadogo, 2006. Antima-
Machine – Teori dan Aplikasinya Dalam larial Activity of Swartzia
Bioinformatika, BPP, Technologi. Madagascariensis Desv. (Leguminosae),
14. Sembiring, Krisantus., 2007, Tutorial SVM Combretum glitinosum Guill. &
Bahasa Indonesia, Bandung, Teknik Perr.(Combretaceae) and Tinospora
Informatika ITB. bakis Miers.(Menisspermae), Burkina
15. Hsu, Chih-Wei, Chih-Jen Lin, 2002. A Faso Medicinal Plants, Fr, J. Tras. 3(1):
Comparison of Methods for Multiclass 75-81.
Support Vector Machine, IEEE Transac- 25. Prasetyorini Nurul, 2008, Aktivitas
tions on Neural Networks. Ekstrak Herba Sambiloto, Daun Pepaya,
16. Angulo, Jesus and Georges Flandrin, dan Buah Pare-pare Terhadap Plasmo-
2005 , Microscopic image analysis using dium Falciparum, Bandung , ITB Central
mathematical morphology: Application to Libarary
haematological cytology, Science, Tech- 26. Santoso, Budi., 2007, Data Mining, Teknik
nology and Education of Microscopy Pemanfaatan Data untuk Keperluan
17. Mixer, F.Mark , 2004 . Blood and Tisuue Bisnis, Surabaya, Graha Ilmu.
Protozoa, Departement of Tropical Medi- 27. Santoso, Budi, 2007, Data Mining Terapan
cine School of Public Health dengan MatLab , Surabaya, Graha Ilmu.
18. Hsu, Chih-Wei et al. 2004, A Practical 28. Siang, Jong Jek,. Jaringan Syaraf Tiruan,
Guide to Support Vector Classfication, 2004, Yogyakarta, Andi Offset.
Department of Computer Science and 29. Mauridhi, Hery, Purnomo,. Agus,
Information Engineering, National Taiwan Kurniawan., 2006, Supervised Neural
University, Taiwan. Network dan Aplikasinya, Surabaya,
19. Michael, Biehl ,. Anarto, Ghosh, Barabara, Graha Ilmu.
Hammer, .2007, Dynamic and Generali- 30. Sugiharto, Aris., Pemrograman GUI
zation Ability of LVQ Algorithms, dengan MalLab, 2006, Semarang, Andi
MIT.Press Offset
20. Xiang, Sean, Zhou,. Thomas, S, Huang,
2001, Comparing Discrimating Transfor-
mations and SVM for Learning During
Multimedia Retrievel, ACM

99

Вам также может понравиться