Вы находитесь на странице: 1из 16

KINETIKA KIMIA

Capaian Pembelajaran

1. Mengetahui defenisi dari Kinetika Kimia.


2. Mengetahui defenisi dari laju Reaksi.
3. Mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
4. Mengetahui Persamaan Laju Reaksi.
5. Mengetahui orde dari suatu Reaksi Kimia.

Kajian Teori
A. Defenisi Kinetika Kimia
Kinetika Kimia merupakan pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia. Besi lebih
cepat berkarat dalam udara lembab dari pada dalam udara kering, makanan lebih cepat
membusuk bila tidak didinginkan, kulit (bule) lebih cepat menjadi gelap dalam musim
panas dari pada dalam musim dingin. Ini merupakan 3 contoh yang lajim dari perubahan
kimia yang kompleks dari laju yang beraneka menurut kondisi reaksi.Yang lebih mendasar
dari pada sekedar laju suatu reaksi adalah bagaimana perubahan kimia itu berlangsung.
B. Defenisi Laju Reaksi
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk
dalam suatu satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.

C. Penetapan Hukum-hukum Laju atau Tetapan Laju


Suatu persamaan yang memerikan hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi
pereaksi disebut persaman laju atau hukum laju. Tetapan kesebandingan k dirujuk sebagai
tetapan laju untuk suatu reaksi tertentu. Karena konsentrasi pereaksi berkurang dengan
berlangsungnya reaksi. Tetapi tetapan laju k tetap tak berubah sepanjang perjalanan reaksi.
Jadi laju reaksii memberikan suatu ukuran yang memudahkan bagi kecepatan reaksi.
Makin cepat reaksi makin besar harga k, makin lambat reaksi, makin kecil harga k itu.
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atupun produk
dalam satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi
biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan tekanan
atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi.

D. Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam persamaan
laju. Orde reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan (pereaksi)
terhadap laju reaksi.Jika laju suatu reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu
konsentrasi dari hanya satu pereaksi.

Laju = k [A]

Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N2O5 merupakan
suatu contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus dengan pangkat dua
suatu pereaksi,

Laju = k[A]2

Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,

Laju = k [A][B]

Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap masing-
masing pereaksi. Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde pertama dalam A dan
orde dalam B, atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat berorde ketiga atau
mungkin lebih tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam itu sangat jarang. Dalam reaksi yang
rumit, laju itu mungkin berorde pecahan, misalnya orde pertama dalam A dan orde 0,5
dalam B atau berorde 1,5 secara keseluruhan.
Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi. Perhatikan reaksi
umum, yang ternyata berorde pertama dalam A. Jika kenaikan konsentrasi B tidak
menaikkan laju reaksi, maka reaksi itu disebut orde nol terhadap B. Ini bisa diungkapkan
sebagai :
Laju = k[A][B]0 = k[A]

Orde suatu reaksi tak dapat diperoleh dari koefisien pereaksi dalam persamaan
berimbangnya. Dalam penguraian N2O5 dan NO2, koefisien untuk pereaksi dalam masing-
masing persamaan berimbang adalah 2 tetapi reaksi pertama bersifat orde pertama dalam
N2O5 dan yang kedua berorde kedua dalam NO2. Seperti dilukiskan oleh contoh.
Contoh: Perhatikan reaksi umum 2A + 2B → 2AB

Menentukan Orde reaksi

a.Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang berjalan
lambat.
Contoh : reaksi 4HBr + O2 2H2O + 2Br2
Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :
1.HBr + O2 -> HBr2O (lambat)
2.HBr + HBr2O -> 2HBrO (cepat)
3.2HBr + 2HBr) -> 2H2O + 2Br2 (cepat)
Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, V = [HBr] [O 2]. Orde
reaksi total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.

b. Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen,
kosentrasi salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah.
Berbagai Orde Reaksi:

1. Reaksi Orde Nol

Gambar 1: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan
konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat
dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi.

2. Reaksi Orde Satu

Gambar 2: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju


reaksISuatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu dilipat-
tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.

3. Reaksi Orde

DuaGambar 3: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju


reaksi

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi merupakan
pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka
laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar

E. Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


1.Sifat dasar pereaksi
Zat-zat berbeda dalam mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour
bereaksi secara meledak, bahkan dalam temperatur kamar menghasilkan molekul hidrogen
fluorida.
H2(g) + F2(g) à 2HF(g) (sangat cepat pada temperatur kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat, sehingga tak
nampak sesuatu perubahan kimia.
2H2(g) + O2(g) à 2H2O (sangat lambat pada temperatur kamar)

2.Temperatur
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan
sebesar 100C akan melipatkan dua atau tiga laju reaksi antara molekul-molekul. Molekul
harus bertumbukan dengan energi yang cukup untuk bereaksi. Makin tinggi suhu, maka
energi kinetik molekul makin tinggi sehingga tumbukan makin sering, laju reaksi makin
tinggi.
Pada beberapa reaksi yang umum, laju reaksi makin besar (waktu reaksi makin
singkat) 2 kali setiap kenaikan suhu 10oC, sehingga didapatkan rumus:

Dimana:
v = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal
ta = suhu akhir
to = suhu awal
DV = perubahan laju reaksi

3.Penambahan katalis
Katalis adalah zat yang dapat menurunkan energi aktivasi (energi minimum yang
diperlukan agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. Penambahan katalis akan
mempercepat reaksi. Alasan mengapa katalis dapat mempermudah dan mempercepat
reaksi disajikan dalam grafik antara energi potensial terhadap koordinat reaksi dari
persamaan reaksi:
A + B→ C
Gambar 4. Jika ada reaksi : A + B →C ; pada keadaan awal, yang terdapat pada sistem
reaksi hanyalah pereaksi A dan B. Setelah reaksi berjalan, pereaksi A dan B makin
berkurang dan hasil reaksi C makin bertambah. Laju reaksi dapat diukur dengan
mengukur penambahan konsentrasi C (produk), atau pengurangan konsentrasi A/B
(pereaksi) tiap satuan waktu.

4.Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi
mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak
tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan.

v = laju reaksi (mol/L.det)


[A] = konsentrasi A (mol/L)
[B] = konsentrasi A (mol/L)
[C] = konsentrasi C (mol/L)
t = waktu (detik)

5.Efek Katalis
Katalis adalah suatu senyawa yang dapat menaikkan laju reaksi, tetapi tidak ikut
menjadi reaktan / produk dalam sistem itu sendiri. Setelah reaksi selesai, katalis dapat
diperoleh kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Katalis berperan dengan
menurunkan energi aktifasi. Sehingga untuk membuat reaksi terjadi, tidak diperlukan
energi yang lebih tinggi.
Dengan demikian, reaksi dapat berjalan lebih cepat. Karena katalis tidak bereaksi
dengan reaktan dan juga bukan merupakan produk, maka katalis tidak ditulis pada sisi
reaktan atau produk. Umumnya katalis ditulis di atas panah reaksi yang membatasi sisi
reaktan dan produk. Contohnya pada reaksi pembuatan oksigen dari dekomposisi termal
KClO3, yang menggunakan katalis MnO2.
2 KClO3 → 2 KCl + 3 O2

Daftar Pustaka

Soal-Soal
1. Reaksi 2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) mempunyai persamaan laju reaki
V=0,5[ NO]2[O2].Jika 2 mol gas NO direaksikan dengan 2 mol Gas O2 di dalam bejana 4
liter maka laju reaksi( dalam M/menit)pada saat 40% mol gas O2 telah bereaksi adalah......
a. 0,0005
b. 0,016
c. 0,0040
d. 0,0045
e. 0,0060

Jawab :

Persamaan Reaksi :

2NO(g) + O2(g) → 2NO2

m 2 mol 2 mol

b 1,6 mol 0,8 mol 1,6 mol

r 0,4 mol 1,2 mol 1,6 mol

keterangan :

40
mol O2 yang bereaksi adalah 40 % jadi : 100 x 2 mol = 0,8 mol

sehingga :

V=0,5[ NO]2[O2]
0,4 1,2
= 0,5 ( 4 )2 ( 4 )

= 0,5 (0,1)2 (0,3)

=0,5 ( 0,01) (0,3)

= 15 x 104

1. Tiap kenaikan 10oC laju reaksi suatu zat akan naik dua kali semula.Jika pada suhu 30oC
reaksi tersebut berlangsung selama 4 menit maka pada suhu 70oC reaksi tersebut akan
berlangsung selama......
a. ¼ menit
b. ½ menit
c. 1 menit
d. 2 menit
e. 4 menit

Jawab :

1 ∆𝑇
t = (2) 10 X to

1 40
=( )10 X 4 menit
2

1
=( 2)4 x 4 menit

1
= 16 x 4 menit

1
= 4 menit (A)

3. Zat A dapat bereaksi dengan zat B menjadi zat C menurut persamaan reaksi:
A+ 2B C
Percobaan Konsentrasi Waktu
A(M) B(M) Reaksi
( detik)

1 0,01 0,1 864

2 0,02 0,4 54
3 0,03 0,3 32

4 0,04 0,2 27

Berdasarkan data percobaan di atas,persamaan laju reaksinya adalah....


a. V= k[ A] [B ] ½
b. V== k[ A] [B ]
c. V== k[ A] [B ]2
d. V== k[ A]2 [B ]
e. V== k[ A]2 [B ]

Jawab :

Maka persamaan reaksinya adalah

Persamaan laju reaksi : V = k[ A]x [B ]y

Percobaan 1 dan 2

1
54 = k (0,02)X (0,02)Y
1 k 0,01 0,01
864
864
= (2) 𝑋 (4)𝑌
54
16 = (2) 𝑋 (4)𝑌

24 = 2𝑋 . 22𝑌

4 = X + 2Y ... (1)

Percobaan 2 dan 4

1
27 = k (0,04)X (0,02)Y
1 k 0,02 0,04
54
1
2 = (2) 𝑋 . (2)𝑌

1 = x- y ... (2)
Eliminasi pers 1 dan 2

X + 2y = 4

X–y=1

3y = 3

Y=1

Subtitusi y = 1 pada pers 2

X–y=1

x- 1 = 1

x =2

maka : V = k[ A]2 [B ]

4. Data dari suatu reaksi


A (g) + 2B (g) AB2(g)
A (M) B(M) Laju Reaksi
( M/det)
0,5 0,1 5
0,5 0,4 80
X 0,4 32
1,0 0,8 640
Nilai x adalah.....
a. 0,1 M
b. 0,2 M
c. 0,4 M
d. 0,6 M
e. 0,8 M

Jawab:

V = K[A]x[B]y

Orde reaksi terhadap B :

V1 K1 [A]x[B]y
=
V2 K1 [A]x[B]y
5 0,5 0,1
= ( 0,5)x (0,4)y
80

1 1
= ( 4)y
16

Y=2

Orde reaksi terhadap A :

V2 K2 [A]x[B]y
=
V4 K4 [A]x[B]y

80 0,5 0,4
= ( 1,0)x (0,8)y
640

1 1 1
= ( 2)x (2)2
8

1 1
= ( 2)x + 2
8

X=1

Maka : V = K[A]x[B]y

V1 K (0,5)(0,1)2
=
V3 K (x)(0,4)2

5 (5 x 10−3 )
=
32 (16 x 10−2 ) (x)

160 x 10−3
x= 80 x 10 −2

x = 0,2

5. Perhatikan data eksperimen sebagai berikut.


Perc. [H2] [SO2] Waktu
(M) (M) (detik)

1 0,1 0,4 36

2 0,2 0,4 18
3 0,4 0,4 9

4 0,4 0,2 18

5 0,4 0,1 36

Tentukan Persamaan laju reaksinya :

Jawab :

V4 = K [H2 ]X [SO2]y

V5 = K [H2 ]X [SO2]y

1/ t = K [H2 ]X [SO2]y

1/t = K [H2 ]X [SO2]y

1/ 18 = K [0,4 ]X [0,2]y

1/36 = K [0,4 ]X [0,1]y

36 = [0,2]y

18 = [0,1]y

2 = [2]y

y=1

orde reaksi SO2 adalah 1

V1 = K [H2 ]X [SO2]y

V2 = K [H2 ]X [SO2]y

1/ t = K [H2 ]X [SO2]y

1/t = K [H2 ]X [SO2]y

1/ 36 = K [0,1 ]X [0,4]y

1/18 = K [0,2 ]X [0,4]y

18 = [0,1]X

36= [0,2]X
1 1
= [2]X
2

x=1

Orde reaksi H2 adalah 1


Sehingga persamaan reaksi :

V = K [H2][SO2]

6. Data eksperimen untuk reaksi :


2A(g) + B(g) → 2AB(g)
Terdapat dalam satu tabel berikut.
[A] [B] Laju reaksi
Perc. awal awal (M/detik)
(M) (M)
1 0,1 0,1 6

2 0,1 0,2 12

3 0,1 0,3 18

4 0,2 0,1 24

5 0,3 0,1 36

Tentukan Persamaan laju reaksinya :

Jawab :

V1 = K [A ]X [B]y

V2 = K [A]X [B]y

6 = K [0,1 ]X [0,1]y

12 = K [0,1]X [0,2]y

6 = [0,1]y

12 = [0,2]y
1 1
= [2]y
2

y=1

orde reaksi B adalah 1

V4 = K [A ]X [B]y

V5 = K [A]X [B]y

24 = K [0,2 ]X [0,1]y

36 = K [0,3]X [0,1]y
2 = [0,2]X

3 = [0,3]X
2 2
= [3]x
3

x=1

orde reaksi A adalah 1

Sehingga persamaan reaksi :

V = K [A][B]

7. Pada reaksi A + B + C → D diperoleh data berikut.


[A] [B] [C] Laju Reaksi
(M) (M) (M) (M/jam)

0,1 0,2 0,2 10

0,1 0,4 0,2 20

0,2 0,2 0,4 80

0,2 0,2 0,8 160

Tentukan Persamaan laju reaksinya :

Jawab :

V1 = K [A ]X [B]y[C]z

V2 = K [A]X [B]y [C]z

10 = K [0,1 ]X [0,2]y [0,2]z

20 = K [0,1]X [0,4]y[0,2]z

10 = [0,1]y

20 = [0,2]y
1 1
= [2]y
2

y = 1 orde reaksi B adalah 1

V3= K [A ]X [B]y[C]z
V4 = K [A]X [B]y [C]z

80 = K [0,2 ]X [0,2]y [0,4]z

160 = K [0,2]X [0,2]y[0,8]z

80 = [0,4]z

160 = [0,8]z
1 1
= [2]z
2

z = 1 orde reaksi C adalah 1

V2 = K [A ]X [B]y[C]z

V3 = K [A]X [B]y [C]z

20 = K [0,1 ]X [0,4]y [0,2]z

80 = K [0,2]X [0,2]y[0,4]z
1 1 1
= (2)x (2) (2)
4

1 1
= (2)x 1
4

X = 2 orde reaksi A adalah 1

Sehingga persamaan reaksi :

V = K [A]2[B][C]

8. Untuk reaksi P + Q → R terdapat hasil eksperimen sebagai berikut.


Perc. [P] [Q] Laju Reaksi
(M) (M) (M/menit)

1 0,01 0,20 0,02

2 0,02 0,20 0,08

3 0,03 0,20 0,18

4 0,03 0,40 0,36

5 0,03 0,60 0,54

Tentukanlah Tetapan laju reaksinya

Jawab :

V1 = K [P ]X [Q]y
V2 = K [P]X [Q]y

0,02 = K [0,01]X [0,20]y

0,08 = K [0,02]X [0,20]y

0,02 = [0,01]x

0,08 = [0,02]x
1 1
= [2]x
4

x=2

orde reaksi P adalah 2

V4 = K [P ]X [Q]y

V5 = K [P]X [Q]y

0,36 = K [0,03 ]X [0,40]y

0,54 = K [0,03]X [0,60]y

0,36 = [0,4]X

0,54 = [0,6]X
2 2
= [3]y
3

y=1

orde reaksi Q adalah 1

Sehingga persamaan reaksi :

V = K [P]2[Q]

Maka dapat ditentukan tetapan laju reaksi nya yaitu :

Dapat diambil pada laju reaksi yang pertama (1)

V = K [P]2[Q]

0,02 = K [0,01]2[0,20]
0,02
0,02 = K [0,00002] = K = 0,00002 = 10 X103

Вам также может понравиться