Вы находитесь на странице: 1из 2

Keuangan syariah yang berbasis bebas bunga dinilai cocok dengan target tujuan pembangunan

berkelanjutan dunia (SDGs). SDGs/Sustainable Development Goals adalah 17 tujuan dengan 169
capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia
pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi. Didalam SDGs terususun rencana-
rencana pembangunan dalam segala aspek yang disepakati semua negara di dunia.

Tujuan dari diciptakannya SDGs adalah mengakhiri segala bentuk kemiskinan, meniadakan segala
bentuk kelaparan, mencptakan ketahanan pangan, meningkatkan gizi, mendorong pertanian secara
berkelanjutan, menjamin kehidupan yang sehat, dan mendorong kesejahteraan semua masyarakat
di berbagai negara untuk semua usia.

Sehubungan dengan sistem keuangan syariah, adalah sistem ekonomi yang mengatur muamalah
sesuai dengan Al Qur’an dan Hadist yang megutamakan prinsip keadilan. Adil artinya, uang tidak
hanya bisa dimiliki oleh orang-orang kaya, tetapi orang-orang miskin pun juga harus menikmati
uang/harta yang dimiliki oleh suatu negara.

Tujuan SDGs tersebut memnag sesuai dengan salah satu ayat Al Qur’an di Surah Al Hasyr ayat 7,
yang artinya :

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang
berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”

Pada kalimat/pernyataan “supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara
kamu” inilah yang menjadi asal mula dewan komisioner OJK, Muliaman D Hadad yang memahami
kriteria perekonomian islam.

Yang menjadi masalah disini adalah kenyataan perbankan syariah di Indonesia belum menerapkan
sistem bagi hasil yang sebagaimana diatur dalam Hadist Rasulallah dan Ayat-ayat Allah SWT. Masih
saya terdapa hal-hal yang bisa disamakan dengan bunga atau bank konvensional. Seperti tingginya
keuntungan yang diperoleh pihak bnak syariah, dan sedikit nya kerugian yang ditanggung bank
syariah ketika terjadi kegagalan. Menurut salah satu dosen yang mengajar kami, Ibu Nikmah, beliau
melakukan penelitian kepada beberapa bank syariah di kota Jember, ia menemukan bnayak hal-hal
yang ganjil, seperti ketika pembagian kerugiannya itu atau loss sharing. Ia menyaksikan ketika
memasuki bank-bank syariah profit and loss sharing itu hanyalah sebuah teori belaka yang tertulis di
buku atau seperti yang dipelajari para mahasiswa perbankan.

Menurut analisis kami, kami snagat menyetujui jika sistem perknomian syariah diterapkan dalam
proyek SDGs itu di dunia, bukan untuk Indonesia. Karena kami meyakini bahwa perbankan syariah di
Indonesia tidak sama dengan perbankan syariah di Malaysia dan Inggris. Jika kedua negara itu dapat
meningkatkan perekonomiannya dengan sistem ekonomi syariah, maka perekonomian Indonesia
tidak cocok dengan sistem ekonomi syariah, utuk saat ini. Karena yang terjadi pada kenyataan
adalah, Jika perbankan syariah di Indonesia benar-benar menerapkan sistem ekonomi sariah 100 %,
maka perbankan syariah akan mengalami kerugian.
Padahal, kita tahu pendidikan dan kepedulian kesehatan di tanah air tidak menyeluruh/seimbang.
Kesejahteraan juga tidak merata. Sebenarnya sistem keuangan syariah bisa dijadikan solusi, hanya
saja masyarakat di tanah air sulit untuk tidak mencampuradukkan transaksi yang haram, mereka
tidak kuasa dengan tawaran bunga yang banyak untuk produk tabungan di bank konvensional.

Вам также может понравиться