Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Bappeda Provinsi Maluku Utara dengan obyek penelitian

adalah semua pegawai tetap aktif di kantor Bappeda Provinsi Maluku Utara. Waktu penelitian

yaitu dimulai pada awal bulan Desember tgl 5 2017 Sampai februari tlg 8 2018.

1.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga

(singarimbun dan Effendi, 1995: 152). Sampel penelitian haruslah benar-benar mencerminkan

kondisi rill populasi yang ada. Arikunto dalam Listianto (2007) mengatakan bahwa apabila

subjek kurang dari 100, maka lebih baik digunakan semua, selanjutnya jika subjeknya besar,

dapat diambil antara 100%-15% atau 20%-25% atau lebih. Populasi yang dijadikan objek dalam

penelitian ini adalah seluruh pegawai Bappeda Provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 77 orang.

Karena subjek kurang dari 100 maka, penelitian ini adalah penelitian populasi.

1.3. Jenis dan Sumber data

Jenis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat langsung dari sumber pertama baik dari individu

maupun kelompok, data ini diperoleh langsung dari sumbernya yaitu Pegawai Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku Utara yang telah menjadi objek

dalam penelitian ini.


2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh peneliti melelui pihak kedua. Data

sekunder dalam penelitian ini adalah data-data mengenai Pegawai Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Provinsi Maluku Utara, catatan, arsip, dan data lain yang berguna

sebagai pelengkap.

1.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau angket kepada

responden dalam hal ini adalah pegawai Bappeda Provinsi Maluku Utara. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien, yang dilakukan dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Kuesioner ini berisi

seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

1.5. Data Model dan Analisis

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen, maka digunakan alat bantu untuk mengolah data tersebut

menggunakan SPSS 16.0

1.5.1. Analisis Regresi Berganda

Y = α + β₁X₁ + β₂X₂ + e

Dimana :

Y = Kinerja Pegawai

α = Konstanta Persamaan Regresi

β₁ -β₂ = Arah Koefisien Regresi

X₁ = Pengawasan

X₂ = Disiplin Kerja

e = Standar Error
1.5.2. Uji Kualitas Data

1.5.2.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan

mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya >

0,30 maka item tersebut dinyatakan valid tetapi jika nilai korelasinya kuang maka item tersebut

dinyatakan tidak valid ( Ghozali, 2013).

1.5.2.2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik dari Cronbach yaitu

CronbachʼsAlpha (α). Suatu instrumen memiliki tingkat reabilitas yang tinggi jika nilai yang

diperoleh ≥ 0,60 (Sugiyono, 2013).

1.5.3. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini dilakukan adalah sebagai alat peramalan atau prediksi yang

baik agar model dalam penelitian dapat digunakan. Uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas,

uji heteroskedastistas, uji multikolinieritas dan uji autokorelasi.

1.5.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengkaji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,2009:74). Berdasarkan

uji normalitas kolmogrov-smirnov terlihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Jika nilai probabilitas >

0,05 maka distribusi normal, jika nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi tidak normal atau

ditolak. Dari hasil uji normalitas kolmogrov-smirnov sebesar 0,722 atau probabilitas > 0,05.

Maka dapat disimpulkan data penelitian berdistribusi normal.


1.5.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisits bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residul satu pengamatan pengamatan yang lain. Jik varians dari

resisual stau pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang berjenis homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji stastik yang digunakan adalah uji scatterplot. Dasar analisis adalah jika

gambar menunjukan titik-titik yang menandakan komponen-komponen dari variabel-variabel

menyebar secara acak pada scatter maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013).

1.5.3.3. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel independen, maka uji jeis hanya diperuntukan untuk penelitian

yang memiliki variabel independen yang lebih dari satu. Multikolinearitas dapat dilihat dengan

menganalisis nilai VIP (Variance inflation factor). Satu model regresi menunjukan adanya

multikolinearitas jika:

1. Tingkat korelasi > 95%

2. Nilai Tolerance < 0,10

3. Nilai VIP > 10

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen

(Ghozali, 2013).

3.5.4. Pengujian Hipotesis

3.5.4.1. Uji Statistik F


Uji statistik F merupakan uji model yang menunjukan apakah model regresi fit

untuk diolah lebih lanjut. Pengujian dilakukan dengan menggunakn level signifikasi 0,05 (α =

5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikasi f > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan)

2. Jika nilai signifikasi f ≤ 0,05 maka hpotesis ditolak (koefisien regresi signifikan) Ghozali

(2013)

3.5.4.2. Uji Statistik T

Pengujian pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghzali, 2013). Pengujian

dilakukan dengan mengunakan level signifikasi 0,05 (α = 5%). Penerapan atau penolakan

hipotesis dilakukan denga kriteria sebagai berikut

1. Jika nilai signifikasi t > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan

2. Jika nilai signifikasi:t ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan )

Ghozali (2013).

3.6. Defenisi Operasional Variabel

3.6.1. Kinerja Pegawai (Y)

Kinerja (performance) sudah menjadi kata populer yang sangat menarik dalam

pembicaraan ma-najemen publik. Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi,

yaitu kinerja pegawai (per individu) dan kinerja organisasi. Menurut Mangkunegara (2010:9)

bahwa “kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan Sinambela dkk. (2006:136), mendefinisikan

“kinerja pegawai sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian

tertentu”.
Tika (2010:121) “kinerja adalah sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan

seseorang atau kelompok organisasi dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai

faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu”. Untuk mengukur

variabel ini mengunakan skala liker yaitu skor 4 (SS = Sangat Setuju) skor 3 (S = Setuju) skor 2

( TS = Tidak Setuju) skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju) diadopsi dari penelitian Nafidah-Fah

(2015).

3.6.2. Pengawasan (X1)

pengawasan merupakan tindakan atau kegiatan yang di lakukan oleh manajer untuk

mengetahui apakah jalannya pekerjaan dan hasilnya sudah sesuai dengan rencana. Kinerja

karyawan dipengaruhi oleh tingkat pengawasan pada saat jam kerja sedang berlangsung. Hani

Handoko (2003:366) mengatakan bahwa pengawasan kerja yang tidak optimal dapat

memungkinkan karyawan bertindak semaunya sendiri bahkan bisa melakukan pelanggaran

yang bertentangan dengan aturan yang berlaku di perusahaan.

Menurut Effendi (2014:205), pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk

menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dalam manajemen tercapai. Pengawasan

merupakan proses atau langkah pencegahan dari tindakan-tindakan penyimpangan fatal dan

tidakan koreksi apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan kecil yang dilakukan oleh

karyawan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi serta menjamin tujuan-tujuan organisasi

dapat tercapai sesuai yang telah direncakan sebelumnya.

Menurut Winardi (2000:585) “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan

oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang

direncanakan”. Harahap (2011:10) mengemukakan bahwa pengawasan adalah upaya

memeriksa semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetatapkan, perintah yang dikeluarkan,
dan prinsip yang dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar

dihindari kejadiannya dikemudian hari. Untuk mengukur variabel ini menggunakan skala liker

yaitu skor 4 (SS = Sangat Setuju} skor 3 (S = Setuju) skor 2 (TS = Tidak Setuju) skor 1 (STS =

Sangat Tidak Setuju) diadopsi dari penelitian Irianto (2015).

3.6.3. Disiplin Kerja (X2)

Moenir (2001:56) mengemukakan pentingnya disiplin dalam suatu kegiatan. Disiplin

merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan suatu kegiatan karena disiplin berpengaruh

terhadap efektivitas kerja dan efisiensi terhadap tujuan organisasi. Perlu diketahui bahwa

berhasilnya suatu usaha sangat ditentukan oleh dua faktor, yaitu kesungguhan disiplin

dankeahlian. Jika salah satu tidak ada maka hasil kegiatan akan menurun baik kualitas maupun

kuantitasnya.

Menurut Hasibuan (2008:193) kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang

mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dari pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu keadaan tertib dimana seseorang atau

sekelompok yang tergabung dalam organisasi tersebut berkehendak mematuhi dan

menjalankan peraturan yang ada, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Untuk mengukur

variabel ini menggunakan skala liker yaitu skor 4 (SS = Sangat Setuju} skor 3 (S = Setuju) skor

2 (TS = Tidak Setuju) skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju) diadopsi dari penelitian Irianto (2015)

Tabel. 3.1. Defenisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala No. kuisioner


Pengawasan (X1) Menurut (Siagain, 2007) menyatakan Menurut (Siagain, 2002) 1

“Pengawasan adalah keseluruhan upaya 1.Penetapanstandar.

pengamatan pelaksanaan kegiatan 2. Memantau atau diawasi dan

operasional guna menjamin bahwa dinilai oleh atasan 2

sebagaian kegiatan tersebut sesuai dengan 3. Pengukuran kerja


rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Membandingkan
3
5. Tindakan perbaikan atau

koreksi.

Liker
4

7
Disiplin Kerja (X2) Menurut( Sulistiyani dan Rosidah, 2003 : Menurut (Hasibuan 2005). 1

236) disiplin (discipline) adalah prosedur 1. Para pegawai atau karyawan

yang mengoreksi atau menghukum bawahan datang dengan tertib

karena melanggar peraturan atau prosedur. 2. Berpakaian rapi. 2

3. Mampu menggunakan

perlengkapan kantor dengan 3

hati-hati

4. Mengikuti cara kerja yang Liker


4
ditentukan oleh perusahaan

5. Memiliki tanggung jawab yang


5
tinggi.

Kinerja (Tika 2010:121) “kinerja adalah sebagai Menurut (Robbins,1996). 1

hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan


(Y) 1) Kualitas kerja
seseorang atau kelompok organisasi dalam
2) Kuantitas kerja
suatu organisasi yang dipengaruhi oleh 2
3) Kehadiran dan ketepatan waktu
berbagai faktor untuk mencapai tujuan
hadir
organisasi dalam periode waktu tertentu”.
4) Komitmen kerja
LIker 3

4
5

Вам также может понравиться