Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematik


untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan
langkah-langkah yang sistemais, teratur, dan terkontrol agar suatu metode yang
digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah. Tujuan dari semua usaha
ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol fenomena.
Tujuan ini di dasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah
benturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui.

Penelitian didefenisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang


sistematik. McMillan dan Schumacher (1989) dalam Wiersma (1991:7)
mendefenisikan penelitian sebagai “suatu proses sistematik pengumpulan dan
penganalisisan informasi (data) untuk berbagai tujuan.” Sementara Kerlinger
(1990 : 17) mendefenisikan penelitian ilmiah sebagai “penyelidikan sestematik,
terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena sosial yang dibimbing oleh teori
dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena tersebut.”

Dalam penelitian terdapat beberapa hal penting yang sepatutnya diberikan


perhatian lebih yaitu penulisan kajian teori, penulisan footnote dan innote. Karena
penelitian menggunakan metode ilmiah yang sistematis sehingga diperlukan
aturan-aturan dalam penulisan kajian teori, penulisan footnote dan innote.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kajian teori?
2. Apakah fungsi kajian teori?
3. Bagaimana cara penulisan kajian pustaka?
4. Apakah yang dimaksud footnote dan innote?
5. Bagaimana cara penulisan footnote dan innote?

1|Page
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari kajian teori
2. Menjelaskan fungsi dari kajian teori
3. Menjelaskan cara penulisan kajian pustaka.
4. Menjelaskan pengertian footnote dan innote.
5. Menjelaskan cara penulisan footnote dan innote

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kajian Pustaka


Penggunaan kata-kata atau istilah seperti Tinjauan Pustaka, Kajian
Pustaka, Tinjauan Teori, maupun Kajian Teori pada dasarnya merupakan
ragam istilah yang mempunyai makna yang sama sebagai bentuk upaya
Studi Kepustakaan yang dilakukan oleh seorang peneliti yang merujuk
pada upaya umum yang harus dilalui untuk mendapatkan teori-teori yang
relevan dengan topik penelitian yang akan dilakukan.1

Kajian pustaka adalah kegiatan mencari refrensi yang relevan


dengan penelitian yang akan dilakukan untuk dikutip atau dijadikan dasar
dari sebuah ide penelitian. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari
semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, skripsi,
hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di
dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian
2
pustaka harus dirujuk di dalamnya. Perlu dicatat bahwa minimal 30%
dari total pustaka di dalam kajian pustaka adalah berasal dari artikel jurnal
ilmiah yang relevan.3 Sedangkan Margono (1997:78), menyatakan bahwa,
"lebih dari 50% kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah
membaca, oleh karena itu sumber bacaan merupakan bagian penunjang
penelitian yang esensial. Untuk dapat menyusun kajian teori yang baik,
menurut Tatang. (1990:64), "tidak ada jalan lain kecuali berusaha
mengumpulkan sumber bacaan yang relevan sebanyak-banyaknya".
Sehubungan dengan itu Tatang juga menyebutkan bahwa meskipun kajian

1
Dodiet Aditya Setiyawan, “Hand out: Matakuliah metodologi penelitian”, Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surakarta,Surakarta,2014. hlm. 2-4
2
Fatkhan Amirul Huda, “Pengertian dan Definisi Kajian Pustaka”, diunduh dari fatkhan.web.id
pada tanggal 2 April 2018 pukul 19.52
3
Harnovinsah, Ak”Metodologi Penelitian”, Pusat Bahan Ajar dan Elearning,diunduh dari
http://www.mercubuana.ac.id pada tanggal 16 Maret 2018 pukul 16.40 WIB

3|Page
teori yang disajikan itu merupakan ringkasan dari teori-teori yang relevan,
namun tidak berarti kajiannya boleh dangkal, kajian tetap harus berbobot4.

Tinjauan Pustaka pada dasarnya mencakup 2 hal, yaitu :

1. Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas
sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variable –
variable yang akan diteliti. Disamping itu, tinjauan teori ini juga
dimaksudkan agar peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang ingin
diteliti dalam konteks ilmu pengetahuan yang relevan. Oleh karena itu,
Tinjauan Pustaka ini menjadi dasar dalam merumuskan Kerangka Teori
yang selanjutnya menjadi dasar untuk mengembangkan Kerangka Konsep
penelitian.

2. Tinjauan dari hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti.

Hal ini penting, selain akan memperluas pandangan dan pengetahuan


peneliti, juga dapat untuk menghindari pengulangan penelitian yang telah
dilakukan orang lain (menjaga Originalitas penelitian). Dalam Tinjauan
Kepusakaan ini, peneliti hanya mencoba Meninjau atau mereview teori –
teori & hasil – hasil penelitian orang lain, dengan apa adanya saja. Hal ini
berarti bahwa : Pemikiran & Pendapat pembuat proposal penelitian tidak
dimasukkan ke dalam Tinjauan Kepustakaan ini.

B. Fungsi Kajian Pustaka


1. Mengetahui sejarah penelitian
Berdasarkan sejarah masalah yang berkaitan dengan masalah
penelitiannya, peneliti akan mendapatkan informasi tentang hal-hal
yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, aspek-aspek yang
telah diteliti, prosedur-prosedur yang telah diterapkan, hasil dan
hambatan yang ditemukan dalam penelitian, dan perbedaan antara
masalah yang hendak dipecahkan dengan masalah-masalah yang sudah
dipecahkan orang lain.
4
Tjetjep Samsur. Kajian Teori, Kerangka Konsep Dan Hipotesls Dalam Penelitian, Balal
Pengembangan Kelompok Belajar Sumatera Barat, Sumatera Barat, 2003.hlm.1-3

4|Page
2. Memilih prosedur penyelesaian masalah penelitian
Prosedur-prosedur yang telah diterapkan oleh para peneliti
sebelumnya yang berkaitan dengan masalah penelitiannya, peneliti
dapat memilih prosedur yang cocok berdasarkan kajian tentang
kelebihan dan kekurangan prosedur yang ada.

3. Memahami latar belakang teori masalah penelitian


Berdasarkan latar belakang teori masalah penelitian, peneliti dapat
memetakan kedudukan masalah penelitiannya ke dalam perspektif
cakupan pengetahuan yang lebih luas, sehingga dapat membantu
peneliti dalam menjelaskan pentingnya penelitian itu dilakukan serta
dampak dari hasil penelitiannya

4. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya


Berdasarkan kajian dari hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
relevan, peneliti dapat memperkirakan manfaat hasil penelitian yang
akan dilaksanakan

5. Menghindari terjadinya plagiasi penelitian


Pengkajian pustaka dapat menghindari duplikasi penelitian. Dalam
batasa-batas tertentu suatu penelitian boleh merupakan duplikasi dari
penelitian lain, sepanjang penelitian yang akan dilaksanakan memiliki
tujuan berbeda untuk melengkapi hasil penelitian sebelumnya atau
mempunya alasan yang kuat untuk meragukan hasil penelitian
sebelumnya.

6. Memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian


Kajian pustaka harus berfungsi sebagai kajian secara kritis tetapi
singkat tentang kekhususan , manfaat dan kelemahan dari penelitian
sebelumnya, sehingga peneliti dapat memberikan pembenaran tentang
pentingnya masalah yang diteliti

C. Cara Merumuskan Kajian Pustaka

Kajian pustaka dapat disusun dengan mengikuti langkah-langkah


sebagai berikut :

a. Mendaftar variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian, dengan


mencermati kembali rumusan masalah yang telah dikemukakan.

5|Page
b. Mengurutkan variabel-variabel tersebut dari variabel bebas menuju
variabel terikat.

c. Mencari sumber-sumber bacaan yang relevan dengan masing-masing


variabel penelitian, dengan mencari informasi kepada pihak-pihak
yang mengetahui sumber-sumber kepustakaan yang relevan. Pihak
yang mengetahui adalah orang yang memiliki pengalaman melakukan
penelitian dengan variabel-variabel yang memiliki kesamaan dengan
beberapa variabel yang kita libatkan dalam penelitian kita.

d. Menelusuri sumber literature melalui penelusuran di internet,


perpustakaan-perpustakaan, toko-toko buku, dan lain-lain. Selain
berbagai alternative, tempat tersebut, kita juga dapat memulai
pencarian dengan menuliskan kata kunci di msin pencarian yang
disediakan oleh beberapa situs WEB Master seperti yahoo, google, dan
lain-lain. Jika sudah menemukan situs yang sesuai kita dapat
melanjutkan dengan melihat abstrak hasil-hasil penelitian. Di
Perpustakaan kita juga dapat menanyakan abstrak hasil-hasil penelitian
para alumni suatu perguruan tinggi tempat perpustakaan tersebut
bernaung.

e. Usahakan laporan hasil penelitian yang kita rujuk adalah hasil


penelitian yang terkini, karena laporan penelitian terkini akan
mengulas tentang hasil-hasil penelitian sebelumnya yang kita sendiri
kesulitan menemukan sumber aslinya atau sumber primernya. Tetapi
dengan cara mencari informasi tentang data penulis, kita dapat untuk
mencari sumber primer tersebut.

Setelah informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian


diperoleh secara konprehensif dan lengkap dengan pencatatan sumber
informasi sesuai dengan aturan tata tulis yang ditetapkan, langkah
berikutnya yang perlu diperhatikan oleh para peneliti ialah menyusun
materi yang diperoleh secara sistematis sebagai bahan acuan selama
melakukan kegiatan penelitian. Untuk memberikan sekadar rambu-rambu

6|Page
cara menyusun data literature yang berasal dari bermacam-macam sumber,
berikut ini diberikan beberapa langkah untuk diterapkan sesuai keadaan
yang ada (Ary, dkk;1985)

1. Mulai dengan penelitian yang secara sekuensi diperhatikan dari yang


paling relevan. Cara lain dapat juga, misalnya dengan melihat tahun
penelitian diawali dari yang paling mutakhir, menuju sumber literature
dengan tahun yang lebih lama.

2. Membaca abstrak setiap penelitian yang relevan terlebih dahulu untuk


memberikan penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai
dengan yang ingin dipecahkan dalam penelitian

3. Mencatat bagian-bagian penting yang relevan dengan permasalahan


penelitian. Untuk menjaga agar tidak terjebak dalam praktek plagiat,
para peneliti hendaknya mencata sumber-sumber informasi dan
mencantumkannya dalam daftar pustaka, jika memang informasi
berasal dari ide atau hasil penelitian orang lain.

4. Lakukan pencatatan, pengutipan, atau penyalinan informasi dan


susunlah secara sistematis sehingga peneliti dengan mudah dapat
mencari kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. sangat dianjurkan
dalam hal ini bagi para peneliti, agar membuat kutipan dalam sistem
kartu dengan ukuran sesuai selera atau kertas yang sudah disediakan di
took-toko buku atau alat tulis. Kedua permukaaan dapat digunakan.
Permukaan pertama untuk substansi kutipan, permukaan baliknya
untuk catatan pernyataan atau pendapat sumber kutipan.

5. Atur kartu tersebut enurut abjad, menurut variabel yang diteliti, atau
katalog yang dibuat sesuai dengan minat peneliti ini dilakukan agar
peneliti dengan mudh mencarinya bila sewaktu-waktu diperlukan.

6. Untuk membantu agar peneliti lebih mudah mencari dan mengatur


kartu yang dibuat, hendaknya peneliti membuat satu substansi kutiapan
untuk setiap kartu.

7|Page
7. Untuk menghindari penjiplakan, pastikan bahwa isi acuan dikutip
secara langsung, diringkas, atau diuraikan dengan menggunakan
bahasa sendiri5

D. Pengertian Footnote dan Innote


1. Footnote

Footnote atau catatan kaki adalah catatan yang diberikan pada


tulisan, biasanya terdapat pada bagian paling bawah dari halaman dan
dituliskan dengan font yang lebih kecil. Catatan kaki ini memberikan
informasi tentang rujukan yang dubuat. Pada umumnya, footnote berisi
judul buku, penerbit, pengarang serta dilengkapi dengan halaman.
Pemberian halaman pada footnote lah yang membedakannya dengan daftar
pustaka. Sesuai dengan namanya, footnote diletakkan pada kaki halaman
yaitu dibagian terbawah dari halaman, Catatan kaki dapat dimanfaatkan
bagi pengutip untuk mencantumkan sumber dari mana kutipan diambil,
selain itu dapat juga dipakai untuk memberikan catatan penjelasan yang
memberikan keterangan tambahan yang tidak layak dimasukkan dalam
teks. Pada catatan kaki dikenal adanya istilah-istilah Ibid.,Op.cit., dan
Loc.cit. yang penjelasannya disajikan di bawah ini.

a) Ibid
Singkatan dari ibidem, digunakan apabila sumber kutipan pertama diikuti
dengan kutipan berikutnya yang sumbernya sama tanpa diselingi dangan
kutipan lain.
b) Op.cit
Singkatan dari opere citato (dalam karya yang telah dikutip). Kutipan
berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip hanya
halaman yang beda dan telah diselingi oleh sumber kutipan lain.
c) Loc.cit.

5
Zaenal Arifin, Metodologi Penelitian Pendidikan.( Surabaya: Lentera Cendekia, 2009) Cet.6, hal.
43

8|Page
Singkatan dari loco citato, (tempat yang pernah dikutip). Kutipan berasal
dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip termasuk
halamannya sama, tetapi telah diselangi oleh sumber kutipan lain.

2. Innote

Innote merupakan notasi lmiah dengan cara meletakkan sumber


yang dirujuk menyatu dengan teks yang dirujuk. Hal ini dimaksutkan agar
pembaca langsung mengetahui sumber asal pernyataan tersebut dikutip.
Jika dalam footnote penulis dapat memberikan keterangan-keterangan
tambahan, dalam innote tidak dimungkingkan. Keterangan tambahan
dalam innote akan menggunakan isi teks, sedangkan keterangan tambaha
dalam footnote sama sekali tidak menggagu teks karena letaknya terpisah,
yakni di kaki halaman.6

E. Cara Penulisan Footnote dan Innote


1. Cara Penulisan Footnote
Berikut beberapa bentuk-bentuk dan contoh footnote, untuk sumber
kutipan dari buku, makalah, surat kabar, karya yang tidak diterbitkan,
wawancara, ensiklopedi, internet, dan lain-lain.
a. Buku
Urutan dalam penulisannya adalah nomor footnote, nama
pengarang (nama kecil atau nama depan, nama tengah/initial untuk
orang barat umumnya, dan nama akhir atau nama keluarga), judul
buku, jilid, cetakan, edisi, penerbit, tempat diterbitkan, tahun
penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip. Judul buku diberi garis
atau dicetak miring jilid atau dicetak tebal.
a) Jika satu orang pengarang, contoh:
1
Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan, Pustaka Utama
Grafiti, Jakarta, h. 299
b) Jika dua atau tiga orang pengarang, contoh:
2
J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastronoto, Pelajaran
Hukum Indonesia, Gunung Agung, Jakarta, 1973, h. 49.
6
Siti Zumrotul M, “Notasi Ilmiah”, diakses dari www.slideshare.net pada 2 April 2018

9|Page
c) Jika lebih dari tiga orang pengarang, maka pengarang pertama
saja yang dicantumkan, kemudian diberi keterangan dkk.
b. Majalah
Penulisan footnote yang dicantumkan berturut-turut : nama penulis
(seperti pada buku), judul tulisan di antara kutip, nama majalah (diberi
bergaris, cetak miring atau cetak tebal), nomor, tahun majalah dalam
angka Romawi (kalau ada), bulan dan tahun penerbitan, penerbit,
tempat penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip. Kalau tidak
diketahui nama pengarang suatu artikel dalam majalah, maka nama
pengarang ditiadakan, jadi footnote dimulai dengan judul karangan,
contoh:
3
Oemar Seno Adji, “Perkembangan Delik Khusus dalam Masyarakat
yang Mengalami Modernisasi”, Hukum dan Pembangunan, No. 2 Th.
X, Maret 1980, h. 113.
c. Skripsi, tesis, disertasi
4
Heru Supraptomo, “Masalah-Masalah Pengaturan Cek serta
Bilyet Giro di Indonesia dalam Rangka Mengembangkan Sistem
Giralisasi Pembayaran”, Disertasi, Fakultas Hukum Universitas
Airlangga, Surabaya, 1977, h. 263.
d. Wawancara
5
Wawancara dengan Ketua Pengadilan Negeri Surabaya, Tempat,Tgl.
16 Juni 1980
e. Peraturan Perundang-Undangan
6
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas,
(Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3587), Ps. 4.
f. Internet
7
Lim, “Sudah Tiba Waktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan sebagai
Mata Kuliah”, www.hukumonline.com, 1 Desember 2007, h. 2,
dikunjungi pada tanggal 7 Desember 2007.
g. Artikel dalam jurnal

10 | P a g e
10
Simon Marsden, ‘Regulatory Reform of Australia’s Offshore Oil and
Gas Sector After the Montrara Commission of Inquiry: What About
Transboundary Environmental Impact Assessment?’, Flinders Law
Journal, Vol 15, No 41, 2013, h 45.

2. Cara Penulisan Innote


a. Penulisan Innote Kutipan Langsung
Kutipan yang berisi kurang dari 40 angka ditulis diantara tanda kutip
(“…”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti
nama pemelik, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis
secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor
halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut
Azra (1990: 123) menyimpulkan “ ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan prestasi belajar”.
Atau :
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ ada hubungan yang erat
antara faktor sosial ekonomi dengan prestasi belajar” Azra (1990:
123).
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara
terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi
sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal, nomor
halaman juga harus diketik. Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut:
The ‘placebo effect’ which had been verified in previous studies,
disappeared when behaviors were studied in this manner. Furthermore,
the behaviors were never exhibited again, even were real drug where
administered. Earlier studies where clearly premature in attributing the
results to a placebo effect.
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat
yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan disekolah…
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995: 278)
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang
diganti dengan empat titik. Contoh:
“Gerak manipulative adalah keterampilan yang memerlukan
koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain…. Yang
termasuk gerak manipulative antara lain adalah menangkap bola,
menendang bola, dan menggambar.” (Asim, 1995: 315).
b. Penulisan Innote Kutipan Tidak Langsung

11 | P a g e
Kutipan yang disebut secara tidak langsung, atau dikemukakan dengan
bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip terpadu dalam teks.
Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau
disebut dalam kurung bersama tahun penerbitnya. Jika memungkinkan
nomor halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut.

Saliman (1990: 13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga


lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.

Atau:

Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat.


Saliman (1990: 13). 7

7
Siti Zumrotul M, “Notasi Ilmiah”, diakses dari www.slideshare.net pada 2 April 2018

12 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kajian pustaka adalah kegiatan mencari refrensi yang relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan untuk dikutip atau dijadikan dasar
dari sebuah ide penelitian. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari
semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, skripsi,
hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di
dalam penulisan proposal. Dalam penulisanya terdapat beberapa langkah,
dimulai dari mendaftar variabel-variable yang digunakan hingga
menggunakan rujukan yang terkini.

13 | P a g e

Вам также может понравиться