Вы находитесь на странице: 1из 22

Fosil dengan nomor peraga 1644 yang berasal dari phylum Porifera, class

Demospongiae, order Spirosclerophorida, family Cnemidiastridae, genus

Cnemidiastrum, species Cnemidiastrum rimulosum GOLDF.

Sebuah tubuh fosil biasanya terdiri dari tulang binatang. Kebanyakan tubuh

fosil terbuat ketika binatang itu mati dan jatuh, atau tercuci ke sungai, dan tertutupi

oleh lumpur secara cepat. Atau kerangka mengendap di dasar laut yang dimakamkan

oleh sedimen. Bagian lunak dari hewan ini akan hancur akibat pembusukan oleh

bakteri ataupun teruapkan akibat dari tekanan dan suhu tinggi. Kemudian kerangka

terus terkubur oleh lapisan sedimen, akibat dari tekanan di lapisan bawah sedimen

membuatnya membatu (hard rock).

Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa plate yang meyerupai

kerucut, test merupakan keseluruhan bagian tubuh fosil, osculum yaitu bagian yang

berfungsi keluarnya air dari spongosol, ostium yaitu bagian yang berfungsi masuknya

air, Outer surface yaitu permukaan luar fosil, dan holdfast yaitu bagian yang

berfungsi sebagai tempat tertambatnya fosil tersebut.

Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini terlihat sedikit

bereaksi,tetapi secara umum ada bagian dari fosil ini yang tidak bereaksi jika

diteteskan HCL 0,1 M dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu

Silika (SiO2). Spesies ini diperkirakan berumur Jura atas (161,2 juta tahun yang

lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

Referensi :

Anonim. 2017.Database Fosil.diakses melalui http://fossilworks.org/bridge.pl pada

hari Jumat, 11 Maret 2017.


PRAKTIKAN ASISTEN

JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI

Fosil dengan nomor peraga 678 yang berasal dari phylum Coelenterata, class

Anthozoa, order Scleractinia, family Montlivaltiidae, genus Thecosmilia, species

Thecosmilia annularis FLEM.

Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

mengakibatkan pori-pori mengecil, air yang terkandung diantara material-material

akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami

sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi

(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang

terjadi yaitu Permineralisasi. Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian

tubuh dari organisme yang memfosil dengan mineral-mineral sekunder.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya

deformasi (tektonisme) sehingga fosil yang berada di cekungan terangkat ke

permukaan. Setelah mucul di permukaan, fosil tersebut mengalami gaya eksogen

berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa tabular yang

meyerupai tabung, test yaitu bagian keseluruhan dari fosil, fossula yaitu bagian yang

berfungsi tempat masuknya makanan, cardinal septum yaitu

Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu

Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Devon tengah yaitu

397,5 juta tahun yang lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur

relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat

dikatakan bahwa batuan sedimen berbentuk pada waktu binatang-binatang yang

membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan

rentang waktu kehidupan binatang tersebut. Setiap organisme mengalami perubahan

dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang

berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang

mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari

batuan sedimen dapat ditentukan dengan mempelajari fosil-fosil yang terkandung

didalamnya.

Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih

unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.

Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada

kenyataanya batuan-batuan yang menyusun kerak bumi isi tersingkap setempat-

setempat dan kadang mempunyai jarak yang berjauhan.

Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini

bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,


mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada

lingkungan tersebut. Fosil Foraminifera ini dapat digunakan untuk merekonstruksi

iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus

karbon dan produktivitas kelautan dengan memeriksa rasio isotop karbon.

Interpretasi lingkungan pengendapan oleh Leonardo da vinci (1452-1519)

salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di

tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan

organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang

mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada

di pegunungan mengalami pengangkutan oleh sungai hingga di kawasan pantau

dimana pasir tersebut mengalami pengendapan. Penumpukan pasir tersebut mengubur

sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir

tersebut mengalami litifikasi menjadi batupasir. Ia juga menyatakan bahwa daerah

tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan

yang pernah ada di tempat tersebut. Kemudian daerah tersebut mengalami

pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat

membantu untuk melakukan interpretasi mekanisme pembentukan batupasir, dan

dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan

sedimen yang terbentuk di laut.

Referensi :

Anonim. 2017. Database Fosil.diakses melalui http://www.biolib.cz/en/main/ pada

hari Jumat, 10 Maret 2017

PRAKTIKAN ASISTEN
JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI

Fosil dengan nomor peraga 157 yang berasal dari phylum Cnidaria, class

Anthozoa, order Cystiphyllida, family Palaeocyclidae, genus Porpites, species

Porpites porpita L.

Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

mengakibatkan pori-pori mengecil, air yang terkandung diantara material-material

akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami

sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi

(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang

terjadi yaitu Mineralisasi. Mineralisasi yaitu proses penggantian seluruh tubuh

organisme oleh mineral yang lebih tahan terhadap proses pelapukan.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya

deformasi (tektonisme) sehingga fosil yang berada di cekungan terangkat ke

permukaan. Setelah mucul di permukaan, fosil tersebut mengalami gaya eksogen

berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.
Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa discoidal yang

meyerupai cincin, bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian keseluruhan

dari fosil yaitu tubuh dari fosil itu sendiri. Calyx merupakan daerah berupa mangkuk

tempat polip duduk. Oral opening yaitu tempat masuknya makanan. Ectoderm bagial

luar fosil, dan endoderm bagian dalam fosil.

Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu

Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Silur tengah (428,2

juta tahun yang lalu).

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur

relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat

dikatakan bahwa batuan sedimen berbentuk pada waktu binatang-binatang yang

membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan

rentang waktu kehidupan binatang tersebut. Setiap organisme mengalami perubahan

dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang

berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang

mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari

batuan sedimen dapat ditentukan dengan mempelajari fosil-fosil yang terkandung

didalamnya.

Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih

unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.

Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada

kenyataanya batuan-batuan yang menyusun kerak bumi isi tersingkap setempat-

setempat dan kadang mempunyai jarak yang berjauhan.


Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini

bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,

mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada

lingkungan tersebut. Fosil Foraminifera ini dapat digunakan untuk merekonstruksi

iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus

karbon dan produktivitas kelautan dengan memeriksa rasio isotop karbon.

Interpretasi lingkungan pengendapan oleh Leonardo da vinci (1452-1519)

salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di

tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan

organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang

mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada

di pegunungan mengalami pengangkutan oleh sungai hingga di kawasan pantau

dimana pasir tersebut mengalami pengendapan. Penumpukan pasir tersebut mengubur

sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir

tersebut mengalami litifikasi menjadi batupasir. Ia juga menyatakan bahwa daerah

tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan

yang pernah ada di tempat tersebut. Kemudian daerah tersebut mengalami

pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat

membantu untuk melakukan interpretasi mekanisme pembentukan batupasir, dan

dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan

sedimen yang terbentuk di laut.

Referensi :

Anonim. 2017. Database Fosil.diakses melalui http://www.3d-

fossils.ac.uk/search.cfm pada hari Jumat, 10 Maret 2017.

PRAKTIKAN ASISTEN
JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI

Fosil dengan nomor peraga 1721 yang berasal dari phylum Porifera, class

Demospongea, order Lithistida, family Scleritodermatidae, genus Verruculina,

species Verruculina tenuis

Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

mengakibatkan pori-pori mengecil, air yang terkandung diantara material-material

akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami

sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi

(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang

terjadi adalah permineralissi. Permineralissi yaitu proses penggantian sebagian ubuh

organisme oleh mineral-mineral sekunder.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya

deformasi (tektonisme) sehingga fosil yang berada di cekungan terangkat ke

permukaan. Setelah mucul di permukaan, fosil tersebut mengalami gaya eksogen

berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.

Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa conical yang

meyerupai kerucut, bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian keseluruhan
fosil itu sendiri, osculum yaitu bagian yang berfungsi keluarnya air dari spongosol,

ostium yaitu bagian yang berfungsi masuknya air, Outer surface yaitu permukaan

luar fosil, dan holdfast yaitu bagian yang berfungsi sebagai tempat tertambatnya fosil

tersebut.

Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini terlihat sedikit

bereaksi,tetapi secara umum ada bagian dari fosil ini yang tidak bereaksi jika

diteteskan HCL 0,1 M dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu

Silika (SiO2). Spesies ini diperkirakan berumur Kapur atas (99,6 juta tahun yang

lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur

relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat

dikatakan bahwa batuan sedimen berbentuk pada waktu binatang-binatang yang

membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan

rentang waktu kehidupan binatang tersebut. Setiap organisme mengalami perubahan

dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang

berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang

mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari

batuan sedimen dapat ditentukan dengan mempelajari fosil-fosil yang terkandung

didalamnya.

Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih

unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.

Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada

kenyataanya batuan-batuan yang menyusun kerak bumi isi tersingkap setempat-

setempat dan kadang mempunyai jarak yang berjauhan.


Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini

bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,

mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada

lingkungan tersebut. Fosil Foraminifera ini dapat digunakan untuk merekonstruksi

iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus

karbon dan produktivitas kelautan dengan memeriksa rasio isotop karbon.

Interpretasi lingkungan pengendapan oleh Leonardo da vinci (1452-1519)

salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di

tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan

organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang

mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada

di pegunungan mengalami pengangkutan oleh sungai hingga di kawasan pantau

dimana pasir tersebut mengalami pengendapan. Penumpukan pasir tersebut mengubur

sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir

tersebut mengalami litifikasi menjadi batupasir. Ia juga menyatakan bahwa daerah

tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan

yang pernah ada di tempat tersebut. Kemudian daerah tersebut mengalami

pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat

membantu untuk melakukan interpretasi mekanisme pembentukan batupasir, dan

dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan

sedimen yang terbentuk di laut.

Referensi :

Anonim. 2017. Database Fosil.diakses melalui http://www.marinespecies.org/ pada

hari Jumat, 10 Maret 2017

PRAKTIKAN ASISTEN
JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI

Fosil dengan nomor peraga 394 yang berasal dari phylum Cnidaria, class

Anthozoa, order Stauriida, family Ptenophyllidae, genus Acanthophyllum, species

Acanthophyllum vermiculare (GOLDF.)

Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media geologi

berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-material

yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material

yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada

daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material sedimen

juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,

semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari

tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori

mengecil, air yang terkandung diantara material-material akan keluar, masuklah

material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi

proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme

tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang terjadi yaitu Proses pemfosilan yang

terjadi yaitu permineralisasi. Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian

tubuh dari organisme yang memfosil dengan mineral-mineral sekunder.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya

deformasi (tektonisme) sehingga fosil yang berada di cekungan terangkat ke

permukaan. Setelah mucul di permukaan, fosil tersebut mengalami gaya eksogen

berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.

Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa tabular yang

meyerupai tabung, bagian seluruh tubuh fosil disebut test adalah bagian keseluruhan

fosil, . septum yaitu sayatan-sayat horizontal pada tubuh fosil, growth line yaitu garis
pertumbuhan horizontal, apical end yaitu tempat tertambatnya fosil, dan fossula yaitu

oral opening dari fosil itu sendiri.

Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu

Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur kala Devon tengah

(397.5 juta tahun yang lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur

relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat

dikatakan bahwa batuan sedimen berbentuk pada waktu binatang-binatang yang

membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan

rentang waktu kehidupan binatang tersebut. Setiap organisme mengalami perubahan

dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang

berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang

mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari

batuan sedimen dapat ditentukan dengan mempelajari fosil-fosil yang terkandung

didalamnya.

Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih

unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.

Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada

kenyataanya batuan-batuan yang menyusun kerak bumi isi tersingkap setempat-

setempat dan kadang mempunyai jarak yang berjauhan.

Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini

bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,

mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada
lingkungan tersebut. Fosil Foraminifera ini dapat digunakan untuk merekonstruksi

iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus

karbon dan produktivitas kelautan dengan memeriksa rasio isotop karbon.

Interpretasi lingkungan pengendapan oleh Leonardo da vinci (1452-1519)

salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di

tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan

organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang

mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada

di pegunungan mengalami pengangkutan oleh sungai hingga di kawasan pantau

dimana pasir tersebut mengalami pengendapan. Penumpukan pasir tersebut mengubur

sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir

tersebut mengalami litifikasi menjadi batupasir. Ia juga menyatakan bahwa daerah

tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan

yang pernah ada di tempat tersebut. Kemudian daerah tersebut mengalami

pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat

membantu untuk melakukan interpretasi mekanisme pembentukan batupasir, dan

dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan

sedimen yang terbentuk di laut.

Referensi :

Anonim. 2017. Database Fosil.diakses melalui http://www.kgs.ku.edu/ pada hari

Jumat, 10 Maret 2017.

PRAKTIKAN ASISTEN

JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI


Fosil dengan nomor peraga 395yang berasal dari phylum Cnidaria, class

Anthozoa, order Stauriida, family Cyathophyllidae, genus Cyathophyllum, species

Cyathophyllum dinanthus GOLDF.

Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

mengakibatkan pori-pori mengecil, air yang terkandung diantara material-material

akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami

sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi

(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang

terjadi yaitu permineralisasi. Permineralisasi adalah proses penggantian sebagian

tubuh dari organisme yang memfosil dengan mineral-mineral sekunder.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya

deformasi (tektonisme) sehingga fosil yang berada di cekungan terangkat ke

permukaan. Setelah mucul di permukaan, fosil tersebut mengalami gaya eksogen

berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.

Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa tabular yang

meyerupai bundaran tabung, bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian

keseluruhan fosil itu sendiri septal furrow yaitu alur septa pada tubuh fosil, septum

yaitu bagian sayatan pada fosil bagian atas, calyx sebagai dudukan dari polip, dan

pedal disk sebagai tempat tertambatnya fosil.


Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu

Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Devon tengah (397.5

juta tahun yang lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur

relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat

dikatakan bahwa batuan sedimen berbentuk pada waktu binatang-binatang yang

membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan

rentang waktu kehidupan binatang tersebut. Setiap organisme mengalami perubahan

dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang

berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang

mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari

batuan sedimen dapat ditentukan dengan mempelajari fosil-fosil yang terkandung

didalamnya.

Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih

unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.

Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada

kenyataanya batuan-batuan yang menyusun kerak bumi isi tersingkap setempat-

setempat dan kadang mempunyai jarak yang berjauhan.

Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini

bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,

mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada

lingkungan tersebut. Fosil Foraminifera ini dapat digunakan untuk merekonstruksi


iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus

karbon dan produktivitas kelautan dengan memeriksa rasio isotop karbon.

Interpretasi lingkungan pengendapan oleh Leonardo da vinci (1452-1519)

salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di

tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan

organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang

mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada

di pegunungan mengalami pengangkutan oleh sungai hingga di kawasan pantau

dimana pasir tersebut mengalami pengendapan. Penumpukan pasir tersebut mengubur

sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir

tersebut mengalami litifikasi menjadi batupasir. Ia juga menyatakan bahwa daerah

tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan

yang pernah ada di tempat tersebut. Kemudian daerah tersebut mengalami

pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat

membantu untuk melakukan interpretasi mekanisme pembentukan batupasir, dan

dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan

sedimen yang terbentuk di laut.

Referensi :

Anonim. 2017. Database Fosil.diakses melalui http://www.marinespecies.org/ pada

hari Jumat, 10 Maret 2017

PRAKTIKAN ASISTEN

JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI


Fosil dengan nomor peraga 1526yang berasal dari phylum Cnidaria, class

Anthozoa, order Scleractinia, family Calamophylliidae, genus Isastraea, species Cf.

Isastraea explanata GOLDF.

Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media geologi

berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-material

yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material

yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada

daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material sedimen

juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,

semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari

tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori

mengecil, air yang terkandung diantara material-material akan keluar, masuklah

material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi

proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme

tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang terjadi yaitu Permineralisasi.

Permineralisasi yaitu pergantian sebagian bagian tubuh organisme oleh mineral

sekunder.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya

deformasi (tektonisme) sehingga fosil yang berada di cekungan terangkat ke

permukaan. Setelah mucul di permukaan, fosil tersebut mengalami gaya eksogen

berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.

Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa tabular yang

meyerupai tabung, bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian keseluruhan

tubuh fosil, fossula sebagai tempat masuknya makanan, dan septum adalah sayatan

pada daerah ventral fosil.


Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu

Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Jura atas (161.2 juta

tahun yang lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur

relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat

dikatakan bahwa batuan sedimen berbentuk pada waktu binatang-binatang yang

membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan

rentang waktu kehidupan binatang tersebut. Setiap organisme mengalami perubahan

dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang

berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang

mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari

batuan sedimen dapat ditentukan dengan mempelajari fosil-fosil yang terkandung

didalamnya.

Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih

unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.

Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada

kenyataanya batuan-batuan yang menyusun kerak bumi isi tersingkap setempat-

setempat dan kadang mempunyai jarak yang berjauhan.

Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini

bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,

mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada

lingkungan tersebut. Fosil Foraminifera ini dapat digunakan untuk merekonstruksi


iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus

karbon dan produktivitas kelautan dengan memeriksa rasio isotop karbon.

Interpretasi lingkungan pengendapan oleh Leonardo da vinci (1452-1519)

salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di

tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan

organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang

mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada

di pegunungan mengalami pengangkutan oleh sungai hingga di kawasan pantau

dimana pasir tersebut mengalami pengendapan. Penumpukan pasir tersebut mengubur

sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir

tersebut mengalami litifikasi menjadi batupasir. Ia juga menyatakan bahwa daerah

tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan

yang pernah ada di tempat tersebut. Kemudian daerah tersebut mengalami

pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat

membantu untuk melakukan interpretasi mekanisme pembentukan batupasir, dan

dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan

sedimen yang terbentuk di lau

Referensi :

Anonim. 2017.Database Fosil.diakses melalui http://fossilworks.org/bridge.pl pada

hari Jumat, 11 Maret 2017.

PRAKTIKAN ASISTEN

JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI


Fosil dengan nomor peraga 244yang berasal dari phylum Cnidaria, class

Anthozoa, order Tabulata, family Favositidae, genus Favosites, species Favosites

saginatus LECOMPTE

Setelah organisme ini mati, maka akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air atau es ke daerah cekungan, selama proses transportasi material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap

material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan

pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material

sedimen juga ikut tertransportasikan. Pada daerah cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami

tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi

mengakibatkan pori-pori mengecil, air yang terkandung diantara material-material

akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami

sementasi dan terjadi proses leaching (proses penyucian fosil). Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi

(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang

terjadi yaitu Permineralisasi. Permineralisasi yaitu pergantian sebagian bagian tubuh

organisme oleh mineral sekunder.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya

deformasi (tektonisme) sehingga fosil yang berada di cekungan terangkat ke

permukaan. Setelah mucul di permukaan, fosil tersebut mengalami gaya eksogen

berupa erosi air, angin, atau es (gletser) sehingga fosil tersingkap di permukaan.

Morfologi bagian fisik fosil ini yaitu bentuk fosil berupa Globularyang

meyerupai bundaran , bagian seluruh tubuh fosil disebut test yaitu bagian keseluruhan

tubuh fosil, tabula merupakan segmen berbentuk tabung dalam tubuh fosil, septum

sebagai alur sayatan pada ventral, dan mural pores pori pada fosil.
Jika fosil ini ditetesi larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi

membentuk buih-buih, dari sini kita dapat mengetahui kandungan fosil ini yaitu

Kalsium Karbonat (CaCO3). Spesies ini diperkirakan berumur Devon tengah (397.5

juta tahun yang lalu)

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu

lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat

terjadinya sedimentasi.

Fosil dalam pengukuran umur fosil dapat digunakan untuk menentukan umur

relatif dari batuan sedimen. Lapisan sedimen yang mengandung fosil tertentu dapat

dikatakan bahwa batuan sedimen berbentuk pada waktu binatang-binatang yang

membentuk fosil tersebut hidup. Jadi batuan sedimen tersebut terbentuk bersamaan

rentang waktu kehidupan binatang tersebut. Setiap organisme mengalami perubahan

dengan perubahan waktu, sehingga setiap organisme mempunyai rentang waktu yang

berbeda-beda. Jadi fosil tertentu akan dapat menunjukkan batuan sediman yang

mengandung fosil tersebut terbentuk pada waktu tertentu. Jadi umur relatif dari

batuan sedimen dapat ditentukan dengan mempelajari fosil-fosil yang terkandung

didalamnya.

Fosil dan Korelasi korelasi adalah menghubungkan antara dua alam atau lebih

unit batuan yang berada pada tempat yang berbeda dan mempunyai kesamaan umur.

Korelasi merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam geologi, karena pada

kenyataanya batuan-batuan yang menyusun kerak bumi isi tersingkap setempat-

setempat dan kadang mempunyai jarak yang berjauhan.

Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini

bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan,

mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada

lingkungan tersebut. Fosil Foraminifera ini dapat digunakan untuk merekonstruksi


iklim masa lalu dengan memeriksa isotop stabil rasio oksigen dan sejarah siklus

karbon dan produktivitas kelautan dengan memeriksa rasio isotop karbon.

Interpretasi lingkungan pengendapan oleh Leonardo da vinci (1452-1519)

salah seorang filosof, kira-kira 400 tahun yang lalu menemukan fosil pada batuan di

tepi pegunungan dekat dengan laut Adriatik Italia. Fosil-fosil tersebut mirip dengan

organisme yang telah diketahui hidup di laut yang berdekatan. Ia melihat batuan yang

mengandung fosil tersebut adalah pasir hasil proses pelapukan dari batuan yang ada

di pegunungan mengalami pengangkutan oleh sungai hingga di kawasan pantau

dimana pasir tersebut mengalami pengendapan. Penumpukan pasir tersebut mengubur

sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di kawasan tersebut. Selanjutnya pasir

tersebut mengalami litifikasi menjadi batupasir. Ia juga menyatakan bahwa daerah

tersebut tadinya merupakan laut dimana pasir terendapkan dan mengubur kehidupan

yang pernah ada di tempat tersebut. Kemudian daerah tersebut mengalami

pengangkatan menjadi pegunungan. Jadi fosil yang dijumpai di daerah tersebut dapat

membantu untuk melakukan interpretasi mekanisme pembentukan batupasir, dan

dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa pegunungan dapat dibangun oleh batuan

sedimen yang terbentuk di lau

Referensi :

Anonim. 2017.Database Fosil.diakses melalui http://fossilworks.org/bridge.pl pada

hari Jumat, 11 Maret 2017.

PRAKTIKAN ASISTEN

JASMIN ELZA ADIBAH TRIARYANTI SAFARI

Вам также может понравиться