Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Perilaku Etis Dan Perilaku Tidak Etis Bagi Perorangan, Profesional Dan Konteks Bisnis.
Etika (ethics) secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral.
Prinsip dan nilai moral seseorang serta kepentingan relative prinsip tersebut bagi mereka pasti
berbeda dengan orang-orang lainnya. Perbedaan ini merefleksikan pengalaman hidup,
kesuksesan dan kegagalan yang dialami, serta pengaruh dari orang tua, guru dan teman. Perilaku
etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur.
Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting, sehingga banyak nilai etika yang umum
dimasukkan ke dalam undang-undang. Namun, sebagian besar nilai etika tidak dapat dijadikan
undang-undang, karena etika tersebut tidak dapat didefinisikan dengan cukup baik agar dapat
diberlakukan. Contoh : dapat dipercaya, penghargaan, pertanggung jawaban, kelayakan,
perhatian, kewarganegaraan. Ada 2 alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis :
Adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang di mana ia harus mengambil keputusan tentang
perilaku yang tepat.
Metode-metode rasionalisasi yang sering digunakan, yang dengan mudah dapat mengakibatkan
tindakan tidak etis :
Profesional adalah tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekadar memenuhi tanggung
jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat. Akuntan publik, sebagai
profesional, mengakui adanya tanggung jawab kepada masyarakat, klien, serta rekan praktisi,
termasuk perilaku yang terhormat, meskipun itu pengorbanan diri. Alasan utama mengharapkan
tingkat perilaku profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan
publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang individu yang
menyediakan jasa tersebut. Kepercayaan masyarakat atas kualitas jasa profesional akan semakin
besar bila profesi mendorong standar kinerja dan perilaku yang tinggi di pihak seluruh praktisi.
Kantor akuntan publik (KAP) memiliki hubungan khusus dengan para pemakai laporan
keuangan yang berbeda dengan bentuk hubungan antara profesional lain dengan para pemakai
jasanya. Sangat penting bahwa pemakai laporan memandang kantor akuntan publik sebagai
pihak yang kompeten dan objektif. Ada insentif yang cukup banyak bagi kantor akuntan publik
untuk berperilaku pada tingkat profesionalisme yang tinggi.
Cara-Cara Akuntan Publik Didorong Untuk Memperlakukan Diri Mereka Secara Profesional
Kode Perilaku Profesional berarti memberikan standar perilaku kepada semua anggota AICPA.
PCAOB berwenang untuk menetapkan standar etika dan independensi bagi auditor perusahaan
publik, dan SEC juga memainkan peran yang penting dalam menetapkan standar independensi
bagi auditor perusahaan publik.
Kode Perilaku Profesional AICPA menyediakan baik standar umum perilaku yang ideal maupun
peraturan perilaku khusus yang harus diberlakukan. Kode etik ini terdiri dari 4 bagian :
Kelima prinsip pertama diterapkan secara merata keseluruh anggota AICPA. Satu
pengecualian adalah dalam kalimat terakhir dari prinsip objektifitas dan independensi hanya
berlaku bagi para anggota yang bekerja bagi publik, dan hanya jika mereka menyediakan jasa-
jasa atestasi seperti audit. Prinsip keenam, ruang lingkup dan sifat jasa, hanya diterapkan pada
para anggota yang bekerja bagi publik.
1. Peraturan perilaku
Mereka yang memegang sertifikat akuntan publik tetapi tidak berpraktik sebagai akuntan
publik harus memetuhi sebagian besar, tetapi tidak semua, ketentuan tersebut. Peraturan perilaku
ini dinyatakan dalam ungkapan yang lebih spesifik daripada ungkapan yang tercantum dalam
bagian prinsip. Apabila para praktisi berperilaku pada tingkat minimum, maka hal itu tidak
menyiratkan perilaku yang tidak memuaskan. Profesi telah menyusun standar yang cukup tinggi
agar standar perilaku yang minimum pun dapat memuaskan.
1. Kaidah etika
Kaidah (ruling) adalah penjelasan oleh komite eksekutif dari divisi etika profesional
tentang situasi faktual khusus(specific factual circumstance). Sejumlah besar kaidah etika
dipublikasikan dalam versi yang diperluas dari Kode Perilaku Profesional AICPA.
1. Jasa Nonaudit à Sarbanes-Oxley Act dan peraturan SEC yang direvisi lebih lanjut
membatasi, tetapi tidak benar-benar menghilangkan, jenis jasa nonaudit yang dapat
diberikan kepada klien audit yang merupakan perusahaan terbuka.
2. Komite audit à adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang tanggung
jawabnya termasuk membantu auditor agar tetap independen dari manajemen. Sarbanes-
Oxley Act mewajibkan semua anggota komite audit bersikap independen, dan perusahaan
harus mengungkapkan apakah dalam komite audit paling sedikit ada satu pakar
keuangan. Selanjutnya mensyaratkan komite audit perusahaan publik bertanggung jawab
atas penunjukkan, kompensasi, dan pengawasan atas pekerjaan auditor.
3. Konflik yang timbul dari hubungan personalia à KAP dianggap tidak independen
berkenaan dengan klien audit jika mantan partner, prinsipal, pemegang saham, atau
karyawan profesional dari kantor tersebut diterima bekerja pada klien dan mempunyai
kepentingan keuangan yang brekelanjutan dalam kantor akuntan bersangkutan atau dalam
posisis yang mempengaruhi kebijakan operasi atau keuangan kantor akuntan tersebut.
4. Rotasi partner à mengharuskan pimpinan dan partner audit merotasi penugasan audit
sesudah 5 tahun. Partner audit lainnya yang memiliki keterlibatan yang cukup besar pada
audit harus dirotasi sesudah 7 tahun dan terkena periode time-out selama 2 tahun.
5. Kepentingan kepemilikan à melarang setiap kepemilikan oleh orang-orang yang terlibat
dalam audit dan keluarga dekat mereka, termasuk (a) anggota tim penugasan audit, (b)
mereka yang dapat mempengaruhi penugasan audit dalam rantai komando perusahaan,
(c) partner dan para manajer yang memberikan lebih dari 10 jam jasa nonaudit kepada
klien, (d) partner dalam kantor partner yang terutama bertanggungjawab atas penugasan
audit.
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas,
harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor
salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan
(mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.
Dengan mempertahankan integritas ia akan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi. Dengan
mempertahankan objektivitas ia akan bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan
pihak tertentu atau kepentingan pribadi.
Aturan-Aturan Kode Etik Perilaku.
Kantor akuntan publik harus independen ketika memeberikan jasa tertentu, tetapi tidak untuk
jasa lainnya. Independensi juga diwajibkan dalam jenis jasa atestasi lainnya, seperti jasa review
dan audit atas laporan keuangan prospektif. Akan tetapi, sebuah kantor akuntan publik dapat
memeberikan jasa SPT pajak dan jasa manajemen tanpa harus berlaku independen.
Sumber :
https://www.kompasiana.com/diniari_marlina/bab-5-ethics-and-the-audit-profession-etika-
profesional_56305d42b69373230759d550