Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sebuah tubuh fosil biasanya terdiri dari tulang binatang. Kebanyakan tubuh
fosil terbuat ketika binatang itu mati dan jatuh, atau tercuci ke sungai, dan tertutupi
oleh lumpur secara cepat. Atau kerangka mengendap di dasar laut yang dimakamkan
oleh sedimen. Bagian lunak dari hewan ini akan hancur akibat pembusukan oleh
bakteri ataupun teruapkan akibat dari tekanan dan suhu tinggi. Kemudian kerangka
terus terkubur oleh lapisan sedimen, akibat dari tekanan di lapisan bawah sedimen
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa plate yang meyerupai
kerucut, test merupakan keseluruhan bagian tubuh fosil, osculum yaitu bagian yang
berfungsi keluarnya air dari spongosol, ostium yaitu bagian yang berfungsi masuknya
air, Outer surface yaitu permukaan luar fosil, dan holdfast yaitu bagian yang
Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini terlihat sedikit
bereaksi,tetapi secara umum ada bagian dari fosil ini yang tidak bereaksi jika
diteteskan HCL 0,1 M dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu
Silika (SiO2). Spesies ini diperkirakan berumur Jura atas (161,2 juta tahun yang
lalu)
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi :
Fosil dengan nomor peraga 678 yang berasal dari phylum Coelenterata, class
Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media
geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-
material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap
material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan
pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material
sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami
akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya
berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa tabular yang
meyerupai tabung, test yaitu bagian keseluruhan dari fosil, fossula yaitu bagian yang
Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi
membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu
Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Devon tengah yaitu
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur
relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat
membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan
dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang
berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang
mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari
didalamnya.
Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih
unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.
Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada
Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini
iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus
salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di
tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan
organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang
mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada
sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir
tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan
pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat
dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan
Referensi :
PRAKTIKAN ASISTEN
JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI
Fosil dengan nomor peraga 157 yang berasal dari phylum Cnidaria, class
Porpites porpita L.
Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media
geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-
material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap
material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan
pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material
sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami
akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya
berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa discoidal yang
meyerupai cincin, bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian keseluruhan
dari fosil yaitu tubuh dari fosil itu sendiri. Calyx merupakan daerah berupa mangkuk
tempat polip duduk. Oral opening yaitu tempat masuknya makanan. Ectoderm bagial
Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi
membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu
Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Silur tengah (428,2
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur
relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat
membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan
dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang
berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang
mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari
didalamnya.
Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih
unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.
Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada
mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus
salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di
tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan
organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang
mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada
sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir
tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan
pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat
dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan
Referensi :
PRAKTIKAN ASISTEN
JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI
Fosil dengan nomor peraga 1721 yang berasal dari phylum Porifera, class
Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media
geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-
material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap
material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan
pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material
sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami
akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya
berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa conical yang
meyerupai kerucut, bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian keseluruhan
fosil itu sendiri, osculum yaitu bagian yang berfungsi keluarnya air dari spongosol,
ostium yaitu bagian yang berfungsi masuknya air, Outer surface yaitu permukaan
luar fosil, dan holdfast yaitu bagian yang berfungsi sebagai tempat tertambatnya fosil
tersebut.
Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini terlihat sedikit
bereaksi,tetapi secara umum ada bagian dari fosil ini yang tidak bereaksi jika
diteteskan HCL 0,1 M dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu
Silika (SiO2). Spesies ini diperkirakan berumur Kapur atas (99,6 juta tahun yang
lalu)
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur
relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat
membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan
dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang
berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang
mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari
didalamnya.
Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih
unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.
Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada
mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus
salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di
tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan
organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang
mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada
sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir
tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan
pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat
dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan
Referensi :
PRAKTIKAN ASISTEN
JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI
Fosil dengan nomor peraga 394 yang berasal dari phylum Cnidaria, class
Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media geologi
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material
yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material sedimen
juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi
proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya
tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang terjadi yaitu Proses pemfosilan yang
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya
berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa tabular yang
meyerupai tabung, bagian seluruh tubuh fosil disebut test adalah bagian keseluruhan
fosil, . septum yaitu sayatan-sayat horizontal pada tubuh fosil, growth line yaitu garis
pertumbuhan horizontal, apical end yaitu tempat tertambatnya fosil, dan fossula yaitu
Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi
membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu
Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur kala Devon tengah
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur
relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat
membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan
dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang
berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang
mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari
didalamnya.
Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih
unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.
Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada
Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini
mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
lingkungan tersebut. Fosil Foraminifera ini dapat digunakan untuk merekonstruksi
iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus
salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di
tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan
organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang
mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada
sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir
tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan
pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat
dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan
Referensi :
PRAKTIKAN ASISTEN
Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media
geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-
material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap
material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan
pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material
sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami
akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya
berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa tabular yang
meyerupai bundaran tabung, bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian
keseluruhan fosil itu sendiri septal furrow yaitu alur septa pada tubuh fosil, septum
yaitu bagian sayatan pada fosil bagian atas, calyx sebagai dudukan dari polip, dan
membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu
Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Devon tengah (397.5
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur
relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat
membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan
dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang
berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang
mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari
didalamnya.
Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih
unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.
Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada
Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini
mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di
tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan
organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang
mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada
sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir
tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan
pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat
dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan
Referensi :
PRAKTIKAN ASISTEN
Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media geologi
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material
yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material sedimen
juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi
proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya
sekunder.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya
berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa tabular yang
meyerupai tabung, bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian keseluruhan
tubuh fosil, fossula sebagai tempat masuknya makanan, dan septum adalah sayatan
membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu
Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Jura atas (161.2 juta
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur
relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat
membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan
dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang
berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang
mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari
didalamnya.
Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih
unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.
Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada
Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini
mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di
tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan
organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang
mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada
sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir
tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan
pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat
dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan
Referensi :
PRAKTIKAN ASISTEN
saginatus LECOMPTE
Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media
geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-
material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap
material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan
pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material
sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami
akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya
berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa Globularyang
meyerupai bundaran , bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian keseluruhan
tubuh fosil, tabula merupakan segmen berbentuk tabung dalam tubuh fosil, septum
sebagai alur sayatan pada ventral, dan mural pores pori pada fosil.
Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi
membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu
Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Devon tengah (397.5
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur
relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat
membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan
dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang
berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang
mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari
didalamnya.
Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih
unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.
Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada
Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini
mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di
tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan
organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang
mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada
sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir
tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan
pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat
dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan
Referensi :
PRAKTIKAN ASISTEN