Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada wanita di seluruh dunia,
yang terdiri dari 16% dari semua kanker wanita, dan mayoritas (69%) dari semua
hidup yang rendah di negara berkembang kurang dapat dijelaskan, terutama oleh
mengalami penyakit stadium akhir, dan juga oleh kurangnya diagnosis yang memadai
tahun akibat peningkatan angka harapan hidup, sosial ekonomi, serta perubahan pola
penyakit (Tjindarbumi, 1995). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
1992, kanker menduduki urutan ke-9 dari 10 penyakit terbesar penyebab utama kematian
di Indonesia.6,7
Beberapa faktor risiko kanker payudara telah diketahui saat ini antara lain faktor
1
proliferatif, riwayat pernah menderita kanker payudara sebelumnya, faktor menstruasi
dan reproduksi, paparan radiasi, penggunaan terapi sulih hormon, alkohol dan diet tinggi
lemak (Clemons M and Goss P, 2001). Konsentrasi estrogen (estradiol) dalam darah juga
berhubungan dengan kenaikan resiko terjadinya kanker payudara (Clemons and Gross,
2001).
Pada penelitian ini, penulis bermaksud mencari faktor resiko yang sangat
Faktor resiko yang berasal dari diri pasien sendiri, dari keluarga pasien, ataupun pengaruh
mempengaruhi akan tetapi tidak dapat diabaikan sebagai salah satu faktor yang dapat
Faktor resiko yang diteliti berupa status pendidikan terakhir, status pernikahan, umur saat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan faktor resiko yang sangat
advance, sehingga dapat memungkinkan untuk meminimalisir faktor resiko tersebut dan
2
1.2 Rumusan Masalah
Faktor resiko dan faktor apa yang paling mempengaruhi dalam keterlambatan
penanganan pasien dengan kanker mamma stadium advance menjadi lebih baik
3. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang lebih baik
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Epidemiologi
Kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada wanita di seluruh dunia,
yang terdiri dari 16% dari semua kanker wanita. Diperkirakan bahwa 519.000 perempuan
meninggal pada 2004 karena kanker payudara, dan meskipun kanker payudara adalah
dianggap sebagai penyakit negara maju, mayoritas (69%) dari semua kematian akibat
kanker payudara terjadi di negara berkembang (WHO Global Burden of Disease, 2004)1.
Tingkat Insiden sangat bervariasi di seluruh dunia, dengan standar tingkat usia
setinggi 99,4 per 100.000 di Amerika Utara. Eropa Timur, Amerika Selatan, Afrika
Selatan, dan Asia Barat memiliki tingkat insiden moderat, akan tetapi saat ini meningkat.
kelangsungan hidup kanker payudara di seluruh dunia sangat bervariasi, mulai dari 80%
atau lebih di Amerika Utara, Swedia dan Jepang menjadi sekitar 60% di negara-negara
kurang dapat dijelaskan, terutama oleh kurangnya program deteksi dini, mengakibatkan
tingginya proporsi wanita yang mengalami penyakit stadium akhir, dan juga oleh
4
Insiden kanker payudara sangat bervariasi di seluruh dunia, angka terendah di
Negara-negara berkembang dan terbesar di Negara-negara yang lebih maju. Dalam dua
belas wilayah dunia, tingkat insiden per 100.000 perempuan adalah sebagai berikut: di
Asia Timur, 18; Selatan Asia Tengah, 22; sub-Sahara Afrika, 22; Selatan-Timur Asia, 26,
Afrika Utara dan Barat Asia, 28; Selatan dan Amerika Tengah, 42; Eropa Timur, 49;
Eropa Selatan, 56; Eropa Utara, 73; Oseania, 74; Eropa Barat, 78; di Amerika Utara, 902.
Sebagai negara berkembang yang tumbuh dan mengadopsi budaya Barat mereka
juga mengumpulkan penyakit yang lebih banyak timbul dari budaya Barat dan
pola melahirkan anak dan menyusui, paritas rendah).Misalnya, seperti Amerika Selatan
masyarakat yang utama ini merupakan penyebab utama kematian akibat kanker yang
Brazil.Jumlah kasus baru dan kematian akibat kanker payudara di Amerika Selatan untuk
tahun akibat peningkatan angka harapan hidup, sosial ekonomi, serta perubahan pola
penyakit (Tjindarbumi, 1995). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
1992, kanker menduduki urutan ke-9 dari 10 penyakit terbesar penyebab utama kematian
5
di Indonesia. Angka proporsi penyakit kanker di Indonesia cenderung meningkat dari 3,4
(SKRT 1980) menjadi 4,3 (SKRT 1986), 4,4 (SKRT 1992), dan 5,0 (SKRT 1995). Data
Profil Kesehatan RI 1995 menunjukkan bahwa proporsi kanker yang dirawat inap di
rumah sakit di Indonesia mengalami peningkatan dari 4,0% menjadi 4,1%. Selain itu,
peningkatan proporsi penderita yang dirawat inap juga terjadi peningkatan di rumah sakit
DKI Jakarta pada 1993 dan 1994, dari 4,5% menjadi 4,6%4,5,6,7.
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim
Indonesia tidak banyak berubah.Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap
menduduki tempat teratas.Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita
menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan
penyebab sakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi
7,85,7.
6
2.2 Anatomi dan Histologi
7
Payudara terdiri dari kelenjar mamma, kulit dan jaringan ikat. Kelenjar mamma
mayor dan dinding depan thorak. Kelenjar mamma terdiri dari duktus dan lobulus
laktiferus yang mengalirkan air susu ke puting. Puting dikelilingi oleh daerah berpigmen
Pada wanita tidak menyusui komponen predominan pada payudara yaitu lemak,
sedangkan pada wanita menyusui, jaringan kelenjar lebih melimpah.Lapisan jaringan ikat
pada thorak mulai costa II – VI, transversal ke arah sternum dan lateral sampai linea mid
aksilaris. Processus axillaris mamma mencapai batas lateral m.pectoralis mayor dan
masuk ke axilla. Processus ini dapat menembus fascia profunda dan mencapai apeks
axilla.3
suplai vascular dan drainase dapat terjadi pada rute yang bermacam-macam
8
Aliran Arteri
Arteri intercostalis kedua - keempat melalui cabang yang menembus otot dinding
dada
Aliran Vena
Aliran vena parallel dengan arteri dan berakhir pada vena axillaris, thoracalis interna, dan
intercostalis
Innervasi
Melalui cabang kutan anterior dan lateralis n.intercostalis II-VI. Dimana puting diinervasi
oleh n.intercostalis IV
Aliran Limfe
Sekitar 75% melalui pembuluh limfe yang mengalir ke lateral dan superior
menuju nnll.axillaris
9
Kebanyakan aliran yang tersisa menuju nnll.parasternal di dalam dinding anterior
Beberapa aliran juga terjadi melalui pembuluh limfe yang mengikuti aliran
Kanker adalah kelompok penyakit dengan karakteristik pertumbuhan dan penyebaran sel
abnormal yang tidak terkontrol. Jika terjadi penyebaran yang tidak terkontrol bisa
Kanker payudara berasal dari unit sekretorius payudara, yaitu unit duktus-lobulus
terminal. Beberapa faktor risiko kanker payudara telah diketahui saat ini antara lain
faktor genetik (5 - 7%), riwayat keluarga menderita kanker payudara, penyakit payudara
10
dan reproduksi, paparan radiasi, penggunaan terapi sulih hormon, alkohol dan diet tinggi
elektromagnetik, merokok aktif dan pasif dan penggunaan implan silikon sampai saat ini
belum terbukti menaikkan risiko terjadinya kanker payudara (Willett et al., 2000;
Walaupun telah banyak diketahui faktor risiko, ternyata 75% kanker payudara
tidak ada hubungan dengan faktor risiko yang ada (Jardines et al., 2003). Setiap kanker
bisa dipandang sebagai proses genetik karena kanker terjadi dari perubahan genetik atau
mutasi.
Mutasi multipel dalam sel yang sama diperlukan dalam pertumbuhan multistep
kanker. Hanya sebagian kecil kanker herediter, sisanya adalah sporadik dan berhubungan
dengan mutasi somatik yang didapatkan selama hidup. Individu yang membawa mutasi
genetik gen yang dicurigai, lahir satu langkah lebih dekat dengan tumorigenesis dan
mempunyai kecenderungan menderita kanker pada usia muda dan lokasi multipel
(ASCO, 2004).
Pada hiperplasia dijumpai stimulasi berlebihan siklus sel dan supresi apoptosis
oleh hormon estrogen, progesteron dan growth hormone. Estrogen dan progesteron
11
progesteron pada tubuloalveoler. Kedua hormon ini sangat berpengaruh pada masa
pembentukan estrogen (Clemons and Gross, 2001). Estrogen dan progesteron bekerja
melalui reseptor inti (reseptor estrogen dan progesteron) untuk memodulasi transkripsi
gen target. Reseptor estrogen bisa berbentuk alfa atau beta, pada penelitian lebih lanjut
dijumpai beberapa varian reseptor. Dengan terikatnya estradiol dengan reseptor steroid,
bersama dengan elemen reseptor estrogen, akan terjadi ekspresi gen dan stimulasi
pertumbuhan sel (Clemons and Gross, 2001). Hormon steroid ini juga mempunyai
kemampuan untuk memodulasi secara langsung ekspresi gen regulator siklus sel yang
dikenal sebagai protoonkogen inti seperti c-MYC, EGFR dan HER-2 (Her-2/Neu).
resiko terjadinya kanker payudara (Clemons and Gross, 2001). Estrogen mempengaruhi
pertumbuhan dan diferensiasi sel secara langsung dan tidak langung. Secara langsung
melalui induksi dari enzim dan protein yang terlibat dalam sintesa asam nukleat dan
melalui aktivasi onkogen. Secara tidak langsung melalui stimulasi sekresi prolaktin dan
produksi growth factors ( Haber, 2000;Clemons and Gross, 2001). Karena pertumbuhan
kanker payudara diatur oleh hormon steroid wanita, penentuan konsentrasi ER dan PR
dalam tumor saat ini dipergunakan untuk meramalkan penderita dengan prognosis baik
atau tidak, juga untuk menentukan apakah sensitif terhadap terapi hormonal.Risiko
12
2.4 Faktor Resiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause
pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker
mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara
terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor
payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen
kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini
13
untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara
3. Penyakit fibrokistik : Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak
ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma,
risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko
4. Obesitas : Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh
dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan
kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah
migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak : Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada
6. Radiasi : Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan
14
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik : Riwayat keluarga merupakan komponen yang
penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker
payudara.
kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan
dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap
kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50
tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar
60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun4,5.
(DCIS)
(LCIS)
15
(Paget) Catatan::
tumornya
T4b Edema (termasuk peau d’orange) ,ulserasi, nodul satelit pada kulit yang
16
Tabel 2. Kelenjar getah bening regional
Clinical
Atau
N2b Metastasis hanya pada Kgb mammaria interna ipsilateral secara klinis
aksila
Atau
17
Clinical
klinis terdapat metastasis pada kgb mammaria interna ipsilateral klinis dan
Atau
cM0(i+) Tidak ada bukti klinis atau radiografi dari metastasis jauh, tetapi endapan
sumsum tulang, atau jaringan nodal lainnya nonregional yang ≤ 0,2 mm pada
18
M1 Metastasis Jauh yang terdeteksi ditentukan dengan cara klinis dan radiografi
Grup stadium :
• Stadium 0 : Tis N0 M0
• Stadium 1 : T1* N0 M0
• Stadium IIA : T0 N1 M0
T1* N1 M0
T2 N0 M0
• Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
• Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
19
T3 N2 M0
• Stadium IIIB : T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Anamnesis
Anamnesa pada pasien kanker payudara meliputi investigasi gejala klinis berupa
keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya. Gejala klinis kanker payudara
dapat berupa benjolan pada payudara, erosi atau eksema puting susu, atau berupa
pendarahan pada puting susu. Investigasi benjolan meliputi lokasi awal, ukuran, onset
awal terjadinya, dan kecepatan tumbuhnya.Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri
pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada
kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Kulit atau
puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau
20
d'orange), mengkerut, timbul borok (ulkus), atau timbul venektasi pada payudara. Borok
itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh
payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.Rasa sakit atau nyeri pada umumnya
baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase
Metastase pada tulang bisa berupa rasa nyeri sampai dengan kelumpuhan.Keluhan sesak
nafas dan batuk terjadi bila penyebaran ke paru, dan penyebaran ke intracranial
perlu ditanyakan faktor resiko yang kemungkinan menjadi penyebab timbulnya kanker
payudara, terutama riwayat penyakit keluarga, riwayat pemaparan radiasi pada dinding
Pemeriksaan Fisik
status organ lain. pemeriksaan status lokalis dengan cara inspeksi dan palpasi,
dimana penderita harus melepas seluruh baju mulai pinggang ke atas agar
21
Status lokalis mendeskripsikan tumor berupa lokasi, perubahan warna kulit,
adanya pembengkakan, dan retraksi pada kulit.Palpasi meliputi bentuk, jumlah benjolan,
ukuran, batas, konsistensi, dan apakah terfiksasi atau tidak. Penilaian discharge yang
keluar melalui puting juga harus dilakukan penilaian. Pemeriksaan kelenjar gentah
bening regional pada daerah aksila berupa jumlah, ukuran, konsistensi, dan fiksasi
dengan jaringan sekitar.Juga perlu dilakukan pemeriksaan pada daerah yang dicurigai
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium meliputi:
plasma
5. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari puting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
a. Non invasif
22
1). Mamografi
Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam
beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang
solid dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil
ini akan diabsorbsi oleh massa kanker. Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat
mahal.
23
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase
b. Invasif
1). Biopsi
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau padat,
kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal
dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa selama 2-3 minggu, maka
24
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy
tersebut.Pemeriksaan ini lebih baik menurut ahli bedah ataupun pasien karena
lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
section.
2.6 Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering
untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati.Metastase ke tulang
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori bahkan bisa terjadi penurunan
kesadaran.5
25
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker payudara ada dua macam
Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
kuadranektomi (pengangkatan
26
tinggi mutlak diperlukan (5000-6000
rad)
Mastektomi total dengan diseksi aksila
Mastektomi radikal
Seluruh payudara, m.pectoralis
interna
27
regional setelah mastektomi
yang lanjut
ooforektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi
28
BAB III
Pengetahuan
Biaya Takut Fasilitas Keluarga Obat Penyakit
Periksa Kes Jauh Tidak Alternatif
Mendukung
29
-
30CA MAMMA
ADVANCE
3.3 Hipotesis
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik. Data primer diambil dengan
bantuan kuesioner dengan cara wawancara pasien kanker mamma stadium advance
32
4.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita dengan usia lebih dari 50 tahun
Dr.Kariadi pada bulan Januari – Juni 2013 baik yang sedang menjalani radioterapi,
kemoterapi, maupun pasien yang akan menjalani terapi pembedahan, dengan jumlah
Stadium lanjut : yang termasuk dalam tumor stadium lanjut adalah tumor
yang sudah menginvasi kulit payudara, tumor yang melibatkan dinding dada, tumor
yang merubah bentuk payudara dan adanya pembesaran KGB (limfadenopati) yang
tampak secara inspeksi maupun teridentifikasi saat palpasi saat pemeriksaan fisik.
usia menopause, riwayat keluarga merupakan variabel bebas dengan skala ordinal.
Faktor resiko berupa status pembiayaan, ketakutan pasien untuk periksa, fasilitas
33
4.6 Sumber Data
1. Editing
dapat terjamin.
2. Coding
3. Entry data
34
4. Cleaning
data) yang berarti sebelum data dilakukan pengolahan, data dicek terlebih dahulu
Setelah data terkumpul, data hasil penelitian diolah dan disajikan dalam
bentuk table.
Untuk uji beda variabel Penelitian ini bertujuan mencari faktor resiko dan
RSUP Dr. Kariadi. Analisis data dilakukan dengan software SPSS Ver. 15.0. for
Windows.
35
BAB V
HASIL PENELITIAN
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 pasien yang terdiri
dari dua kelompok yaitu kelompok faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh
36
Karakteristik kelompok yang mempengaruhi keterlambatan kedatangan
No Variabel Frekuensi
3 Tidak menikah 0%
37
Tabel 6 : Kelompok yang mempengaruhi keterlambatan kedatangan pasien untuk
berobat
No Variabel Frekuensi
3 Pembiyayaan 30,6%
38
BAB VI
PEMBAHASAN
RSUP dr Kariadi Semarang selama periode bulan Januari 2013 sampai dengan Juni 2013
adalah sebanyak 36 orang. Dari jumlah tersebut pasien dilakukan kuesioner dan
wawancara, Kuesioner berisi pertanyaan tentang faktor resiko, Data yang terkumpul
39
hormonal 66,7 % dan yang tidak mempunyai pengaruh pada faktor ini status pernikahan
0 %.
berobat yang terbanyak karena penggunaan obat alternatif 61,1 % dan terendah pada
BAB VII
7.1. SIMPULAN
medis modern.
7.2. SARAN
40
1. Perlu upaya untuk melakukan penyuluhan mengenai penyakit payudara.
2. Perlu upaya kerjasama antara dinas kesehatan dari level terbawah dengan
istansi pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html.)
2003
41
5. Tjindarbumi, 1995. Diagnosis dan Pencegahan Kanker Payudara, Kursus
Jakarta.
8. Ogden Joy; Understanding Breast Cancer; John Wiley & Sons, Ltd 2004, England
p.5
9. Drake RL, Vogl W, Mitchell A; Gray’s Anatomy for Students, Elsevier 2007;
p.116
Bandung; 2009
11. De Morgan, S et al; A guide for women with early breast cancer, National Breast
42