Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Menghadapi era globalisasi dan perkembangan perekonomian suatu bangsa, peran masyarakat
dibidang ekonomi dan pembangunan sangat diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan bangsa. Terutama bagi para pengusaha baik pengusaha besar, kecil, maupun menengah
(UKM). Untuk menjadi pengusaha yang sukses dan mampu bertahan dalam setiap permasalahan atau
resiko yang dihadapi, mereka senantiasa dituntut untuk mampu mengelola usahanya baik dilihat dari
asset maupun liabillity perusahaannya.
Pada umumnya, setiap perusahaan mempunyai berbagai macam aktivitas usaha seperti aktivitas
oprasional perusahaan dan aktivitas diluar oprasionalnya. Perusahaan harus mampu mengelola
aktivitas tersebut dengan baik agar tidak menghambat aktivitas kegiatan yang lain. Aktivitas
oprasional perusahaan misalnya, melakukan penjualan barang atau jasa baik dilakukan secara tunai
maupun kredit sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Apabila transaksi pembayaran
dilakukan secara tunai perusahaan akan langsung menerima keuntungan yang didapatkan, akan tetapi
bila transaksi dilakukan secara kredit maka perusahaan akan mempunyai piutang atau tagihan yang
harus mempunyai pengelolaan yang baik agar piutang atau tagihan tersebut dapat diterima sesuai
dengan yang diharapkan. Pengelolaan piutang harus dilakukan dengan baik mengingat piutang juga
merupakan sumber pendapatan perusahaan yang belum terbayar. Apabila dalam penagihan piutang
dagang perusahaan mengalami kemacetan, perusahaan secara otomatis akan mengalami kerugian
bahkan menghadapi permasalahan besar yang pada akhirnya nanti perusahaan mengalami
kebangkrutan. Itu semua dikarenakan perputaran produk yang dihasilkan dan perputaran keuangan
yang tidak setabil atau terganggu. Dan apabila terjadi seperti itu, apa yang seharusnya dilakukan
perusahaan apabila perusahaan membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk memenuhi
perputaran aktivitas selanjutnya? Salah satu solusi yang harus dilakukan adalah dengan cara
pengalihan atau penjualan piutang kepada pihak lain. Oleh karena itu Bank, Lembaga Keuangan non
Bank, dan Perusahaan Multifinance yang berbentuk PerseroanTerbatas atau Koperasi memberikan
Jasa Anjak Piutang atau yang lebih dikenal dengan Factoring yang bertujuan untuk memperlancar
kegiatan penyelesaian utang atau piutang dan membantu perusahaan dalam mengelola transaksi
penjualan secara kreditnya agar terhindar dari resiko yang tidak diharapkan perusahaan. Pengelolaan
yang secara efektif dan efesien inilah yang harus dibutuhkan dan dikembangkan oleh perusahaan
untuk meningkatkan fungsi dan kredibilitasnya di dunia usaha yang sejalan dengan perkembangan
perekonomian yang terus maju.
Untuk menggunakan jasa Anjak Piutang (Factoring) tidak terlepas dari peraturan yang diberlakukan
pemerintah, seperti Peraturan Menteri Keuangan dan Undang-Undang Perbankan.
Usaha Anjak Piutang (Factoring) mulai diperkenalkan di Amerika bagian Utara yang terfokus pada
sektor industri tekstil yang sampai saat ini masih merupakan salah satu bidang kegiatan usaha utama
anjak piutang. Akan tetapi seiring dengan perkembangan perekonomian di dunia, selanjutnya Anjak
Piutang (Factoring) pada saat ini telah memasuki berbagai jenis segmen produk dan jasa. Kegiatan
anjak piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relative baru di Indonesia. Eksistensi
kelembagaan Anjak Piutang di mulai sejak ditetapkannya Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988,
yang di atur dengan Kappres No. 61 tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan No.
1251/KMK.13/1988 tanggal 20 Desember 1988. Pengenalan usaha Anjak Piutang ditujukan untuk
memperoleh sumber pembiayaan alternative di luar sektor perbankan. Perusahaan Anjak Piutang
biasa didirikan secara independen atau dapat dilakukan oleh Multifinance Company yaitu lembaga
pembiayaan yang dapat melakukan usaha secara sekaligus dibidang Anjak Piutang (Factoring), Sewa
Guna (Leasing), Modal Ventura (Joint Venture), Kartu Kredit (Credit Card), dan Pembiayaan
Konsumen. Bank pada prinsipnya dapat memberikan jasa Anjak Piutang sebagai bagian dari
produknya tanpa perlu membentuk badan usaha baru. Tetapi bank juga bisa melakukan usaha Anjak
Putang dengan membentuk badan hukum tersendiri contohnya Bank BNI mendirikan PT. BNI
Multifinance, BCA mendirikan PT BCA Finance dan seterusnya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dalam melihat Anjak Piutang (Factoring) sebagai salah satu alternatif pembiayaan dalam perusahaan,
maka adapun perumusan masalah yang terdapat dalam tulisan ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Anjak Piutang?
2. Bagaimana peran Anjak Piutang bagi kehidupan ekonomi?
3. Bagaimana perkembangan Anjak Piutang di Indonesia.
4. Hambatan-hambatan apa saja yang dapat menghambat perkembangan Anjak Piutang di
Indonesia?
5. Studi Kasus : PT IFS Capital Indonesia (IFSI) yang berfokus kepada UKM.Bagaimana Anjak
Piutang (Factoring) yang diberikan PT. IFSI kepada Usaha Kecil Menengah di Indonesia?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan yang dapat diperoleh dalam tulisan ini yaitu:
1. Mengetahui lebih jelas apa itu Anjak Piutang (Factoring), jenis-jenis jasa yang ditawarkan,
mekanisme pembiayaan, manfaat anjak piutang, perbedaan antara anjak piutang dengan kredit bank,
dan anjak piutang secara syariah.
2. Mengetahui Peran Anjak Piutang (Factoring) di dalam kegiatan Ekonomi
3. Mengetahui perkembangan Anjak Piutang (Factoring) di Indonesia.
4. Mengidentifikasi hambatan-hambatan perkembangan Anjak Piutang (Factoring) di Indonesia.
5. Mengenal dan Mengetahui Anjak Piutang (Factoring) yang diberikan PT. IFS Capital Indonesia
(IFSI) yang berfokus kepada Usaha Kecil Menengah di Indonesia.

1.4. METODE PENELITIAN


Pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data
yang diperlukan (Nazir, 1988:211). Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada objek penelitian di lapangan, sedangkan
pengumpulan data sekunder dilakukan peneliti dengan cara tidak langsung ke objek studi tetapi
melalui penelitian terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek studi (Singarimbun,
1989)
Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta sejumlah informasi aktual yang
sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Sehubungan dengan masalah tersebut dalam
penyusunan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, dengan
membaca buku sumber dan browsing dari Internet.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI ANJAK PIUTANG


Definisi Anjak Piutang tidak terlepas dari beberapa pendapat, berikut adalah definisi atau pengertian
anjak piutang yang diambil dari beberapa sumber yaitu:
a. Pengertian Anjak Piutang menurut PSAK No.43 tahun 1998 “Jenis pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengaliahan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan yang berasal
dari transaksi usaha”.
b. Pengertian Anjak Piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KMK.013/1988
tanggal 20 Desember 1988 adalah: “Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan
dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri”.
c. Kegiatan anjak piutang menurut Budi Rachmat (2004:2) “Pada prinsipnya merupakan pemberian
kredit kepada supplier dengan cara membeli piutang atau tagihannya kepada nasabahnya atau
customer-nya”.
d. Menurut Kasmir,S.E.,M.M. dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Menyatakan
bahwa “Perusahaan Anjak Piutang atau Factoring adalah perusahaan yang kegiatannya adalah
melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambil alihan atau pengelolaan utang piutang suatu
perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan. ”Jadi Anjak Piutang adalah
suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan
memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara Anjak Piutang dan Pinjaman Bank. Pertama,
penekanan Anjak Piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua,
Anjak Piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu asset (piutang). Ketiga, Pinjaman
Bank melibatkan dua belah pihak, sedangkan Anjak Piutang melibatkan tiga pihak.
Agar dapat lebih memahami tentang perjanjian anjak piutang ini maka dapat dilihat dari tiga
serangkai hukum yaitu:
a. Subyek hukum dari perjanjian anjak piutang itu tentu saja adalah Penjual, Pembeli dan
Perusahaan anjak piutang. Namun penamaan tersebut dirubah disesuaikan dengan hakekat anjak
piutang. Perusahaan anjak piutang atau dikenal sebagai factor adalah badan usaha yang menawarkan
anjak piutang lihat pengertian di atas. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa dari anjak piutang
(mudahnya adalah pihak yang menjual piutang kepada factor). Penjual atau supplier masuk dalam
pengeritan klien. Sementara nasabah atau konsumen merupakan pihak yang mengadakan transaksi
dengan klien.
b. Obyek hukum dalam perjanjian ini jelas adalah piutang itu sendiri. Baik itu dijual atau dialihkan
atau di urus oleh pihak lain.
c. Peristiwa hukum atau hubungan hukumnya adalah perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian
antara perusahaan anjak piutang dengan klien.
Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Anjak Piutang. Dalam, kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku
utama yang terlibat yaitu:
a. Perusahaan anjak piutang (factor), Factor adalah perusahaan atau pihak yang menawarkan jasa
anjak piutang.
b. Klien (supplier) dan Klien adalah pihak yang menggunakan jasa perusahaan anjak piutang.
c. Nasabah (customer) atau disebut debitor. Nasabah adalah pihak-pihak yang mengadakan
transaksi dengan klien.

Istilah klien (client) dan nasabah (customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian
yang sangat berbeda. Lain halnya dengan bank yang memiliki nasabah atau customer, sedangkan
perusahaan anjak piutang hanya memiliki klien dalam hal ini supplier. Selanjutnya, klien yang
memiliki nasabah atau customer. Mekanisme anjak piutang ini sebenamya diawali dari adanya
transaksi jual beli barang atau jasa yang pembayarannya secara kredit.
http://htmlimg3.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/5-149486eafc.jpgSelanjutnya, apabila
suatu transaksi penjualan melibatkan jasa jasa perusahaan anjak piutang, maka secara diagram dapat
dijelaskan mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak piutang. sebagaimana dijelaskan
pada Gambar berikut.

Gambar 1.1 Siklus penjualan tradisional


Penggunaan jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu perusahaan dalam kondisi antara lain
sebagai berikut:
1) Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pemasaran. Perusahaan anjak piutang dapat
memberikan informasi mengenai keadaan pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan yang
bersangkutan (klien).
2) Perusahan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya kurang mampu
mengimbangi ekspansi perusahaan. Dengan jasa factoring, pihak klien diharapkan dapat menyusun
rencana ekspansi secara lebih leluasa, clan fimgsi pengelolaan kredit diambil alih oleh perusahaan
anjak piutang.
3) Perusahaan klien akan dapat beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan pengelolaan kreditnya
kepada perusahaan anjak piutang karena tidak perlu lagi membentuk unit organisasi yang berfungsi
sebagai bagian kredit yang tentunya akan menambah biaya operasi.
4) Perusahaan dapat memperoleh pembiayaan siap pakai (stand by facility) yang disediakan oleh
perusahaan anjak piutang.
Istilah dalam mekanisme anjak piutang perlu dipahami antara lain sebagai berikut:
Disclosed.
Fasilitas disclosed adalah penjualan atau penyerahan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitor atau customer. Pada saat utang tersebut jatuh tempo perusahaan anjak
piutang, atau disebut factor memiliki hak tagih pada nasabah yang bersangkutan. Oleh karena itu
biasanya di atas faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah
diserahkan atau dijual kepada perusahaan anjak piutang.
http://htmlimg2.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/6-09d9cf40d6.jpg

Gambar 1.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam Factoring (Anjak Piutang)

2.1.1. JENIS-JENIS ANJAK PIUTANG


Transaksi anjak piutang berkembang sejalan dengan meningkatnya berbagai kebutuhan supplier.
Perusahaan anjak piutang menawarkan berbagai jenis fasilitas anjak piutang, namun biasanya supplier
melakukan negosiasi lebih dari satu perusahaan anjak piutang yang disesuaikan dengan kebutuhan
supplier tersebut dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak piutang. Apabila supplier atau
klien telah mengetahui persis sejak awal kebutuhannya, akan mempermudah dan mempercepat
menemukan perusahaan anjak piutang mana yang menyediakan fasilitas sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat dibedakan dalam
berbagai jenis sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pemberitahuan
Disclosed / notification. Disclosed factoring atau juga disebut dengan notification factoring adalah
pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak debitor (customer).
Oleh karena itu pada saat piutang tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih
pada debitor yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan
pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak
piutang. Notifikasi setiap transaksi anjak piutang kepada pihak customer dimaksudkan antara lain:
a) untuk menjamin pembayaran langsung kepada perusahaan anjak piutang.
b) untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang merugikan pihak perusahaan anjak
piutang misalnya, pengurangan jumlah piutang sesuai dengan kontrak klien sebagai penjual.
c) mencegah perubahan-perubahan yang ada dalam kontrak yang dapat mempengaruhi perusahaan
anjak piutang.
d) memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas namanya apabila terjadi
perselisihan.
Mekanisme anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat diikuti pada Gambar dibawah ini.
http://htmlimg4.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/7-c3b3c26f46.jpgGambar 1.3 Mekanisme
Disclosed Factoring
Keterangan:
1) Penjualan secara kredit kepada customer (debitor).
2) Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan factoring (factor) disertai dengan
penyerahan faktur-faktur dan dokumen terkait lainnya.
3) Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.
4) Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan dalam waktu 24 jam. Pembayaran
tersebut berjumlah sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan dibayar apabila telah
dilakukan pelunasan penuh oleh customer atau debitor.
5) Penagihan oleh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-bukti pendukung.
6) Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring.

Undisclosed/non notification & Undisclosed atau juga disebut dengan non-notification factoring
adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa
pemberitahuan kepada debitor kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien; atau
secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko. Transaksi disclosed
atau undisclosed factoring terhadap pengalihan piutang klien kepada perusahaan anjak piutang akan
memiliki dampak hukum pada masing-masing pihak yang terkait. Mekanisme undisclosed factoring
adalah seperti gambar sbb :
.http://htmlimg4.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/8-df3e2a45c4.jpg
Gambar 1.4 Mekanisme Undisclosed factoring
Keterangan:
1) Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya (customer).
2) Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada pemberitahuan mengenai
kontrak anjak piutang.
3) Tembusan atau copy faktur diserahkan kepada perusahaan anjak piutang.
4) Pembayaran kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan dibayar pada saat
pelunasan utang oleh debitor (customer).
5) Pada saat jatuh tempo, debitor akan melunasi utangnya langsung kepada supplier atau klien.
6) Klien kemudian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada perusahaan anjak piutang.
Perusahaan anjak piutang selanjutnya melunasi sisa pembayaran 20% kepada klien.
2. Berdasarkan Penanggungan Risiko
Recourse factoring
Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with recourse factoring berkaitan dengan risiko
debitor yang tidak mampu memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang
merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan menanggung risiko kredit
terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak
piutang akan mengembalikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada klien atas
piutang yang tidak tertagih dari customer.
Without recourse factoring
Anjak piutang ini juga disebut non-recourse factoring, yaitu perusahaan anjak piutang menanggung
risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan oleh klien. Namun, dalam perjanjian anjak
piutang dapat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya tagihan dapat diberlakukan bentuk
recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang tidak dibayar karena pihak klien ternyata
mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya. Dengan
demikian customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut dan terlepas
dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikian, perusahaan factoring dapat
mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.
3. Berdasarkan Pelayanan
Full service factoring, yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang
baik dalam bentuk jasa pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan, misalnya urusan administrasi
penjualan (sale ledger administration), tagihan dan penagihan piutang termasuk menanggung risiko
terhadap piutang yang macet.
Finance factoring, yaitu perusahaan anjak piutang yang hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja
tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat
penyerahan faktur kepada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai
dengan besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap bertanggungjawab terhadap
pembukuan piutang dan penagihannya,termasuk menanggung risiko tidak tertagihnya piutang
tersebut.
Bulk factoring. Jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring yaitu transaksi yang
mengaitkan perusahaan factoring sebagai agen dari klien. Bentuk fasilitas factoring ini pada dasarnya
hampir sama dengan full service factoring, namun penagihan piutang tetap dilakukan oleh klien dan
proteksi risiko kredit tidak dijamin perusahaan factoring.
Maturity factoring. Dalam maturity factoring, pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien
tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas tagihan. Fasilitas anjak
piutang maturity memberikan kredit perdagangan kepada customer atau nasabah dengan pembayaran
segera. Misalnya, 2% 10 hari, net 30, artinya apabila debitor membayar dalam jangka waktu 10 hari
pertama, ia memperoleh potongan sebesar 2%. Apabila tidak, pembayaran penuh harus dilakukan
dalam waktu 30 hari. Dalam perjanjian anjak piutang ini perusahaan factoring akan membayar
kliennya tidak lebih dari 10 hari setelah faktur jatuh tempo. Oleh karena itu tidak ada beban bunga
yang diperhitungkan. Pembayaran atas piutang yang dialihkan dapat dilakukan berdasarkan periode
tertentu yang didasarkan atas perkiraan rata-rata jatuh tempo faktur atau penyerahan copy faktur.
4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan
Domestic factoring, yaitu kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak
piutang, klien dan debitor yang semuanya berdomisili di dalam negeri.
International factoring. Anjak piutang ini juga sering disebut export factoring, yaitu adalah kegiatan
anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang melibatkan dua perusahaan factoring di
masing-masing negara sebagai export factor dan import factor.
5. Berdasarkan Pembayaran kepada Klien
Advanced payment, yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran di muka
(prepayment financing) oleh perusahaan anjak piutang kepada klien berdasarkan penyerahan faktur
yang besarnya berkisar 80% dari nilai faktur.
Maturity, transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan perusahaan anjak piutang pada
saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan rata-
rata jatuh tempo tagihan (faktur). Untuk lebih jelasnya lihat kembali maturity factoring yang telah
dibahas terdahulu.
Collection, yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan apabila
perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan terhadap debitor.

2.1.2. PROSES ANJAK PIUTANG UNTUK TAGIHAN DAN PROMES


Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk pembelian tagihan milik
klien (supplier). Selanjutnya, proses kegiatan anjak piutang ini dapat dibedakan dalam bentuk
transaksi untuk tagihan atau account receivable dan promes atau promissorynotes.
Proses Anjak Piutang untuk Tagihan
Kegiatan anjak piutang untuk tagihan ini atau disebut juga account receivable factoring didasarkan
pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka pendek dan menengah yang dijual kepada
perusahaan anjak piutang dengan kontrak pengambil alihan tagihan dari penjual atau supplier kepada
perusahaan anjak piutang. Pengalihan tagihan tersebut atas persetujuan atau pengetahuan pembeli
(customer).
http://htmlimg2.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/11-89633d37e5.jpg
Gambar 1.5 Proses Anjak Piutang untuk Tagihan
Keterangan:
1) Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli (customer). Penyerahan barang dengan
D/0 yang ditandatangani pembeli. Asli D/0 kembali kepada supplier.
2) Karena alasan cash flow, supplier atau klien kemudian menjual tagihannya kepada perusahaan
anjak piutang atas persetujuan pembeli (customer).
3) Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau D/0 kepada perusahaan anjak
piutang.
4) Kontrak persetujuan dan pengambil alihan tagihan antara klien dengan perusahaan anjak piutang.
5) Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan.
6) Pada saat jatuh tempo perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada pembeli
(customer).
7) Pelunasan utang oleh pembeli.
Proses Anjak Piutang untuk Promes
http://htmlimg1.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/12-b5ceb114e7.jpgAnjak piutang untuk
promes melibatkan pihak lain, biasanya bank, dalam proses penagihan piutang. Mekanismenya
menjadi sedikit lebih panjang karena bukti piutang dikonversikan menjadi promes untuk kemudian di
diskontokan ke pihak lain (bank).

Peny
Gambar 1.6 Proses anjak piutang untuk promes
Keterangan:
1) Penjualan barang atau jasa kepada pembeli secara kredit.
2) Sebagai bukti utang atas transaksi jual beli, pembeli mengeluarkan promes kemudian diserahkan
kepada supplier.
3) Supplier kemudian meng-endors promes tersebut kemudian dijual kepada perusahaan anjak
piutang secara diskonto.
4) Perusahaan anjak piutang membayar promes atas dasar diskonto.
5) Setelah jatuh tempo, perusahaan anjak piutang menyerahkan promes tersebut kepada bank untuk
ditagihkan pembayarannya dari pembeli.
6) Pembayaran diteruskan oleh bank kepada perusahaan anjak piutang setelah dilakukan penagihan.

2.1.3. JASA-JASA ANJAK PIUTANG

Jasa jasa anjak piutang dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Jasa Pembiayaan (financing services)
Perusahaan anjak piutang memberikan pembiayaan yang besarnya berkisar antara 60%-80% dari total
piutang setelah dilakukan kontrak anjak piutang dan penyerahan bukti-bukti penjualan barang.
Kontrak atau transaksi ini dapat dilakukan atas dasar with recourse atau without recourse. Dalam
pengambilan keputusan mengenai dasar transaksi anjak piutang yang mana yang akan dilakukan,
perusahaan anjak piutang akan memperhatikan dan mempertimbangkan besarnya risiko terjadinya
kemacetan yang mungkin dihadapi oleh pihak nasabah (customer).
2. Jasa Non-pembiayaan (non financing services)
Persediaan jasa non pembiayaan oleh perusahaan anjak piutang pada dasarnya merupakan jasa untuk
melayani kepentingan pengelolaan kredit klien (supplier). Produk jasa jasa non pembiayaan yang
ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang antara lain sebagai berikut:

a. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit.


b. Sales ledger administration atatt sales accounting.
c. Pengawasan kredit dan penagihannya. Perusahaan anjak piutang dapat memberikan jasa
pengawasan atau monitoring terhadap penjualan yang dilakukan klien termasuk pula menetapkan
prosedur penagihannya.
d. Perlindungan terhadap risiko kredit. Perusahaan anjak piutang dapat mengusahakan cara-cara
pengamanan terhadap risiko piutang khususnya dalam hal export financing. Untuk tujuan ini
perusahaan dapat pula memberikan jasa perlindungan terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta
asing. Jasa-jasa non pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang sebagaimana
dijelaskan di atas pada prinsipnya merupakan fungsi credit department bagi perusahaan klien.
Perusahaan anjak piutang menyampaikan laporan kepada kliennya yang menyangkut antara lain hal-
hal sebagai berikut:
a) Credit standing para nasabah (customer).
b) Posisi piutang klien termasuk tanggal jatuh temponya yang bagi klien berguna untuk perencanaan
penjualan kredit pada periode berikutnya.
c) Statement of account kepada nasabah. Dokumen ini sangat perlu bagi pihak nasabahyang
bersangkutan dalam melakukan rekonsiliasi atas pembayaran-pembayaran yang telah dilakukannya, di
samping sebagai informasi mengenai posisi utang dan tanggal jatuh temponya.
d) Kegiatan penagihan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Dalam proses
penagihan ini, perusahaan factoring berusaha sebaik-baiknya untuk tidak merusak hubungan klien
dengan nasabah.

2.1.4. BIAYA ANJAK PIUTANG


Biaya biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak piutang antara lain terdiri atas service charge dan
initial payment charge atau juga disebut discount charge (biaya bunga). Besamya service charge anjak
piutang untuk jasa non pembiayaan untuk anjak piutang domestik berkisar antara 0,5%-1.5% dari
jumlah tagihan. Sedangkan untuk anjak piutang internasional antara 1,0%-2,5%. Pembayaran service
charge tersebut biasanya dipotong dari pembayaran pre financing yang diberikan oleh perusahaan
anjak piutang. Sedangkan biaya bunga atau discount charge sehubungan dengan pembayaran di muka
(initial payment), perusahaan anjak piutang mengenakan biaya antara 2%-3% p.a. di atas prime rate.
Biaya yang terdiri atas 2 (dua) macam biaya :
1. Service charge.
Service charge atau fee berkaitan dengan fungsi perusahaan factoring dalam melakukan pembukuan
penjualan (sales ledger) terhadap transaksi penjualan oleh klien. Besarnya biaya tersebut sangat
tergantung dalam, perjanjian atau persetujuan kedua belah pihak antara perusahaan anjak piutang
dengan klien sebelum kontrak anjak piutang dilaksanakan dan biasanya dinyatakan dalam suatu
persentase tertentu dari nilai faktur.
2. Discount Charge.
Biaya ini secara langsung berhubungan dengan pembayaran di muka yang diberikan oleh perusahaan
anjak piutang kepada klien setelah penyerahan faktur dilakukan. Besarnya biaya tersebut juga
dinyatakan dalam suatu persentase secara tahunan (annual basis). Seperti halnya dengan service
charge, biaya ini juga ditetapkan berdasarkan negosiasi antara pihak perusahaan anjak piutang dengan
klien sebelum kontrak anjak piutang dilakukan.
2.1.5. MANFAAT ANJAK PIUTANG
Manfaat anjak piutang bagi klien dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:
a. Membantu administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and collection services)
Perusahaan anjak piutang memperoleh fee atau komisi sebesar persentase tertentu dari jumlah piutang
yang dianjak-piutangkan atas jasa jasa administrasi yang diberikan sebagai bagian dari perjanjian
anjak piutang. Jasa jasa tersebut meliputi administrasi piutang yang dianjak-piutangkan dan
membantu penagihannya. Dengan mengalihkan tugas pembukuan kepada perusahaan anjak piutang
akan timbul beban biaya atas klien.
b. Membantu beban risiko (credit inscrrance)
Kadang-kadang klien (supplier) membatasi penjualannya hanya kepada nasabah lama saja karena
alasan risiko kredit. Sehingga kemungkinan mereka menolak menjual kredit kepada nasabah baru. Hal
tersebut berarti suatu kerugian, bukan saja semata-mata rugi materi yaitu akibat batalnya memperoleh
keuntungan yang sudah di depan mata tetapi juga rugi secara immateriel dalam hal goodwill.
Sekiranya risiko dapat dibagi dengan perusahaan anjak piutang berarti akan meningkatkan
keuntungan karena pesanan barang dari nasabah baru tidak perlu lagi ditolak.
c. Memperbaiki sistem penagihan
Keuntungan lain perusahaan anjak piutang adalah memperbaiki sistem penagihan. Apabila suatu
perusahaan anjak piutang membeli suatu tagihan, tentu perusahaan tersebut mengharapkan untuk,
dibayar pada saat jatuh temponya. Hat tersebut berarti perusahaan anjak piutang akan memantau
pembayarannya dan memberitahukan kepada klien tagihan-tagihan yang telah jatuh tempo. Klien
biasanya melakukan revisi posisi tagihan yang dianjak-piutangkan. Dalam melakukan penagihan,
perusahaan anjak piutang sedapat mungkin tidak memperburuk hubungan antara kliennya dengan
nasabah atau customer.
d. Membantu memperlancar modal kerja
Dengan anjak piutang, setiap penjualan praktis berarti penjualan tunai dan ini berarti terlepas dari
masalah kredit. Di samping itu, klien dapat menawarkan penjualan kredit untuk jangka waktu yang
sedikit lebih panjang untuk menarik lebih banyak nasabah. Hal tersebut akan lebih kompetitif karena
klien akan dapat meningkatkan pangsa pasarnya.
e. Meningkatkan kepercayaan
Karena arus dana bukan lagi suatu masalah maka setiap tagihan dapat dibayar tepat waktu yang pada
gilirannya akan meningkatkan kepercayaan pihak klien. Reputasi yang baik akan mengakibatkan
mudahnya melakukan pembelian misalnya barang-barang mentah secara kredit dengan harga yang
lebih baik. Sedangkan dalam hal penjualan tunai klien dapat memberikan discount yang lebih
menarik.
f. Kesempatan untuk mengembangkan usaha
Manfaat lain anjak piutang yang cukup menarik adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang
khususnya bagi usaha kecil. Sekiranya ada permintaan atas produk atau jasa jasa dan apabila mereka
menjual kepada nasabah besar dengan reputasi baik.

2.1.6. RUANG LINGKUP OPERASI ANJAK PIUTANG


Dilihat dari ruang lingkup operasi, kegiatan transaksi anjak piutang dapat dibedakan dalam bentuk:
a. Transaksi dalam negeri (domestic factoring)
b. Transaksi internasional (international factoring)
Pada dasarnya kedua bentuk transaksi anjak piutang tersebut dapat dilakukan dengan fasilitas
disclosed (with recourse) ataupun confidential (without recourse). Untuk jelasnya dapat diikuti
ilustrasi sbb :
a. Anjak Piutang Domestik
Mekanisme perdagangan tanpa melibatkan jasa anjak piutang akan menyebabkan kurang lancarnya
cash flow perusahaan. Jangka waktu piutang dagang umumnya berkisar antara 30-90 hari. Bagi
perusahaan yang memiliki modal kerja yang terbatas penjualan kredit akan sangat mengganggu arus
kas yang pada gilirannya akan mempengaruhi kelancaran usaha atau produksi bagi perusahaan
manufaktur. Penggunaan anjak piutang memungkinkan penjual untuk mengubah penjualan kreditnya
tersebut ke dalam bentuk tunai. Ilustrasinya dapat diikuti pada Gambar berikut.
http://htmlimg2.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/16-fa29ecb385.jpg
Gambar 1.7 Anjak Piutang domestik
Mekanisme transaksi dalam negeri dengan menggunakan jasa anjak piutang tersebut biasanya
dilakukan dengan fasilitas disclosed factoring. Proses anjak piutang dalam negeri sebagaimana
digambarkan pada Gambar diatas dapat dijelaskan berdasarkan tahap tahap berikut: transaksi jual beli
barang diikuti dengan penyerahan barang dan faktur (1) dan (2). Kemudian klien menyerahkan pula
kopi faktur kepada perusahaan anjak piutang (3).Berdasarkan kopi faktur tersebut dan sesuai dengan
persetujuan, perusahaan anjak piutang segera membayar klien maksimum 80% dari nilai faktur (4).
Perusahaan anjak piutang secara aktif melakukan penagihan sesuai dengan syarat pembayaran yang
telah disetujui (5).Pihak customer selanjutnya membayar kepada perusahaan anjak piutang sesuai
dengan besarnya kontrak (6). Setelah selesai seluruh pembayaran perusahaan anjak piutang melunasi
sisa pembayaran (refirnd) kepada klien sebesar 20% dari nilai faktur dikurangi biaya anjak piutang
yang besarnya telah disepakati dalam kontrak (7).

2.1.7. ANJAK PIUTANG INTERNASIONAL

Anjak piutang internasional atau sering juga disebut export factoring merupakan fasilitas untuk
membantu mempercepat proses pembayaran tunai atas transaksi antar penjual di suatu negara
(eksportir) dengan pembeli dari negara lain (importir). Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang
maka perdagangan ekspor impor barang memungkinkan eksportir dapat segera menerima tunai hasil
penjualannya. Dalam anjak piutang internasional terdapat 4 (empat) pihak yang terlibat, yaitu :
1. Eksportir
2. Importir
3. Perusahaan anjak piutang eksportir (export factor) dan
4. Perusahaan anjak piutang importir (import factor).
Dalam transaksi factoring internasional, biasanya perusahaan anjak piutang menjamin 100%atas
kemungkinan tidak dibayarnya utang pihak importir. Mekanisme anjak piutang internasional dapat
diikuti pada Gambar dibawah :
http://htmlimg2.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/16-fa29ecb385.jpg

Gambar 1.8 Mekanisme Anjak Piutang Internasional

Transaksi tersebut dimulai dengan pihak eksportir membuat kontrak factoring dengan perusahaan
anjak piutang yang selanjutnya disebut export factor. Pihak eksportir mengajukan permohonan credit
limit kepada export factor sehubungan dengan rencana ekspornya. Export factor selanjutnya
menghubungi pihak korespondennya di negara di mana customer (importir) tersebut berkedudukan
dalam hal ini di Jepang. Corespondent factor ini akan menjadi import factor. Pihak import factor
melakukan investigasi kredit untuk mengetahui kondisi atau credit standing importir. Apabila import
factor menyetujui permohonan pihak importir, maka import factor akan memberi jaminan untuk
membayar berdasarkan jumlah tagihan (faktur) yang di factoring-kan sampai jumlah credit limit yang
disetujui oleh import factor. Apabila segala persyaratan dan semua ketentuan telah disepakati oleh
pihak pihak terkait, maka proses anjak piutang akan terjadi dengan mekanisme berikut:

Eksportir mengapalkan barangnya untuk dikirimkan kepada importir. Pada waktu yang sama,
eksportir mengirimkan fakturnya dengan memberitahukan agar importir melakukan pembayaran
kepada import factor pada saat penjualan kredit tersebut jatuh tempo (1). Setelah barang dikapalkan,
eksportir menyampaikan copy faktur dan dokumen dokumen pengapalan kepada export factor (2).
Selanjutnya export factor membayar sampai maksimum 80% daritotal nilai faktur sesuai dengan
kontrak kepada eksportir (3). Oleh export factor, copy faktur dan dokumen pengapalan dikirirnkan
kepada import factor (4). Import factor menyiapkan sales ledger dan melakukan penagihan kepada
importir berdasarkan faktur dan dokumen pengapalan yang diterima dari export factor pada saat
penjualan kredit tersebut jatuh tempo(5). Import factor kemudian melakukan pembayaran kepada
export factor sebesar 100% dari total nilai faktur setelah dikurangi persentase tertentu yang telah
disepakati selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal pengiriman barang. Pembayaran tersebut harus
dilakukan tanpa memperhatikan apakah import factor telah menerima pembayaran dari importir atau
belum (6) dan (7). Selanjutnya, export factor melunasi sisa pembayaran (20%) kepada eksportir
setelah dikurangi biaya biaya factoring.

Jasa-jasa Anjak Piutang Internasional


Jasa jasa yang ditawarkan anjak piutang internasional pada prinsipnya sama dengan jasa- jasayang
disediakan oleh anjak piutang domestik. Namun dalam hal anjak piutang internasional,pihak eksportir
dan importir dapat memperoleh manfaat atas jasa jasa yang disediakan oleh anjak piutang
internasional.
Eksportir.
Manfaat yang dapat diperoleh pihak eksportir yang tidak disediakan oleh anjak piutang dornestik
adalah sebagai berikut:
a. Export on open account. Klien dapat mengekspor atas dasar open account basis tanpa perlu ada
L/C atau kekhawatiran terhadap ketidakmampuan customer membayar akibat kesulitan keuangan. Hal
tersebut memungkinkan klien untuk melakukan kompetisi yang lebih efektif dengan penjual-penjual
luar negeri.
b. Penagihan di luar negeri yang lebih baik. Banyak perusahaan mengalami masalah dalam
penagihan customer lokal. Masalah tersebut akan lebih besar dalam bisnis perdagangan internasional.
Dengan demikian bukan saja akan lebih mempermudah penyelesaian apabila terjadi perselisihan
bisnis tetapi juga akan mempermudah dan mempercepat periode penagihan.
Importir.
Manfaat yang dapat diperoleh dari anjak piutang internasional adalah:
a. Fasilitas kredit dari bank vaitu importir dapat menggunakan fasilitas kredit (credit line) dari bank
dengan lebih bebas.
b. Penghematan biaya yaitu fasilitas L/C yang disediakan bank yang tidak digunakan akan dapat
lebih menghemat biaya.
Biaya Anjak Piutang Internasional
Sebagaimana halnya dalam factoring domestic, maka biaya dalam factoring internasional (export
factoring) meliputi:
Service fee; dihitung sebagai suatu persentase dan nilai kotor faktur yang dianjak-piutangkan. Service
fee dikenakan untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan pengadministrasian penjualan eksportir dan
proteksi kredit. Biaya tersebut berkisar antara0,75%-2,50%. Service fee untuk export factoring
biasanya lebih tinggi daripada domesticfactoring. Persentase service fee tersebut dapat dinaikkan atau
diturunkan sesuai dengan tugas-tugas administrasi dan risiko dalam anjak piutang ekspor.
Interest charge; kadang-kadang juga disebut discount charge dikenakan kepada klien atasuang muka
(advanced payment) dari pelunasan factoring. Bunga tersebut dihitung atas dasar harian dari total sisa
penarikan uang muka. Sedangkan tingkat bunga dikaitkan berdasarkan prime rate plus basis.
2.1.8. PERBEDAAN ANJAK PIUTANG DENGAN KREDIT BANK
Perbedaan anjak piutang dengan kredit bank antara lain sebagai berikut:
a. Kredit bank melibatkan praktik-praktik dalam perkreditan umum termasuk mengenai jaminan.
Sedangkan anjak piutang pada prinsipnya merupakan transaksi jual beli piutang.
b. Kredit bank dimulai dari timbulnya utang melalui mobilisasi dana kemudian dialihkan menjadi
aktiva produktif. Sementara anjak piutang berkaitan dengan pengalihan dari suatu aktiva produktif,
yaitu tagihan menjadi kas pada saat jatuh tempo.
c. Kredit bank memberikan tambahan aktiva dalam bentuk kas pada debitor. Anjak piutang tidak
memberikan tambahan kas akan tetapi hanya memperlancar arus kas dengan menggunakan piutang
yang belum jatuh tempo.
d. Kredit bank biasanya dalam jumlah tetap clan memiliki syarat pelunasan tetap.Sedangkan fasilitas
anjak piutang mengubah penjualan kredit menjadi uang tunai.
e. Kredit bank hampir selalu dikaitkan dengan agunan. Sementara bagi anjak piutang agunan bukan
merupakan hal mutlak.
f. Keahlian penisahaan anjak piutang dalam memelihara atau mengurus pembukuan penjualan klien
dan penyediaan informasi manajemen menjadikan anjak piutang lebih sebagai mitra usaha.

Perbedaan antara Bank dan Factoring


Perbedaan antara anjak piutang dengan bank dapat dilihat : Tabel.1

Bank

Factoring
Transaksi

Utang piutang

penjualan barang secara


Proses

Utang ke aktiva produktif memakan waktu

aktiva produktif beralih ke kas lebih cepat


Aktiva passiva

Kas dan utang bertambah

Piutang berubah kas


Analisis kredit
1 pihak aja (nasabah)

2 pihak(supplier dan pembeli)


Agunan

Wajib

Tidak mutlak
Tingkat resiko

Tinggi (resiko nasabah)

Lebih tinggi (resiko klien dan nasabah)


Biaya

Bunga dan provisi

Service dan discount charge


Bantuan jasa

Pembiayaan

Pembiayaan dan non pembiayaan


Penanggungan resiko

Bank

Supplier/factor

2.1.9. Anjak Hutang Syariah (Hawalah bil Ujrah)


Anjak Hutang Syariah “Hawalah bil Ujrah” (Hutang Importir) adalah pengalihan hutang dari pihak
yang berhutang kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayarnya). Dalam produk ini,
Nasabah Eksportir dalam kedudukannya selaku Importir mempunyai hutang pada Issuing Bank, dan
kemudian Nasabah Eksportir memindahkan hutang tersebut kepada Divisi Syariah Indonesia
Eximbank. Divisi Syariah Indonesia Eximbank kemudian membayar hutang itu kepada
negotiating/Paying Bank dan selanjutnya Divisi Syariah Indonesia Eximbank menagih hutang kepada
Nasabah Eksportir.
Anjak Piutang Syariah “Wakalah bil Ujrah dan Qardh” (Piutang Eksportir) adalah pengalihan hutang
dari pihak yang berhutang kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayarnya). Dalam produk
ini, Nasabah dalam kedudukannya selaku Eksportir mempunyai piutang pada Bank Syariah X, dan
kemudian Nasabah Eksportir memindahkan piutang tersebut kepada Divisi Syariah Indonesia
Eximbank. Divisi Syariah Indonesia Eximbank kemudian membayar piutang itu kepada Nasabah
Eksportir dan selanjutnya Indonesia Eximbank menagih hutang kepada Issuing Bank.
MANFAAT
Membantu kelancaran usaha Nasabah Eksportir dalam rangka pengadaan barang atau jasa dengan
memberikan pembayaran segera atas tagihan ekspor yang belum jatuh tempo.
KARAKTERISTIK
Anjak Hutang Syariah “Hawalah bil Ujrah” (Hutang Importir) Prinsip yang digunakan dalam produk
ini adalah Prinsip Hawalah bil Ujrah. Prinsip Hawalah yaitu pengalihan hutang dari satu pihak yang
berhutang kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayar)-nya. Dalam hal ini Nasabah
Eksportir sebagai pihak yang berhutang dan Divisi Syariah Indonesia Eximbank sebagai pihak yang
menanggung (membayar) hutangnya. Ujrah yaitu pembayaran atas jasa yang diberikan oleh Divisi
Syariah Indonesia Eximbank (sebagai muhil) kepada Nasabah Eksportir dalam kedudukannya selaku
Importir (sebagai muhal ‘alaih) atas ketersediaan dan komitmennya untuk membayar utang Nasabah
Eksportir.
Anjak Piutang Syariah “Wakalah bil Ujrah dan Qardh” (Piutang Eksportir) Prinsip yang digunakan
dalam produk ini adalah Prinsip Wakalah bil Ujrah dan Qardh. Prinsip Wakalah yaitu pemberi kuasa
kepada pihak lain sebagai wakil untuk melakukan suatu pekerjaan, dalam hal ini Divisi Syariah
Indonesia Eximbank sebagai penerima kuasa (yang menjadi wakil) dan Nasabah Eksportir dalam
kedudukannya selaku Eksportir sebagai pemberi kuasa (yang diwakilkan). Pekerjaan yang dikuasakan
kepada Divisi Syariah Indonesia Eximbank adalah pengurusan dokumen dan melakukan penagihan
pembayaran.

SYARAT & KETENTUAN


Anjak Hutang Syariah “Hawalah bil Ujrah” (Hutang Importir) Tujuan Pembiayaan adalah pembelian
persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi (ready stock) yang akan digunakan untuk
proses produksi atau pembelian barang untuk proses produksi dalam rangka kegiatan ekspor.
Syarat Pembiayaan:
1. Usaha Nasabah Eksportir bukan termasuk jenis usaha terlarang, tidak melanggar prinsip syariah
seperti minuman keras, rokok dan tidak melanggar ketentuan hukum Indonesia, seperti: narkoba,
penyelundupan, dan lain-lain.
2. Nasabah Eksportir adalah Importir atau Issuing Bank. Valuta Pembiayaan Modal Kerja adalah
dalam Rupiah atau dalam Valuta Asing yang disetujui oleh Indonesia Eximbank. Pada Prinsipnya,
jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jangka waktu satu trade cycle, dengan maksimal 270
(dua ratus tujuh puluh) hari termasuk tenor deferred payment atau usance draft. Maksimum
Pembiayaan adalah maksimal 85% dari nilai hutang impor.
Imbalan (Ujrah)
1. Divisi Syariah Indonesia Eximbank memperoleh ujrah atas jasa yang diberikan oleh Divisi
Syariah Indonesia Eximbank (sebagai muhil) kepada Nasabah dalam kedudukannya selaku Importir
(sebagai muhal ‘alaih) atas ketersediaan dan komitmennya untuk membayar utang Nasabah.
2. Maksimum ujrah dikenakan sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku di Divisi Syariah
Indonesia Eximbank.
3. Pembayaran Ujrah dilakukan secara periodik maupun secara bersamaan saat Nasabah melakukan
pembayaran hutang kepada Divisi Syariah Indonesia Eximbank, sesuai kesepakatan.
Anjak Piutang Syariah “Wakalah bil Ujrah dan Qardh” (Piutang Eksportir)
Tujuan Pembiayaan adalah pembelian persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi
(ready stock) yang akan digunakan untuk proses produksi atau pembelian barang untuk dijual kembali
dalam rangka kegiatan ekspor.
Syarat Pembiayaan
· Usaha Nasabah Eksportir bukan termasuk jenis usaha terlarang, tidak melanggar prinsip syariah
seperti minuman keras, rokok dan tidak melanggar ketentuan hukum Indonesia, seperti: narkoba,
penyelundupan, dan lain-lain.
· Nasabah Eksportir adalah Eksportir atau Paying Bank
· Divisi Syariah Indonesia Eximbank menyediakan dana (pembiayaan) berdasarkan perjanjian
jual beli barang dengan prinsip Qardh.
· Realisasi Qardh dilakukan segera setelah barang dikirim.
Valuta Pembiayaan Modal Kerja adalah dalam Rupiah atau dalam Valuta Asing yang disetujui oleh
Indonesia Eximbank.
Pada prinsipnya, jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jangka waktu satu trade cycle, dengan
maksimal 270 (dua ratus tujuh puluh) hari termasuk tenor deferred payment atau usance draft.
Maksimum Pembiayaan adalah maksimal 85% dari nilai tagihan ekspor atau tagihan dalam rangka
kegiatan ekspor.

Imbalan (Ujrah)
· Divisi Syariah Indonesia Eximbank memperoleh ujrah atas jasa pengurusan dokumen dan
penagihan pembayaran.
· Maksimum ujrah dikenakan sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku di Divisi Syariah
Indonesia Eximbank.
· Pembayaran Ujrah dilakukan secara periodik maupun secara bersamaan saat Divisi Syariah
Indonesia Eximbank menerima pembayaran dari Issuing Bank, sesuai kesepakatan.
Untuk syarat dan ketentuan lainnya mengacu kepada pedoman operasional fasilitas pembiayaan Letter
of Credit yang berlaku di Indonesia Eximbank serta Perjanjian Pembiayaan yang telah ditandatangani
antara Eksportir dan Indonesia Eximbank.

2.2. PERAN LEMBAGA KEUANGAN ANJAK PIUTANG DALAM EKONOMI


Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut pada prinsipnya berkaitan antara lain: kurang
kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target
penjualan tidak tercapai. Disamping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha peningkatan
produksi dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan secara kredit (Piutang)
masih terabaikan. Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin
meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada gilirannya
akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari lembaga keuangan.
Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam rangka mengatasi masalah
dunia usaha adalah sebagai berikut:

· Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya penjualan.
· Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran dimuka
(Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan Crediet standing perusahaan.
· Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klienkarena klien
dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun
perdagangan internasional.
· Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan perputaran
modal kerja.
· Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit macet ini
dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
· Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan meningkatkan pendapatan
nasional.

2.3. PERKEMBANGAN ANJAK PIUTANG DI INDONESIA


Walaupun telah lama dikenal sebagai salah satu jenis kegiatan pembiayaan, namun perkembangan
usaha Anjak Piutang di Indonesia belum menunjukan respon yang positif, baik dari perusahaan
pembiayaan maupun para pengusaha sebagai target dari kegiatan Anjak Piutang.
Berdasarkan data statistik Posisi Pembiayaan Rupiah dan Valuta Asing Perusahaan Pembiayaan
Menurut Jenis Pembiayaan Anjak Putang (Factoring), kegiatan Anjak Piutang mulai berkembang
pada akhir tahun 1996 dengan jumlah nilai transaksi pembiayaan Rp.8,035 triliun rupiah dan
mengalami puncak kejayaan pada pertengahan tahun 1997, yaitu Rp.10,097 triliun rupiah. Pada bulan
Juli 2004, kegiatan Anjak Piutang menurun drastis hingga kejumlah pembiayaan hanya sebesar Rp.
2,855 triliun rupiah. Fakta tersebut sangat disayangkan, karena seharusnya usaha anjak piutang
berpotensi untuk membantu perkembangan ekonomi melalui pembiayaan usaha kecil dan menengah
(UKM) yang tengahberkembang saat ini. Perkembangan anjak piutang di Indonesia dapat dilihat dari
nilai pertumbuhan unit usaha UKM yang merupakan target dari kegiatan Anjak Piutang. Berdasarkan
data Biro Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2000, 99,85% dari seluruh perusahaan yang ada di
indonesia, atau 39 juta unit usaha adalah perusahaan mikro dan kecil, yaitu perusahaan yang
mempunyai omset kurang dari 1milyar rupiah. Sedangkan untuk usaha dengan omset antara Rp 1
milyar rupiah hingga Rp. 50 milyar rupiah, terdapat sekitar 55.000 unit usaha atau 0.14% dari jumlah
seluruh perusahaan di Indonesia.

2.4. HAMBATAN-HAMBATAN PERKEMBANGAN ANJAK PIUTANG DIINDONESIA


Usaha Anjak Piutang mempunyai prospek yang cerah untuk berkembang di Indonesia,hal tersebut
didukung antara lain:
· Kehadiran lembaga Anjak Piutang yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
usaha dengan jasa-jasa yang ditawarkan, antara lain melalui penyediaan fasilitas advance payment,
credit management, dan proteksi resiko baddebts menuju efisiensi kegiatan dunia usaha.
· Pembelian barang oleh konsumen Indonesia secara kredit yang sudah meluas di Indonesia.
Sehingga jasa Anjak Piutang dapat digunakan untuk mengurus penagihan-penagihan piutang.
· potensi UKM di Indonesia yang besar. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, unit usaha UKM
dengan kendala-kendala yang dihadapi, justru memberikan peluang besar untuk berkembangnya jasa
Anjak Piutang. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala-kendala yang dapat
menghambat dalam proses perkembangan Anjak Piutang di Indonesia, antara lain:
1. Tidak adanya ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara khusus yang mengatur
tentang kegiatan Anjak Piutang.
2. Keunggulan Anjak Piutang dengan kegiatan pembiayaan lain adalah bahwa pada umumnya tidak
memakai sistem jaminan, namun pada perkembangannya di Indonesia, ada juga perusahaan Anjak
Piutang yang mensyaratkan adanya jaminan tambahan sehingga hal tersebut dirasa memberatkan
Klien yang mengakibatkan penggunaan jasa Anjak Piutang kurang diminati.
3. Bagi negara-negara dimana Anjak Piutang (salah satunya Indonesia) belum berkembang, ada
kecenderungan pendapat bahwa Factor hanya dapat bertindak sebagai debt collector, sehingga Klien
akan menyerahkan bad debts atau piutang-piutang yang sulit tertagih kepada Factor. Akibatnya, jasa
Anjak Piutang mendapat reputasi yang kurang baik dan menjadi kurang diminati sebagai salah satu
alternatif pembiayaan.
4. Kurang professionalnya perusahaan pembiayaan yang menjalankan usaha Anjak Piutang tersebut
menyebabkan timbul penyimpangan tujuan sebenarnya dari kegiatan Anjak Piutang.
5. Biaya yang mahal. Secara keseluruhan kegiatan Anjak Piutang memerlukan biaya yang agak
besar, apabila dibandingkan dengan kegiatan peminjaman ke Bank. Hal ini juga menjadi
pertimbangan bagi Klien untuk menjual piutangnya kepada Factor.

2.5. ANJAK PIUTANG (FACTORING) PT. IFS CAPITAL INDONESIA (IFSI)


PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) mulai berdiri di Jakarta pada tahun 1990 dengan nama PT. Niaga
Factoring Corporation, yang merupakan perusahaan “joint venture‟ antara PT. Bank Niaga Tbk, PT.
Usaha Sarana Sejati dan IFS Capital limited. Sejak November 2005 IFS Capital Limited menjadi
pemegang saham mayoritas dengan porsi kepemilikan sebesar 85%.
IFSI adalah perusahaan pembiayaan yang mempunyai spesialisasi dalam pembiayaan Anjak Piutang
(„Factoring‟) dan Sewa Guna Usaha (“Leasing‟) untuk perusahaan kecil dan menengah di Indonesia.
Pembiayaan Anjak Piutang yang diberikan meliputi : anjak piutang domestik dan anjak piutang
ekspor. IFSI melayani transaksi anjak piutang “with recourse”dan juga transaksi anjak piutang
“without recourse”.
IFSI anggota dari IF Group yang berpusat di Brussel, yang merupakan asosiasi dari 75 perusahaan
anjak piutang dari seluruh dunia. Sebagai anggota dari International FactorsGroup transaksi ekspor
dan impor yang dilakukan oleh klien IFSI dari Indonesia menjadi lebih mudah dan efisien. Selain itu
IFSI juga menjadi anggota dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dan juga anggota
dari Asian Leasing and Finance Association (ALFA).
IFSI saat ini siap mendukung perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan investasi-nya di berbagi
sector industri seperti : manufacture, electronic, tekstil, telekomunikasi, printing dsb. Dan juga siap
untuk membiayai pengadaan peralatan berat untuk sector industri: perkebunan, pertambangan,
transportasi dan sumber daya energi.
Pada tanggal 14 Juni 2007 nama perusahaan di ganti dari PT. International Factors Indonesia menjadi
PT. IFS Capital Indonesia. Dengan struktur organisasi dan kebijakan perusahaan yang baru, PT. IFS
Capital Indonesia siap melayani kebutuhan pembiayaan perusahaan Indonesia baik untuk jasa Anjak
Piutang dan Sewa Guna Usaha.
PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) merupakan perusahaan anjak piutang yang merupakan berbentuk
multi financial company berfokus pada usaha kecil dan menengah di Indonesia. Persyaratan yang
harus dipenuhi UKM untuk menjadi client dari alternative pembiayaan pada fasilitas anjak piutang di
PT. IFSI ialah telah memiliki usaha yang baik dan menguntungkan. Hal awal yang dilakukan yaitu
mengisi formulir permohonan fasilitas yang terdiri bagian Aidentitas pemohon client dan bagian B
pernyataan pemohon. Pada bagian B pernyataan pemohonan berisi tentang pernyataan yang akan
menunjang terciptanya transaksi anjak piutang secara lancar, dalam hal ini UKM berperan sebagai
klien.
Mekanisme transaksi anjak piutang pada PT. International Factors Indonesia
Mekanisme transaksi anjak piutang pada PT. International Factors Indonesia adalah :
http://htmlimg3.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/22-562e6e31f1.jpg

Gambar 1.9 Mekanisme Transaksi yang dilakukan PT. IFI Capital Indonesia

Transaksi Anjak Piutang membantu perusahaan / klien dalam meningkatkan modal kerja.Klien
mengalihkan/menjual tagihan/piutang kepada kami (PT. IFS Capital Indonesia/ IFSI), dan IFSI akan
memberikan dana tunai sampai dengan 90% dari nilai tagihan/piutang. Selanjutnya kegiatan
penagihan dan pencatatan tagihan klien akan menjadi tanggung jawab IFSI. Secara berkala IFSI akan
memberikan laporan atas tagihan/piutang klien yg telah di-anjak-piutang-kan kepada IFSI.
Jenis-jenis transaksi Anjak Piutang yang dapat dilakukan oleh IFSI :

· Anjak Piutang Domestik / Lokal: Transaksi Anjak Piutang terhadap tagihan antar
perusahaandomestik.
· Anjak Piutang Ekspor : Transaksi anjak piutang terhadap tagihan antar negara.
· Anjak Piutang NonRecourse:Transaksi anjak piutang yang dilindungi dengan asuransi kredit.
· Anjak Piutang WithRecourse:Transaksi anjak piutang yang dilakukan tanpa
menggunakanasuransi kredit.

PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) berfokus pada UKM di Indonesia, karena keinginannya untuk turut
serta mengembangkan pertumbuhan ekonomi karena usaha yang paling banyak terdapat di Indonesia
dengan latar belakang unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sulit mendapatkan permodalan yang
berasal dari bank karena pencairan modal dari bank melalui berbagai persyaratan berbelit-belit dan
jaminan agunan serta bunga yang tinggi pula, membuat pengusaha tidak dapat berkonsentrasi
terhadap kemajuan dan perkembangan usahanya. Sehingga sering terjadi kebangkrutan/pailit yang
menyebabkan pengusaha tidak dapat mengembalikan pinjaman terhadap bank. Pemberian modal
terhadap UKM kini tidak hanya monopoli dunia perbankan saja, tetapi dapat juga melalui lembaga
pembiayaan. Banyak hal yang membuat salah satu perusahaan pembiayaan yang dapat menjadi
alternatif sumber permodalan jangka pendek UKM yaitu anjak piutang. Sekarang yang dibutuhkan
UKM bukan hanya pengucuran dana tetapi yang lebih penting lagi membimbingan secaraintensif
bagaimana memanajemen usahanya. Disinilah peran perusahaan anjak piutang yangmenjadikan UKM
sebagai rekanan/partner, terutama dalam memelihara pembukuan penjualan.

Kelebihan PT.IFS Capital Indonesia (IFSI) bagi UKM antara lain;


a. Manfaat yang dapat diperoleh PT. IFSI bagi UKM yang telah memanfaatkan jasanya yaitu
dengan menjaminkan atau menjual piutang usaha (account receivables) untuk memperoleh fasilitas
pembiayaan dari anjak piutang, dimana dana yang diperoleh dapat berguna untuk mengatasi
“Cashflow Mismatch” karena membesarnya kebutuhan modal kerja.
b. Permodalan dengan Anjak Piutang dapat meningkatkan efesiensi dalam penagihandan
administrasi piutang karena anjak piutang juga menangani credit management.
c. Dengan Anjak Piutang UKM tidak hanya mendapat permodalan dari penjualan piutangnya, tetapi
juga factoring dapat diterapkan untuk transaksi ekspor-impor tanpa menggunakan L/C. Sehingga
UKM dapat meluaskan pangsa pasar hingga ke luar negeri.

Namun disamping itu adapun kekurangan PT.IFSI yaitu;


Kekurangan PT IFSI :
a. Perusahaan ini kurang berkembang di Indonesia karena Bad Debt, sehingga benar-benar
perusahaan financial yang besar dan berkuasa yang dapat melakukannya.
b. Biaya yang ditanggung cukup tinggi yaitu;
Ø Service Charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa untuk
pengelolaan/pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang dilakukan klien.
Besarnya biaya berkisar antara 0,5%-2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piutang dan klien.
Ø Discount Charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh pembiayaan (dana tunai)
dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya discount charge antara 2%-3%. Biaya ini juga ditetapkan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

BAB III
KESIMPULAN

Anjak Piutang (factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada pun pihak-pihak yang terkait
dalam Anjak Piutang yaitu factor, client, customer. Istilah klien (client) dan nasabah(customer) dalam
mekanisme anjak piutang memiliki pengertian yang sangat berbeda. Lain halnya dengan bank yang
memiliki nasabah atau customer, sedangkan perusahaan anjak piutang hanya memiliki klien dalam hal
ini supplier. Selanjutnya, klien yang memiliki nasabah atau customer. Mekanisme anjak piutang ini
sebenamya diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang pembayarannya secara kredit.
Dari contoh perusahaan PT IFI Capital Indonesia (IFSI) kita dapat mengetahui persyaratan pengajuan
Anjak Piutang yaitu calon client harus mengisi formulir permohonan fasilitas yang terdiri dari bagian
identitas pemohon client, menyetujui dan memenuhi bagian pernyataan pemohon serta melampirkan
persyaratan lampiran sebagai bukti penunjang.
Manfaat mekanisme anjak piutang dapat memanfaatkan piutang usaha (accountreceivables) untuk
memperoleh fasilitas pembiayaan dari anjak piutang, dimana dana yang diperoleh dapat berguna
untuk mengatasi “cashflow mismatch” karena membesarnya kebutuhan modal kerja. Selain itu pula
permodalan dengan Anjak piutang dapat meningkatkan efisiensi dalam penagihan dan administrasi
piutang karena anjak piutang juga menangani credit management. Dengan anjak piutang UKM tidak
hanya mendapat permodalan dari penjualan piutangnya, tetapi juga factoring dapat diterapkan untuk
transaksi ekspor-impor (export factoring dan import factoring) tanpa menggunakan L/C. Sehingga
UKM dapat meluaskan pangsa pasar hingga ke keluar negeri.

DAFTAR PUSTAKA
Sigit Triandaru,Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat.
Yogyakarta
Ismawati Linna. 2002. Anjak Piutang Sebagai Alternatif Pembiyaan Untuk Memperlancar Arus Kas.
Makalah. Bandung.
Siamat, D.2002. Menejemen Lembaga Keuangan.FE Universitas Indonesia. Jakarta.
Teddy Pesat. 2009. Anjak Piutang sebagai Alternatif Permodalan Usaha kecil Menengah (UKM)
dengan Penetapan Dua Metode Biaya Bunga.Paper. Jakarta
http://www.baharandpartners.com/news_detail.php?nID=352
http://anamencoba.blogspot.com/2011/04/perkembangan-anjak-piutang-di-indonesia.html
http://www.ifscapital.co.id http://www.bps.co.id http://ifsa.or.id
http://www.sylabus.web44.net/blk2file/kuliah6.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Anjak_piutang
http://www.lppm.undip.ac.id/abstrak/content/view/262/336/
http://queenchib.blogspot.com/2010/02/anjak-piutang.html
http://www.slideshare.net/ryandsaputri/anjak-piutang
http://www.perfspot.com/docs/doc.asp?id=84709
http://www.smecda.com/Files/Dep_Pembiayaan/Informasi/07_10_Anjak%20Piutang.pdf
http://www.scribd.com/doc/91625608/makalah-anjak-piutang
http://www.indonesiaeximbank.go.id/anjak-hutang-syariah-hawalah-bil-ujrah

Вам также может понравиться