Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
38
a) Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan melalui
diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama
keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan
penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman
peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah
prioritas masalah yang disepakati bersama.
b) Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai
keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta
untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah
yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas
masalah.
Tabel 2.1. Skala Score Emergency pada Evaluasi Program P2B2 pada Puskesmas
Kecamatan Pademangan Januari - Oktober 2016
Case Fatalitu Rate (CFR) demam berdarah pada Indonesia 2015: 0,83 %
Range Score
0-2% 1
3-4% 2
5-6% 3
7-8% 4
9-10% 5
11-12% 6
13-14% 7
15-16% 8
17-18% 9
19-20% 10
41
periode Januari – Oktober
2016 sebesar 94,84 % dari
target > 95%
Angka Bebas Jentik pada
Kecamatan Pademangan
2 pada periode Januari – 9,02 0,83 9,85 5
Oktober 2016 sebesar
85,98% dari target > 95%
Angka Insidence Rate
Kasus DBD se-Kecamatan
Pademangan pada periode 1119/100.000
3 289/100.000 830/100.000 1
Januar – Oktober 2016 yaitu = 1.119 %
339/100.000 lebih dari
target yaitu <50/100.000
Angka cakupan fogging
focus terhadap PE (+) pada
kelurahan Pademangan
4 16% 0,83 15,17 8
Barat yaitu 84% yang masih
kurang dari target yaitu
100%.
2. Greetest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang
berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.
Sedangkan untuk masalah lain, maka greetest member ditentukan dengan
cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah
program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
Insidens Rate dan Angka Bebas Jentik DBD akan dijadikan sebagai dasar
penetuan Greetest member.
Tabel 2.3. Skala Score Greetest Member Evaluasi Program P2B2 se-Kecamatan
Pademangan Januari - Oktober 2016
42
Range (dalam ribu) Score
0—4 1
>4—8 2
>8—12 3
>12—16 4
>16—20 5
Tabel 2.4. Data Penduduk Per Kelurahan di Wilayah Kecamatan Pademangan Tahun
2015
Luas
Jumlah Penduduk
No Kelurahan Wilayah RW RT
( Jiwa )
( KM ² )
Tabel 2.5. Penentuan Score Greetest Member pada Evaluasi Program P2B2 pada
Puskesmas Kecamatan Pademangan Januari - Oktober 2016
No MASALAH Besar Masalah SCORE
(Target (%) –
Pencapaian
(%))
1 Cakupan Angka Bebas Jentik Kelurahan
Pademangan Barat pada periode Januari
0,16 1
– Oktober 2016 yaitu 94,84 % kurang
dari target sebesar >95%
2 Cakupan Angka Bebas Jentik Kecamatan
Pademangan pada periode Januari – 9,02 3
Oktober 2016 yaitu 85,98 % kurang dari
43
target sebesar >95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-
Kecamatan Pademangan pada periode
Januar – Oktober 2016 yaitu 289/100.000 1
339/100.000 lebih dari target yaitu
<50/100.000
4 Angka cakupan fogging focus terhadap
PE (+) pada kelurahan Pademangan
16 4
Barat yaitu 84% yang masih kurang dari
target yaitu 100%.
3. Expanding Scope
Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor
lain diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan adalah
seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. Untuk Jumlah
penduduk dan luas wilayah diurut berdasarkan kelurahan yang memiliki
jumlah penduduk dan luas wilayah terkecil sampai yang terbesar.
Sedangkan untuk sektor luar yang terlibat dapat berupa kerjasama dengan
kader JUMANTIK, Petugas RT/RW serta keterlibatan dinas kebersihan
dan dinas Pekerjaan Umum. Semakin banyak keterlibatan sektor di luar
kesehatan, maka semakin mudah permasalahan dapat diatasi.
Tabel 2.6. Skala pada Luas Wilayah bulan Januari - Oktober 2016 pada Evaluasi
Program P2B2 pada Puskesmas Kecamatan Pademangan Januari - Oktober 2016
Luas Wilayah (Km2) Score
0-3,000 1
3,001-6,000 2
6,001-9,000 3
9,001-12,000 4
12,001-15,000 5
44
Tabel 2.7. Luas Wilayah pada Kecamatan Pademangan Berdasarkan
Kelurahan Tahun 2015
No Kelurahan Luas Wilayah (Km2) RW RT
1 Ancol 5,77 7 66
2 Pademangan Barat 3,53 16 213
3 Pademangan Timur 5,77 11 153
Jumlah 15,07 34 432
Tabel 2.9. Skala Score Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektor pada
Kecamatan Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
Tidak Ada 1
Ada, melibatkan 2 sektor 2
Ada, melibatkan 3 Sektor 3
45
Ada, melibatkan >3 Sektor 4
Tabel 2.10. Score Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektor pada
Kecamatan Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH SCORE
1 Cakupan Angka Bebas Jentik Kelurahan Pademangan Barat pada
3
periode Januari – Oktober 2016 sebesar 94,84 % dari target > 95%
2 Angka Angka Bebas Jentik pada kecamatan Pademangan pada
3
periode Januari – Oktober 2016 sebesar 85,98% dari target > 95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-Kecamatan Pademangan pada
periode Januari – Oktober 2016 sebesar 339 per 100.000 penduduk 3
dari target < 50 per 100.000 penduduk
4 Angka Fogging focus pada kelurahan Pademangan Barat pada
2
periode Januari – Oktober 2016 sebesar 84% dari target 100%
Tabel 2.11 Total score Berdasarkan Luas Wilayah dan Keterpaduan Lintas Sektor
pada Evaluasi Program P2B2 Puskesmas Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH Luas Keterpaduan JUMLAH
Wilayah lintas sector SCORE
1 Cakupan Angka Bebas Jentik pada se-
Kelurahan Pademangan Barat pada
2 3 5
periode Januari – Oktober 2016
sebesar 94,84 % dari target > 95%
2 Angka Angka Bebas Jentik pada
kecamatan Pademangan pada periode
2 3 5
Januari – Oktober 2016 sebesar 85,98
% dari target > 95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-
Kecamatan Pademangan pada periode
Januari – Oktober 2016 sebesar 339 5 3 8
per 100.000 penduduk dari target < 50
per 100.000 penduduk
46
4 Angka Fogging focus terhadap PE (+)
pada kelurahan Pademangan Barat
2 2 4
pada periode Januari – Oktober 2016
sebesar 84% dari target 100%
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah
ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan,
fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta
ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.
Tabel 2.12. Skala Score Feacibility Berdasarkan Jumlah Tenaga Medis Puskesmas
pada Wilayah Kerja Puskesmas Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
Perbandingan tenaga medis Score
1:1.000 - 1:1.500 5
1:1.501 - 1:2.000 4
1:2.001 - 1:2.500 3
1:2.501 - 1:3.000 2
1:3.001 - 1:3.500 1
Tabel 2.13. Penentuan Score Feacibility pada Evaluasi Program P2B2 pada Wilayah
Kerja Puskesmas Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH Jumlah
Jumlah
Tenaga Perbandingan
Penduduk Score
medis
1 Cakupan Angka Bebas Jentik pada
Kelurahan Pademangan Barat pada
17 88.868 1 : 5.227 1
periode Januari – Oktober 2016
sebesar 94,84 % dari target > 95%
2 Cakupan Angka Bebas Jentik pada 25 41.992 1 : 1.679 4
47
kecamatan Pademangan pada
periode Januari – Oktober 2016
sebesar 85,98% dari target > 95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD
se-Kecamatan Pademangan pada
periode Januari – April 2016
61 158.553 1 : 2.599 2
sebesar 339 per 100.000 penduduk
dari target < 50 per 100.000
penduduk
4 Angka Fogging focus terhadap PE
(+) pada kelurahan Pademangan
Barat pada periode Januari – 17 88.868 1 : 5.227 1
Oktober 2016 sebesar 84% dari
target 100%
48
Tabel 2.16. Penentuan Score Feacibility pada Evaluasi Program P2B2 Puskesmas
Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH SDM FASILITAS SCORE
DANA
ALAT TEMPAT
1 Cakupan Angka Bebas Jentik pada
Kelurahan Pademangan Barat
Pademangan pada periode Januari – 1 3 2 3 9
Oktober 2016 sebesar 94,84 % dari
target > 95%
2 Angka Angka Bebas Jentik pada
kecamatan Pademangan pada periode
4 3 2 3 12
Januari – Oktober 2016 sebesar
85,98% dari target >95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-
Kecamatan Pademangan pada periode
Januari – Oktober 2016 sebesar 339 2 3 2 3 10
per 100.000 penduduk dari target < 50
per 100.000 penduduk
4 Angka Fogging focus terhadap PE(+)
pada kelurahan Pademangan Barat
1 2 2 3 8
pada periode Januari – Oktober 2016
sebesar 84% dari target 100%
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal
tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah
yang concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut.
49
Dalam hal ini kebijakan terhadap penanggulangan DBD adalah sama di
setiap puskesmas karena merujuk pada kebijakan secara nasional. Selain
itu dapat dinilai apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Semakin banyak publikasi, semakin mudah masalah dapat diselesaikan
dengan cepat.
Tabel 2.18 Penentuan Score Policy pada Evaluasi Program P2B2 Puskesmas
Pademangan Periode Januari - Oktober 2016
No MASALAH SCORE
1 Cakupan Angka Bebas Jentik Kelurahan Pademangan Barat pada 3
periode Januari – Oktober 2016 yaitu 94,84 % kurang dari target
sebesar >95%
2 Cakupan Angka Bebas Jentik Kecamatan Pademangan pada periode 3
Januari – Oktober 2016 yaitu 85,98 % kurang dari target sebesar
>95%
3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-Kecamatan Pademangan pada 3
periode Januar – Oktober 2016 yaitu 339/100.000 lebih dari target
yaitu <50/100.000
4 Angka cakupan fogging focus terhadap PE (+) pada kelurahan 3
Pademangan Barat yaitu 84% yang masih kurang dari target yaitu
100%.
50
Tabel 2.19. Penentuan Masalah menurut Metode MCUA pada Evaluasi Program P2B2
di Kecamatan Pademangan Periode Januari – Oktober 2016
No Parameter MS–1 MS–2 MS-3 MS-4
Bobot
N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 5 25 1 5 8 40
2 Greatest
4 1 4 3 12 1 4 4 16
Member
3 Expanding
3 5 15 5 15 8 24 4 12
Scope
4 Feasibility 2 10 20 16 32 12 24 9 18
5 Policy 1 3 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah 47 87 60 91
Keterangan :
MS-1 Cakupan Angka Bebas Jentik Kelurahan Pademangan Barat pada
periode Januari – Oktober 2016 yaitu 94,84 % kurang dari target
sebesar >95%
MS-2 Cakupan Angka Bebas Jentik Kecamatan Pademangan pada periode
Januari – Oktober 2016 yaitu 85,98 % kurang dari target sebesar
>95%
MS-3 Angka Insidence Rate Kasus DBD se-Kecamatan Pademangan pada
periode Januar – Oktober 2016 yaitu 339/100.000 lebih dari target
yaitu <50/100.000
MS-4 Angka cakupan fogging focus terhadap PE (+) pada kelurahan
Pademangan Barat yaitu 84% yang masih kurang dari target yaitu
100%.
Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari masalah di atas, didapatkan dua prioritas
masalah hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi karena adanya keterbatasan sumber
daya, tenaga, waktu dan dana yaitu :
1. Cakupan Angka Bebas Jentik Kecamatan Pademangan pada periode Januari – Oktober
2016 yaitu 85,98 % kurang dari target sebesar >95% dengan final score 87
51
2. Angka cakupan fogging focus terhadap PE (+) pada kelurahan Pademangan Barat yaitu
84% yang masih kurang dari target yaitu 100% dengan final score 91
Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada
proses, menurut George R. Terry, terdiri dari:
1. Planning (perencanaan):
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
2. Organizing (pengorganisasian):
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi.
3. Actuating (penggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki,
dan dukungan sumber daya yang tersedia.
4. Controlling (monitoring):
52
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
penyimpangan.
5. Evaluating (evaluasi):
Evaluasi adalah proses penilaian. Dalam Program, evaluasi dapat diartikan sebagai
proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai
tujuan program. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan
sebagai analisis situasi program berikutnya.
53
Diagram 2.1 Fishbone Angka Bebas Jentik di Kecamatan Pademangan Pada Bulan Januari - Oktober 2016
54
ENVIRONMENT EVALUATION ACTUATING PLANNING
CONTROLLING ORGANIZING
i
Diagram 2.2 Fishbone fogging focus Terhadap PE (+) di Kelurahan Pademangan Barat periode Januari-Oktober 2016
MONEY MAN
METHOD MATERIA
L
Kurangnya dana untuk
fogging Kurangnya SDM
Kurangnya informasi Terbatasnya Angka
petugas mengenai peralatan
kegiatan Fogging dan cakupan
perawatan sesuai Sulitnya pencairan fogging
dengan SOP dana
Banyak alat yang focus
rusak Cakupan kerja yang luas
dan intensitas yang terhada
Kurangnya Birokrasi yang rumit tinggi p PE
pengarahan Banayak alat (+)
mengenai fogging
tidak dikalibrasi
sesuai SOP pada
Tinggi frekuensi
fogging dan Tidak sebanding kelurah
Kurangnya
perawatan dari
pendataan SDM dengan an
wilayah kerja
petugas Padema
ngan
Barat
Kegiatan di
Kurangnya Pengawasan lapangan Rendahnya pada
Banyaknya tempat komunikasi program yang berlangsung Pembagian job sosialisasi periode
berkembangbiak antara pihak tidak dengan kurang kepada petugas
pelaksana berkelanjutan teratur
desk tidak jelas
sebelum Jan-Okt
nyamuk disekitar
rumah warga lapangan dengan fogging 2016
petugas evaluasi
kegiatan
yaitu
Pemeriksaan 84%
Warga kurang Kurangnya dalam kegiatan Kurangnya
kooperatif petugas informasi Kurangnya informasi
yang
fogging tidak
dalam Sulitnya pemantauan terlaksana pembagian mengenai kegiatan masih
mengikuti penilaian kegiatan tugas yang akan
secara kurang
kegiatan masalah utama fogging dilaksanakan
menyeluruh
fogging dari
target
Tidak teraturnya Koordinasi Perencanaan
Kurangnya Solusi yang pemantauan dan
Kegiatan
petugas dengan kegiatan yaitu
diberikan fogging tidak
kepedulian warga evaluasi terhadap
menjadi
pihak kelurahan kurang 100%.
terhadap kurang tepat kegiatan fogging kurang berjalan maksimal
sasaran prioritas utama
lingkungan dan yang telah dengan baik
petugas
kebijakan tempat dilaksanakan
tinggal 55
Dari sebelas akar penyebab masalah di atas dipilih tiga akar penyebab masalah yang
paling dominan, yang didapatkan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi:
1. Kurangnya kordinasi antara kelurahan dengan puskesmas (Organizing).
2. Kurangnya minat warga untuk menjadi kader jumantik ( Man Quantity)
3. Prioritas alokasi dana yang lebih untuk hal lain (Money Quality).
56
2.3.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Angka Fogging focus Terhadap PE (+) di Kelurahan Pademangan
Barat periode Januari-Oktober 2016
Dari sepuluh akar penyebab masalah di atas dipilih tiga akar penyebab masalah yang
paling dominan, yang didapatkan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi:
1. Tingginya frekuensi fogging dan pendataan (Money Quantitiy)
2. Kurangnya perawatan dari petugas (Material)
3. Kegiatan fogging tidak menjadi kegiatan utama (Actuating)
57