Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Nata
Nata berasal dari bahasa Spanyol yaitu nadir yang artinya berenang,
istilah tersebut juga berasal dari bahasa latin yaitu natere yang artinya terapung
(Collade, 1986). Nata adalah makanan khas rakyat Philipina yang biasa digunakan
sebagai dessert (makanan penyegar). Jenis nata yang sudah dikenal yaitu nata de
coco yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum dengan menggunakan air
kelapa sebagai medium fermentasinya (Suryani dkk, 2005).
Pemberian nama nata disesuaikan dengan media pertumbuhan Acetobacter
xylinum, sehingga ada beberapa nama nata diantaranya nata de pina yaitu nata
yang diperoleh dari sari buah nanas, nata de mango dari sari buah mangga, nata
de cacao dari limbah kakao dan lain sebagainya (Cahyadi, 2007).
1. Keadaan
Maks. 50
Tabel 1.3 Kandungan Gizi Nata de Soya dan Air Limbah Tahu dalam 100 gr
Zat Gizi (satuan) Nata de Soya Air Limbah Tahu
Karbohidrat (g) 20 2
Protein (g) 2,35 1,75
Lemak (g) 1,68 1,25
Serat Kasar (g) 3,2 0,001
Kalsium (mg) 4,6 4,5
Sumber: Enie, Basrah & Supriatna (1993)
Menurut Nisa, dkk. (2001) dalam Fitri (2004), whey tahu merupakan
sumber medium yang baik untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum dalam hal ini
bakteri pembentuk nata, tetapi untuk memperoleh hasil nata yang optimal
diperlukan nutrisi berupa sumber karbon dan nitrogen. Komposisi whey tahu
terdiri dari bahan-bahan organik seperti protein, lemak dan karbohidrat yang
mudah busuk sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap (Shurtleft dan
Aoyogi, 1975).
Karakteristik whey tahu atau limbah cair tahu yaitu :
a. Fisika
1. Kandungan total solid yang terdiri dari bahan terapung, tersuspensi,
koloid dan terlarut
2. Berwarna gelap bila sudah basi dan bau kurang sedap bila sudah busuk.
b. Kimia
1. Mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi.
2. Bahan organik buangan tahu mengandung senyawa nitrogen, nitrit,
nitrat, amoniak dan sulfide.
3. Gas, Nitrogen, Oksigen, Hidrogen, Sulfida dan Metana.
1.4.4 Oksigen
Acetobacter xylinum adalah sejenis mikroorgnisme yang bersifat aerob
sehingga didalam merombak gula dan menyusunnya menjadi nata,
mikroorgnisme tersebut memerlukan oksigen yang diperoleh dari oksigen terlarut
dalam medium atau oksigen yang berasal dari udara bebas. Dalam fermentasi
aerob dipandang sebagai nutrisi yang penting tetapi oksigen mempunyai kelarutan
yang sangat kecil yaitu kurang dari 10 mg/liter. Sehubungan dengan hal tersebut,
diperlukan transfer oksigen yang berkesinambungan dari permukaan medium ke
dalam medium. Oksigen biasanya diberikan ke dalam kultur mikroorganisme
dalam bentuk udara (bukan oksigen murni).
Suatu proses metabolisme dan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme
dipengaruhi oleh besar kecilnya kadar oksigen dalam medium. Oleh karena itu
kadar oksigen terlarut meningkat dengan naiknya kadar oksigen terlarut sampai
suatu harga tertentu. Jumlah oksigen yang diperlukan dalam setiap proses
fermentasi berbeda-beda, tergantung dari sumber karbon yang digunakan dan
komposisi kimia sel. Perpindahan oksigen dari udara ke dalam sel
mikroorganisme selama proses fermentasi terjadi melalui tiga tahap yaitu tahap
perpindahan oksigen dari gelembung udara ke larutan, tahap perpindahan oksigen
terlarut dari medium fermentasi ke dalam sel mikroorganisme dan tahap
pengambilan oksigen terlarut oleh sel. Kecepatan perpindahan oksigen dari setiap
tahap dipengaruhi oleh beberapa efek penahanan, seperti kepekatan medium oleh
karena konsentrasi gula yang tinggi. Selain itu, transfer oksigen ke dalam
medium juga dipengaruhi oleh jenis penutup wadah fermentasi dan volume
mediumfermentasi.
1.4.7 Starter
Tersedianya starter yang baik merupakan faktor yang penting dalam
memproduksi nata karena kualitas starter sangat menentukan hasil nata yang
diperoleh. Pada pembuatan nata, starter yang digunakan berasal dari kultur cair
Acetobacter xylinum yang telah disimpan selama 3-4 hari sejak inokulasi. Pada
masa penyimpanan itu, jumlah mikroorganisme akan mencapai maksimal. Jumlah
starter yang ditambahkan berkisar antara 10 - 20% dari volume media fermentasi
(Alaban, 1962).
Kriteria penting bagi kultur mikroorganisme agar dapat digunakan sebagai
inokulum yaitu sehat dan berada dalam keadaan aktif, tersedia dalam jumlah yang
cukup, berada dalam bentuk morfologi yang sesuai, bebas dari kontaminan dan
mempunyai kemampuan dalam membentuk produk akhir karena tujuannya adalah
untuk memproduksi sel setinggi-tingginya (Pambayun, 2002). Starter dapat
diperoleh ditoko-toko kimia atau laboratorium dalam bentuk biakan basah siap
pakai.
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air limbah tahu (whey
tahu) yang diperoleh dari produsen tahu, air kelapa, starter (bibit Acetobacter
xylinum), gula pasir, pupuk ZA dan asam asetat.
2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kain kasa halus
(penyaring), hot plate (pemanas), panci, pipet tetes, oven, kertas pH, gelas ukur,
cawan porselin, karet, batang pengaduk, tissue dan wadah fermentasi.
Whey tahu
175 ml + 325
ml air kelapa
Gula 20 gr; ZA 2
Dicampur
gr; cuka 2 ml
Didinginkan
Pengukuran :
1. Kadar air Uji Organoleptik
2. ketebalan
3. berat
3.1 HASIL
Percobaan pembuatan nata de soya didapatkan hasil yang dipaparkan dalam
bentuk tabel seperti yang terlihat pada table 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Hasil Pembuatan Nata de soya
No Konsentrasi Nata Ukuran
1 20 % Tidak terbentuk -
2 25 % Tidak terbentuk -
3 30 % Tidak terbentuk -
3.2 Pembahasan
4.1 Kesimpulan
1. Whey tahu dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan bakteri
acetobacter xylinum dalam menghasilkan nata de soya sebagai salah satu
alternatif produk pangan bagi masyarakat.
2. Kondisi dalam menghasilkan nata de soya pada praktikum ini adalah pada
penambahan starter 50 %.
3. Nata de soya yang terbentuk pada praktikum ini hancur, sehingga tidak
dapat dilakukan uji kadar air, ketebalan dan berat.
4.2 Saran
Disarankan agar penelitian selanjutnya lebih memperhatikan kondisi ruang
tempat nata diinkubasi yang sejuk dan bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh:
Kelompok : VIII
Nama : 1. CRISVAN HARDINATA
2. BERNADETA CP
3. DIAN NOVITA
4. MUHAMMAD ZAQI