Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah klien (client) dan nasabah (customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian
yang sangat berbeda. Lain halnya dengan bank yang memiliki nasabah atau customer, sedangkan
perusahaan anjak piutang hanya memiliki klien dalam hal ini supplier. Selanjutnya, klien yang
memiliki nasabah atau customer. Mekanisme anjak piutang ini sebenamya diawali dari adanya
transaksi jual beli barang atau jasa yang pembayarannya secara kredit.
http://htmlimg3.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/5-149486eafc.jpgSelanjutnya, apabila
suatu transaksi penjualan melibatkan jasa jasa perusahaan anjak piutang, maka secara diagram dapat
dijelaskan mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak piutang. sebagaimana dijelaskan
pada Gambar berikut.
Undisclosed/non notification & Undisclosed atau juga disebut dengan non-notification factoring
adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa
pemberitahuan kepada debitor kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien; atau
secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko. Transaksi disclosed
atau undisclosed factoring terhadap pengalihan piutang klien kepada perusahaan anjak piutang akan
memiliki dampak hukum pada masing-masing pihak yang terkait. Mekanisme undisclosed factoring
adalah seperti gambar sbb :
.http://htmlimg4.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/8-df3e2a45c4.jpg
Gambar 1.4 Mekanisme Undisclosed factoring
Keterangan:
1) Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya (customer).
2) Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada pemberitahuan mengenai
kontrak anjak piutang.
3) Tembusan atau copy faktur diserahkan kepada perusahaan anjak piutang.
4) Pembayaran kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan dibayar pada saat
pelunasan utang oleh debitor (customer).
5) Pada saat jatuh tempo, debitor akan melunasi utangnya langsung kepada supplier atau klien.
6) Klien kemudian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada perusahaan anjak piutang.
Perusahaan anjak piutang selanjutnya melunasi sisa pembayaran 20% kepada klien.
2. Berdasarkan Penanggungan Risiko
Recourse factoring
Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with recourse factoring berkaitan dengan risiko
debitor yang tidak mampu memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang
merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan menanggung risiko kredit
terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak
piutang akan mengembalikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada klien atas
piutang yang tidak tertagih dari customer.
Without recourse factoring
Anjak piutang ini juga disebut non-recourse factoring, yaitu perusahaan anjak piutang menanggung
risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan oleh klien. Namun, dalam perjanjian anjak
piutang dapat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya tagihan dapat diberlakukan bentuk
recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang tidak dibayar karena pihak klien ternyata
mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya. Dengan
demikian customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut dan terlepas
dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikian, perusahaan factoring dapat
mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.
3. Berdasarkan Pelayanan
Full service factoring, yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang
baik dalam bentuk jasa pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan, misalnya urusan administrasi
penjualan (sale ledger administration), tagihan dan penagihan piutang termasuk menanggung risiko
terhadap piutang yang macet.
Finance factoring, yaitu perusahaan anjak piutang yang hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja
tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat
penyerahan faktur kepada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai
dengan besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap bertanggungjawab terhadap
pembukuan piutang dan penagihannya,termasuk menanggung risiko tidak tertagihnya piutang
tersebut.
Bulk factoring. Jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring yaitu transaksi yang
mengaitkan perusahaan factoring sebagai agen dari klien. Bentuk fasilitas factoring ini pada dasarnya
hampir sama dengan full service factoring, namun penagihan piutang tetap dilakukan oleh klien dan
proteksi risiko kredit tidak dijamin perusahaan factoring.
Maturity factoring. Dalam maturity factoring, pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien
tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas tagihan. Fasilitas anjak
piutang maturity memberikan kredit perdagangan kepada customer atau nasabah dengan pembayaran
segera. Misalnya, 2% 10 hari, net 30, artinya apabila debitor membayar dalam jangka waktu 10 hari
pertama, ia memperoleh potongan sebesar 2%. Apabila tidak, pembayaran penuh harus dilakukan
dalam waktu 30 hari. Dalam perjanjian anjak piutang ini perusahaan factoring akan membayar
kliennya tidak lebih dari 10 hari setelah faktur jatuh tempo. Oleh karena itu tidak ada beban bunga
yang diperhitungkan. Pembayaran atas piutang yang dialihkan dapat dilakukan berdasarkan periode
tertentu yang didasarkan atas perkiraan rata-rata jatuh tempo faktur atau penyerahan copy faktur.
4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan
Domestic factoring, yaitu kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak
piutang, klien dan debitor yang semuanya berdomisili di dalam negeri.
International factoring. Anjak piutang ini juga sering disebut export factoring, yaitu adalah kegiatan
anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang melibatkan dua perusahaan factoring di
masing-masing negara sebagai export factor dan import factor.
5. Berdasarkan Pembayaran kepada Klien
Advanced payment, yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran di muka
(prepayment financing) oleh perusahaan anjak piutang kepada klien berdasarkan penyerahan faktur
yang besarnya berkisar 80% dari nilai faktur.
Maturity, transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan perusahaan anjak piutang pada
saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan rata-
rata jatuh tempo tagihan (faktur). Untuk lebih jelasnya lihat kembali maturity factoring yang telah
dibahas terdahulu.
Collection, yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan apabila
perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan terhadap debitor.
Peny
Gambar 1.6 Proses anjak piutang untuk promes
Keterangan:
1) Penjualan barang atau jasa kepada pembeli secara kredit.
2) Sebagai bukti utang atas transaksi jual beli, pembeli mengeluarkan promes kemudian diserahkan
kepada supplier.
3) Supplier kemudian meng-endors promes tersebut kemudian dijual kepada perusahaan anjak
piutang secara diskonto.
4) Perusahaan anjak piutang membayar promes atas dasar diskonto.
5) Setelah jatuh tempo, perusahaan anjak piutang menyerahkan promes tersebut kepada bank untuk
ditagihkan pembayarannya dari pembeli.
6) Pembayaran diteruskan oleh bank kepada perusahaan anjak piutang setelah dilakukan penagihan.
Jasa jasa anjak piutang dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Jasa Pembiayaan (financing services)
Perusahaan anjak piutang memberikan pembiayaan yang besarnya berkisar antara 60%-80% dari total
piutang setelah dilakukan kontrak anjak piutang dan penyerahan bukti-bukti penjualan barang.
Kontrak atau transaksi ini dapat dilakukan atas dasar with recourse atau without recourse. Dalam
pengambilan keputusan mengenai dasar transaksi anjak piutang yang mana yang akan dilakukan,
perusahaan anjak piutang akan memperhatikan dan mempertimbangkan besarnya risiko terjadinya
kemacetan yang mungkin dihadapi oleh pihak nasabah (customer).
2. Jasa Non-pembiayaan (non financing services)
Persediaan jasa non pembiayaan oleh perusahaan anjak piutang pada dasarnya merupakan jasa untuk
melayani kepentingan pengelolaan kredit klien (supplier). Produk jasa jasa non pembiayaan yang
ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang antara lain sebagai berikut:
Anjak piutang internasional atau sering juga disebut export factoring merupakan fasilitas untuk
membantu mempercepat proses pembayaran tunai atas transaksi antar penjual di suatu negara
(eksportir) dengan pembeli dari negara lain (importir). Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang
maka perdagangan ekspor impor barang memungkinkan eksportir dapat segera menerima tunai hasil
penjualannya. Dalam anjak piutang internasional terdapat 4 (empat) pihak yang terlibat, yaitu :
1. Eksportir
2. Importir
3. Perusahaan anjak piutang eksportir (export factor) dan
4. Perusahaan anjak piutang importir (import factor).
Dalam transaksi factoring internasional, biasanya perusahaan anjak piutang menjamin 100%atas
kemungkinan tidak dibayarnya utang pihak importir. Mekanisme anjak piutang internasional dapat
diikuti pada Gambar dibawah :
http://htmlimg2.scribdassets.com/a2082wc1s1i2k5q/images/16-fa29ecb385.jpg
Transaksi tersebut dimulai dengan pihak eksportir membuat kontrak factoring dengan perusahaan
anjak piutang yang selanjutnya disebut export factor. Pihak eksportir mengajukan permohonan credit
limit kepada export factor sehubungan dengan rencana ekspornya. Export factor selanjutnya
menghubungi pihak korespondennya di negara di mana customer (importir) tersebut berkedudukan
dalam hal ini di Jepang. Corespondent factor ini akan menjadi import factor. Pihak import factor
melakukan investigasi kredit untuk mengetahui kondisi atau credit standing importir. Apabila import
factor menyetujui permohonan pihak importir, maka import factor akan memberi jaminan untuk
membayar berdasarkan jumlah tagihan (faktur) yang di factoring-kan sampai jumlah credit limit yang
disetujui oleh import factor. Apabila segala persyaratan dan semua ketentuan telah disepakati oleh
pihak pihak terkait, maka proses anjak piutang akan terjadi dengan mekanisme berikut:
Eksportir mengapalkan barangnya untuk dikirimkan kepada importir. Pada waktu yang sama,
eksportir mengirimkan fakturnya dengan memberitahukan agar importir melakukan pembayaran
kepada import factor pada saat penjualan kredit tersebut jatuh tempo (1). Setelah barang dikapalkan,
eksportir menyampaikan copy faktur dan dokumen dokumen pengapalan kepada export factor (2).
Selanjutnya export factor membayar sampai maksimum 80% daritotal nilai faktur sesuai dengan
kontrak kepada eksportir (3). Oleh export factor, copy faktur dan dokumen pengapalan dikirirnkan
kepada import factor (4). Import factor menyiapkan sales ledger dan melakukan penagihan kepada
importir berdasarkan faktur dan dokumen pengapalan yang diterima dari export factor pada saat
penjualan kredit tersebut jatuh tempo(5). Import factor kemudian melakukan pembayaran kepada
export factor sebesar 100% dari total nilai faktur setelah dikurangi persentase tertentu yang telah
disepakati selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal pengiriman barang. Pembayaran tersebut harus
dilakukan tanpa memperhatikan apakah import factor telah menerima pembayaran dari importir atau
belum (6) dan (7). Selanjutnya, export factor melunasi sisa pembayaran (20%) kepada eksportir
setelah dikurangi biaya biaya factoring.
Bank
Factoring
Transaksi
Utang piutang
Wajib
Tidak mutlak
Tingkat resiko
Pembiayaan
Bank
Supplier/factor
Imbalan (Ujrah)
· Divisi Syariah Indonesia Eximbank memperoleh ujrah atas jasa pengurusan dokumen dan
penagihan pembayaran.
· Maksimum ujrah dikenakan sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku di Divisi Syariah
Indonesia Eximbank.
· Pembayaran Ujrah dilakukan secara periodik maupun secara bersamaan saat Divisi Syariah
Indonesia Eximbank menerima pembayaran dari Issuing Bank, sesuai kesepakatan.
Untuk syarat dan ketentuan lainnya mengacu kepada pedoman operasional fasilitas pembiayaan Letter
of Credit yang berlaku di Indonesia Eximbank serta Perjanjian Pembiayaan yang telah ditandatangani
antara Eksportir dan Indonesia Eximbank.
· Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya penjualan.
· Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran dimuka
(Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan Crediet standing perusahaan.
· Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klienkarena klien
dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun
perdagangan internasional.
· Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan perputaran
modal kerja.
· Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit macet ini
dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
· Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan meningkatkan pendapatan
nasional.
Gambar 1.9 Mekanisme Transaksi yang dilakukan PT. IFI Capital Indonesia
Transaksi Anjak Piutang membantu perusahaan / klien dalam meningkatkan modal kerja.Klien
mengalihkan/menjual tagihan/piutang kepada kami (PT. IFS Capital Indonesia/ IFSI), dan IFSI akan
memberikan dana tunai sampai dengan 90% dari nilai tagihan/piutang. Selanjutnya kegiatan
penagihan dan pencatatan tagihan klien akan menjadi tanggung jawab IFSI. Secara berkala IFSI akan
memberikan laporan atas tagihan/piutang klien yg telah di-anjak-piutang-kan kepada IFSI.
Jenis-jenis transaksi Anjak Piutang yang dapat dilakukan oleh IFSI :
· Anjak Piutang Domestik / Lokal: Transaksi Anjak Piutang terhadap tagihan antar
perusahaandomestik.
· Anjak Piutang Ekspor : Transaksi anjak piutang terhadap tagihan antar negara.
· Anjak Piutang NonRecourse:Transaksi anjak piutang yang dilindungi dengan asuransi kredit.
· Anjak Piutang WithRecourse:Transaksi anjak piutang yang dilakukan tanpa
menggunakanasuransi kredit.
PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) berfokus pada UKM di Indonesia, karena keinginannya untuk turut
serta mengembangkan pertumbuhan ekonomi karena usaha yang paling banyak terdapat di Indonesia
dengan latar belakang unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sulit mendapatkan permodalan yang
berasal dari bank karena pencairan modal dari bank melalui berbagai persyaratan berbelit-belit dan
jaminan agunan serta bunga yang tinggi pula, membuat pengusaha tidak dapat berkonsentrasi
terhadap kemajuan dan perkembangan usahanya. Sehingga sering terjadi kebangkrutan/pailit yang
menyebabkan pengusaha tidak dapat mengembalikan pinjaman terhadap bank. Pemberian modal
terhadap UKM kini tidak hanya monopoli dunia perbankan saja, tetapi dapat juga melalui lembaga
pembiayaan. Banyak hal yang membuat salah satu perusahaan pembiayaan yang dapat menjadi
alternatif sumber permodalan jangka pendek UKM yaitu anjak piutang. Sekarang yang dibutuhkan
UKM bukan hanya pengucuran dana tetapi yang lebih penting lagi membimbingan secaraintensif
bagaimana memanajemen usahanya. Disinilah peran perusahaan anjak piutang yangmenjadikan UKM
sebagai rekanan/partner, terutama dalam memelihara pembukuan penjualan.
BAB III
KESIMPULAN
Anjak Piutang (factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada pun pihak-pihak yang terkait
dalam Anjak Piutang yaitu factor, client, customer. Istilah klien (client) dan nasabah(customer) dalam
mekanisme anjak piutang memiliki pengertian yang sangat berbeda. Lain halnya dengan bank yang
memiliki nasabah atau customer, sedangkan perusahaan anjak piutang hanya memiliki klien dalam hal
ini supplier. Selanjutnya, klien yang memiliki nasabah atau customer. Mekanisme anjak piutang ini
sebenamya diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang pembayarannya secara kredit.
Dari contoh perusahaan PT IFI Capital Indonesia (IFSI) kita dapat mengetahui persyaratan pengajuan
Anjak Piutang yaitu calon client harus mengisi formulir permohonan fasilitas yang terdiri dari bagian
identitas pemohon client, menyetujui dan memenuhi bagian pernyataan pemohon serta melampirkan
persyaratan lampiran sebagai bukti penunjang.
Manfaat mekanisme anjak piutang dapat memanfaatkan piutang usaha (accountreceivables) untuk
memperoleh fasilitas pembiayaan dari anjak piutang, dimana dana yang diperoleh dapat berguna
untuk mengatasi “cashflow mismatch” karena membesarnya kebutuhan modal kerja. Selain itu pula
permodalan dengan Anjak piutang dapat meningkatkan efisiensi dalam penagihan dan administrasi
piutang karena anjak piutang juga menangani credit management. Dengan anjak piutang UKM tidak
hanya mendapat permodalan dari penjualan piutangnya, tetapi juga factoring dapat diterapkan untuk
transaksi ekspor-impor (export factoring dan import factoring) tanpa menggunakan L/C. Sehingga
UKM dapat meluaskan pangsa pasar hingga ke keluar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Sigit Triandaru,Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat.
Yogyakarta
Ismawati Linna. 2002. Anjak Piutang Sebagai Alternatif Pembiyaan Untuk Memperlancar Arus Kas.
Makalah. Bandung.
Siamat, D.2002. Menejemen Lembaga Keuangan.FE Universitas Indonesia. Jakarta.
Teddy Pesat. 2009. Anjak Piutang sebagai Alternatif Permodalan Usaha kecil Menengah (UKM)
dengan Penetapan Dua Metode Biaya Bunga.Paper. Jakarta
http://www.baharandpartners.com/news_detail.php?nID=352
http://anamencoba.blogspot.com/2011/04/perkembangan-anjak-piutang-di-indonesia.html
http://www.ifscapital.co.id http://www.bps.co.id http://ifsa.or.id
http://www.sylabus.web44.net/blk2file/kuliah6.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Anjak_piutang
http://www.lppm.undip.ac.id/abstrak/content/view/262/336/
http://queenchib.blogspot.com/2010/02/anjak-piutang.html
http://www.slideshare.net/ryandsaputri/anjak-piutang
http://www.perfspot.com/docs/doc.asp?id=84709
http://www.smecda.com/Files/Dep_Pembiayaan/Informasi/07_10_Anjak%20Piutang.pdf
http://www.scribd.com/doc/91625608/makalah-anjak-piutang
http://www.indonesiaeximbank.go.id/anjak-hutang-syariah-hawalah-bil-ujrah