Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

System pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan


derajat kesehatan melalui system kesehatan ini tujuan pembangunan kesehatan dapat
tercapai lebih efektif, efisien, dan tepat sasarannya. Keberhasilan system pelayanan
kesehatan berngantung pada berbangai komponen yang ada; baik dana, fasilitas penunjang,
maupun sumber daya manusia yang ada dalam hal ini perawat, dokter, ahli radiologi, ahli
fisioterapi, ahli gizi,dan tim kesehatan lain. System ini akan memberikan kualitas pelayan
kesehatan yang efektif dengan memerhatikan nilai;nilai budaya yang di anut oleh
komunitas. Perawat dapat memberikan pelayan kesehatan secara langsung pada
masyarakat secara berkualitas.

Dengan adanya teknologi tepat guna kesehatan diharapkan dapat membantu


masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehat.

1.2 Tujuan Umum


Tujuan umum membuat makalah ini yaitu untuk memahami konsep dasar teknologi
kesehatan.

1.2.2 Tujuan khusus


1. Mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien
dan efektif
2. Mempermudah bagi bidan dan perawat dalam memonitor klien

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Tekhnologi Kesehatan


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. (Henny, 2016:165)
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan
terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (KBBI, 2008)
Berdasarkan UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, teknologi kesehatan adalah segala
bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosa,
pencegahan, dan penanganan permasalahan kesehatan manusia
Menurut UU RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan yang tercantum dalam pasal 42
dinyatakan bahwa :
Ayat 1 : Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, diedarkan dan
dikembangkan dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat
Ayat 2 : Teknologi kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) mencakup segala
metode dan yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi
adanya penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan,
memperkecil komplikasi dan memulihkan kesehatan setelah sakit.

B. Ruang Lingkup Teknologi Kesehatan


Salah satu ruang lingkup teknologi kesehatan adalah menyediakan informasi salah
satunya melalui mesin USG yang merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk
mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG
sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada
PC. Teknologi dalam ruang lingkup kesehetan lainnya yaitu Doppler yang berguna untuk
mengetahui detak jantung normal atau tidak, dan untuk menunjukkan adanya perbedaan
frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar dan yang dikeluarkan oleh sumber bunyi
(Szilagyi.PG. 2009).

2
Penyedia pelayanan kesehatan adalah pihak yang dapat memberikan suatu layanan
tertentu kepada konsumen baik berupa jasa-jasa maupun barang. Apa yang ada merupakan
petunjuk mengenai sumber daya yang secara faktual dan potensial tersedia untuk
pemecahan masalah. Kesehatan menjadi instrumen bagi manusia dalam memenuhi
kebutuhannya juga untuk meningkatkan mutu kehidupannya tanpa meninggalkan budaya
local (Szilagyi.PG. 2009).
Penyedia pelayanan kesehatan adalah pihak yang dapat memberikan suatu layanan
tertentu kepada konsumen baik berupa jasa-jasa maupun barang. Apa yang ada merupakan
petunjuk mengenai sumber daya yang secara faktual dan potensial tersedia untuk
pemecahan masalah. Kesehatan menjadi instrumen bagi manusia dalam memenuhi
kebutuhannya juga untuk meningkatkan mutu kehidupannya tanpa meninggalkan budaya
local (Szilagyi.PG. 2009).
Selain itu di lingkup kesehatan lainnya juga banyak teknologi seperti Suctioning
atau penghisapan adalah tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga
memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan
secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri. Suction adalah suatu
tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter penghisap melalui
nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomy tube (TT) pada saluran
pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi
sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. ini dikontraindikasikan pada
klien yang mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai
akibat penghisapan melalui trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus,
perdarahan gaster, infark miokard (Szilagyi.PG. 2009).
Kebutuhan manusia timbul secara alami dari diri manusia untuk memenuhi segala
sesuatu yang diperlukan dalam kehidupannya sebagai alat mencukupi kebutuhan hidupnya
dalam kaitannya dalam pelayanan kesehatan. Keinginan tersebut diwujudkan dalam
permintaan dengan bentuk mencari penyedia layanan kesehatan. Pihak yang meminta dan
menggunakan pelayanan kesehatan sebagai pengguna (Szilagyi.PG. 2009).

3
C. Manfaat Teknologi Kesehatan

Manfaat teknologi di bidang kesehatan yaitu untuk mengelola data menjadi


informasi dan pengetahuan yang berguna bagi praktisi kesehatan, sehingga dapat
berkonsentrasi untuk mengidentifikasi, memperoleh memanipulasi, menyimpan dan
mentransformasikan data menjadi informasi yang bermanfaat untuk tindak lanjutan dalam
bidang kesehatan (Szilagyi. PG. 2009).

Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting, terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan. Ada beberapa manfaat teknologi
dalam bidang kesehatan, diantaranya:

1. Rekam medis berbasis computer

Rekam medis berbasis komputer (Computer Based Medical Record). Salah satu
tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di rumah sakit
adalah penerapan rekam medis berbasis komputer. Pengertian rekam medis berbasis
komuter adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis
serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis
komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil
pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosis (EKG), radiologi, dll), konversi hasil
pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis komputer
yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK)
yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar
dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik (Szilagyi. PG. 2009).

2. Teknologi penyimpan data portable

Teknologi penyimpan data portabel menjadi salah satu aspek penting dalam
pelayanan kesehatan yang menggunakan pendekatan rujukan (referral system) adalah
continuity of care. Dalam konsep ini, pelayanan kesehatan di tingkat primer memiliki
tingkat konektivitas yang tinggi dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah satu syaratnya
adalah adanya komunikasi data medis secara mudah dan efektif. Beberapa pendekatan
yang dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi adalah penggunaan smart

4
card (kartu cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Aplikasi
penyimpan data portabel sederhana adalah barcode (atau kode batang). Barcode ini
sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik merk dagang
tertentu. Hal ini jelas sekali mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen
retail dan inventory. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan
seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda obat.
Penggunaan barcode juga akan bermanfaat bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah
sakit dalam mempercepat proses inventory (Szilagyi. PG. 2009).

Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada
kartu dan rekam medis pasien. Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer
adalah RFID (Radio Frequency Identifier) yang memungkinkan pengidentifikasian
identitas melalui radio frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih
memerlukan barcode reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan
alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupunberkas rekam medis) yang disertai
dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database komputer.
Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis (Szilagyi. PG. 2009).

3. Teknologi Nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah dirilis
sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital
dan Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area network (LAN) yang
memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di
nursing station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa kabel coaxial. Saat ini
jaringan nirkabel menjadi primadona karena pengguna tetap tersambung ke dalam
jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan nirkabel, dokter
dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggu mobilitasnya
(Szilagyi. PG. 2009).

4. Penggunaan monitor dan alat-alat kesehatan


Dengan system computer yang terhubung kepada pasien untuk memantau
keadaan pasien terutama pada pasien-pasien yang memerlukan perawatan intensif.
Beberapa contoh alat yang menggunakan system komputerisasi adalah monitor tanda-

5
tanda vital, infuse pump untuk memantau tetesan infuse, syringe pump untuk memantau
pemberian obat-obatan likuid dalam tabung suntik, ventilator untuk alat bantu nafas
pasien, dan DC shock (Szilagyi. PG. 2009).

5. penyakit atau keadaan kesehatan pasien


Kegunaan komputer di bidang kedokteran salah satunya adalah untuk
mendiagnosa penyakit yang tidak terlihat dan menemukan obat yang tepat. Komputer
memudahkan seorang dokter dalam menganalisa organ-organ tubuh manusia tanpa
operasi dengan menggunakan computer, antara lain yaitu :
a. Sistem CAT (Computerized Axial Tomography) digunakan untuk menggambar
struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak
dengan cara menggunakan sinar-X.
b. Sistem DSR (Dynamic Spatial Reconstructor), yaitu melihat gambar dari berbagai
sudut organ tubuh.
c. SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography), merupakan suatu sistem
komputer yang mempergunakan gas radioaktif untuk mendeteksi partikel-partikel
tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar
d. sPET (Position Emission Tomography) merupakan suatu sistem komputer yang
menampilkan gambar yang mempergunakan isotop radioaktif
e. NMR (Nuclear Magnetic Resonance), yaitu teknik mendiagnosa dengan cara
memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen. Dengan munculnya
pemanfaatan komputer dalam bidang kedokteran, hal tersebut sangat membantu
seorang dokter dalam mendiagnosis penyakit sekaligus memberi obat.
Ultrasound sonografi (USG) adalah diagnostik berbasis teknik pencitraan medis
yang digunakan untuk memvisualisasikan otot, tendon, dan organ internal banyak,
untuk menangkap ukuran, struktur dan setiap lesi patologis dengan gambar real time
tomografi. USG telah digunakan oleh sonographers untuk gambar tubuh manusia untuk
setidaknya 50 tahun dan telah menjadi salah satu alat diagnostik yang paling banyak
digunakan dalam kedokteran modern. Teknologi ini relatif murah dan portabel, terutama
bila dibandingkan dengan modalitas lainnya, seperti Magnetic Resonance Imaging
(MRI) dan Computed Tomography (CT). USG juga digunakan untuk
memvisualisasikan selama kehamilan disebut sebagai sonografi obstetrik. Energi

6
ultrasound menghasilkan gelombang tekanan mekanik melalui jaringan lunak.
Gelombang tekanan ini dapat menyebabkan gelembung mikroskopik pada jaringan
hidup dan distorsi dari membran sel, mempengaruhi fluks ion dan aktivitas intraseluler
(Szilagyi. PG. 2009).

D. Pengembangan Teknologi Kesehatan


Kemajuan teknologi di bidang kesehatan berkembang begitu pesat. Perkembangan
teknologi tersebut dapat dilihat dari banyaknya perubahan sistem yang digunakan di rumah
sakit dari zaman dahulu hingga saat ini. Zaman dahulu sistem yang digunakan dalam
bidang kesehatan lebih bersifat manual sedangkan pada saat ini perubahan di dalam bidang
kesehatan lewat perpaduannya dengan teknologi telah menciptakan berbagai macam teknik
pengobatan terbaru yang dulu tidak pernah terpikirkan sebelumnya (Dr. dr. P. Sudiharto,
Sp. BS. 2009)
Kemajuan teknologi tersebut sangat besar dalam bidang kesehatan, dengan
perkembangan teknologi menimbulkan dampak perkembangan pengetahuan yang begitu
cepat. Seperti, penggunaan teknologi informasi untuk mendukung manajemen informasi
kesehatan yang memiliki kemampuan pengolahan lebih cepat dengan berbagai aplikasi
inovatif terbaru (Dr. dr. P. Sudiharto, Sp. BS. 2009)
Secara umum teknologi di bidang kesehatan yang mengalami perubahan begitu
pesat yaitu dalam hal penggunaan rekam medis. Rekam medis dengan berbasis komputer
akan menghimpun berbagai data klinis pasien secara lengkap. Kemajuan teknologi lainnya
yaitu adanya resep elektronik. Jika pada zaman dahulu, penulisan resep secara manual
yang lebih memungkinkan adanya keselahan. Pada saat ini, resep elektronik ini diharapkan
dapat mengurangi kesalahan pembacaan oleh pihak lain yang mengolah resep tersebut
menjadi obat yang diberikan kepada pasien (Dr. dr. P. Sudiharto, Sp. BS. 2009)
Selain itu, resep elektronik merupakan bagian dari sistem catatan kesehatan pasien
yang akan membantu tenaga kesehatan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang
biasanya terjadi dalam peresepan obat misalnya interaksi obat, cara pemakaian yang salah,
atau pencegahan reaksi alergi akibat obat. Selain itu, adanya alat-alat canggih dalam
bidang kesehatan yang berfungsi untuk menunjang dalam penanganan pasien seperti mesin

7
USG yang dapat mendeteksi penyakit sejak dini, cangkok jantung, cangkok ginjal dan
perkembangan tekonologi lainnya (Dr. dr. P. Sudiharto, Sp. BS. 2009)
Teknologi yang semakin berkembang tersebut menuntut realisasi yang berdampak
positif terhadap kehidupan manusia khususnya di bidang kesehatan. Tidak dapat dipungkiri
bahwa kemajuan teknologi memberikan banyak pengaruh pada bidang kesehatan.
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif. Dengan kemajuan
teknologi yang semakin pesat membawa perubahan yang besar di masyarakat. Dalam
bidang kesehatan, kemajuan teknologi dapat mempermudah manusia mengubah dalam
mengubah sistem transformasi dan komunikasi (Dr. dr. P. Sudiharto, Sp. BS. 2009)

Tahapan-tahapan pengembangan teknologi kesehatan Pengembangan mempunyai makna


proses, cara mengembangkan agar menjadi maju, baik atau sempurna. Pengembangan
teknologi kesehatan dapat dibedakan dalam 4 tahapan :
1. Inovasi
2. Pengembangan
3. difusi atau disiminasi
4. evaluasi (Feeney, 1986).

1) Inovasi Kata inovasi yang digunakan disini menunjukkan kepada kreasi baru alat atau
teknik atau kombinasi alat yang lama menjadi konfigurasi yang baru atau untuk
aplikasi yang baru (Eden, 1986). Inovasi memunculkan kebaruan (novelty) dalam
pengetahuan ilmu kedokteran, praktek kedokteran atau organisasi.Kebanyakan inovasi
adalah sebagai hasil dari banyaknya kemajuan-kemajuan yang kecil yang secara
individual mungkin tidak berarti tetapi mempunyai efek yang kumulatif.Teknologi
yang baru jarang berkembang dalam satu langkah saja. Modikasi dan pengembangan
teknologi merupakan proses yang berjalan berkesinambungan (Reiser. SJ., Anbar. M.,
1984).
Menurut McKinlay (1981) melukiskan tujuh tahap dalam inovasi medis sebagai
berikut :
1. laporan pendahuluan yang menjanjikan berdasarkan evikasi, inovasi medis
terhadap beberapa kasus tanpa control

8
2. pemakaian atau pengambilan teknologi oleh profesional atau organisasional;
(3) penerimaan publik (pihak ketiga)
3. laporan observasional dan prosedur standar
4. uji kendali acak (randomize control trial)
5. pengaduan oleh professional
6. teknologi mengalami kehilangan kepercayaannya dan erosi (Reiser. SJ., Anbar.
M., 1984).
4 Tahap yang paling kritis ada pada tahap 5, uji kendali acak, disini dengan cermat
dilakukan evaluasi klinis tentang efektivitas inovasi. Biasanya hasil-hasil uji klinis
kendali acak kurang disukai untuk teknologi inovasi daripada laporan kasus yang tanpa
control (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
Inovasi teknologi kesehatan merupakan suatu proses yang saling terkait jarang
mempunyai pengembangan teknologi yang merupakan garis lurus. Biasanya dimulai
dengan pengenalan akan kebutuhan, dimana klinisi sebagai penyedia utama pelayanan
kesehatan sebagai orang yang kemungkinan paling mengetahui apa yang dibutuhkan dan
menyatakan masalah dalam konteks yang secara medis tepat. Proses inovasi teknologi
pada umumnya diawali dengan suatu proses pengembangan ilmu pengetahuan melalui
riset dasar (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar menjadi
maju, baik atau sempurna. Menurut Basari (2006), masih banyak universitas dan
lembaga-lembaga di Indonesia yang belum mempunyai kesadaran bahwa penelitian
merupakan ’ruh’ dari pendidikan universitas Kemampuan riset pendidikan tinggi saat ini
masih rendah karena laboratorium miskin peralatan, para dosen penelitinya tidak cukup
waktu merenung (contemplating) mengenai bidang spesialisasinya (Reiser. SJ., Anbar.
M., 1984).
Dosen peneliti meninggalkan tugas penelitiannya demi memenuhi kebutuhan
dasar bagi kehidupannya yang layak.Masih banyak masalah yang perlu diselesaikan
namun perlengkapan laboratorium dan kesejahteraan minimal dosen peneliti merupakan
masalah utama di Indonesia (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).

2) Proses pengembangan teknologi Proses pengembangan teknologi dibedakan menjadi :

9
1. teknologi bakalan (emerging technology) adalah teknologi yang sedang
diterapkan dalam taraf pengembangan di laboratorium inkubator atau sedang
dalam uji coba laboratorium
2. teknologi baru (new technology). Teknologi baru secara fundamental berbeda
dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya.Teknologi ini biasanya
menunjukkan perbaikan dalam diagnosis dan ketepatan diagnosis, demikian
juga memberikan teknologi terapi yang baru. Contoh teknologi diagnostik
baru : Multislices CT (Computerized Tomograph ) Scan lebih baik bila
dibandingkan dengan CT scan tipe lama. Teknologi terapi baru : intervensi
endovaskuler, transplantasi organ, organ buatan (Artifisial Organ), katup
jantung prostetik.
3. teknologi masa kini (current technology, establish technology) adalah
teknologi yang sudah biasa dikenal, contohnya : MRI (Magnetic Resonance
Imaging).
4. teknologi masa depan (future technology) seperti : sistem mikroelektro
mekanik, robotik untuk membantu pembedahan sebagai pengembangan dari
kombinasi Ilmu Fisika, Tehnik dan Ilmu Informasi, Nano tehnologi, Rekayasa
Genetik dan sebagainya (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).

3) Difusi teknologi Difusi teknologi adalah suatu proses dimana teknologi memasuki dan
menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan (Banta et al, 1981). Fase ini
mengikuti tahap riset dan pengembangan dan mungkin juga tidak mengikuti uji klinik
yang teliti untuk menunjukkan efikasi dan keselamatan pasien (Reiser. SJ., Anbar. M.,
1984)
Pada awal fase difusi biasanya berjalan lambat, hal ini menunjukkan kehati-hatian
dari sebagian pengguna walaupun boleh jadi juga menunjukkan masalah komunikasi
informasi tentang inovasi yang sudah dikembangkan.Penelitian-penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa difusi ini dipengaruhi oleh pembuat keputusan dan
kendalakendala yang dihadapi oleh perorangan terhadap keputusan untuk penggunaan
teknologi tersebut.Untuk rumah sakit biasanya terkendala dengan keterbatasan
anggaran atau kendala dalam penggunaannya (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).

10
Hasil-hasil dari uji klinik dan pengalaman di praktek lapangan terpengaruh
terhadap sikap dan perilaku dokter. Jika hasilnya positip difusi berjalan cepat dan akan
berlanjut sampai ada teknologi baru yang menggantikannya. Bila bukti-bukti klinis
tidak jelas atau negatif mungkin akan memperlambat difusi atau bahkan menolak
teknologi tersebut (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).

4) Evaluasi Evaluasi teknologi kesehatan menyangkut beberapa faktor, diantaranya:


a. potensi terapi
Potensi untuk terapi adalah Evaluasi teknologi kesehatan hendaknya
dikaitkan dengan kemampuan teknologi baru itu untuk meningkatkan derajat
kesehatan secara langsung maupun tidak langsung.Dalam hal ini yang perlu
dipertanyakan adalah apakah teknologi terapi yang baru itu lebih bermanfaat
dibandingkan dengan kerugian terhadap pasien yang diagnosanya tepat, diobati
dengan tepat dan taat pada rekomendasi pengobatan tersebut.
b. Kemampuan diagnosis dan skrining
Kemampuan untuk diagnosis dan skrining adalah Teknologi untuk
diagnosis dan skrining kemungkinan merupakan area yang tumbuh paling cepat
dalam teknologi kesehatan, misalnya pengembangan dalam CT Scan dan MRI.
Biasanya teknologi untuk diagnosis dan skrining dikaitkan dengan kemanfaatan
terapi dan untuk meningkatkan perbaikan hasil akhir (outcome) (Reiser. SJ.,
Anbar. M., 1984).
Hal ini dapat dibedakan dalam beberapa tingkatan sebagai berikut:
 kemampuan teknologis dari alat diagnostik yang menunjukkan kinerja
spesifikasi yang dilakukan di lingkungan laboratorium
 akurasi diagnostik. Teknologi memberikan informasi yang memungkinkan
personil kesehatan membuat lebih akurat penilaiannya dan berat ringannya
penyakit
 pengaruh terhadap penyedia pelayanan.Teknologi memberikan personil
kesehatan lebih percaya terhadap diagnosis dan oleh karenanya mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kenyamanan

11
 efek terapi.Keputusan terapi yang dibuat oleh profesional kesehatan dapat
berubah sebagai hasil 6 aplikasi teknologi
 outcome pasien.akan menentukan aplikasi teknologi yang bermanfaat bagi
pasien (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
c. Efektivitas di masyarakat
Efektifitas di masyarakat yaitu untuk menentukan efektivitas teknologi di
masyarakat perlu dilibatkan penilaian terhadap besarnya peningkatan derajat
kesehatan yang dapat diharapkan sebagai akibat aplikasi dari teknologi spesifik di
dalam masyarakat atau populasi yang terjangkau. Kepatuhan profesional
kesehatan merupakan salah satu komponen efektivitas penggunaan teknologi di
masyarakat di sini diperlukan informasi sejauh mana profesional kesehatan
tersebut mematuhi aplikasi teknologi yang diperlukan untuk aplikasi diagnosa
yang tepat dan teknologi manajemen (pencegahan, penyembuhan paliatif dan
rehabilitasi) (Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
d. kepatuhan pasien
Seberapa jauh kepatuhan pasien terhadap penyedia pelayanan kesehatan
dalam hal rekomendasi dan terapi dapat dinilai tergantung dari jenis teknologi
yang secara substansial mempengaruhi besarnya manfaat yang diperoleh darinya
(Reiser. SJ., Anbar. M., 1984).
e. Evaluasi cakupan
Evaluasi cakupan (Evaluation Coverage) Cakupan disini diartikan sebagai
seberapa jauh teknologi yang bermanfaat diterapkan secara tepat terhadap semua
pasien atau masyarakat yang memperoleh manfaat darinya. (Reiser. SJ., Anbar.
M., 1984)

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari ruang lingkup kesehatan, begitu banyak pembahasan dan pengaplikasian
Sistem Informasi dan Teknologi untuk membangun atau membuat suatu sarana kesehatan
demikian pula dalam dunia kebidanan, untuk membuat RS bersalin, poliklinik bidan,
posyandu, puskesmas dll, kita dapat memanfaatkan Sistem Informasi dan Teknologi yang
ada demi membangun Sarana kesehatan yang berkualitas dibidang kesehatan terutama
dalam hal kebidanan.
Sebelum menggunakan tegnologi, terlebih dahulu kita lakukan penerapan
tegnologi tepat guna kepada masyarakat. Dengan adanya penerapan ini di harapkan
masyarakatnya berubah dan mengerti tentang manfaat tegnologi dan mampu menggunakan
tegnologi tersebut dengan sebaik mungkin. Sehingga penggunaa dari tegnologi tersebut
bermanfaat bagi masyarakat, yaitu dapat memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat
karena kebutuhan masyarakat semakin hari semakin meningkat.

3.2 Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan memeperoleh
hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Juaria, Henny. 2016. Bahan Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Akbid Griya Husada: Surabaya

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Sekretariat
Negara. Jakarta.

Sudiharto, P. 2009. Orasi Pengembangan Teknologi Kesehatan Untuk Menjawab Tantangan


Dan Kebutuhan Masa Depan Demi Kemandirian Bangsa. Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.

14
15

Вам также может понравиться