Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 Penetapan Prioritas Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa
yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus
dicarikan jalan keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu
menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu
ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan
masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus
dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif,
kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program kesehatan
lingkungan yang merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas
Kecamatan Pademangan. Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana
dan waktu, maka dari semua masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah
yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan.
Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah
kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai
sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data
yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah
meliputi :
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah

2.1.1 Non-Scoring Technique


Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah teknik non scoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah
dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group
Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:

38
a) Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan melalui
diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama
keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan
penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman
peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah
prioritas masalah yang disepakati bersama.
b) Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai
keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta
untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah
yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas
masalah.

2.1.2 Scoring Technique


Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring
antara lain :
a. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan
dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah
kesehatan tersebut.
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut.
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah
satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap
masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai
39
kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah
dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi
metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas
masalah yang akan diambil.

b. Metode Matematik PAHO


Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria
untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah.
Kriteria yang dipakai ialah:
1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang
ditunjukkan dengan angka prevalensi
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate
masing- masing penyakit.
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi
masalah tersebut
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau
kegusaran masyarakat dan para politisi
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia

c. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)


Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang
ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima
kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot
penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil
yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
sebagai prioritas masalah.
40
Kriteria yang dipakai terdiri dari:
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Dalam hal ini Insidens Rate dan
Angka Bebas Jentik. DBD akan dijadikan sebagai dasar penetuan masalah
emergency.

Tabel 2.1. Skala Score Emergency pada Evaluasi Program P2B2 pada Puskesmas
Kecamatan Pademangan Januari - Oktober 2016
Case Fatalitu Rate (CFR) demam berdarah pada Indonesia 2015: 0,83 %
Range Score
0-2% 1
3-4% 2
5-6% 3
7-8% 4
9-10% 5
11-12% 6
13-14% 7
15-16% 8
17-18% 9
19-20% 10

Tabel 2.2. Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pemberantasan Penyakit


Bersumber Binatang (P2B2) yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan
Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
Besar Proxy Proxy + Besar
Masalah (CFR DBD Masalah
No MASALAH (Target (%) – 2015 (%)) (%) SCORE
Pencapaian
(%))
Cakupan Angka Bebas
1 Jentik pada Kelurahan 0,16 0,83 0,99 1
Pademangan Barat pada

41
periode Januari – Oktober
2016 sebesar 94,84 % dari
target > 95%
Angka Bebas Jentik pada
Kecamatan Pademangan
2 pada periode Januari – 9,02 0,83 9,85 5
Oktober 2016 sebesar
85,98% dari target > 95%
Angka Insidence Rate
Kasus DBD se-Kecamatan
Pademangan pada periode 1119/100.000
3 289/100.000 830/100.000 1
Januar – Oktober 2016 yaitu = 1.119 %
339/100.000 lebih dari
target yaitu <50/100.000
Angka cakupan fogging
focus terhadap PE (+) pada
kelurahan Pademangan
4 16% 0,83 15,17 8
Barat yaitu 84% yang masih
kurang dari target yaitu
100%.

2. Greetest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang
berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.
Sedangkan untuk masalah lain, maka greetest member ditentukan dengan
cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah
program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
Insidens Rate dan Angka Bebas Jentik DBD akan dijadikan sebagai dasar
penetuan Greetest member.

Tabel 2.3. Skala Score Greetest Member Evaluasi Program P2B2 se-Kecamatan
Pademangan Januari - Oktober 2016

42
Range (dalam ribu) Score
0—4 1
>4—8 2
>8—12 3
>12—16 4
>16—20 5

Tabel 2.4. Data Penduduk Per Kelurahan di Wilayah Kecamatan Pademangan Tahun
2015
Luas
Jumlah Penduduk
No Kelurahan Wilayah RW RT
( Jiwa )
( KM ² )

1 Pademangan Timur 5.77 11 153 41.992

2 Pademangan Barat 3.53 16 213 88.868

3 Ancol 5.77 7 66 27.693

Jumlah 15.07 34 432 158.553

Tabel 2.5. Penentuan Score Greetest Member pada Evaluasi Program P2B2 pada
Puskesmas Kecamatan Pademangan Januari - Oktober 2016
No MASALAH Besar Masalah SCORE
(Target (%) –
Pencapaian
(%))
1 Cakupan Angka Bebas Jentik Kelurahan
Pademangan Barat pada periode Januari
0,16 1
– Oktober 2016 yaitu 94,84 % kurang
dari target sebesar >95%
2 Cakupan Angka Bebas Jentik Kecamatan
Pademangan pada periode Januari – 9,02 3
Oktober 2016 yaitu 85,98 % kurang dari

43
target sebesar >95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-
Kecamatan Pademangan pada periode
Januar – Oktober 2016 yaitu 289/100.000 1
339/100.000 lebih dari target yaitu
<50/100.000
4 Angka cakupan fogging focus terhadap
PE (+) pada kelurahan Pademangan
16 4
Barat yaitu 84% yang masih kurang dari
target yaitu 100%.

3. Expanding Scope
Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor
lain diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan adalah
seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. Untuk Jumlah
penduduk dan luas wilayah diurut berdasarkan kelurahan yang memiliki
jumlah penduduk dan luas wilayah terkecil sampai yang terbesar.
Sedangkan untuk sektor luar yang terlibat dapat berupa kerjasama dengan
kader JUMANTIK, Petugas RT/RW serta keterlibatan dinas kebersihan
dan dinas Pekerjaan Umum. Semakin banyak keterlibatan sektor di luar
kesehatan, maka semakin mudah permasalahan dapat diatasi.

Tabel 2.6. Skala pada Luas Wilayah bulan Januari - Oktober 2016 pada Evaluasi
Program P2B2 pada Puskesmas Kecamatan Pademangan Januari - Oktober 2016
Luas Wilayah (Km2) Score
0-3,000 1
3,001-6,000 2
6,001-9,000 3
9,001-12,000 4
12,001-15,000 5

44
Tabel 2.7. Luas Wilayah pada Kecamatan Pademangan Berdasarkan
Kelurahan Tahun 2015
No Kelurahan Luas Wilayah (Km2) RW RT
1 Ancol 5,77 7 66
2 Pademangan Barat 3,53 16 213
3 Pademangan Timur 5,77 11 153
Jumlah 15,07 34 432

Tabel 2.8. Score Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah pada


Kecamatan Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH Luas Wilayah
SCORE
(km2)
1 Cakupan Angka Bebas Jentik pada kelurahan
5,77
Pademangan Barat pada periode Januari – Oktober 2
2016 sebesar 94,84 % dari target > 95%
2 Angka Angka Bebas Jentik pada kecamatan
3,53
Pademangan pada periode Januari – Oktber 2016 2
sebesar 85,98% dari target > 95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-Kecamatan
Pademangan pada periode Januari – Oktober 2016
15,07 5
sebesar 339 per 100.000 penduduk dari target < 50 per
100.000 penduduk
4 Angka Fogging focus terhadap PE(+) pada kelurahan
Pademangan Barat pada periode Januari – Oktober 5,77 2
2016 sebesar 84% dari target 100%

Tabel 2.9. Skala Score Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektor pada
Kecamatan Pademangan Periode Januari - Oktober 2016

Keterpaduan Lintas Sektor Score

Tidak Ada 1
Ada, melibatkan 2 sektor 2
Ada, melibatkan 3 Sektor 3

45
Ada, melibatkan >3 Sektor 4

Tabel 2.10. Score Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektor pada
Kecamatan Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH SCORE
1 Cakupan Angka Bebas Jentik Kelurahan Pademangan Barat pada
3
periode Januari – Oktober 2016 sebesar 94,84 % dari target > 95%
2 Angka Angka Bebas Jentik pada kecamatan Pademangan pada
3
periode Januari – Oktober 2016 sebesar 85,98% dari target > 95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-Kecamatan Pademangan pada
periode Januari – Oktober 2016 sebesar 339 per 100.000 penduduk 3
dari target < 50 per 100.000 penduduk
4 Angka Fogging focus pada kelurahan Pademangan Barat pada
2
periode Januari – Oktober 2016 sebesar 84% dari target 100%

Tabel 2.11 Total score Berdasarkan Luas Wilayah dan Keterpaduan Lintas Sektor
pada Evaluasi Program P2B2 Puskesmas Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH Luas Keterpaduan JUMLAH
Wilayah lintas sector SCORE
1 Cakupan Angka Bebas Jentik pada se-
Kelurahan Pademangan Barat pada
2 3 5
periode Januari – Oktober 2016
sebesar 94,84 % dari target > 95%
2 Angka Angka Bebas Jentik pada
kecamatan Pademangan pada periode
2 3 5
Januari – Oktober 2016 sebesar 85,98
% dari target > 95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-
Kecamatan Pademangan pada periode
Januari – Oktober 2016 sebesar 339 5 3 8
per 100.000 penduduk dari target < 50
per 100.000 penduduk

46
4 Angka Fogging focus terhadap PE (+)
pada kelurahan Pademangan Barat
2 2 4
pada periode Januari – Oktober 2016
sebesar 84% dari target 100%

4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah
ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan,
fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta
ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.

Tabel 2.12. Skala Score Feacibility Berdasarkan Jumlah Tenaga Medis Puskesmas
pada Wilayah Kerja Puskesmas Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
Perbandingan tenaga medis Score

1:1.000 - 1:1.500 5

1:1.501 - 1:2.000 4

1:2.001 - 1:2.500 3

1:2.501 - 1:3.000 2

1:3.001 - 1:3.500 1

Tabel 2.13. Penentuan Score Feacibility pada Evaluasi Program P2B2 pada Wilayah
Kerja Puskesmas Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH Jumlah
Jumlah
Tenaga Perbandingan
Penduduk Score
medis
1 Cakupan Angka Bebas Jentik pada
Kelurahan Pademangan Barat pada
17 88.868 1 : 5.227 1
periode Januari – Oktober 2016
sebesar 94,84 % dari target > 95%
2 Cakupan Angka Bebas Jentik pada 25 41.992 1 : 1.679 4

47
kecamatan Pademangan pada
periode Januari – Oktober 2016
sebesar 85,98% dari target > 95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD
se-Kecamatan Pademangan pada
periode Januari – April 2016
61 158.553 1 : 2.599 2
sebesar 339 per 100.000 penduduk
dari target < 50 per 100.000
penduduk
4 Angka Fogging focus terhadap PE
(+) pada kelurahan Pademangan
Barat pada periode Januari – 17 88.868 1 : 5.227 1
Oktober 2016 sebesar 84% dari
target 100%

Tabel 2.14. Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Pademangan Periode Januari – Oktober 2016
Kategori Ketersediaan Score
Tidak ada 1
Alat
Ada tetapi tidak lengkap 2
Ada dan cukup 3
Tempat Tidak ada 1
Ada tetapi kurang memadai 2
Ada dan memadai 3

Tabel 2.15. Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Pademangan Periode Januari – Oktober 2016
Dana Score
Ada dan banyak 4
Ada dan cukup 3
Ada tapi kurang 2
Tidak ada 1

48
Tabel 2.16. Penentuan Score Feacibility pada Evaluasi Program P2B2 Puskesmas
Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH SDM FASILITAS SCORE
DANA
ALAT TEMPAT
1 Cakupan Angka Bebas Jentik pada
Kelurahan Pademangan Barat
Pademangan pada periode Januari – 1 3 2 3 9
Oktober 2016 sebesar 94,84 % dari
target > 95%
2 Angka Angka Bebas Jentik pada
kecamatan Pademangan pada periode
4 3 2 3 12
Januari – Oktober 2016 sebesar
85,98% dari target >95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-
Kecamatan Pademangan pada periode
Januari – Oktober 2016 sebesar 339 2 3 2 3 10
per 100.000 penduduk dari target < 50
per 100.000 penduduk
4 Angka Fogging focus terhadap PE(+)
pada kelurahan Pademangan Barat
1 2 2 3 8
pada periode Januari – Oktober 2016
sebesar 84% dari target 100%

5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal
tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah
yang concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut.

49
Dalam hal ini kebijakan terhadap penanggulangan DBD adalah sama di
setiap puskesmas karena merujuk pada kebijakan secara nasional. Selain
itu dapat dinilai apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Semakin banyak publikasi, semakin mudah masalah dapat diselesaikan
dengan cepat.

Tabel 2.17. Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Pademangan periode Januari - Oktober 2016
No. Parameter Score
1 Tidak ada 1
2 Ada, 2
3 Ada, ada sosialisasi 3
4 Ada, ada soialisasi dan ada hukuman 4

Tabel 2.18 Penentuan Score Policy pada Evaluasi Program P2B2 Puskesmas
Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH SCORE
1 Cakupan Angka Bebas Jentik Kelurahan Pademangan Barat pada 3
periode Januari – Oktober 2016 yaitu 94,84 % kurang dari target
sebesar >95%
2 Cakupan Angka Bebas Jentik Kecamatan Pademangan pada periode 3
Januari – Oktober 2016 yaitu 85,98 % kurang dari target sebesar
>95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-Kecamatan Pademangan pada 3
periode Januar – Oktober 2016 yaitu 339/100.000 lebih dari target
yaitu <50/100.000
4 Angka cakupan fogging focus terhadap PE (+) pada kelurahan 3
Pademangan Barat yaitu 84% yang masih kurang dari target yaitu
100%.

50
Tabel 2.19. Penentuan Masalah menurut Metode MCUA pada Evaluasi Program P2B2
di Kecamatan Pademangan Periode Januari – Oktober 2016
No Parameter MS–1 MS–2 MS-3 MS-4
Bobot
N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 5 25 1 5 8 40
2 Greatest
4 1 4 3 12 1 4 4 16
Member
3 Expanding
3 5 15 5 15 8 24 4 12
Scope
4 Feasibility 2 10 20 16 32 12 24 9 18
5 Policy 1 3 3 3 3 3 3 3 3

Jumlah 47 87 60 91

Keterangan :
MS-1 Cakupan Angka Bebas Jentik Kelurahan Pademangan Barat pada
periode Januari – Oktober 2016 yaitu 94,84 % kurang dari target
sebesar >95%
MS-2 Cakupan Angka Bebas Jentik Kecamatan Pademangan pada periode
Januari – Oktober 2016 yaitu 85,98 % kurang dari target sebesar
>95%
MS-3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-Kecamatan Pademangan pada
periode Januar – Oktober 2016 yaitu 339/100.000 lebih dari target
yaitu <50/100.000
MS-4 Angka cakupan fogging focus terhadap PE (+) pada kelurahan
Pademangan Barat yaitu 84% yang masih kurang dari target yaitu
100%.

Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari masalah di atas, didapatkan dua prioritas
masalah hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi karena adanya keterbatasan sumber
daya, tenaga, waktu dan dana yaitu :
1. Cakupan Angka Bebas Jentik Kecamatan Pademangan pada periode Januari – Oktober
2016 yaitu 85,98 % kurang dari target sebesar >95% dengan final score 87

51
2. Angka cakupan fogging focus terhadap PE (+) pada kelurahan Pademangan Barat yaitu
84% yang masih kurang dari target yaitu 100% dengan final score 91

2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah
yang ada terlebih dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang menjadi akar permasalahan
dari setiap masalah yang telah diprioritaskan. Pada tahap ini, digunakan diagram sebab
akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa).
Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia
dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu
sumber daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem
adalah: (Azwar Azrul, 1996).
 Man : Sumber daya manusia.
 Money : Dana.
 Material : Sarana.
 Method : Cara.

Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada
proses, menurut George R. Terry, terdiri dari:
1. Planning (perencanaan):
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
2. Organizing (pengorganisasian):
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi.
3. Actuating (penggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki,
dan dukungan sumber daya yang tersedia.
4. Controlling (monitoring):

52
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
penyimpangan.
5. Evaluating (evaluasi):
Evaluasi adalah proses penilaian. Dalam Program, evaluasi dapat diartikan sebagai
proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai
tujuan program. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan
sebagai analisis situasi program berikutnya.

2.3 Menentukan Penyebab Masalah yang Paling Dominan


Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan.Dari dua
prioritas masalah yang ada, dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal
dengan fishbone (diagram tulang ikan) dan telah dikonfirmasi dengan data yang ada,
ditemukanlah akar penyebab masalah. Dari sekian banyak akar penyebab masalah yang
telah ditemukan, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Akar
penyebab masalah yang paling dominan adalah akar penyebab masalah yang apabila
diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah dapat dipecahkan.
Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan adalah melalui cara diskusi,
argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.
Menggunakan gambar diagram tulang ikan (fishbone) dapat diketahui akar
penyebab masalah yang paling dominan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari – Oktober 2016 sebagai berikut

53
Diagram 2.1 Fishbone Angka Bebas Jentik di Kecamatan Pademangan Pada Bulan Januari - Oktober 2016

METHOD MATERIA MONEY MAN


L
Pelaksanaan belum Banyak rumah yang
Peralatan yang Upah kader belum dikunjungi
sesuai SOP
dibawa saat jumantik kurang kader jumantik
PSN kurang Cakupa
n
Kurangnya alokasi Jumlah kader yang tidak Angka
dana untuk kader sebanding dengan
jumantik jumlah rumah di Bebas
wilayah kerja Jentik
Kurangnya
sosialisasi Kecama
Prioritas alokasi
pelaksanaan PSN
Kurang peralatan dana untuk hal lain Kurangnya minat
tan
yang sesuai dengan
SOP yang disediakan warga untuk Padema
menjadi kader ngan
pada
periode
Warga dengan Ada rumah Januari
Sulit Perencanaan
status ekonomi Ada rumah
warga yang Tidak mengontrol
yang luput Tidak
meratanya kegiatan –
menengah dari
keatas kurang belum dilakukannya kejadian tidak
pengecekan pembagian berjalan kurang Oktober
terjangkau evaluasi secara diinginkan di tugas antara baik
menyambut
rutin lapangan kelurahan
2016
jumantik
dengan baik dengan yaitu
puskesmas 85,98 %
Tidak ada
Kader tidak kurang
melakukan
laporan dari
secara
Kurangnya kendala di
sosialisasi dari
Evaluasi
lapangan
merata Kurangnya target
dilakukan secara koordinasi
lingkungan
Sebagian terpisah karena antara sebesar
sebelum
mengadakan rumah PSN merupakan
Jumlah kader kelurahan Minimnya >95%
warga kerjasama dengan ide yang
kunjungan yang tidak
memiliki dengan Kader jumantik puskesmas dikemukak
sebanding
akses sulit kelurahan tidak mencatat an
dengan jumlah
masalah/kendala di rumah
lapangan

54
ENVIRONMENT EVALUATION ACTUATING PLANNING
CONTROLLING ORGANIZING
i
Diagram 2.2 Fishbone fogging focus Terhadap PE (+) di Kelurahan Pademangan Barat periode Januari-Oktober 2016
MONEY MAN
METHOD MATERIA
L
Kurangnya dana untuk
fogging Kurangnya SDM
Kurangnya informasi Terbatasnya Angka
petugas mengenai peralatan
kegiatan Fogging dan cakupan
perawatan sesuai Sulitnya pencairan fogging
dengan SOP dana
Banyak alat yang focus
rusak Cakupan kerja yang luas
dan intensitas yang terhada
Kurangnya Birokrasi yang rumit tinggi p PE
pengarahan Banayak alat (+)
mengenai fogging
tidak dikalibrasi
sesuai SOP pada
Tinggi frekuensi
fogging dan Tidak sebanding kelurah
Kurangnya
perawatan dari
pendataan SDM dengan an
wilayah kerja
petugas Padema
ngan
Barat
Kegiatan di
Kurangnya Pengawasan lapangan Rendahnya pada
Banyaknya tempat komunikasi program yang berlangsung Pembagian job sosialisasi periode
berkembangbiak antara pihak tidak dengan kurang kepada petugas
pelaksana berkelanjutan teratur
desk tidak jelas
sebelum Jan-Okt
nyamuk disekitar
rumah warga lapangan dengan fogging 2016
petugas evaluasi
kegiatan
yaitu
Pemeriksaan 84%
Warga kurang Kurangnya dalam kegiatan Kurangnya
kooperatif petugas informasi Kurangnya informasi
yang
fogging tidak
dalam Sulitnya pemantauan terlaksana pembagian mengenai kegiatan masih
mengikuti penilaian kegiatan tugas yang akan
secara kurang
kegiatan masalah utama fogging dilaksanakan
menyeluruh
fogging dari
target
Tidak teraturnya Koordinasi Perencanaan
Kurangnya Solusi yang pemantauan dan
Kegiatan
petugas dengan kegiatan yaitu
diberikan fogging tidak
kepedulian warga evaluasi terhadap
menjadi
pihak kelurahan kurang 100%.
terhadap kurang tepat kegiatan fogging kurang berjalan maksimal
sasaran prioritas utama
lingkungan dan yang telah dengan baik
petugas
kebijakan tempat dilaksanakan
tinggal 55

EVALUATION CONTROLLIN ACTUATING ORGANIZING PLANNING


ENVIRONMEN G
T
2.3.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Cakupan Angka Bebas Jentik Kecamatan Pademangan
pada periode Januari – Oktober 2016 yaitu 85,98 % kurang dari target
sebesar >95%.

Akar penyebab masalah yang ditemukan dari input adalah:


1. Kurangnya minat warga untuk menjadi kader jumantik ( Man Quantity)
2. Prioritas alokasi dana yang lebih untuk hal lain (Money Quality)
3. Kurangnya peralatan yang disediakan (Materail Quantity)
4. Kurangnya sosialisasi pelaksanaan PSN yang sesuai dengan SOP (Method
Quantity)

Akar penyebab masalah yang ditemukan dari process adalah:


1. Minimnya ide yang dikemukakan (Planning)
2. Kurangnya kordinasi antara kelurahan dengan puskesmas (Organizing).
3. Jumlah kader yang tidak sebanding dengan jumlah rumah yang dikunjungi
(Actuating)
4. Kader jumantik yang tidak melakukan pencatatan mengenai masalah atau kendala
yang terjadi di lapangan (Controlling)
5. Evaluasi dilakukan secara terpisah karena PSN bukan termaksud program
puskesmas (Evaluating).

Akar penyebab masalah yang ditemukan di environment adalah:


1. Kurangnya sosialisasi dari lingkungan sebelum mengadakan kunjungan
(Environment)
2. Akses jalan ke rumah warga yang kecil, sempit dan jauh yang sulit diakses
(Environment)

Dari sebelas akar penyebab masalah di atas dipilih tiga akar penyebab masalah yang
paling dominan, yang didapatkan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi:
1. Kurangnya kordinasi antara kelurahan dengan puskesmas (Organizing).
2. Kurangnya minat warga untuk menjadi kader jumantik ( Man Quantity)
3. Prioritas alokasi dana yang lebih untuk hal lain (Money Quality).

56
2.3.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Angka Fogging focus Terhadap PE (+) di Kelurahan Pademangan
Barat periode Januari-Oktober 2016

Akar penyebab masalah yang ditemukan dari input adalah:


1. Tidak sebanding SDM dengan wilayah kerja ( Man Quantity)
2. Tingginya frekuensi fogging dan pendataan (Money Quantitiy)
3. Kurangnya perawatan dari petugas (Material)
4. Kurangnya pengarahan mengenai fogging sesuai SOP (Method Quantity)

Akar penyebab masalah yang ditemukan dari process adalah:


1. Perencanaan kegiatan kurang maksimal (Planning)
2. Koordinasi petugas dengan pihak kelurahan kurang berjalan dengan baik
(Organizing).
3. Kegiatan fogging tidak menjadi kegiatan utama (Actuating)
4. Tidak teraturnya pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan fogging yang telah
dilaksanakan (Controlling)
5. Solusi yang diberikan kurang tepat sasaran (Evaluating).

Akar penyebab masalah yang ditemukan di environment adalah:


1. Kurangnya kepedulian warga terhadap lingkungan dan kebijakan tempat tinggal
(Environment)

Dari sepuluh akar penyebab masalah di atas dipilih tiga akar penyebab masalah yang
paling dominan, yang didapatkan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi:
1. Tingginya frekuensi fogging dan pendataan (Money Quantitiy)
2. Kurangnya perawatan dari petugas (Material)
3. Kegiatan fogging tidak menjadi kegiatan utama (Actuating)

57

Вам также может понравиться

  • Fakhri Dena
    Fakhri Dena
    Документ1 страница
    Fakhri Dena
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Permohonan Cuti
    Permohonan Cuti
    Документ1 страница
    Permohonan Cuti
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Soal PKN 1
    Soal PKN 1
    Документ8 страниц
    Soal PKN 1
    sujuansyah
    Оценок пока нет
  • DH Atika
    DH Atika
    Документ21 страница
    DH Atika
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Jessgab Laporan Kasus Hernia
    Jessgab Laporan Kasus Hernia
    Документ33 страницы
    Jessgab Laporan Kasus Hernia
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Skripsi Autosaved Fixed Fixed Rev Terakhir
    Skripsi Autosaved Fixed Fixed Rev Terakhir
    Документ81 страница
    Skripsi Autosaved Fixed Fixed Rev Terakhir
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Leafleat Imunisasi BCG
    Leafleat Imunisasi BCG
    Документ2 страницы
    Leafleat Imunisasi BCG
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Laporan PSN 2016
    Laporan PSN 2016
    Документ32 страницы
    Laporan PSN 2016
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Panduan Pendaftaran TO AIPKI
    Panduan Pendaftaran TO AIPKI
    Документ7 страниц
    Panduan Pendaftaran TO AIPKI
    Denis R. D. Satria
    Оценок пока нет
  • BAB II (Minus Fishbone)
    BAB II (Minus Fishbone)
    Документ19 страниц
    BAB II (Minus Fishbone)
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Cover LPM
    Cover LPM
    Документ5 страниц
    Cover LPM
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Tugas DR Jeff
    Tugas DR Jeff
    Документ1 страница
    Tugas DR Jeff
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Kanker Colon
    Kanker Colon
    Документ14 страниц
    Kanker Colon
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Waspada DBD!!
    Waspada DBD!!
    Документ15 страниц
    Waspada DBD!!
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Laporan Jaga 17 April 2016
    Laporan Jaga 17 April 2016
    Документ27 страниц
    Laporan Jaga 17 April 2016
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Koas Ridwan 9 Mei
    Koas Ridwan 9 Mei
    Документ4 страницы
    Koas Ridwan 9 Mei
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Bab I LPM (Print)
    Bab I LPM (Print)
    Документ36 страниц
    Bab I LPM (Print)
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Practice Patterns in Retinopathy of Prematurity Treatment For Disease Milder Than Recommended by Guidelines
    Practice Patterns in Retinopathy of Prematurity Treatment For Disease Milder Than Recommended by Guidelines
    Документ5 страниц
    Practice Patterns in Retinopathy of Prematurity Treatment For Disease Milder Than Recommended by Guidelines
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Cover Preskas Jiwa
    Cover Preskas Jiwa
    Документ1 страница
    Cover Preskas Jiwa
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Jadwal Jaga
    Jadwal Jaga
    Документ1 страница
    Jadwal Jaga
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Lapjag 7 April
    Lapjag 7 April
    Документ14 страниц
    Lapjag 7 April
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • 02 April 2016
    02 April 2016
    Документ23 страницы
    02 April 2016
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ25 страниц
    Presentation 1
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Refer at Fixx
    Refer at Fixx
    Документ65 страниц
    Refer at Fixx
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ1 страница
    Presentation 1
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Ujian Kulit
    Laporan Kasus Ujian Kulit
    Документ9 страниц
    Laporan Kasus Ujian Kulit
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • Ganjil I - Pemeriksaan Fisik Paru
    Ganjil I - Pemeriksaan Fisik Paru
    Документ16 страниц
    Ganjil I - Pemeriksaan Fisik Paru
    Yesi Saputri
    Оценок пока нет
  • Laporan Jaga 21 April 2016
    Laporan Jaga 21 April 2016
    Документ15 страниц
    Laporan Jaga 21 April 2016
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет
  • 02 April 2016
    02 April 2016
    Документ23 страницы
    02 April 2016
    Fakhri Wicaksono
    Оценок пока нет