Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERMENAKER
### Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja x
NO.PER.05/MEN/1996
KEP. MENAKER Pelaksanaan Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
###
NO.KEP.19/MEN/BW/97 Kerja
KEP.MENAKER
### Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja x
NO.KEP96/M/BW/97
PERMENAKER NO.PER-
### Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja x
04/MEN/1995
INSTRUKSI MENAKER Pengawasan dan Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
###
NO.INST.05/M/RW/96 kegiatan Konstruksi Bangunan
### KEPRES NO.22 TAHUN 1993 Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja x
PERMENAKER
### Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan x
NO.PER.03/MEN/1998
SK DIRJEN PEMBINAAN
HUBUNGAN IINDUSTRIAL DAN
PENGAWASAN
### Cara pengisian formulir laporan dan analisis statistik kecelakaan
KETENAGAKERJAAN
DEPNAKER RI
NO.KEP.84/BW/1998
KEP KA.BAPEDAL Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan & Pengumpulan
###
NO.KEP.01/BAPEDAL/09/1995 Limbah B3 x
KEP KA.BAPEDAL
### Simbol & Label Limbah B3
NO.KEP.05/BAPEDAL/09/1995 x
### UU No. 23 1992 Tentang Kesehatan
### Permenkes No 718 1987 Tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan x
Catatan:
UU : Undang – Undang
PP : Peraturan Pemerintah
KEPRES : Keputusan Presiden
KEPMEN LH : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
KEPMENAKER : Keputusan Menteri Tenaga Kerja
PERDA : Peraturan Daerah
SK : Surat Keputusan
JAKPINDUM : Jaksa Muda Tindak Pidana Umum
MENKES : Menteri Kesehatan
Issued By : Approved By :
Title : Title :
Kesesuaian Catatan
Aturan keselamatan dan kesehatan
kerja bagi Perusahaan
x
Keputusan Menaker untuk audit SMK3
Penggantian biaya
pengobatan/perawatan
Pengujian Limbah B3
Pembedaan karekteristik diberikan
simbol
x
PERATURAN PERUNDANGAN Issued By :
TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
DAN
KESESUAIANNYA DENGAN KONDISI USAHA Title :
Kesesuaian
No No Peraturan Judul
Y T
I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PERMENAKER
2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja X
NO.PER.05/MEN/1996
KEP. MENAKER Pelaksanaan Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
3 X
NO.KEP.19/MEN/BW/97 Kerja
KEP.MENAKER
4 Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja X
NO.KEP96/M/BW/97
PERMENAKER NO.PER-
5 Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja X
04/MEN/1995
INSTRUKSI MENAKER Pengawasan dan Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
6 X
NO.INST.05/M/RW/96 kegiatan Konstruksi Bangunan
7 KEPRES NO.22 TAHUN 1993 Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja X
PERMENAKER
10 Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan X
NO.PER.03/MEN/1998
SK DIRJEN PEMBINAAN
HUBUNGAN IINDUSTRIAL DAN
PENGAWASAN
11 Cara pengisian formulir laporan dan analisis statistik kecelakaan X
KETENAGAKERJAAN
DEPNAKER RI
NO.KEP.84/BW/1998
Aturan lama
KEPMEN LH
3 Pecabutan KEPMEN LH Lama No 49~53/MENKLH/6/1987 x
NO.KEP.10/MENLH/3/1994
KEPMEN LH
4 Jenis Usaha/Kegiatan Yang wajib Dilengkapi AMDAL x
NO.KEP.11/MENLH/3/1994
KEPMEN LH
5 Pedoman Umum Upaya Pengelolaan LH Dan Pemantauan LH x
NO.KEP.12/MENLH/3/1994
KEPMEN LH
6 Pedoman Susunan Keanggotaan & Tata Kerja Komisi Amdal x
NO.KEP.13/MENLH/3/1994
KEPMEN LH
7 Pedoman Umum penyusunan AMDAL x
NO.KEP.14/MENLH/3/1994
KEPMEN LH
8 Pemebentukan Komisi AMDAL x
NO.KEP.15/MENLH/3/1994
KEPMEN LH
9 Pedoman Umum pelaksanaan Audit Lingkungan x
NO.KEP.42/MENLH/11/1994
KEP KA.BAPEDAL.NO.KEP.056-
10 Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting x
1994
KEPMEN LH
11 Pembentukan Komisi AMDAL Terpadu/Multisektoral & Regional x
NO.KEP.54/MENLH/11/1995
KEPMEN LH
12 AMDAL Regional x
NO.KEP.55/MENLH/11/1995
KEPMEN LH Analisis Dampak Lingkungan usaha atau kegiatan
13 x
NO.KEP.57/MENLH/12/1995 Terpadu/Multisektoral
KEPMEN LH
14 Jenis Usaha Yang Wajib Dilengkapi AMDAL x
NO.KEP.39/MENLH/11/1996
KEP KA.BAPEDAL
15 Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam penyusunan AMDAL x
NO.KEP.299/BAPEDAL/11/1996
KEP KA.BAPEDAL NO.KEP.105
16 Panduan Pemantauan Pelaksanaan RKL & RPL
TAHUN 1997 x
KEP KA.BAPEDAL Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan
17
NO.KEP.124/12/1997 AMDAL x
Aturan Baru
18 PP No. 27 1999 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan x
19 KEPMEN LH NO.2 TAHUN 2000 Panduan Penilaian Dokumen Amdal x
Panduan Penyusunan AMDAL kegiatan Pembangunan Pemukiman
20 KEPMEN LH NO.4 TAHUN 2000
terpadu x
Panduan Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan Dilahan
21
KEPMEN LH NO.5 TAHUN 2000 daerah Basah x
22 Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak LH
KEPMEN LH NO.40 TAHUN 2000 x
23 KEPMEN LH NO.41 TAHUN 2000 Pedoman pembentukan Komisi Penilai AMDAL Kab / Kota x
24 Susunan Keanggotaan Komisi Penilai & Tim Teknis AMDAL Pusat
KEPMEN LH NO.42 TAHUN 2000 x
25 Jenis Rencana Usaha &/ Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi AMDAL
KEPMEN LH NO.17 TAHUN 2001 x
26 KEPMEN LH NO.30 TAHUN 2001 Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup Yang Diwajibkan x
KEP KA BAPEDAL NO.KEP
27 Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam penyusunan AMDAL
299/11/TAHUN 1996 x
KEP KA BAPEDAL NO.08 TAHUN Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam proses
28
2000 analisis mengenai AMDAL x
KEP KA BAPEDAL NO.09 TAHUN
29 Pedoman penyusunan Analisis mengenai AMDAL
2000 x
30 KEPMEN LH NO.86 TAHUN 2002 Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengololaan LH & Pemantauan LH x
Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang berlaku Pada Kantor
31
PP No. 10 2002 Meneg LH Di Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan x
III. LIMBAH B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)
Aturan lama
UU : Undang – Undang
PP : Peraturan Pemerintah
KEPRES : Keputusan Presiden
KEPMEN LH : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
KEPMENAKER : Keputusan Menteri Tenaga Kerja
PERDA : Peraturan Daerah
SK : Surat Keputusan
JAKPINDUM : Jaksa Muda Tindak Pidana Umum
MENKES : Menteri Kesehatan
Issued By : Approved By :
Title :
Catatan
Penggantian biaya
pengobatan/perawatan
Aparatur Negara
Dianjurkan untuk dilaksanakan
(Obsolete)
Obsolete
Obsolete
Aparatur Negara
Aparatur Negara
Aparatur pemerintah
Dok Disposal
Ketentuan Pengolahan
Penimbunan Sementara
Pembedaan karekteristik diberikan
simbol
Waste Management
Kegiatan pemerintah
Sukarela
Tidak termasuk
Tidak termasuk
Sebagai Pedoman
Tak Menghasilkan Limbah Cair
Tugas Pemerintah
Uji Emisi
Tugas Pemerintah
< 70 DB
Emisi Solvent
Tugas Pemerintah
Tidak Terkait
Bukan Bidangnya
Bukan Bidangnya
Bukan Bidangnya
Tak Terkait Dengan Laut
Aparatur Negara
Aparatur Negara
Aparatur Negara
Dokumen
Dokumen
Aparatur Pemerintah
Tidak Menghasilkan Limbah Cair
Bukan Lab.
Aparatur Negara
Tak Ada Kegiatan Ini
Instalasi Air
Aparatur Negara
Aparatur Negara
Sukarela
Aparatur Negara
Tugas Pemerintah
Tak Menghasilkan Limbah Cair
Pasal/
No No Peraturan Judul
ayat
I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Pasal 2
1 UU No.1 Tahun 1970 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
ayat 1
Pasal 7
Pasal 8
ayat 1
Pasal 9
ayat 1 a
Pasal 9
ayat 1 b
Pasal 9
ayat 1 c
Pasal 9
ayat 1 d
Pasal 9
ayat 2
Pasal 9
ayat 3
Pasal 9
ayat 4
Pasal 10
Pasal 11
ayat 1
Pasal 11
ayat 2
Pasal 12
ayat 1
pasal 12
ayat 2
Pasal 12
ayat 3
Pasal 12
ayat 4
Pasal 12
ayat 5
Pasal 13
Pasal 14
ayat 1
Pasal 14
ayat 2
Pasal 14
ayat 3
PERMENAKER
2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 2
NO.PER.05/MEN/1996
Pasal 3
ayat 1
Pasal3
ayat 2
KEP.MENAKER
4 Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja -
NO.KEP96/M/BW/97
Pasal 10
ayat 1
Pasal 14
7 KEPRES NO.22 TAHUN 1993 Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja Pasal 2
Pasal 3
ayat 1
Pasal 3
ayat 2
Pasal 3
8 UU No.3 TAHUN 1992 Jaminan sosial Tenaga Kerja
ayat 1
Pasal 3
ayat 2
Pasal 4
ayat 1
PERMENAKER Pasal 2
10 Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
NO.PER.03/MEN/1998 ayat 1
Pasal 3
SK DIRJEN PEMBINAAN
HUBUNGAN IINDUSTRIAL DAN
Cara pengisian formulir laporan dan analisis statistik
11 PENGAWASAN -
kecelakaan
KETENAGAKERJAAN DEPNAKER
RI NO.KEP.84/BW/1998
Aturan lama
Pasal 5
1 UU NO.23 TAHUN 1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup
ayat 3
Pasal 6
ayat 1
Pasal 15
ayat 1
Pasal 16
ayat 1
Pasal 16
ayat 2
Pasal 17
ayat 1
Pasal 17
ayat 2
Pasal 18
ayat 1
Pasal 20
ayat 1
Pasal 35
ayat 1
Pasal 9
2 Perindustrian
ayat 4
UU No. 5 Tahun 1984
Pasal 15
ayat 1
Pasal 21
ayat 1
Pasal 6
3 PP NO.51 TAHUN 1993 Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
ayat 1
Pasal 6
ayat 2
KEPMEN LH
5 Pedoman Umum pelaksanaan Audit Lingkungan -
NO.KEP.42/MENLH/11/1994
6
Kep Ka Bapedal RI No.KEP- Ukuran dampak penting
056 tahun 1994
KEPMEN LH
7 AMDAL Regional Pasal 9
NO.KEP.55/MENLH/11/1995
Pasal 10
Pasal 4
12 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
ayat 1
PP No. 27 1999
Pasal 4
ayat 1
Pasal 24
ayat 1
Pasal 24
ayat 2
Pasal 24
ayat 3
Pasal 25
ayat 1
Pasal 25
ayat 2
Pasal 26
ayat 1
Pasal 1
ayat 6
Pasal 1
ayat 7
Pasal 1
ayat 8
Pasal 16
ayat 12
18 KEPMEN LH NO.41 TAHUN 2000 Pedoman pembentukan Komisi Penilai AMDAL Kab / Kota Pasal 6
Pasal 8
Pasal 13
Pasal 4
Pasal 5
ayat 1
Pasal 5
ayat 2
Pasal 8
Pasal 10
KEP KA BAPEDAL NO.08 TAHUN Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam
21 -
2000 proses analisis mengenai AMDAL
Pasal 2
ayat 2
Pasal 3
Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang berlaku
24 Pada Kantor Meneg LH Di Bidang Pengendalian Dampak
PP No. 10 2002 Lingkungan
III. LIMBAH B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)
Aturan lama
pasal 2
Pasal 2
Pasal 6
KEP KA.BAPEDAL
5 Dokumen Limbah B3
NO.KEP.02/BAPEDAL/09/1995
Pasal 1
Pasal 3
KEP KA.BAPEDAL
6 Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3
NO.KEP.03/BAPEDAL/09/1995
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 2
KEP KA.BAPEDAL
8 Simbol & Label Limbah B3
NO.KEP.05/BAPEDAL/09/1995 Pasal 1
Pasal 2
Pasal 4
pasal 5
Pasal 2
Pasal 4
Pasal 5
ayat 1
Pasal 5
ayat 2
Pasal 5
ayat 3
Aturan Baru
KEP KA BAPEDAL
10 Tatalaksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3
NO.2/BAPEDAL/01/1998
Pasal 2
Pasal 6
KEP KA BAPEDAL Pasal 2
11 Program Kemitraan Dalam pengelolaan Limbah B3
NO.3/BAPEDAL/01/1998 ayat1
Pasal 2
ayat 2
Pasal 2
ayat 3
Pasal 4
Pasal 8
ayat 1
Pasal 11
ayat 1
Pasal 11
ayat 2
Pasal 12
ayat 1
Pasal 12
ayat 2
12 Pengelolaan Limbah B3
Pasal 3
Pasal 9
ayat 1
Pasal 9
ayat 2
Pasal 9
ayat 3
Pasal 9
ayat 4
Pasal 1
14 Pengelolaan B3
ayat 1
PP No. 74 2001
Pasal 1
ayat 4
Pasal 1
ayat 6
Pasal 1
ayat 7
Pasal 5
ayat 1
Pasal 15
Pasal 18
ayat 1
Pasal 22
ayat 1
Pasal 23
ayat 1
Pasal 24
Pasal 33
Pasal 35
ayat 1
Pasal 39
ayat 1
KEPMEN LH Pasal 2
2 Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
NO.KEP.51/MENLH/10/1995 ayat 1,2
Pasal 2
ayat 3
Pasal 6
Pasal 3
ayat 1
Pasal 6
ayat 1
Pasal 3
Pasal 2
Pasal 3
ayat 1
Pasal 3
ayat 2
Pasal 1
10 Pedoman Pengkajian Untuk Menetapkan Kelas Air
ayat 1
KKEPMEN LH NO.114/MENLH/2003
Pasal 1
ayat 2
Pasal 2
ayat 1
Pasal 2
ayat 2
pasal 2
ayat 3
Pasal 2
ayat 4
Pasal 4
ayat 1
Pasal 4
ayat 2
11 Pedoman Penentuan Status Mutu Air Pasal 1
KEPMEN LH NO.115/MENLH/2003
Pasal 2
ayat 1
Pasal 5
V. PENCEMARAN UDARA
KEPMEN LH Pasal 2
1 Ambang Batas Emisi Gas Kendaraan Bermotor
NO.KEP.35/MENLH/10/1993 ayat 1
Pasal 2
ayat 2
KEPMEN LH
2 Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Pasal 7
NO.KEP.13/MENLH/3/1995
Pasal 1
3 KEPMEN LH NO.15/MENLH/4/1996 Program Langit Biru
butir 1
Pasal 2
butir b
Pasal 3
KEPMEN LH Pasal 6
4 Baku Tingkat Kebisingan
NO.KEP.48/MENLH/11/1996 ayat 1
Pasal 6
ayat 2
Pasal 7
KEPMEN LH Pasal 6
5 Baku Tingkat Getaran
NO.KEP.49/MENLH/11/1996 ayat 1
Pasal 6
ayat 2
Pasal 7
KEPMEN LH Pasal 5
6 Baku Tingkat Kebauan
NO.KEP.50/MENLH/11/1996 ayat 1
Pasal 5
ayat 2
Pasal 6
KEPMEN LH Pasal 1
7 Indeks Standar Pencemar Udara
NO.KEP.45/MENLH/10/1997 butir 1
Pasal 3
KEP KA BAPEDAL NO.KEP.107/ Pedoman Teknis Perhitungan & Pelaporan Serta Informasi
8
KABAPEDAL /11/1997 Indeks Standar Pencemar Udara
Pasal 8
Pasal 10
Pasal 21
Pasal 22
ayat 1
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 33
Pasal 34
ayat 1
Pasal 35
ayat 1
Pasal 35
ayat 2
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
ayat 1
Pasal 41
ayat 2
Pasal 42
ayat 2
Pasal 43
ayat 1
Pasal 47
ayat 2
Pasal 47
ayat 3
Pasal 48
Pasal 50
ayat 1
Pasal 52
Pasal 54
ayat 1
Pasal 54
ayat 2
Pasal 56
ayat 1
Pasal 56
ayat 2
Pasal 1
Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor ayat 1
10 Type Baru Dan kendaraan Bermotor Yang Sedang
Diproduksi
KEPMEN LH NO.141/MENLH/2003
Pasal 5
ayat 1
Pasal 6
ayat 1
11 PP No. 102 2000 Standarisasi Nasional
Pasal 1
butir I
Pasal 2
ayat 1
Pasal 2
ayat 2
Pasal 5
ayat 1
Pasal 5
ayat 4
SK Bupati Karawang No 93
Juklak Perda No 17/2001
tahun2001
Estate Regulation No.063/ER-
20 Peraturan kawasan Industri KIIC
KIIC/ED-04/VIII/2000
21
22 PERDA KAB BEK. No. 12 2001 Pengelolaan Air Bawah Tanah
23 Izin Pembuangan Limbah Cair Pasal 2
PERDA KAB BEK No. 11 2002 ayat 1
Pasal 2
ayat 2
pasal 3
ayati
24 Montreal Protocol Penipisan Lapisan Ozon
25 KYOTO Protocol Emisi
26 UU No. 23 1992 Tentang Kesehatan
27 Permenkes No 718 1987 Tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan
28 Permenkes No 416 1990 Tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
Keputusan Bupati Bekasi No Tentang pembentukan tim pemberi tanggapan dokumen
29
660.1/kep 123 2001 ukl/upl
UU : Undang – Undang
PP : Peraturan Pemerintah
KEPRES : Keputusan Presiden
KEPMEN LH : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
KEPMENAKER : Keputusan Menteri Tenaga Kerja
PERDA : Peraturan Daerah
SK : Surat Keputusan
JAKPINDUM : Jaksa Muda Tindak Pidana Umum
MENKES : Menteri Kesehatan
Issued By : Approve By:
Title : Title :
DEPARTEMEN
Isi Ketentuan
HR-GA PRD SMK PDQA MTC WH
x x x x x x
simbol adalah gambar yang menyatakan karakteristik limbah B3
Label adalah tulisan yang menunjukan antara lain karekteristik dan
x x x x x x
limbah B3
Setiap kemasan atau tempat atau wadah penyimpanan limbah B3
wajib diberi simbol & label dengan menunjukkan karakteristik dan x x x x x x
jenis limbah B3.
Apabila limbah B3 dalam satu kemasan mempunyai lebih dari satu
karekteristik (mudah meledak,mudah
x x x x x x
terbakar,reaktif,beracun,menyebabkan infeksi dan korosif) wajib
dilakukan pengujian karakteristik limbah B3
Segala biaya yang timbul dalam keputusan ini dibebankan kepada :1)
untuk tingkat dearah oleh APBD, 2)BAPEDAL dibebankan kepada
x
Anggaran rutin dan proyek BAPEDAL, 3)BAPEDAL Wilayah
dibebankan kepada anggaran rutin BAPEDAL wilayah
Program kendali B3 berazas pelestarian fungsi lingkungan untuk
menunjang pembangunan yang berkelanjutan bagipeningkatan x x x x x x
kesejahtraan manusia
Setiap usaha dan atau kegiatan minyak dan gas bumi serta kegiatan
lain yang menghasilkan limbah minyak bumi wajib melakukan x x x x
pengelolahan limbahnya
Pengelolahan minyak bumi dilakukan dengan metoda biologis yang
meliputi: a)landfarming, b)biopile c)composting
Setiap usaha dan atau kegiatan dilarang membuang air limbah yang
mengandung radioaktif ke air atau sumber air
Setiap usaha dan atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke
air/sumber air wajib mendapatkan ijin tertulis dari bupati/walikota
Bagi usaha atau kegiatan yang beroperasi :a. baku tingkat kebauan
lebih longgar dari ketentuan dalam keputusan ini,wajib disesuaikan
dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) tahun terhitung sejak
ditetapkan keputusan ini.b. baku tingkat kebauan lebih ketat dari
keputusan ini, dinyatakan tetap berlaku.
Indeks standard pencemar udara adalah angka yg tdk mempunyai
satuanyg menggambarkan kondisi kualitas udara ambien dilokasi &
waktu tertentu yg didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan
manusia, nilai estetika dan mahluk hidup lainnya.
Indeks standar Pencemaran Udara dapat digunakan :a)bahan
informasi kepada masyarakat tentang kwalitas udara ambien dilkasi
dan waktu tertentu, b)bahan pertimbangan pemerintah pusat dan
daerah dalam melaksanakan pengelolahan dan pengendalian
pencemaran udara
Limbah cair adalah setiap limbah cair hasil samping kegiatan ekonomi
atau proses produksi atas permukiman yang masuk atau dmasukkan
ke dalam badan sungai dalam jumlah atau kandungan dan cara
tertentu ynag tidak menyebabkan perubahan kwalitas sumbaer air
Standart air buangan BOD max 300 mg/l COD : max 500 mg/l
Noise max 85 dBA
Instruksi kepada
KaKandepnaker seluruh
Indonesia untuk melakukan
pengawasan kegiatan
konstruksi bangunan
Kewajiban keikutsertaan
Jamsostek
Penggantian biaya
pengobatan/perawatan
Pelaporan kejadian
kecelakaan oleh perusahaan
kepada Disnaker setempat
Perintah kepada DISNAKER
dalam pemeriksaan kecelakan
mengacu kepada UU
Pelaksanaan pengelolaan
Lingkungan Hidup
Ketentuan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Obsolete)
Obsolete
Aparatur Negara
Internal Audit
UKL – UPL
Acuan Kegiatan Uji Emisi Ke Luar
Upaya penyempurnaan
pengolahan limbah B3
(Obsolete)
Pengujian Limbah B3
Dok Disposal
Ketentuan Pengolahan
Penimbunan Sementara
Pembedaan karekteristik
diberikan simbol
Waste Management
Kegiatan pemerintah
Sukarela
Tidak termasuk
Tidak termasuk
Sebagai Pedoman
Tak Menghasilkan Limbah Cair
Tugas Pemerintah
Kegiatan Pemerintah
Tidak Melakukan Kegiatan Ini
Uji Emisi
Tugas Pemerintah
< 70 DB
-
Tugas Pemerintah
Aparatur Negara
Aparatur Negara
Aparatur Negara
Dokumen
Dokumen
Aparatur Pemerintah
Tidak Menghasilkan Limbah Cair
Tak Ada Kegiatan Ini
Instalasi Air
Aparatur Negara
Aparatur Negara
Sukarela
Aparatur Negara
Tugas Pemerintah
AC Split (CFC)
PERATURAN PERUNDANGAN
TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
DAN
KESESUAIANNYA DENGAN KONDISI USAHA
Pasal
No No Peraturan Judul ayat
HYGIENE PERUSAHAAN
Syarat kebersihan,kesehatan serta penerangan dalam tempat Pasal 2
kerja
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
6 Instruksi Menteri No. ins. 03/M/BW/1999 Pengawasan terhadap pengelolahan makanan ditempat kerja
KESEHATAN KERJA
Pasal 23
7 UU No. 23/1992 . Kesehatan
Pasal 2
Pasal 3
ayat 4
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
ayat 1
Pasal 6
ayat 2
Pasal 2
10 Permenaker No. Per.01/Men/1981 Kewajiban melapor penyakit akibat kerja
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
11 Permenaker No. Per.03/Men/1982 Pelayanan kesehatan tenaga kerja Pasal 2
Pasal 2
ayat 1
Pasal 2
ayat 2
Pasal 2
ayat 3
Pasal 2
ayat 4
Pasal 2
ayat 5
Pasal 2
ayat 6
Pasal 2
ayat 7
Pasal 2
ayat 8
Pasal 2
ayat 9
Pasal 2
ayat 10
Pasal 2
ayat 11
Pasal 2
ayat 12
Pasal 3
ayat 1
Pasal 3
ayat 2
Pasal 4
ayat 1a
Pasal 4
ayat 1b
Pasal 4
ayat 1c
Pasal 4
ayat 2
Pasal 5
Pasal 6
ayat 1
Pasal 6
ayat 2
Pasal
7ayat 1
Pasal 7
ayat 2
Penyelenggraan pemeliharaan kesehatan bagi tenga kerja
dengan manfaat lebih baik dari peket jaminan pemeliharaan
12 Permenaker No. Per. 01/Men/1998 kesehatan dasar Jamsostek
Kepmenaker No. Pedoman diagnosis dan penilaian cacat karna kecelakaan
13 Kep.79/Kepmenaker/2003 kerja dan penyakit akibat kerja
Kepmen No. Kep. 147/Men/1989 tentang Pasal 3
14 pemanfaatan Pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi program jamsostek
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 5
ayat 1
Pasal 5
ayat 2
Pasal 5
ayat 3
Pasal 5
ayat 4
Pasal 5
ayat 5
Pasal 5
ayat 6
Pasal 5
ayat 7
Pasal 5
ayat 8
Pasal 5
ayat 9
Pasal 5
ayat 10
Pasal 5
ayat 11
Pasal 5
ayat 12
Pasal 6
Pasal 2
15 Permenaker No. Per. 01/Men/1998 Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
UU No. 3/1992 tentang jaminan sosial Pasal 3
16 tenaga kerja. ayat 1
Pasal 3
ayat 2
Pasal 4
Pasal 1
17 Permenaker No. Per. 01/Men/1976 Kewajiban latihan hiperkes bagi dokter perusahaan.
Pasal 1
Kewajiban latihan higiene Perusahaan, K3 bagi Tenaga Para
18 Permenaker No. Per. 01/Men/1979 medis perusahaan.
Pasal 2
ayat 4
Pasal 2
ayat 4 a
Pasal 2
ayat 4b
Pasal 2
ayat 4c
Pasal 2
ayat 4d
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 5
ayat 1
Pasal 5
ayat 2
Pasal 5
ayat 3
Pasal 5
ayat 4
Pasal 6
ayat 1
Pasal 6
ayat 2
Pasal 6
ayat 3
Pasal 6
ayat 3a
Pasal 6
pasal 3b
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 4
ayat 2
Pasal 4
ayat 3
Pasal 6
UMUM
Pasal 5
30 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenaga kerjaan
Pasal 11
Pasal 12
ayat 1
Pasal 31
Pasal 86
ayat 1
Pasal 86
pasal 2
Pasal 86
ayat 3
Pasal 87
ayat 1
Pasal 87
ayat 2
Pasal 104
ayat 1
Pasal 3
Persyaratan penunjukkan dan wewenang serta kewajiban ayat 2
31 Permenaker No. Per. 03/Men/1978 pegawai pengawasan K3 dan ahli K3.
Pasal 5
ayat 1
Pasal 5
ayat 2
Pasal 3
32 Permenaker No. Per. 02/Men/1982 Klasifikasi juru las ayat 1
Pasal 3
ayat 2
Pasal 4
ayat 1
Pasal 4
ayat 2
Pasal 8
Pasal 13
Pasal 29
ayat 1
Pasal 29
ayat 2
Pasal 31
Pasal 33
Pasal 2
33 Permenaker No. Per. 04/Men/1987 Panitya P2K3
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 12
Pasal 2
ayat 1
Pemberlakuan SNI nomor SNI-04-0225-200 mengenai PUIL
34 Kepmenakertrans No. Kep 75/Men/2002 2000 ditempat kerja.
Pasal 2
ayat 2
Pasal 3
35 Permenaker No. Per. 05/Men/1996 SMK3
Pasal 4
Pasal 4
ayat 1a
Pasal 4
ayat 1b
Pasal 4
ayat 1c
Pasal 4
ayat 1d
Pasal 4
ayat 1e
Pasal 5
Pasal 7
39 Menaker, transmigrasi dan koperasi no. S Nilai ambang batas iklim kerja dan kebisingan
Issued By : Approve By:
Title : Title :
Isi Ketentuan
DEPARTEMEN
Tersedianya jalan keluar untuk menyelamatkan diri yang aman, lancar dan
memadai sesuai jumlah orang dan bentuk konstruksi
bangunan.Terbentuknya organisasi tanggap darurat untuk menanggulangi
bila terjadi bahaya kebakaran.
Tiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk
memperoleh pekerjaan.
setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan atau meningkatkan dan
atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat,minat, dan
kemampuannya.
Pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan atau pengembangan
kompetensi pekerjanya melalui pelatihan kerja.
Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
memiliki, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh
penghasilan yang layakdi dalam dan luar negeri.
Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :a.
keselamatan dan kesehatan kerja.b. moral dan kesusilaan.c. perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktifitas kerja
Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dilaksanakan
sesuai ketentuan
Setiap perusahaan wajib menempatkan SMK3 yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan.
Ketentuan penerapan SMK3 diatur dengan undang-undang.
Juru las dianggap tidak terampil bila 6 bulan terus menerus tidak bekerja
Setiap 3 bulan sekali pengurus atau juru las menunjukkan buku kerja las
Harus dipasang perancah yg kuat dan rapat yg dapat menahan dgn aman
tenaga kerja, peralatan dan bahan yg digunakan.
Lantai perancah harus dipasang pagar pengaman, apabila tingginya lebih
dari 2 meter
Persyatan keamanan dan keselamatan untuk semua peralatan yang
dipergunakan spt alat-alat angkat, tambang, mesin dan tangga.
Syarat penerangan sesuai jenis pekerjaan :'1- Penerangan darat minimal 5
lux 2'- Penerangan halaman jalan minimal 20 lux 3- Pekerjaan kasar sampai
500 lux/m persegi 4'- Pekerjaan sedang 500 sampai 1000 lux 5 - Pekerjaan
halus 1000 sampai 1500 lux 6- Ruang kantor 300 sampai 600 lux 7- Ruang
kantor besar 600 sampai 1500 lux
Mengatur ketentuan umum, nilai batas, petugas dan ahli proteksi radiasi -
Ruang kantor besar 600 sampai 1500 lux
Kententuan kerja dgn zat-zat radio aktif, pengurusan sampah radio aktif
NAB terendah untuk tempat kerja 21 C ,NAB untuk kebisingan di tempat
kerja 85 dB
PERATURAN PERUNDANGAN
TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
DAN
KESESUAIANNYA DENGAN KONDISI USAHA
Pasal ayat
No No Peraturan Judul
Pasal 5
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 12 butir H
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18 pasal
23
Pasal 24
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 57
Pasal 58
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61 ayat 1
Pasal 61 ayat 2
Pasal 64
Pasal 67
Pasal 69
Keputusan Menteri Perindustrian No.
12/M/SK/1/78
Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
3 Sebagai Akibat Dari Usaha Industri Pasal 1
Pasal 2
Butir 2 2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Butir 3
Keputusan Menteri Perindustrian No. Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
12/M/SK/1/78 Sebagai Akibat Dari Usaha
5 Industri Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4 ayat 1
Pasal 4 ayat 2
Pasal 4 ayat 3
Pasal 5 ayat 1
pasal 5 ayat 2
Pasal 5 ayat 3
pasal 4
Standar Nasional Indonesia SNI 16-
7058-2004 ICS 17.060 Badan
7 Standardisasi Nasional Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja
Standar Nasional Indonesia SNI 19- Kurikulum pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja bagi
7055-2004 ICS 03.100.30 Badan pengurus dan anggota Panitia Pembina Keselamatan dan
Standardisasi Nasional Kesehatan Kerja (P2K3) perusahaan
8
Pasal 1 ayat 2
Pasal 1 ayat 3
Pasal 1 ayat 4
Pasal 1 ayat 5
Pasal 1 ayat 6
Pasal 1 ayat 7
pasal 1 ayat 8
Pasal 3
Pasal 5 ayat 1
Pasal 5 ayat 3
pasal 6 ayat 1
Pasal 6 ayat 2
Pasal 7
Pasal 9 ayat 1
Pasal 9 ayat 2
Pasal 9 ayat 3
Pasal 9 ayat 4
Pasal 10 ayat 1
Pasal 10 ayat 2
Pasal 10 ayat 3
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13 ayat 1
Pasal 13 ayat 2
Pasal 13 ayat 3
Pasal 14 ayat 1
Pasal 14 ayat 2
Pasal 14 ayat 3
Pasal 14 ayat 4
Pasal 14 ayat 5
Pasal 14 ayat 6
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19 ayat 1
Pasal 19 ayat 2
Pasal 22
Issued By : Approve By:
Title : Title :
Isi Ketentuan
DEPARTEMEN
(1) Alat Pemadam Api Ringan : alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran
Penggolongan kebakaran dan jenis pemadam.
APAR harus selalu diisi sesuai dengan jenis dan konstruksinya.
Syarat pemasangan APAR.: (1) Setiap satu/kelompok APAR harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan, (2)Pemberian tanda sesuai
dengan lampiran, (3) Tinggi pemberian tanda 125 cm dari dasar lantai tepat diatas
APAR, (4) Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis dan penggolongan
kebakaran ,(5)Penempatan APAR satu dengan yang lainnya tidak boleh melebihi
15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh Pegawai pengawas/ahli keselamayan kerja,
(6) Semua tabung APAR sebaiknya berwarna merah.
Menyimpang dari pasal 34 batas luas lantai untuk satu kelompok alarm kebakaran
dapat diperluas dengan syarat: a)Dalam bangunan yang tidak bertingkat dan tidak
terbagi2 satu kelompokalarm dapat melindungi area maksimum2000m2 luas
lantai, b) Ruang tersembunyi dengan luas tidak lebih dari 500m2 detektor dapat
dihubungkan dengan kelompok alarm yang dibawahnya jika luas yang dilindungi
tidak lebih 1000m2, c)lantai panggung dapat digabungkan dengan alarm
kebakaran lantai dibawahnya tidal lebih dari 1000m2
Sumber Tenaga Listrik untuk sistem alarm kebakaran harus dengan tegangan
tidak kurang dari 6 volt
Instalasi alrm kebakaran otomatik harus dilakukan pemeliharaan,pengujian
berkala secara mingguan,bulanan dan tahunan
Pemeliharaan dan pengujian mingguan an: Membunyikan alarm secara
simulasi,memeriksa kerja lonceng,memeriksa tegangan dan keadaan baterai dan
menctatat seluruh sistem alarm dan mencatan hasilpemeliharaan serta pengujian
buku catatan
Pemeriksanaan dan pengujian bulanan an: menciptakan kebakaran
simulasi,memeriksa lampu indikator,fasilitas penyediaan sumber tenaga
darurat,panel indikator dan mencatat hasil pemeliharaan dan pengujian dalam
buku catatan
Pemeliharaan dan pengujian tahunan an: memeriksa tegangan instalasi,kondisi
keberhasilan semua detektor dan menguji sekurang-kurangnya 20% detektor dari
setiap kelompok instalasi sehingga selambat-lambatnya 5 tahun semua sudah
teruji
Letak dan jarak detektor sistem deteksi panas anatara 2 detektor yang terbaik
adalah: 1)setiap 46m2 dengan tinggi langit2 dalam keadaan rata tidak lebih 3m
dipasang sekurang-kurangnya 1 detektor, 2) antara detektor tidal lebih 7m seluruh
ruangan bisa tidak lebih dari 10m dalam koridor, 3)jarak detektor paas dengan
tembok atau didndingpaling jauh 3m pd ruangan biasa6 m da;lam koridor dan
paling dekat 30 cm
Bagi kegiatan usaha industri yang mempunyai potensi dampak penting terhadap
lingkungun hidup wajib disusun AMDAL.
Jenis kegiatan Usaha industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup yang dituangkan dalam Surat Keputusan
Menteri sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Surat Keputusan ini.
Apabila dalam pelaksanaan terdapat keraguan atas jenis kegiatan usaha industri
dan tidak terdapat dalam Keputusan Negara Lingkungan Hidup sebgaimana
dimaksud ayat (2), yang diperkirakan berpotensi dampak penting Menteri
berkonsultasi dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup mengenai penetapan
wajib AMDAL bagi kegiatan industri yang bersangkutan.
Bagi kegiatan Usaha industri yang tidak mempunyai dampak penting dan atau
secara teknologi dapat dikelola dampak pentingnya terhadap lingkungan hidup
wajib disusun UKL dan UPL
Jenis kegiatan usaha industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
tercantum pada Lampiran II Surat Keputusan ini
Penyusunan UKL dan UPL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak termasuk
bagian dari AMDAL dan tidak dievaluasi oleh Komisi AMDAL.
sistem proteksi petir (SPP) :sistem lengkap yang digunakan untuk memproteksi
ruang terhadap efek petir. SPP terdiri dari SPP eksternal dan internal 2 dari 21SNI
03-7014.1-2004 CATATAN Dalam hal khusus, PP dapat terdiri dari hanya SPP
eksternal atau SPP internal saja.
Probabilitas sambaran petir yang menembus ruang terproteksi sangat berkurang
dengan adanya sistem terminasi udara yang dirancang dengan benar. Sistem
terminasi udara dapat terdiri dari setiap kombinasi unsur berikut: 1) batang; 2)
rentangan kawat; 3) jaring konduktor.
Pemasangan elektrode bumi:Elektrode bumi cincin eksternal sebaiknya ditanam
pada kedalaman paling sedikit 0,5 m tetapi tidak kurang dari 1 m terhadap
dinding. Elektrode bumi harus dipasang di luar ruang terproteksi dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 0,5 m dan didistribusikan serata mungkin untuk
mengurangi efek kopling listrik dalam bumi.Elektrode bumi tertanam harus
dipasang sedemikian sehingga dapat di inspeksi selama konstruksi. Kedalaman
dan jenis elektrode bumi yang ditanam harus sedemikian sehingga mengurangi
efek korosi, pengeringan dan pembekuan tanah dan dengan demikian membuat
resistans bumi yang setara menjadi stabil. Direkomendasikan bahwa 1 meter
pertama dari elektrode bumi tegak dianggap tidak efektif dalam kondisi beku.
Untuk daerah cadas padat hanya direkomendasikan susunan pembumian jenis B.
Elektrode bumi alami :Bangunan beton yang terbuat dari baja tulangan beton
saling hubung atau bangunan logam bawah tanah yang sesuai, yang
karakteristiknya memenuhi persyaratan 2.5 dapat digunakan sebagai elektrode
bumi. Jika tulangan logam beton digunakan sebagai elektrode bumi,
Kesalinghubungannya harus diperhatikan secara khusus untuk mencegah pecah
mekanis dari beton.
CATATAN Pada beton pratekan, sebaiknya dipertimbangkan akibat dari lewatnya
arus luahan petir yang dapat menimbulkan stres mekanis yang tidak dapat
diterima
Penyamaan potensial adalah tindakan yang sangat penting untuk mengurangi
bahaya kebakaran dan ledakan serta bahaya kehidupan pada ruang terproteksi.
Penyamaan potensial dicapai dengan sarana konduktor IPP atau supresor surja
yang menghubungkan SPP, rangka logam bangunan, instalasi logam, BKE dan
instalasi listrik serta telekomunikasi di dalam ruang terproteksi. Jika dipasang
SPP, rangka logam di luar ruang terproteksi dapat terpengaruh. Hal ini sebaiknya
dipertimbangkan ketika merancang sistem tersebut. IPP untuk rangka logam
eksternal mungkin juga diperlukan.Jika SPP eksternal tidak dipasang tetapi
diperlukan proteksi terhadap efek petir pada saluran masuk pelayanan, maka
harus disediakan IPP.
Standar Nasional Indonesia Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia di udara tempat
kerja ini dirumuskan untuk merevisi SNI 19-0232-1987, tentang Nilai Ambang
Batas bahan kimia di udara tempat kerja, agar diperolehnya keseragaman dan
rujukan secara nasional mengenai nilai ambang batas zat kimia di udara tempat
kerja yang disesuaikan dengan perkembangannya. Standar ini mengacu pada
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor: SE-01/MEN/1997 tentang Nilai
Ambang Batas faktor kimia di udara lingkungan kerja, hasil-hasil penelitian yang
dilakuan oleh Pusat Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta hasil kajian dari beberapa
literatur.Standar ini disusun oleh Subpanitia Teknis Kesehatan dan Keselamatan
Kerja pada Panitia Teknis 94S, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Standar ini
telah dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 6 Nopember 2003, yang dihadiri
oleh pengusaha, serikat pekerja, instansi pemerintah, organisasi profesi dan
perguruan tinggi.
Standar ini memuat tentang Nilai Ambang Batas rata-rata tertimbang waktu (time
weightedaverage) zat kimia di udara tempat kerja, di mana terdapat tenaga kerja
yang dapat terpapar zat kimia sehari-hari selama tidak lebih dari 8 jam per hari
atau 40 jam per minggu, serta cara untuk menentukan Nilai Ambang Batas
campuran untuk udara tempat kerja yang mengandung lebih dari satu macam zat
kimia.
Nilai Ambang Batas paparan singkat yang diperkenankan (psd) kadar zat kimia di
udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui, agar tenaga kerja yang terpapar
pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit, masih dapat menerimanya
tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh, maupun terbius
tempat kerja:setiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, di mana
tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca.Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian
energi listrik dalam bentuk
arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala. Untuk alat digital, energi listrik
diubahmenjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi.
Penentuan titik pengukuran:a) Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja
kerja maupun peralatan.
Bila merupakan meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang
ada.Denah pengukuran intensitas penerangan setempat seperti pada Lampiran
A.SNI 16-7062-2004 2 dari 8 b) Penerangan umum: titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari
lantai.Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai
berikut:1) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter. Contoh denah
pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan kurang
dari 10 meter persegi
Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10 m2 2)
Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong
garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga)
meter. Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas
ruangan antara 10 meter sampai 100 meter persegi
Tata cara - Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup
sensor.- Bawa alat ketempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik
pengukuran untuk intensitas penerangan setempat atau umum.- Baca hasil
pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.- Catat hasil pengukuran pada lembar hasil
pencatatan untuk intensitas penerangan setempat seperti pada Lampiran C, dan
untuk intensitas penerangan umum seperti pada Lampiran D.-Matikan luxmeter
setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.SNI 16-7062-2004
Dalam Surat Keputusan ini yang dimaksud dengan :1). Industri, jenis industri,
bidang usaha industri dan perusahaan industri adalah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
2. Pengelolaan lingkungan hidup, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), Dampak
Penting, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) , Pemrakarsa Instansi yang bertanggung jawab adalah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993
tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
Izin Tetap dan Izin Perluasan dari kegiatan usaha industri sebagaimana dimaksud
pada Pasal 5 dapat diberikan setelah penyusunan UKL dan UPL olh pemrakarsa.
Izin Tetap dan Izin Perluasan dan atau Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil dan
kegiatan industri sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dapat diberikan setelah
pembuatan SPPL oleh Pemrakarsa
Penyusunan AMDAL dapat dilakukan oleh Pemrakasa dengan melibatkan tenaga
ahlinya yang berkualifikasi ilmu lingkungan atau memakai jasa Konsultan
Lingkungan.
Penyusunan UKL dan UPL dapat dilakukan Pemrakarsa melibatkantenaga ahli
yang berkualifikasi ilmu lingkungan atau Konsultan Lingkungan.
Untuk memenuhi penilaian yang obyektif atas ANDAL, RKL dan RPL, UKL dan
UPL, pemrakarsa industri diwajibkan menggunakan laboratorium yang
diakreditasi oleh Pemerintah.
Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi
Tidak/B
Ya elum
A K3 Umum dan SMK3
5 Peraturan Menteri Tenaga Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 3 Kewajiban perusahaan dalam penerapan
Kerja dan Transmigrasi R.I. SMK3.
No. Per.05/MEN/1996
11 Permenakertrans RI Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli BAB II Tata cara penunjukan Ahli K3
No.Per.02/MEN/1992 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 3 sd
pasal 8 x
Pasal 6 Rapat-rapat
D Ketenagakerjaan
15 Permenaker RI Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan Pasal 2 Kewajiban melaporkan setiap kecelakaan
No.Per.03/MEN/1998 dan penyakit akibat kerja, kebakaran, dan
peledakan.
Pasal 3 Kewajiban melaporkan kecelakaan berlaku
bagi perusahaan yang telah dan yang belum
mengikutsertakan tenaga kerja dalam x
program jamsostek.
Pasal 4 Pelaporan kecelakaan kepada kepala kantor
Depnaker dalam waktu tidak lebih dari 2x24
jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan.
Keputusan Menteri tenaga Tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja Pasal 2,3 Pembuktian penyakit akibat kerja ( PAK )
Kerja RI Kep-333/MEN/1989 x
17 Permenakertrans RI Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja BAB I Kewajiban Pengurus dan Pengusaha
No.Per.15/MEN/VIII/2008
x
F Jamsostek
19 UU No.3 Tahun 1992 Jaminan sosial tenaga kerja Pasal 3 Setiap tenaga kerja berhak terhadap
ayat 2 jamsostek x
PT PAM LYONNAISE JAYA
QUALITY FORM
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE
20 Kepres No.28 Tahun 1988 Besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian Assuransi Sosial Tenaga Kerja x
Keputusan Menteri Tenaga Tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi BAB II Pemanfaatan pelayanan kesehatan kerja di
Kerja RI Kep-187/MEN/1998 Program Jaminan Pemeliharaan kesehatan Jaminan perusahaan
Sosial Tenaga Kerja x
H Kimia
23 Kepmenaker RI Pengendalian bahan kimia berbahaya Pasal 2 Pengusaha atau Pengurus yang
No.Kep.187/MEN/1999 menggunakan, menyimpan, memakai,
memproduksi dan mengangkut bahan kimia
berbahaya di tempat kerja wajib
x
mengendalikan bahan kimia berbahaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
J Kesehatan Kerja
28 Undang-undang No.23 tahun Kesehatan Pasal 23 Penyelenggaraan usaha kesehatan ditempat
1992 kerja (pelayanan kesehatan, pencegahan
kecelakaan kerja dan syarat kesehatan x
kerja)
29 Permenakertrans Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam Pasal 2 Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
x
No.Per.02/MEN/1980 penyelenggaraan keselamatan kerja
Pasal 3 Pemeriksaan kesehatan berkala x
Pasal 5 Pemeriksaan kesehatan khusus x
30 Permenakertrans Kewajiban melapor penyakit akibat kerja (PAK) Pasal 2 Melaporkan PAK secara tertulis kepada
No.Per.01/MEN/1981 kantor dirjen pembinaan hubungan
perburuhan dan perlindungan tenaga kerja x
31 Permenakertrans Pelayanan kesehatan tenaga kerja Pasal 2 Tugas pokok pelayanan kesehatan
No.Per.03/MEN/1982 (pemeriksaan kesehataan, pembinaan dan x
pengawasan kesehatan, P3K, dll)
32 Kepres No.22 tahun 1993 Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja Pasal 2 Jaminan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja
yang menderita PAK pada saat masih ada
hubungan kerja maupun setelah hubungan x
kerja
33 SE Dirjen Binawas No. SE. Pengujian hepatitis B dalam pemeriksaan kesehatan Melakukan pemeriksaan hepatitis B dalam
07/BW/1997 tenaga kerja. pemeriksaan kesehatan perusahaan
dianjurkan untuk tidak memakai pengujian
serum HbsAg sebagai alat seleksi pada
pemeriksaan awal maupun berkala.
34 Kepmenaker RI Diagnosis dan pelaporan Penyakit Akibat Kerja All Diagnosis penyakit akibat kerja dilakukan
No.KEPTS.333/MEN/1989 melalui serangkaian pemeriksaaan klinis dan
pemeriksaan kondisi pekerjaan serta
lingkungannya untuk membuktikan adanya x
hubungan sebab akibat antara penyakit dan
pekerjaannya.
K Kebakaran
39 Permenakertrans RI Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat A Pasal 4 Syarat pemasangan APAR
No.Per.04/MEN/1980 pemadam api ringan x
41 Kepmenaker RI Unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja Pasal 2 Penyedian sarana deteksi, alarm, pemadam
No.Kep.186/MEN/1999 ayat 2b kebakaran dan evakuasi. x
42 Instruksi Menaker Pengawasan khusus K3 penanggulangan kebakaran Penyediaan alat atau instansi proteksi
No.Ins.11/M/BW/1997 kebakaran (sistem deteksi, alarm, APAR, x
hidrant
Tersedia jalan keluar serta organisasi
tanggap darurat x
PT PAM LYONNAISE JAYA
QUALITY FORM
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE
43 SKBI 3462-1987 DPU Panduan pemasangan instalas hidrant untuk Tata cara pemasangan instalasi hidrant
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran untuk kebakaran dirumah dan gedung x
pada bangunan rumah dan gedung
L Las
44 Permenakertrans RI Kwalifikasi juru las Pasal 4 Syarat-syarat juru las : berbadan sehat
No.Per.02/MEN/1982 ayat 1 sesuai surat keterangan dokter
Pasal 6, 7 Penggolongan juru las
46 Kepmenakertrans RI No.: Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. Pasal 2 kewajiban mentaati SNI No. 04-0225-2000
Kep.75/MEN/2002 SMI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum ayat 2 mengenai PUIL 2000.
Instalasi Listrik 2000(PUIL 2000) di Tempat Kerja
47 SK Dirjen Pembinaan Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan
Hubungan Industrial Dan Kerja Tekhnisi Listrik.
Pengawasan Ketenaga
Kerjaan Depnaker RI No.
Kep.311/BW/2002
N Konstruksi Bangunan
48 Peraturan Menteri Tenaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kontruksi Pasal 2,3 Kewajiban melaporkan pekerjaan konstruksi
Kerja dan Transmigrasi R.I. bangunan bangunan yang akan dilakukan ke disnaker
No. Per.01/MEN/1980 setempat dan penyusunan unit k3
49 Keputusan Bersama Menaker Keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan Pasal 3 Kewenangan Menteri Pekerjaan Umum
dan Menteri Pekerjaan Umum konstruksi dalam memberikan sanksi administratif
No. Kep. 174/MEN/1986. No.
104/KPTS/1986
PT PAM LYONNAISE JAYA
QUALITY FORM
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE
50 Permenakertrans RI No. Kwalifikasi dan Syarat-syarat operator Keran Angkat BAB III Kwalifikasi dan syarat-syarat operator keran
Per.01/MEN/1989 angkat
59 SE Menaker No. SE. 86 Perusahaan catering yang mengolah makanan bagi Persyaratan dari perusahaan catering untuk
/BW/1989 tenaga kerja mendapat rekomendasi dari Depnaker
60 Instruksi Menteri No. ins. Peningkatan,pengawasan dan penertiban terhadap Peningkatan pengawasan dan penertiban
01/Men/1998 kantin dan toilet diperusahaan terhadap kantin dan toilet perusahaan
61 Instruksi Menteri No. ins. Pengawasan terhadap pengelolahan makanan ditempat Pengawasan Kepala Kanwil Depnaker
03/M/BW/1999 kerja terhadap pengelolaan makanan ditempat
kerja pada perusahaan di wilayah kerjanya
masing-masing.
S B3
62 Peraturan Menteri LH No.3 Tata cara pemberian simbol dan label B3 All Setiap kemasan B3 dan setiap tempat
tahun 2008 penyimpanan B3 wajib diberikan simbol dan x
label sesuai dengan klasifikasinya
No. : PLJ/EHS/006-QF-001
Version : 00
Application Date : 18/02/09
Page 1 of 1
Catatan
Telah terpenuhi
Telah terpenuhi
Telah terpenuhi
Belum terbentuk
Telah terpenuhi
Telah terpenuhi
No. : PLJ/EHS/006-QF-001
Version : 00
Application Date : 18/02/09
Page 1 of 1
Akan diidentifikasi kebutuhan unit pemadam
otomatis
Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi Catatan
Tidak/
Ya Belum
Point 2 : Pengurus diwajibkan memeriksa semua x Sudah dilakukan medhical Check Up,
tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya,
secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
Point 2 : Pengurus hanya dapat memperkerjakan x Dilakukan training sebelum bekerja oleh
tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin masing-masing departemen
bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami
syarat-syarat tersebut diatas
Point 3 : Pengurus diwajibkan menyelenggarakan x Sudah dilakukan training pemadaman
pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada kebakaran & P3K
dibawah pimpinannya, dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula
dalam pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan
Pasal 13 Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, x Diwajibkan untuk semua operator dan orang
diwajibkan mentaati semua petunjuk, keselamatan yang memasuki area tempat kerja diwajibkan
kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang memakai APD yang sesuai
diwajibkan
Pasal 14 a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja x Sudah dibuatkan WI dan penempatan
yang dipimpinnya, semua syarat-syarat keselamatan undang-undang pada tempat kerja
kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini
dan semua peraturannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja
PT xxxx yyyyy zzzzzzz No. : /EHS/006-QF-001
QUALITY FORM Version : 00
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3 Application Date : 18/02/09
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE Page 1 of 1
Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi Catatan
Tidak/
Ya Belum
2 Permenakertrans R.I. No. Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan A pasal 2 (1) Menteri Tenaga Kerja Atau Pejabat yang x PALYJA sudah memiliki 9 orang Ahli K3.
Per.02/MEN/1992 Wewenang Ahli Keselamatan dan ditunjuk berwenang menunjuk ahli keselamatan dan Yaitu Rully Sutansyah, Amos Harianja,
Kesehatan Kerja kesehatan kerja pada tempat kerja dengan kriteria Erizaldy Azwar, Rachmat Hidayat, Hans
tertentu dan pada perusahaan yang memberikan Victor, Teguh Suwarno, Aep Saepuloh, Peni
jasa di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Ayu Rahmani, dan Alfansuri
3 Peraturan Menteri Tenaga Sistem Manajemen Keselamatan dan A Pasal 3 Kewajiban perusahaan dalam penerapan SMK3. Wajib bagi perusahaan yang
Kerja dan Transmigrasi R.I. Kesehatan Kerja memperkerjakan 100 orang tenaga kerja
No. Per.05/MEN/1996 x atau lebih dan atau yang mengandung
potensi bahaya yang dapat menimbulkan
PAK
Pasal 5, 6, Untuk pembuktian penerapan SMK3 harus Audit SMK3 sekurang-kurangnya 1 kali
dan 7 dilakukan oleh badan audit sertifikasi yang telah dalam 3 tahun. PALYJA belum diaudit
ditunjuk oleh depnaker. x sertifikasi SMK3
3 Kepmenaker Pelaksanaan Audit Sistem Manajemen NA Keputusan Menaker untuk audit SMK3
No.Kep.19/MEN/BW/97 Keselamatan dan Kesehatan Kerja x
5 Kepmenaker Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan A Sidak pelaksanaan K3 di perusahaan Dilakukan inspeksi K3 baik di produksi
No.Kep.96/M/BW/97 Kerja x maupun network
B Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
6 Permenakertrans R.I. No. Panitia Pembina Keselamatan dan A Pasal 2 Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja lebih
Per.04/MEN/1987 Kesehatan Kerja serta Tata Cara dari 100 orang wajib membentuk P2K3 x
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Pasal 12 P2K3 harus melaporkan kegiatannya sekurang- Belum dilaporkan secara rutin
kurangnya 3 bulan sekali x
7 Permenakertrans RI Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan A BAB II Tata cara penunjukan Ahli K3 Penunjukan ahli k3 ditetapkan berdasarkan
No.Per.02/MEN/1992 Wewenang Ahli Keselamatan dan pasal 3 sd permohonan tertulis dari pengurus atau
Kesehatan Kerja pasal 8 x pimpinan instansi kepada Menteri Tenaga
Kerja atau Pejabat yang ditunjuk
PT xxxx yyyyy zzzzzzz No. : /EHS/006-QF-001
QUALITY FORM Version : 00
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3 Application Date : 18/02/09
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE Page 1 of 1
Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi Catatan
Tidak/
Ya Belum
BAB III Kewajiban dan Wewenang Ahli K3 Membantu mengawasi pelaksanaan
pasal 9 sd peraturan perundangan K3 sesuai dengan
pasal 10 x bidang yang ditentukan dalam penunjukan
keputusannya
D Ketenagakerjaan
9 Undang-undang RI No.13 Ketenagakerjaan A Pasal 86 Hak setiap perkerja untuk memperoleh perlindungan Perlindungan disesuaikan dengan peraturan
tahun 2003 atas K3 x perundangan yang berlaku (pasal 54)
Pasal 87 setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang Dalam proses implementasi OHSAS 18001
terintregasi dengan sistem manajemen perusahaan x
E Kecelakaan
10 Permenaker RI Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan A Pasal 2 Kewajiban melaporkan setiap kecelakaan dan Pelaporan kejadian kecelakaan oleh
No.Per.03/MEN/1998 Kecelakaan penyakit akibat kerja, kebakaran, dan peledakan. x perusahaan kepada Disnaker setempat
(laporan P2K3)
Pasal 3 Kewajiban melaporkan kecelakaan berlaku bagi Sudah dilaporkan ke Jamsostek
perusahaan yang telah dan yang belum
mengikutsertakan tenaga kerja dalam program x
jamsostek.
Pasal 4 Pelaporan kecelakaan kepada kepala kantor
Depnaker dalam waktu tidak lebih dari 2x24 jam x
terhitung sejak terjadinya kecelakaan.
11 Keputusan Menteri tenaga Tentang Diagnosis dan Pelaporan A Pasal 2,3 Pembuktian penyakit akibat kerja ( PAK ) Belum terdeteksi adanya PAK
Kerja RI Kep-333/MEN/1989 Penyakit Akibat Kerja - -
Pasal 4 PAK yang ditemukan harus dilaporkan Kepada Belum terdeteksi adanya PAK
Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja - -
12 Permenakertrans RI Pertolongan pertama pada kecelakaan di A BAB I Kewajiban Pengurus dan pengusaha untuk Terdapat petugas P3K di masing-masing unit
No.Per.15/MEN/VIII/2008 tempat kerja menyediakan petugas P3K di tempat kerja dan x kerja
melaksanakan kegiatan P3K di tempat kerja
PT xxxx yyyyy zzzzzzz No. : /EHS/006-QF-001
QUALITY FORM Version : 00
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3 Application Date : 18/02/09
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE Page 1 of 1
Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi Catatan
Tidak/
Ya Belum
BAB II Petugas P3K di tempat kerja memiliki lisensi dan Petugas P3K mendapat training (dari SOS),
buku kegiatan P3K x perlu refreshment training
BAB III Fasilitas P3K di tempat kerja Tersedia kotak P3K dan isinya, tandu, dan
bidai di setiap unit kerja (perlu review)
x
F Jamsostek
13 UU No.3 Tahun 1992 Jaminan sosial tenaga kerja A Pasal 3 Setiap tenaga kerja berhak terhadap jamsostek Kewajiban keikutsertaan Jamsostek
ayat 2 x
14 Kepres No.28 Tahun 1988 Besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja dan A Penggantian biaya pengobatan/perawatan
Jaminan Kematian Assuransi Sosial x
Tenaga Kerja
15 Keputusan Menteri Tenaga Tentang Pemanfaatan Pelayanan A BAB II Pemanfaatan pelayanan kesehatan kerja di Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
Kerja RI Kep-187/MEN/1998 Kesehatan Bagi Program Jaminan perusahaan meliputi pemeriksaaan sebelum bekerja,
Pemeliharaan kesehatan Jaminan Sosial x pemeriksaan berkala, dan pemeriksaan
Tenaga Kerja khusus
BAB III Tata cara pemanfaatan pelayanan kesehatan Dilaksanakan melalui perjanjian kerjasama
antara perusahaan dengan badan
x penyelenggara program jaminan
pemeliharaan kesehatan
G Asbes
16 Permenaker RI Keselamatan dan Kesehatan kerja A Pasal 5 Pengurus wajib melakukan pengendalian terhadap Aktivitas Palyja tidak menimbulkan debu
No.Per.03/MEN/1985 Pemakaian Asbes debu asbes yang terkandung diudara lingkungan asbes di lingkungan kerja
kerja dengan mengambil sample pada beberapa
tempat yang diperkirakan konsentrasi debu - -
asbesnya tinggi dalam setiap 3 bulan atau pada
frekuensi tertentu.
H Kimia
17 Kepmenaker RI Pengendalian bahan kimia berbahaya A Pasal 1 Pengusaha atau Pengurus yang menggunakan, Upaya untuk pengendalian sudah dilakukan.
No.Kep.187/MEN/1999 menyimpan, memakai, memproduksi dan Operator yang menggunakan Bahan Kimia
mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib menggunakan APD yang
wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk x diperuntukkan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
Pasal 2 Pengendahan bahan kimia berbahaya sebagaimana Setiap B3 dilengkapi dengan MSDS. Sudah
di maksud pasal 2 meliputi: (a). penyediaan lembar memiliki Ahli K3 Kimia, namun belum
data keselamatan bahan (LDKB) memiliki Petugas K3 Kimia
dan label (b). Penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli x
K3 Kimia
PT xxxx yyyyy zzzzzzz No. : /EHS/006-QF-001
QUALITY FORM Version : 00
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3 Application Date : 18/02/09
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE Page 1 of 1
Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi Catatan
Tidak/
Ya Belum
Pasal 6 Lembar Data Keselamatan Bahan sebagaimana MSDS ditempatkan di lokasi yang
dimaksud dalam pasal 4 dan Label sebagaimana menggunakan bahan kimia, namun belum
dimaksud dalam pasal 5 diletakkan di tempat yang semua
mudah diketahui oleh tenaga kerja dan Pegawai x
Pengawas Ketenagakerjaan.
18 Peraturan Menteri LH No.3 Tata cara pemberian simbol dan label B3 A All Setiap kemasan B3 dan setiap tempat penyimpanan Setiap bahan kimia diberikan label
tahun 2008 B3 wajib diberikan simbol dan label sesuai dengan x
klasifikasinya
20 Permenakertrans Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan A Pasal 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga Bekerjasama dengan provider kesehatan
No.Per.01/MEN/1979 K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan paramedis di wajbkan untuk mengirimkan setiap dengan paramedis yang sudah sertifikasi
tenaga kerja tersebut untuk mendapatkan latihan hiperkes dan KK
dalam bidang hiperkes dan K3. - -
J Kesehatan Kerja
21 Permenakertrans Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja A Pasal 2 Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja Sudah dilakukan dalam perekrutan karyawan
x
No.Per.02/MEN/1980 dalam penyelenggaraan keselamatan
kerja Pasal 3 Pemeriksaan kesehatan berkala x Sudah dilakukan setiap tahun
Pasal 5 Pemeriksaan kesehatan khusus x Sudah dilakukan
22 Permenakertrans Kewajiban melapor penyakit akibat kerja A Pasal 2 Melaporkan PAK secara tertulis kepada kantor dirjen Belum terdeteksi adanya PAK
No.Per.01/MEN/1981 (PAK) pembinaan hubungan perburuhan dan perlindungan
tenaga kerja - -
23 Permenakertrans Pelayanan kesehatan tenaga kerja A Pasal 2 Tugas pokok pelayanan kesehatan (pemeriksaan
No.Per.03/MEN/1982 kesehataan, pembinaan dan pengawasan x
kesehatan, P3K, dll)
24 Kepres No.22 tahun 1993 Penyakit yang timbul akibat hubungan A Pasal 2 Jaminan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja yang Hak bagi pekerja atas jaminan kesehatan
kerja menderita PAK pada saat masih ada hubungan kerja
kerja maupun setelah hubungan kerja x
25 SE Dirjen Binawas No. SE. Pengujian hepatitis B dalam pemeriksaan A All Melakukan pemeriksaan hepatitis B dalam Sudah terprogram dalam paket pemeriksaan
07/BW/1997 kesehatan tenaga kerja. pemeriksaan kesehatan perusahaan dianjurkan MCU
untuk tidak memakai pengujian serum HbsAg
sebagai alat seleksi pada pemeriksaan awal x
maupun berkala.
PT xxxx yyyyy zzzzzzz No. : /EHS/006-QF-001
QUALITY FORM Version : 00
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3 Application Date : 18/02/09
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE Page 1 of 1
Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi Catatan
Tidak/
Ya Belum
26 Kepmenaker RI Diagnosis dan pelaporan Penyakit Akibat A All Diagnosis penyakit akibat kerja dilakukan melalui Bekerjasama dengan provider MCU dengan
No.KEPTS.333/MEN/1989 Kerja serangkaian pemeriksaaan klinis dan pemeriksaan dokter dan paramedis yang sudah sertifikasi
kondisi pekerjaan serta lingkungannya untuk hiperkes dan KK
membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara - -
penyakit dan pekerjaannya.
27 Kepmenaker RI Nilai Ambang Batas faktor fisika di tempat Pasal 1, 10 Faktor Fisika adalah faktor didalam tempat kerja Sudah dilakukan pengukuran faktor fisik
No.Kep.51/MEN/1999 kerja yang bersifat fisika : iklim kerja, kebisingan, getaran,
dan gelombang mikro. Pengusaha atau pengurus x
harus melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam
keputusan ini
28 Kepmenkes RI Persyaratan lingkungan kerja perkantoran A All Parameter-parameter lingkungan kerja harus sesuai Sudah dilakukan pengukuran parameter
No.1405/Menkes/SK/XI/2002 dan industri persyaratan atau standar x lingkungan kerja
K Kebakaran
29 Permenakertrans RI Syarat-syarat pemasangan dan A Pasal 4 Syarat pemasangan APAR Aturan pemasangan APAR sesuai dengan
No.Per.04/MEN/1980 pemeliharaan alat pemadam api ringan x jenis dan penggolongan APAR
31 Kepmenaker RI Unit penanggulangan kebakaran di tempat A Pasal 2 Penyedian sarana deteksi, alarm, pemadam Akan diidentifikasi kebutuhan unit pemadam
No.Kep.186/MEN/1999 kerja ayat 2b kebakaran dan evakuasi. x otomatis
Pasal 2 Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan Dilakukan tiap tahun
ayat 2e kebakaran secara berkala x
Pasal 5 Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran PALYJA belum memiliki ahli K3 spesialis
ayat 4 x penanggulangan kebakaran
L Las
32 Permenakertrans RI Kwalifikasi juru las A Pasal 4 Syarat-syarat juru las : berbadan sehat sesuai surat
No.Per.02/MEN/1982 ayat 1 keterangan dokter x
34 Kepmenakertrans RI No.: Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Pasal 2 Perencanaan, pemasangan, penggunaan, Telah dibuatkan ringkasan dari PUIL yang
Kep.75/MEN/2002 (SNI) No. SMI-04-0225-2000 Mengenai pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di tempat x dijadikan pedoman internal
Persyaratan Umum Instalasi Listrik kerja harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
2000(PUIL 2000) di Tempat Kerja yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan
PT xxxx yyyyy zzzzzzz No. : /EHS/006-QF-001
QUALITY FORM Version : 00
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3 Application Date : 18/02/09
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE Page 1 of 1
Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi Catatan
Tidak/
Ya Belum
35 SK Dirjen Pembinaan Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan
Hubungan Industrial Dan Kesehatan Kerja Tekhnisi Listrik.
Pengawasan Ketenaga x
Kerjaan Depnaker RI No.
Kep.311/BW/2002
N Konstruksi Bangunan
36 Peraturan Menteri Tenaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada A Pasal 2,3 Kewajiban melaporkan pekerjaan konstruksi Pekerjaan konstruksi bangunan PALYJA di
Kerja dan Transmigrasi R.I. Kontruksi bangunan bangunan yang akan dilakukan ke disnaker lakukan oleh pihak kontraktor. Kewenangan
No. Per.01/MEN/1980 setempat dan penyusunan unit k3 x PALYJA untuk melakukan pengawasan
terhadap pekerjaan kontraktor
BAB VI Pemeriksaan dan pengujian secara berkala kabel PALYJA melakukan pengawasan terhadap
baja, tambang, rantai dan peralatan bantu yang alat angkat angkut yang digunakan oleh
digunakan untuk mengangkat, menurunkan atau x kontraktror
menggantungkan
37 Permenakertrans RI No. Kwalifikasi dan Syarat-syarat operator BAB III Kwalifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat Palyja tidak memiliki operator keran angkat
Per.01/MEN/1989 Keran Angkat - -
O Bejana Tekan
Pasal 6 Pada pesawat tenaga dan produksi yang sedang Sudah implementasi LOTO
diperbaiki, tenaga penggerak harus dimatikan dan
alat pengontrol harus segera dikunci serta diberi
suatu tanda larangan untuk menjalankan pada x
tempat yang mudah dibaca sampai pesawat tenaga
dan produksi atau alat pengaman tersebut selesai
diperbaiki
40 8 Permenaker RI Pesawat angkat dan angkut A Pasal 4 Setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani Operator forklift yang ada di Palyja sudah
No.Per.05/MEN/1985 oleh operator yang mempunyai kemampuan dan memiliki SIO (dari Depnaker)
telah memiliki keterampilan khusus tentang Pesawat x
Angkat dan Angkut
Pasal 138 Pemeriksaan dan pengujian Pemeriksaan forklift, excavator, dan crane
x dilakukan setiap tahun
PT xxxx yyyyy zzzzzzz No. : /EHS/006-QF-001
QUALITY FORM Version : 00
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN K3 Application Date : 18/02/09
IDENTIFICATION AND EVALUATION OF OHS LEGAL COMPLIANCE Page 1 of 1
Kesesuaian
No Peraturan Judul Aplikasi Pasal/Ayat Isi Catatan
Tidak/
Ya Belum
41 Peraturan Menteri Tenaga Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Untuk menjadi PJK3 harus memenuhi persyaratan
Kerja RI No. Per. Kesehatan Kerja sebagai berikut : - -
04/MEN/1995
1. Berbadan hukum
2. Memiliki ijin usaha perusahaan
3. Memiliki NPWP
4. Memiliki bukti wajib lapor ketenaga kerjaan
5. Memiliki peralatan yang memadai sesuai usaha
jasanya
6. Memiliki ahli K3 yang sesuai dgn usaha jasanya
yang bekerja penuh pada perusahaan
7. Memiliki tenaga teknis sesuai usaha jasanya
Q Pengadaan makanan
42 SE Menaker No. SE. 01 Pengadaan kantin dan ruang makan NA All Pengadaan tempat makan untuk karyawan 50-200
/Men/1979 dan pengadaan kantin diperusahaan (jumlah
karyawan lebih dari 200 orang) x
Catatan:
UU : Undang – Undang
PP : Peraturan Pemerintah
KEPRES : Keputusan Presiden
KEPMEN LH : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
KEPMENAKER : Keputusan Menteri Tenaga Kerja
PERMENLH : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
MENKES : Menteri Kesehatan
SK : Surat Keputusan
SE : Surat Edaran
Sheet1
Daftar Identifikasi Peraturan dan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan
1. Undang-undang No. 1
2. Undang -undang Republik Indonesia No.
3. 13
Undang -undang Republik Indonesia No.
21
5. Keputusan Presiden RI No 22
6. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1978
Page 129
Sheet1
19. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.04/MEN/1987
20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1989
21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.02/MEN/1989
22. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.02/MEN/1992
23. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.05/MEN/1995
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.05/MEN/1996
Page 130
Sheet1
34. Surat Keputusan Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial Dan
Pengawasan Ketenaga Kerjaan
Departemen Tenaga Kerja RI No.
Kep.84/BW/1998
Page 131
Sheet1
dentifikasi Peraturan dan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tentang Tahun
dikeluarkan
Keselematan Kerja 1970
Ketenagakerjaan 2003
Pengesahan ILO Convention No. 81 concerning Laboour Inspection in Industry and 2003
Comvmerce(Konvensi ILO no 81 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri
dan Perdagangan.
Tentang Tahun
dikeluarkan
Page 132
Sheet1
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli 1987
Keselamatan Kerja
Kwalifikasi dan Syarat-syarat operator Keran Angkat 1989
Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamtan dan Kesehatan Kerja 1992
Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pangangkutan Orang dan 1999
Barang.
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.125/MEN/82 1984
Tentang Pembentukan, Susunan Dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan KerjaWilayah Dan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi 1986
Tentang Tahun
dikeluarkan
Page 133
Sheet1
Cara Pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan 1998
Page 134