Вы находитесь на странице: 1из 9

MEMBUKTIKAN PENGARUH JUS BUAH PARE (Momordicacharantia L) TERHADAP

PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS GALUR WISTAR YANG


DIINDUKSI ALOKSAN

THE PROVE OF PARE JUICE (Momordica charantia L) TO THE CHANGING


BLOOD GLUCOSE LEVEL AN ALLOXAN INDUCED WISTAR RATS

Neng Ayu Nurhasanah, Risnandya Primanagara, Ika Komala


Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

ABSTRAK
Latar Belakang : Pada era globalisasi terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak
menular, semakin banyak muncul penyakit degeneratif salah satunya adalah Diabetes Mellitus
(DM). DM adalah suatu penyakit degeneratif yang cukup banyak, dimana tubuh penderitanya
tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya.
Tujuan : Membuktikan pengaruh jus buah pare terhadap perubahan kadar glukosa darah pada
Tikus Galur Wistar yang diinduksi aloksan.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Experiment Design dengan desain Pretest and
Postest control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah tikus galur wistar. Pengambilan
sampel dengan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi Berat badan tikus galur wistar
antara 200-250 gr, umur ±2 bulan, tikus galur Wistar sehat, tanpa perlakuan sebelumnya.
Kelompok I Tikus Galur Wistar yang hanya diberi aquadest dan larutan gula dengan dosis
1,35gr/200grBB, pada kelompok II diberikan glibenklamid dengan dosis 0,09gr/200grBB Tikus
dengan pemberian larutan gula 1,35gr/grBB tikus, pada kelompok III diberikan jus pare dosis
2,5ml dicampur aquadest 2,5ml menjadi 5ml/200grBB dan kelompok IV diberikan 5ml/grBB jus
pare murni. Untuk mengukur kadar glukosa darah, diukur dari darah kapiler subjek sebelum
perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Instrumen pengukuran menggunakan
glucotest. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wilcoxon.
Hasil : Terdapat penurunan pada kadar glukosa pada kelompok perlakuan 1 dan 2 pada hari ke-5
setelah perlakuan.
Kata Kunci : jus buah pare, diabetes melitus.

ABSTRACT
Background : In the era of globalization, the shift from infectious diseases to non-infectious
diseases increasingly appear, degenerative diseases, one of which is Diabetes Mellitus (DM).
DM is a degenerative disease that is pretty much where the sufferer's body can not automatically
control the level of sugar (glucose) in the blood.
Aim : to know the influence of pare juice against the changes toward the blood levels glucose for
Galur Wistar mice which aloksan induction.
Methods : This study is the research Experiment Design with the used of design Pretest and
Posttest control Design. The population of this study is Galur wistar mice. This research is
Experiment Design with design control pretest and Posttest Design. The population in this study
are galur wistar rats. Sampling with purposive sampling with inclusion criteria Galur Wistar rat
body weight between 200- 250 g, ± 2 months of age, healthy Wistar rats, without prior treatment.
The first group Galur Wistar rats were only given distilled water and sugar solution with a dose
1,35gr / 200grBB, the second group was given a dose of glibenclamide with 0,09gr / 200grBB
1
rats by administration of the sugar solution 1,35gr / grBB rats in the third group was given juice
pare dose 2,5ml 2,5ml distilled water mixed into 5ml / 200grBB and group IV given 5ml / grBB
pare pure juice. To measure blood glucose levels, measured from blood capillaries subjects
before treatment (pretest) and after treatment (posttest). Using measurement instruments
glucotest. Analysis of the data used in this study is the Wilcoxon.
Result : There is a decrease in glucose levels in the group of the treatment 1 and 2 on the fifth
day after the treatment.
Keyword : Pare juice, Diabetes Mellitus.

2
PENDAHULUAN yang dapat menurunkan kadar glukosa
Pada era globalisasi terjadi dalam darah. (1)
pergeseran dari penyakit menular ke Untuk mencegah dan mengatasi
penyakit tidak menular, semakin banyak diabetes telah dikembangkan berbagai
muncul penyakit degeneratif salah satunya macam obat-obatan tradisional yang
adalah Diabetes Mellitus (DM). DM adalah berkasiat menurunkan gula darah. Salah
suatu penyakit, dimana tubuh penderitanya satunya adalah Tumbuhan Pare (momordica
tidak bisa secara otomatis mengendalikan charantia), bagian tumbuhan ini yang
tingkat gula (glukosa) dalam darahnya.(1) digunakan adalah daging buah yang diyakini
Pada tahun 2010 diperkirakan ada dapat menurunkan kadar gula darah.
sekitar 59 juta orang yang menderita DM Kandungan dalam buah pare yang berguna
dan pada tahun 2030 diperkirakan akan dalam penurunan gula darah adalah
meningkat 2,5 kali lipat sehingga mencapai charantin, dan polipeptida-P insulin
145 juta penderita di dunia. Di Indonesia (polipeptida yang mirip insulin) yang
sendiri, menurut PERKENI (perkumpulan memiliki komponen yang menyerupai
endokrinologi) pada tahun 2015 sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua
prevalensinya mencapai 9,1 juta orang. dan banyak dipakai). Manfaat dari charantin
Menurut prediksi yang diajukan oleh semua ini adalah menstimulasi sel beta kelenjar
ahli epidemiologi menyebutkan angka pankreas tubuh memproduksi insulin lebih
prevalensi yang makin meningkat dimasa banyak, selain meningkatkan deposit
yang akan datang, akan menempatkan cadangan glycogen di hati. Efek pare dalam
diabetes mellitus sebagai The Global menurunkan gula darah pada tikus
Epidemy.(2) diperkirakan juga serupa dengan mekanisme
Diabetes mellitus merupakan kondisi insulin, sedangkan polipeptid-P insulin
kronis yang ditandai dengan peningkatan menurunkan kadar glukosa darah secara
konsentrasi glukosa darah disertai langsung.(11)
munculnya gejala utama yakni urin yang
berasa manis dalam jumlah yang besar. TINJAUAN PUSTAKA
Kelainan yang menjadi penyebab mendasar Diabetes Melitus adalah suatu
dari diabetes mellitus adalah defisiensi kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
relatif atau absolut dari hormon insulin. yang disebabkan oleh karena peningkatan
Insulin merupakan satu-satunya hormon kadar glukosa darah akibat penurunan

3
sekresi insulin yang progresif dilatar kusam, tikus tidak aktif, dan tingkah laku
belakangi oleh resistensi insulin. Diabetes yang abnormal . Sampel penelitian
Melitus adalah kondisi abnormalitas berjumlah 28 ekor tikus galur wistar.
metabolisme karbohidrat yang disebabkan Variabel yang digunakan untuk
oleh defisiensi (kekurangan) insulin, baik variabel bebas adalah jus buah pare, dan
secara absolute (total) maupun sebagian. varibel terikat adalah kadar glukosa darah.
Seseorang dikatakan menderita diabetes jika Data diolah dengan menggunakan perangkat
memilika kadar gula darah puasa >126mg/dl lunak (software) pengolah data statistik. Uji
dan kadar gula darah sewaktu >200mg/dl. yang dilakukan adalah menggunakan uji
Kejadian Diabetes Melitus ini dapat wilcoxon.
dipengaruhi beberapa faktor seperti genetik,
imunologi, lingkungan, usia, obesitas, HASIL
riwayat keluarga, gaya hidup.(6) Pada Tabel 7, 8, 9, 10 didapatkan
hasil bahwa semua tikus mengalami
METODE PENELITIAN kenaikan kadar glukosa darah pada hari ke-3
Penelitian dilakukan di Laboratorium setelah diberikan aloksan dan mengalami
farmakologi Universitas Padjajaran penurunan kadar glukosa darah pada hari ke
(UNPAD). Penelitian ini merupakan 5 setelah diberikan perlakuan.
penelitian eksperimental dengan rancangan Hasil uji friedman pada Tabel 12
pretest and posttest control Group design. diperoleh nilai p= 0,000. Karena nilai p <
Penelitian ini menggunakan tikus galur 0,05 maka terdapat perbedaan kadar glukosa
wistar dengan 4 kelompok, yaitu 2 kelompok yang bermakna pada semua pengukuran.
kontrol dan 2 kelompok perlakuan. Sampel Pengukuran dilakukan pada hari ke 3 setelah
penelitian dipilih menggunakan teknik 2 jam perlakuan dan hari ke 5 setelah
purposive sampling, dimana semua subjek perlakuan. Karena nilai p<0,05 maka
yang memenuhi kriteria dipilih menjadi dilanjutkan analisis post hoc wilcoxon untuk
sampel sampai terpenuhi. Kriteria inklusi menemukan perbedaan antara tiap
penelitian ini adalah tikus galur wistar pengukuran kadar glukosa darah.
dengan berat badan antara 200 gram – 250 Hasil uji wilcoxon pada Tabel 13
gram, Umur ± 2 bulan, Tikus yang sehat. Menunjukan bahwa terdapat perubahan yang
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah signifikan setelah diberikan aloksan baik
Kondisi Tikus abnormal yaitu tikus cacat, antara kelompok 1,2,3, dan kelompok 4,

4
karena (p value) <0.05, sehingga dikatakan binatang tersebut (aloksan diabetes) dengan
loksan berpengaruh terhadap kadar glukosa karakteristik mirip dengan Diabetes Melitus
darah. Pada tabel 14 Menunjukan bahwa tipe 1 pada manusia. Aloksan bereaksi
tidak terdapat perubahan yang signifikan dengan merusak substansi esensial didalam
setelah diberikan perlakuan baik pada sel beta pankreas sehingga menyebabkan
kelompok 2,3 dan kelompok 4 karena (p berkurangnya granula – granula pembawa
value) >0.05. Pada tabel 15 Menunjukan insulin di dalam sel beta pankreas.(17)
bahwa terdapat perubahan yang signifikan Peneliti menggunakan jus buah pare
setelah diberikan perlakuan baik pada untuk perlakuan. Kandungan dalam buah
kelompok 1,2,3 dan kelompok 4 karena (p pare yang berguna dalam penurunan gula
value) <0.05, Sehingga dikatakan jus buah darah adalah charantin, dan polipeptid-P
pare berpengaruh terhadap kadar glukosa insulin (polipeptida yang mirip insulin) yang
darah. memiliki komponen yang menyerupai
sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua
PEMBAHASAN dan banyak dipakai). Manfaat dari charantin
Berdasarkan hasil penelitian ini adalah menstimulasi sel-beta kelenjar
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pancreas tubuh memproduksi insulin lebih
penurunan pada kadar glukosa darah tikus banyak, selain meningkatkan deposit
pada semua kelompok perlakuan hari ke 5. cadangan gula glycogen di hati. Efek pare
Pada hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dalam menurunkan gula darah pada tikus
pre-test setelah di berikan aloksan terdapat diperkirakan juga serupa dengan
peningkatan kadar glukosa darah pada mekanisme insulin, sedangkan polipeptid-P
semua kelompok. insulin menurunkan kadar glukosa darah
Peneliti menggunakan induksi secara langsung. (15)
aloksan, karena aloksan merupakan bahan Pada penelitian Fahri Trisnaryan
kimia yang digunakan untuk menginduksi Pratamadengan judul ‘Pengaruh decocta
diabetes pada binatang percobaan. buah pare (Momordica charantia L)
Pemberian aloksan adalah cara yang cepat terhadap penurunan kadarglukosa darah
untuk menghasilkan kondisi diabetik tikus wistar yang diberi beban glukosa’
eksperimental (hiperglikemik) pada binatang didapatkan hasil bahwa peningkatan kadar
percobaan. Aloksan dapat menyebabkan rata-rata glukosa darah pada kontrol negative
Diabetes Melitus tergantung insulin pada terjadi 30 menitsetelah pembebanan glukosa.

5
Hasil ini menunjukkan bahwa pembebanan dan banyak dipakai). Manfaat dari charantin
glukosa dengan dosis 1,35 gr/200grBB ini adalah menstimulasi sel-beta kelenjar
mampu menciptakan kondisi hiperglikemik pancreas tubuh memproduksi insulin lebih
dantelah terjadi absorpsi glukosa di menit ke banyak, selain meningkatkan deposit
30 pada hewan coba. Terjadi sedikit cadangan gula glycogen di hati. Efek pare
penurunan kadar rata-rata glukosa di menit dalam menurunkan gula darah pada tikus
ke 60, 90, dan 120 pada kontrol negatif. Hal diperkirakan juga serupa dengan
ini menunjukkan telah terjadi eliminasi mekanisme insulin, sedangkan polypeptide-
glukosa pada hewan cobaakibat pengaruh P insulin menurunkan kadar glukosa darah
fisiologis. Dengan demikian hal tersebut di secara langsung. (15)
atas dapat dijadikan sebagai dasar dalam uji
pengaruh decocta buah pare terhadap SIMPULAN DAN SARAN
penurunan kadarrata-rata glukosa darah Berdasarkan hasil penelitian yang
selanjutnya.(4) dilakukan jus buah pare berpengaruh
Pada penelitian ini memberikan terhadap glukosa darah pada tikus galur
informasi bahwa pada semua kelompok yang wistar, kelompok kontrol positif yang
telah diberikan aloksan memberikan hasil diberikan glibenklamid, kelompok perlakuan
yang signifikan. Hal ini dikarenakan aquadest 2,5ml yang dicampur jus pare
kandungan aloksan bereaksi dengan merusak 2,5ml, dan 5ml jus pare murni dapat
substansi esensial didalam sel beta pankreas menurunkan kadar glukosa darah,
sehingga menyebabkan berkurangnya didapatkan dosis yang efektif untuk
granula–granula pembawa insulin di dalam menurunkan kadar glukosa darah yaitu jus
sel beta pankreas. Pada semua kelompok buah pare murni 2,5ml dengan aquadest
yang telah diberikan perlakuan pada hari ke- 2,5ml.
5 terjadi penurunan kadar glukosa darah dan Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan
didapatkan hasil yang signifikan karena (p penelitian lebih lanjut dan waktu yang
value) <0.05, Hal ini dikarenakan dalam relative lebih lama, perlu diperhatikan dosis
buah pare yang berguna dalam penurunan pemberian jus buah pare agar mendapatkan
gula darah yaitu charantin, dan polipeptid-P efek yang lebih maksimal lagi dalam
insulin (polipeptida yang mirip insulin) yang perubahan kadar glukosa darah, perlu
memiliki komponen yang menyerupai dilakukan penelitian lanjutan dengan
sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua kelompok control menggunakan obat

6
antihiperglikemik jenis lain, perlu dilakukan 2,5ml jus pare murni bisa menurunkan kadar
penelitian lanjutan kenapa aquadest 2,5ml + glukosa darah tikus.

7
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, AW. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Fkui. 2009.
2. Parkeni. Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: CV Aksara Buana.
2006.
3. Budiman D. Hidup Sehat Dengan Diabetes. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.2007.
4. Tandra. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Tanya Jawab
Lengkap dengan Ahlinya. Jakarta: Gramedia pustaka utama. 2007.

5. Nugroho A.E., Andrie M., Warditiani N.K., Siswanto E., Pramono S., Lukitaningsih
E. Antidiabetic and antihiperlipidemic effect of Andrographispaniculata (Burm. f.)
Nees and andrographolide in high- fructose-fat-fed rats.Indian Journal of
Pharmacology. 2012.

6. Sidartawan S. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.


2009.
7. Hadisaputro S s. epidemiologi dan faktor-faktor resiko terjadinya diabetes melitus tipe 2.
dalam diabetes melitus di tinjau dari berbagai aspek penyakit. 2007.
8. Berkowitz A. Lecture Notes Patofisiologi Klinik Disertai Contoh Kasus Klinik.
Tangerang selatan: Binarupa. 2013
9. (ADA) ADA. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. ADA. 2011.
10. Waspadji S. Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2006.
11. Sukarmin sr. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin & Endokrin
pada Pankreas. Jakarta: balai penerbit fkui. 2006.
12. Kumar V. CRS, dan Robbins. Buku Ajar Patologi Robbins. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2007
13. Medicine Geo. Diabetes melitus. Encyclopedia. 2008.
15. santoso M. Senam Diabetes Indonesia Seri 4 Persatuan Diabetes Indonesia. Jakarta:
Yayasan diabetes indonesia. 2008.
16. Maryam RS, Ekasari. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :Salemba medika.
2008
17. Suharmiati. Pengujian bioaktifitas anti diabetes melitus tumbuhan obat.
Cermin Dunia Kedokteran. 2009.

8
18. Watkins D, Cooperstein SJ, Lazarow A. Effect of alloxan on permeability ofpancreatic
islet tissue in vitro. [Internet]. 2008 [cited 2015 February
18].Availablefrom:http://ajplegacy.physiology.org/cgi/content/abstract/207/2/436

Вам также может понравиться