Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIPA SMAN 1 Kejobong.
Waktu penelitian yaitu semester genap tahun pelajaran 2017/2018.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA SMAN 1
Kejobong yang meliputi kelas X MIPA 1 dan X MIPA 3. Penentuan
sampel dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu dari guru Biologi SMAN 1 Kejobong.
Pertimbangan yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu dua kelas
tersebut merupakan kelas yang diampu oleh guru yang sama dan memiliki
rata-rata hasil belajar biologi dan karakteristik siswa yang hampir sama.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas yang digunakan adalah penerapan model pembelajaran
group investigation berbantuan instagram pada materi pembelajaran
perubahan lingkungan.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu peningkatan keterampilan
berpikir kritis siswa pada materi perubahan lingkungan.

3.4 Racangan Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan yaitu pre test and post test
group design. Desain penelitian tersebut dipilih karena sebelum dilakukan
penelitian, dilakukan observasi terlebih dahulu dengan melakukan
wawancara dan menggunakan kuesioner. Berikut ini merupakan desain
penelitian yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Pola non equivalen control group desain. (Sugiyono, 2010 )

Keterangan
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
X : Perlakuan
O1 : kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen sebelum
perlakuan
O2 : kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen setelah
perlakuan
O3 : kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol sebelum eksperimen
O4 : kemampuan berpikir kritis sisw kelas kontrol setelah eksperimen

3.5 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan. Setiap
tahapan terdiri atas beberapa kegiatan yang mendukung terlaksananya
penelitian. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan pada masing-
masing tahapan penelitian.
3.5.1 Persiapan
Pada tahapan persiapan terdiri atas beberapa kegiatan. Uraian kegiatan
pada tahap persiapan sebagai berikut.
a. Melakukan observasi, wawancara untuk mengambil data awal
penelitian. Observasi dilakukan di beberapa sekolah menengah atas
yang ada di semarang dan magelang diantaranya yaitu SMAN 8
Semarang, SMAN 5 Magelang, SMAN 1 Ungaran dan SMAN 1
Kejobong. Observasi yang dilakukan terkait dengan model dan proses
pembelajaran, karakteristik siswa dan hasil belajar siswa.
b. Menentukan populasi dan sampel. Populasi yang digunakan dalam
penelitian adalah siswa SMAN 1 Kejobong kelas X.
c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus
(Lampiran 2), Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Lampiran
3), Lembar Diskusi Siswa (LDS) (Lampiran 4), Lembar Kerja Siswa
(LKS) (Lampiran 5), dan Lampiran Materi Pembelajaran (Lampiran
6)
d. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian terdiri atas kisi-
kisi soal uji coba (Lampiran 7), soal uji coba (Lampiran 8), soal pre-
test dan soal post-test, lembar observasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran (Lampiran 9), lembar angket tanggapan siswa
(Lampiran 10 ) dan Lembar Penilaian Kinerja Guru (Lampiran 11)
e. Penyusunan instrumen penelitian dilakukan dengan beberapa langkah
sebagai berikut.
1. Penentuan batasan materi yang akan digunakan untuk tes
2. Pembuatan soal dengan memperhatikan tipe soal yang akan
digunakan dan disesuaikan dengan indikator dan kompetensi
dasar
3. Menentukan jumlah butir soal.
4. Menentukan petunjuk pengerjaan soal
5. Membuat kisi-kisi soal.
6. Melaksanakan uji coba soal untuk kelompok di luar sampel
penelitian
7. Uji coba soal dilakukan terhadap siswa kelas yang
sudahmendapatkan materi tentang perubahan lingkungan
8. Menganalisis tes hasil uji coba. Setelah uji coba perangkat tes,
dilakukan analisis uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan
tingkat kesukaran (Arikunto 2006). Analisis dapat dilakukan
dengan menggunakan Microsoft Excel.
a) Validitas
Validitas suatu instrumen menunjukan tingkat ketepatan instrumen
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur sehingga dikatakan
valid atau sahih (Arikunto, 2006). Validitas butir soal ditentukan
dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment angka
kasar.

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyaknya peserta tes
x = jumlah skor per item
Y = jumlah skor total
Kriteria valid atau tidaknya harga r pada tabel product
moment taraf signifikan 5%, dan N = 50 diperoleh rtabel = 0,312.
Soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel.

b) Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan/ketetapan alat tersebut dalam menilai
apa yang akan dinilai. Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi
KR-21 dengan rumus:

Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya buti
M : skor rata-rata
Vt : varians total
Hasil r11 kemudian dibandingkan dengan rtabel dengan α = 5%, jika
r11> rtabel instrumen dikatakan reliabel. Klasifikasi reliabilitas soal
adalah sebagai berikut.
0,800 < r ≤ 1,000 : sangat tinggi
0,600 < r ≤ 0,800 : tinggi
0,400 < r ≤ 0,600 : cukup
0,200 < r ≤ 0,400 : rendah
0,000 < r ≤ 0,200 : sangat rendah (Arikunto 2006).

c) Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan:

Keterangan :
P = Indeks kesukaran soal
B = Banyaknya jawaban yang benar
JS = Jumlah siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :
Soal dengan P antara 0,00 sampai 0,10 adalah soal sangat sukar
Soal dengan P antara 0,11 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P antara 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P antara 0,71 sampai 0,90 adalah soal mudah
Soal dengan P>0,90 adalah soal sangat mudah (Arikunto 2006)

d) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampaun rendah). Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi
disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

Keterangan
D : Daya Pembeda
Ja : Jumlah siswa kelompok atas
Jb : Jumlah siswa kelompok bawah
Ba : Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar soal
Bb: Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar soal
Pa :Proporsi banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
Pb: Proporsi banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda adalah sebagai berikut:
D = 0,71-1,00 : baik sekali
D = 0,41-0,70 : baik
D = 0,21-0,40 : cukup
D = 0,00-0,20 : jelek
Jika D=negatif, soalnya tidak baik, jadi soal tidak digunakan dalam penelitian
(Arikunto 2006).
9. Menyusun soal pretest dan post test berdasarkan hasil analisis soal uji
coba.
3.5.2 Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan pada kelas X MIPA 1, X MIPA 2 dan X MIPA
3 SMAN 1 Kejobong sebagai berikut.
1. Mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa awal sebelum perlakuan
dengan pre test
2. Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP
3. Mengamati aktivitas siswa
4. Memberikan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa.
5. Memberikan angket tanggapan siswa.
3.5.3 Tahapan Akhir
1. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa
2. Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu
a. Kemampuan berpikir kritis siswa
b. Aktivitas siswa selama pembelajaran
c. Tanggapan siswa terkait pembelajaran
d. Kinerja guru
3. Cara pengambilan
a. Data kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan metode tes
berupa pretest dan post test.
b. Aktivitas dalam pembelajaran dinilai dengan menggunakan lembar
observasi
c. Tanggapan siswa terkait dengan pembelajaran diperoleh dengan
menggunakan angket.
d. Keterelaksanaan Pembelajaran dinilai dengan lembar observasi.
e. Kinerja guru dinilai dengan lembar observasi kinerja guru.

3.6 Metode Analisis Data


3.6.1.1 Analisis Data Awal
3.6.1.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dapat dilakukan melalui uji Bartlett. Uji tersebut
digunakan untuk mendapatkan bahwa sampel atau data berangkat dari
kondisi yang sama. Uji Bartlett merupakan metode pengujian homogenitas
varian. Pada pengujian ini terdapat syarat data harus berdistrbusi normal.
Pengujiannya adalah sebagai berikut.
H0 : 𝜎1 2 = 𝜎2 2 = ⋯ = 𝜎𝑘 2 (data homogen)
H1 : paling sedikit ada satu 𝜎𝑖 2 yang tidak sama
Rumus yang digunakan dalam uji Bartlett sebagai berikut.
Varians gabungan dari semua sampel

2
∑(𝑛𝑖 − 1)𝑠𝑖2
𝑠 =
∑(𝑛 − 1)
Harga satuan B dengan rumus

𝐵 = (log 𝑠 2 ) ∑(𝑛𝑖 − 1)

Uji Bartlett digunakan statistik Chi Kuadrat, yaitu :


𝑋 2 = (ln 10){(𝑛 − 1) log 𝑆𝑑12 } dengan ln 10 = 2,3026.
Harga X2 hitung dibandingkan dengan X2 tabel dengan (dk)= k-1dan taraf
signifikansi 5%. Ho diterima jika Harga X2 hitung < X2 tabel (Sudjana,
2002).
3.6.1.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak.Uji dilakukan sebagai pra syarat uji
perbedaan rata-rata secara statistik dan dilakukan dengan teknik Chi-
Kuadrat.
a. Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah
b. Menetukan interval dan batas kelas
c. Menghitung mean dan simpangan baku
d. Membuat tabulasi data ke dalam interval
e. Menghitung nilai Z dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Keterangan
zi: simpangan baku untuk kurva normal standar
Xi: data ke-i untuk suatu kelompok dat
: rata-rata kelompok
S: simpangan baku
f. Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan Tabel.
g. Menghitung frekuensi harapan dengan rumus sebagai berikut

Keterangan
X2: Chi Kuadrat
Oi: Frekuensi Pengamatan
Ei: Frekuensi yang diharapkan
h. Membandingkan chi kuadrat dengan chi kuadrat tabel dengan taraf
signifikansi 5% dan dk=k-3
i. Menarik kesimpulan, jika X2 hitung < X2 tabel maka dataterdistribusi
normal (Sugiyono,2015)
3.6.1.3 Analisis Data Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Data keterampilan berpikir kritis siswa didapatkan melalui
pretest dan post test kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Langkah-langkah analisis yang dilakukan sebagai berikut.
1) Menghitung kemampuan berpikir kritis melalui penskoran pre test dan
pos test. Penskoran per aspek dalam kemampuan berpikir kritis
menggunakan rumus sebagai berikut

Keterangan
P: Presentasi berpikir kritis siswa per aspek
Pk: Presentasi persentase berpikir kritis indikator ke-k, dengan k =
1,2,3,...,n
n: banyaknya indikator per aspek.
Penskoran kemampuan berpikir kritis secara klasikal

Keterangan
: Presentase kemampuan berpikir kritis secara klasikal
Pi: presentase kemampuan berpikir siswa per aspek ke i =1,
2,3,4,5,6 (Pritasari 2011)
Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa ditentukan oleh 5 kategori.
Berikut ini merupakan tabel kategori keterampilan berpikir kritis.
Tabel 1. Tabel Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis Secara Klasikal

Persentase Skor (%) Kriteria


89 <x≤ 100 Sangat Tinggi
78 <x≤ 89 Tinggi
64 <x≤ 78 Sedang
55 <x≤ 64 Rendah
1 ≤x≤ 55 Sangat Rendah
*Sumber : (Sahfriana dkk, 2015)
3.6.1.4 Gain ternormalisasi

Peningkatan skor rata-rata pretest dan posttest dihitung


menggunakan rumus gain rata-rata ternormalisasi, yaitu perbandingan
gain rata-rata aktual dengan gain rata-rata maksimum. Rumus gain
ternormalisasi tersebut adalah sebagai berikut (wiyanto 2008)

Keterangan
G : gain ternormalisasi
Spost : rata-rata postest
Spre : rata-rata pretest

Besarnya gain ternormalisasi dikategorikan sebagai berikut:


1,00 ≥ gain ≥ 0,7 = tinggi
0,3 ≤ gain < 0.7 = sedang
0,00 < gain < 0,3 = rendah

Penghitungan menggunakan uji N-gain ini untuk mengetahui


peningkatan nilai hasil belajar pretest dan posttest antara kelas
eksperimen dan kontrol. Pemahaman siswa pada materi perubahan
lingkungan dikatakan meningkat secara signifikan pada penelitian ini
apabila memperoleh nilai N-gain dengan kategori sedang dan tinggi.

3.6.1.5 Uji Hipotesis


Uji statistik parametrik t-test digunakan untuk data yang
berdistribusi normal. Uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rerata
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen dengan pembelajaran group
investigation berbantuan instagram lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Hipotesis dalam penelitian ini diuraikan seperti berikut:
Ho : μ1 ≤ μ2 -hasil belajar kelas eksperimen kurang atau sama dengan kelas

kontrol

Ha : μ1 > μ2 -hasil bejajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas

kontrol
Rumus uji-t yang digunakan sebagai berikut.

Keterangan:

x1 : nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

x2 : nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol


S12 : simpangan baku pada kelas eksperimen
S22 : simpangan baku pada kelas kontrol
S : simpangan baku gabungan
n1 : jumlah siswa pada kelas eksperimen
n2 : jumlah siswa pada kelas kontrol
Jika harga thitung > ttabel 0,05α maka H0 ditolak dan Ha diterima,
bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol.
(Sugiyono 2010)

3.6.1.6 Analisis Data Aktivitas Siswa


Data aktivitas siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi.
Skor minimum adalah 8 dan skor maksimum adalah 32. Hasil skor yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan kriteria aktivitas siswa (Tabel 2)

Tabel 2. Kategori keaktifan siswa


Skor Kriteria aktivitas
8 – 13 Tidak aktif
14 – 19 Kurang aktif
20 – 25 Aktif
26 – 32 Sangat aktif

3.6.1.7 Analisis Data Tanggapan Siswa


Hasil angket dianalisis menggunakan skala likert dan
analisis deskriptif presentase. Pada model skala likert itemnya berupa
pernyataan yang bersifat positif. Tiap butir pernyataan disediakan empat
alternatif jawaban Tabel 3.
Tabel 3.Penskoran jawaban skala tanggapan siswa

Alternatif Jawaban Skor


Sangat Sesuai (SS) 4
Sesuai (S) 3
Tidak Sesuai (TS) 2
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1
Rumus yang digunakan Skor
untukyang
menganalisis
diperolehangket sebagai berikut.
Skor Angket = X 100%
Jumlah skor maksimal

Tanggapan siswa terkait dengan pembelajaran dikategorikan sebagai


berikut.

Skor 82% - 100% : A (sangat baik)


Skor 63% - 81% : B (baik)
Skor 44% - 62% : C (kurang baik)
Skor 25% - 43% : D (jelek)

Hasil analisis ini untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap


pembelajaran yang telah berlangsung pada kelas eksperimen.

3.6.1.8 Analisis Kinerja Guru


Data kinerja guru peneliti diperoleh dari lembar observasi
kinerja guru yang diisi oleh guru Biologi yang bersangkutan kemudian
dianalisis dengan rumus:

Skor yang diperoleh


Skor Kinerja = X 100%
Jumlah skor maksimal
Hasil presentase tersebut dibandingkan dengan kriteria sebagai berikut.
0%≤K≤ 50% = sangat rendah
51% ≤ K ≤ 60% = rendah
61% ≤ K ≤ 70% = sedang
71% ≤ K ≤ 85% = baik
86% ≤ K ≤ 100% = sangat baik (Ridlo 2009).

Вам также может понравиться