Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Pada pokok bahasan ini dikaji menjadi beberapa bahasan meliputi: (1)
konsep hasil belajar, (2) indikator hasil belajar, dan (3) faktor yang mempengaruhi
kemampuan hasil belajar, dan (4) pengukuran hasil belajar. Kajian tersebut
dipaparkan sebagai berikut.
1. Konsep Hasil Belajar
Hasil belajar telah didefinisikan oleh banyak ahli. Hasil belajar merupakan
kemampuan siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran. Nana
Sudjana berpendapat yang menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya” (dalam Suharwati, 2016). Sedangkan Muhammd Ridha yang
menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan suatu kemampuan atau suatu tujuan
yang telah dicapai atau dimiliki pembelajar setelah terjadinya belajar” (Ridha,
2016). Pendapat tentang hasil belajar yang dimaksud adalah kemampauan siswa
yang telah diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa akan
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru selama kegiatan pembelajaran.
7
8
yang diperoleh siswa bisa menjadi suatu ukuran keberhasilan proses belajar.
Penilaian terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan siswa selama proses
pembelajaran di dalam kelas akan menjadi hasil belajar.
Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai siswa. Siswa yang ingin
yang bagus maka mereka akan mengikuti proses belajar dengan serius. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Yakobus Mite menyatakan bahwa “hasil belajar
merupakan indikator tercapainya tujuan pembelajaran” (Mite, 2016). Jika hasil
belajar siswa bagus maka bisa dikatakan tujuan pembelajaran sudah tercapai. Hasil
belajar yang telah diperoleh siswa akan menjadi tolak ukur tercapaiannya tujuan
pembelajaran.
mengukur pengertian, fakta, dan menceritakan kembali materi yang sudah diterima.
Indikator memahami merupakan kemampuan mengembangkan materi yang telah
diterimanya. Indikator mengaplikasikan merupakan kemampuan yang menuntut
siswa untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan
teori-teori dalam situasi baru dan kongkret. Indikator menganalisis merupakan
kemampu untuk memisahkan, membedakan dan merinci bagian-bagian materi yang
telah dipelajarinya. Indikator sintesis merupakan kemampuan mendapatkan
pengetahuan baru dari menyatukan unsur-unsur berbagi faktor yang telah
dipelajarinya. Sedangkan indikator evaluasi merupakan kemampuan menilai
sesuatu berdasarkan norma dan membuat keputusan berdasarkan standart dan
kriteria. Fungsi dari indikator tersebut adalah menjadi tolak ukur kemampuan
pengetahuan siswa. Apabila siswa dapaat menjalankan indikator tersebut, maka
siswa dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Berbeda dengan yang di atas, hasil belajar memiliki beberapa indikator yang
perlu dikaji. Hasil belajar dari ranah kognitif yang telah direvisi ditandai oleh
beberapa indikator. Menurut Anderson, L.W & Krathwohl, D.R kemampuan
kognitif revisi dibagi enam antara lain, “mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6)”
(dalam Rinawati, 2013). Taksonomi di atas sudah ada edisi revisi yang dilakukan
oleh Anderson, L.W & Krathwohl, D.R yang disebut taksonomi Bloom revisi. Pada
taksonomi edisi revisi ini mengalami pergeseran dan penambahan indikator, yaitu
C5 menjadi sintesis dan evaluasi sedangkan C6 menjadi mencipta.
Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan beberapa indikator .Sri Ira
Suharwati berpendapat bahwa “skor kognitif yang digunakan untuk kemampuan
berfikir diukur mulai pengetahua, pemahaman, aplikasi, dan analisis” (Suharwati,
2016). Pendapat diatas mengungkapkan bahwa indikator hasil belajar kogninif
hanya menggunakan empat indikator saja. Indikator sintesis dan evaluasi maupun
indikator mencipta tidak digunakan karena tingkatan indikator tersebut tinggi.
Berbeda dengan yang di atas, ada pendapat lain tentang faktor yang
memengaruhi hasil belajar. Hasil belajar siswa yang bagus tidaklah mudah,
melainkan ada faktor yang memengaruhinya. Amrullah Yasir Maulid berpendapat
bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain, “strategi, model
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kelas, lingkungan belajar siswa,
serta media pengajaran yang digunakan oleh guru” (Maulid, 2014). Pendapat ahli
tentang hasil belajar dipengaruhi oleh proses kegiatan pembelajaran. Strategi dan
model pembelajaran yang monoton seperti ceramah, akan membuat siswa tidak
tertarik mngikuti pembelajaran. Lingkungan kelas yang tidak kondusif dan fasilitas
yang tidak mendukung juga dapat memengaruhi hasil belajar. Kebanyakan guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran dikelas tidak menggunakan media
pembelajaran.
Sementara itu, beberapa faktor hasil belajar juga diungkapakan ahli lainnya.
Hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Syaiful Bahri
Djamarah berpendapat sebagai berikut: “(a) lingkungan (b) instrumental (c) kondisi
fisiologis (d) kondisi psikologis” (dalam Rijal, 2015). Pendapat tentang faktor hasil
belajar tersebut bisa berasal dari input siswa dan proses pembelajaran. Lingkungan
merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti lingkungan keluarga,
11
B. Motivasi Belajar
akan membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar. Faktor kegiatan belajar yang
menarik akan membuat lebih tertarik mengikuti pembelajaran.
Sejalan dengan yang di atas, faktor yang memengaruhi motivasi belajar.
Sedangkan menurut pendapat Nunik Iswardhani “penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik” (Iswardhani, 2015). Faktor yang
memengaruhi faktor motivasi belajar yang dimaksud oleh ahli merupakan faktor
eksternal. Penghargaan sangat penting diberikan kepada siswa untuk memberi
apresiasi pada siswa terhadap usaha yang telah dilakukan. Kegiatan yang menarik
dalam pembelajaran akan menarik perhatian siswa dalam belajar. Kondisi tempat
belajar yang kondusif akan membuat siswa merasa lebih nyaman dalam menerima
pelajaran. Motivasi ekstrinsik akan memperkuat motivasi yang sudah ada untuk
mencapai tujuan belajar.
Berbeda dengan itu, merunurt Wlodkowski & Jaynes menyatakan bahwa
“empat faktor hal utama yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain, yaitu
budaya, keluarga, sekolah, dan anak itu sendiri” (dalam Iswardhani, 2015). Faktor
yang dijelaskan merupakan bagian faktor ekstrinsik dan intrinsik motivasi belajar
siswa. Budaya lingkungan siswa sangat memengaruhi motivasi, budaya yang
memiliki karakteristik belajar yang kuat. Keluarga yang memliki memiliki
kesadaran akan pentingnya belajar akan selalu memberi motivasi dalam belajar.
Sekolah juga berperan dalam membangkitkan motivasi belajar, seperti strategi guru
pada pembelajaran akan menarik minat siswa untuk belajar. Siswa juga memiliki
motivasi yang sudah ada dalam dirinya sendiri akan membuat siswa selalu
semangat dalam mencapai tujuannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar dalam penelitian ini dipengaruhi oleh faktor (1) siswa sendiri, (2)
lingkungan, (3) penghargaan, dan (4) kegiatan belajar.
dipresentasikan di depan kelas (Sumarmi, 2012). GI yang dimaksud oleh kedua ahli
tersebut merupakan model pembelajaran kelompok diskusi. Kelompok diskusi ini
mampu mengembangkan pemikiran siswa karena dengan berdiskusi siswa saling
bertukar informasi maupun pendapat.
Berbeda dengan yang di atas, ada pendapat kelebihan lain dari model
pembelajaran GI. Budi Santoso berpendapat tentang kelebihan model pembelajaran
GI antara lain,
Selaras dengan itu, kelemahan model GI juga didukung oleh pendapat Budi
Santoso yang menyatakan bahwa “Model pembelajaran group investigation
merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit dilaksanakan dalam
pembelajaran kooperatif. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model
group investigation juga membutuhkan waktu yang lama” (dalam Aminah, 2012).
Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa model GI merupakan model yang
komplesk sehingga membutuhakan waktu yang lama untuk menerapkan. Kompleks
yang dimaksud dalam penerapan model GI memiliki tahapan yang sulit untuk
dilakukan dalam kegiatan kelompok.
20
Implementasi dari perencanaan sub topik pembelajaran yang telah dirumuskna, (d)
Analisis dan sintesis informasi yang diperoleh setelah implementasi pembelajaran.
(e) Presentasi hasil final didepan kelas oleh masing-masing kelompok, (f) Evaluasi
yang dilakukan oleh guru bersama-sama dengan siswa dengan memberikan
penilaian secara individu dan kelompok” (dalam Aminah, 2012). Langkah-langkah
penerapan ini guru mengajak siswa menyeleksi topik dan membuat perencanaan.
Selanjutnya, siswa menrapkan rencana yang telah dirumuskan dan melakukan
analisis informasi yang didapat. Terakhir, siswa mempresentasikan hasil kerjanya
dan guru memberikan evaluasi berupa penilaian.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapatahapan
model GI sebagai berikut: (1) membentuk kelompok dan mengindentifikasi topik,
(2) merencanakan tugas, (3) melakukan penyelidikan, (4) menyusun hasil
penyelidikan, (5) mempresentasikan hasil penyelidikan, dan (6) evaluasi.
Kelebihan model ini berkaitan dengan faktor yang memengaruhi motivasi siswa
yaitu siswa. Siswa yang memiliki kemampuan interaksi yang baik dan dapat
menghargai pendapat temannya maka siswa akan lebih mudah untuk bekerjasama.
Kerjasama kelompok akan mempermudah siswa untuk menyelesaikan tugas yang
didapatkan.
Kelebihan ketiga dari model GI yaitu menarik minat siswa. Pembelajaran
yang menarika akan meningkatkan perhatian siswa. Kelebihan model ini berkaitan
dengan faktor yang memengaruhi motivasi siswa yaitu kegiatan belajar. Kegiatan
belajar yang menarik dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa yang sudah memperhatikan kegiatan pembelajaran akan lebih
memahami pelajaran yang diterimanya.
Kelebihan keempat dari model GI yaitu meningkatkan prestasi belajar.
Siswa yang sudah tertarik dengan pembelajaran maka prestasi belajarnya akan
meningkat. Kelebihan model ini berkaitan dengan faktor yang memengaruhi
motivasi siswa yaitu siswa dan lingkungan. Siswa yang belum memiliki
kemampuan belajar yang bagus dengan model pembelajaran ini yang bersifat
kooperatif dan saintific akan meningkatkan prestasi belajarnya. Lingkungan belajar
yang mendukung seperti teman dalam kelompok akan menuntun siswa yang
memiliki kemampuan belajar standar untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Kelebihan kelima dari model GI yaitu meningkatkan motivasi belajar siswa.
Siswa yang sudah termotivasi akan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Kelebihan model ini berkaitan dengan faktor yang memengaruhi motivasi belajar
siswa yaitu penghargaan. Siswa yang mendapatkan penghargaan berupa verbal
maupun non-verbal maka dia akan lebih termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa yang sudah mendapatkan motivasi maka dia akan lebih
bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan urian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara
model GI dengan motivasi belajar siswa terletak pada kelebihan model dan faktor
yang mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa.
25
MODEL
PEMBELAJARAN MOTIVASI BELAJAR
GROUP INVESTIGATIO
Siswa Sendiri
Siswa Dilatih Untuk
Memecahkan Masalah Lingkungan
Meningkatkan Kerjasama
Kelompok Penghargaan
Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa
Kelebihan kelima dari model GI yaitu meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa
yang sudah memiliki motivasi akan antusian dalam menerima meteri pembelajaran.
kelebihan model ini berkaitan faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa yaitu
lingkungan. Lingkung belajar siswa yang mendukung seperti adanya fasilitas pembelajaran
yang lengkap. Lingkungan yang mendukung akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
MODEL PEMBELAJARAN
HASIL BELAJAR
GROUP INVESTIGATIO
DAFTAR RUJUKAN
Aminah,. & Salihati. 2012. Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar Siswa Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Jurnal
Lentera12(4).18ˉ 25. Dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=271560&val=7046
&title=PENINGKATAN%20PROSES%20DAN%20HASIL%20BELAJ
AR%20SISWA%20DENGAN%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20
KOOPERATIF%20TIPE%20GROUP%20INVESTIGATION.
Anjani, K.D., Facthan, A.. & Amirudin, A. 2016.Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Turnamen Dan Games Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan 1(9), 1787ˉ 1790. Dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6812.
Fitriana, E., Utaya, S., & Budijanto. 2016. Hubungan Persepsi Siswa Tentang
Proses Pembelajaran Dengan Hasil Belajar Geografi Di Homeschooling
Sekolah Dolan Kota Malang. Jurnal Pendidikan 1(4), 662ˉ 667. Dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6212.
Hartana, A., Setyosari, P., & Kuswandi, D. 2016. Penerapan Strategi Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Ignatian (Reflektif) Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Dan Motivasi Berprestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan 1(4), 765ˉ 779. Dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6555.
Kurniasari, I.R., Susilo, H., & Hastuti, U.S. 2016. Penerapan Inkuiri Terbimbing
Dipadu Numbered Head Togetherberbasis Lesson Study Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan 1(9), 1774ˉ 1780.
Dari http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6772.
Lestari,D.P., Fatchan, A., & Ruja, I.N. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Project
Based Learning Berbasis Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Geografi
Siswa SMA. Jurnal Pendidikan 1(3), 475ˉ 479. Dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6175.
30
Maulidi, A.Y., Hamid, A., & Sunarti. 2014. Komparasi Hasil Belajar Kognitif
Siswa Antara Penggunaan Lks Berbasis Learning Cycle 3 Fase Dan Non
Lks Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X SMA Negeri 10 Banjarmasin.
Jurnal Inovasi Pendidikan Sains 5(2), 43ˉ 54. Dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=443909&val=9344
&title=KOMPARASI%20HASIL%20BELAJAR%20KOGNITIF%20SI
SWA%20ANTARA%20PENGGUNAAN%20LKS%20BERBASIS%20
LEARNING%20CYCLE%203%20FASE%20DAN%20NON%20LKS%
20PADA%20MATERI%20REAKSI%20REDOKS%20KELAS%20X%
20SMA%20NEGERI%2010%20BANJARMASIN.
Mite, Y., Corebima, A.D., & Syamsuri, I. 2016. Hubungan Antara Gaya Belajar
Dengan Hasil Belajar Siswa SMA Katolik Santa Maria Malang Berbasis
Skor Terkoreksi Dalam Pembelajaran Biologi Melalui Pembelajaran
Group Investigation (GI) Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan
1(5), 822ˉ 827. Dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6262.
Pranandari, I.W., Degeng, I.N.S., & Hanurawan, F. 2016. Korelasi Antara Persepsi
Siswa Tentang Pengelolaan Kelas, Hubungan Teman Sebaya (Peer
31
Rijal. S,. & Bachtiar, S. 2015. Hubungan antara Sikap, Kemandirian Belajar, dan
Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal Bioedukatika
3(2), 15ˉ 20.
Darihttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&
cd=8&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjDjcTUqoLYAhVJNo8KHfE2D
GgQFghgMAc&url=http%3A%2F%2Fjournal.uad.ac.id%2Findex.php%
2FBIOEDUKATIKA%2Farticle%2Fdownload%2F4149%2F2279&usg=
AOvVaw1w9Xjn_BwGVdb3FqpGQZiG.
Rinawati.,& Utami, T.H. 2013. Analisis Kesesuaian Soal-Soal Latihan Pada Buku
Teks Matematika Sma Kelas X Dengan Kompetensi Dasar Berdasarkan
Ranah Kognitif Taksonomi Bloom. Jurnal Pendidikan _(_), _ˉ _. Dari
http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel914E365795B3DF8E00A2
559D0D68C8AF.pdf.
Suharwati, S.I, Sumarmi, & Ruja, I.N. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran
Resource Based Learning Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Geografi
Siswa SMA. Jurnal Pendidikan 1(2), 74ˉ 79. Dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/5803.
Ulfah, K.R., Santoso, A., & Utaya, S. 2016. Hubungan Motivasi Dengan Hasil
Belajar IPS. Jurnal Pendidikan 1(8), 1607ˉ 1611. Dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6678.
Wijiningtyas, I., Fatchan, A., & Ruja, I.N. 2016. PROSES DAN BENTUK
MOTIVASI BELAJAR GEOGRAFI SMA UNGGULAN KOTA
MALANG (PERSPEKTIF ETNOMETODOLOGI). Jurnal Pendidikan
1(2), 106ˉ 115. Dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6103.
Lenawati, Ade., & Siswanto. 2013. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Pemanfaatan
Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X
Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran
2011/2012. Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia 2(1), 37ˉ 71.
Dari https://journal.uny.ac.id/index.php/jkpai/article/view/1186.