Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak dahulu kala manusia telah memakai doping untuk menambah kekuatan badan
dan meningkatkan keberanian. Misalnya penduduk Indian di Amerika Tengah dan beberapa
suku di Afrika, mereka memakan zat-zat dari tumbuh-tumbuhan liar tertentu atau memakan
madu sebelum menghadapi suatu perjalanan jauh, berburu atau berperang. Sejarah doping
dalam olahraga dimulai kurang lebih pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi yang paling
sering dijumpai pemakaian doping ini adalah pada olahraga balap sepeda. Pada waktu itu zat-
zat yang populer dipakai adalah caffeine, gula dilarutkan dalam ether, minuman-minuman
yang mengandung alkohol, nitroglycerine, heroin dan cocain.

Meski sudah resmi dilarang, banyak atlet yang masih keukeuh memakai doping
sebagai shortcut untuk memenangkan pertandingan. Selain itu, doping juga berbahaya bagi
kesehatan si atlet sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian.
Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan diderita
bertahun-tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya harus
menanggung rasa malu.

Doping adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan perfomance dalam


berolahraga. Karena suatu pengobatan terjadi kenaikan suatu kemampuan fisik karena khasiat
obat atau karena dosis yang berlebih maka pengobatan tersebut dianggap sebagai suatu
doping. Secara kesehatan doping juga tidak dianjurkan atau bahkan dilarang oleh pemerintah,
secara psikologi seorang yang memakai doping pasti akan dihantui ketakutan baik mental
maupun psiskis atlet tersebut.

Apabila seorang atlet ingin diakui dan berprestasi maka ia harus berlatih dengan giat
dan tekun serta bersaing dengan jujur tanpa doping. Karena doping hanya akan
menejerumuskan dan merusak tubuh serta bila ketahuan menggunakan doping maka akan
menanggung malu dan mendapatkan hukuman dari pihak yang berwenang yaitu WADA (
World Anti Doping Agency ), sebuah lembaga yang khusus menangani doping. Segala
keberhasilan itu perlu proses tidak asal datang secara tiba-tiba seorang altet menjadi juara.
Maka untuk menjadi juara perlu latihan yang teratur serta selalu berusaha dengan baik.

Sebagai calon seorang guru olahraga kelak kita tidak mengutamakan prestasi dengan
cara curang tetapi kita harus menanamkan sifat jujur serta menjunjung tinggi sifat sportif dan
fair play agar kemenangan itu sangat berarti dan lawan mengakui kehebatan kita. Pemerintah
harus benar-benar menangani untuk masalah doping, pemerintah harus bekerja sama dengan
pelatih serta memberi pengetahuan tentang bahaya doping terhadap kesehatan dan efek dari
doping dalam jangka panjang terhadap tubuh nanusia agar para atlet terhindar dari doping.

1.2 Rumusan Masalah


1. Dampak negatif penggunaan doping bagi atlet dalam berolahraga?

2. Dampak positif penggunaan doping bagi atlet dalam berolahraga?

3. Atlet Indonesia yang menggunakan doping ?

4. Atlet Luar Negeri yang menggunakan doping ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui atlet Indonesia yang menggunakan doping ?

2. Mengetahui atlet Luar Negeri yang menggunakan doping ?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Atlet Indonesia

Pengurus Besar (PB) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) sangat


menyesalkan kasus doping kedua atletnya, Indra Gunawan dan Guntur Pratama Putra. Namun
mereka akan mengajukan banding atas skorsing dua tahun yang dijatuhkan federasi renang
internasional, FINA.

Indra dan Guntur terbukti menggunakan barang terlarang methylhexaneamine yang


terkandung dalam Suplemen Jack 3D, pada saat Asian Indoor and Martial Arts Games, Juli
2013. Kala itu, Indra berhasil menjadi juara pertama pada nomor 50 meter gaya dada.Indra
mendapatkan obat itu dari Guntur. Sementara Guntur mengaku mendapatkan suplemen itu
dari sebuah pusat kebugaran di kawasan Jakarta Selatan, ketika dirinya tengah melakukan
latihan.

Kasus tersebut akhirnya dibawa ke Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI), dengan


keputusan akhir Guntur dan Indra dilarang mengikuti kejuaraan renang selama tiga bulan,
mulai Agustus hingga November tahun lalu.Belakangan, FINA justru mengambil keputusan
untuk menghukum keduanya selama dua tahun. Surat keputusan itu dikirim FINA pada 10
Maret lalu.

“Kami dari pihak PB PRSI sangat menyesalkan terjadinya kasus tersebut. Tidak ada
satu pun pihak yang menginginkan kasus penggunaan doping ini terjadi. Ini menjadi
pelajaran yang akan selalu diingat dan diantisipasi agar tidak terjadi lagi dimasa mendatang,"
ujar Ketua Umum PB PRSI, Sandiaga Uno, dalam jumpa pers di Golf Driver Range,
Senayan, Jakarta, Senin (17/3/2014).

"Terkait sanksi yang dijatuhkan FINA kepada kedua atlet renang kami, PB PRSI akan
berupaya untuk mengambil langkah banding terhadap keputusan ini sesuai mekanisme yang
berlaku di FINA," sambungnya. FINA sendiri memberikan waktu kepada PRSI sselama 21
hari sejak keputusan tersebut diterima PRSI, bilamana ada upaya mengambil keputusan
banding.

Dewan Pakar PB PRSI, Wisnu Wardhana, mengatakan, pihaknya akan mencoba


mengklarifikasi soal hukuman itu kepada FINA. "Klarifikasi itu untuk meringankan hukuman
terhadap kedua atlet tersebut. Pertama, karena kedua atlet ini tidak tahu, yang kedua adalah
LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia) sudah memberi hukuman,dan atlet ini sudah
menjalani. Ini yang akan kita jelaskan kepada FINA," katanya.

"Ada kemungkinan jika alasannya karena ketidaksengajaan, hukuman bisa dikurangi.


Harapannya seperti itu," tambahnya.Terkait pencegahan agar kasus seperti tak terulang, PB
PRSI akan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk menjalankan program
edukasi. "Nanti kita akan buat tim yang bekerja untuk membentuk pencegahan, yakni dengan
sosialisasi, edukasi. Kita. akan bekerja sama dengan LADI, apakah kita akan lakukan
workshop kepada atlet dan pelatih, tentang doping ini. Harapannya kejadian ini tak terulang,"
timpal Sandiaga Uno

Ulasan

Pada bulan April tahun 1944, Eli Lilly and Company memperkenalkan
methylhexanamine bawah nama merek Forthane sebagai inhalasi dekongestan nasal ; Lilly
sukarela menarik diri methylhexanamine dari pasar pada tahun 1983. 12 Senyawa ini
merupakan alifatik amina ; industri farmasi memiliki minat yang kuat dalam senyawa dalam
kelas ini sebagai dekongestan nasal di awal abad 20, yang menyebabkan methylhexanamine
dan empat senyawa sejenis lainnya dibawa ke pasar untuk penggunaan yang: tuaminoheptane
, octin , oenethyl , dan propylhexedrine ; octin dan oenethyl akhirnya disetujui untuk
digunakan dalam menjaga tekanan darah yang cukup tinggi untuk pasien di bawah anestesi.

Farmakologi

Methylhexanamine adalah tidak langsung obat simpatomimetik yang menyempitkan


pembuluh darah dan dengan demikian memiliki efek pada jantung, paru-paru, dan organ
reproduksi itu juga menyebabkan bronkodilatasi , menghambat gerak peristaltik di usus, dan
memiliki diuretik efek. Kebanyakan penelitian telah dilakukan pada efek farmakologis ketika
obat ini dihirup; pemahaman kita tentang apa yang methylhexanamine yang bila diambil
secara lisan sebagian besar didasarkan pada ekstrapolasi dari kegiatan senyawa serupa. 97 A
2013 Ulasan menyimpulkan bahwa: "Efek farmakologis setelah asupan oral dapat diharapkan
pada paru-paru (bronkodilatasi) dan mukosa hidung setelah dosis oral tunggal sekitar 4-15
mg Efek farmakologis pada jantung dapat diharapkan. setelah dosis oral tunggal sekitar 50-75
mg. efek farmakologis dari tekanan darah dapat diharapkan setelah dosis oral tunggal dari
sekitar 100 mg. Karena waktu paruh yang panjang, ada risiko yang berulang dosis dalam
waktu 24-36 jam dapat menyebabkan efek farmakologis terus kuat (build-up).

Keamanan

FDA telah menyatakan bahwa methylhexanamine "dikenal untuk mempersempit


pembuluh darah dan arteri, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan dapat menyebabkan
kejadian kardiovaskular mulai dari sesak napas dan pengetatan di dada serangan jantung.”
Banyak efek samping dan sedikitnya lima kematian telah dilaporkan dalam hubungan dengan
methylhexanamine mengandung suplemen makanan.

Ulasan oleh panel yang diselenggarakan oleh Departemen Pertahanan AS untuk


mempelajari apakah militer harus melarang suplemen methylhexanamine dari toko pada basis
yang menyimpulkan bahwa: "Bukti yang ada tidak meyakinkan menetapkan bahwa zat
DMAA mengandung kausal terkait dengan merugikan kesehatan peristiwa. Namun, tema
yang konsisten antara studi adalah bahwa DMAA menggunakan berpotensi mempengaruhi
fungsi kardiovaskular, seperti stimulan simpatomimetik lainnya. Tanpa penelitian lebih lanjut
yang ketat desain dikembangkan untuk mengevaluasi keamanan DMAA, terutama pada
pasien dengan penggunaan seiring zat lain, co- kondisi sehat dan penggunaan frekuensi
tinggi, besarnya asosiasi DMAA dengan kejadian medis yang merugikan pasti Meluasnya
penggunaan DMAA mengandung produk oleh puluhan ribu anggota Layanan -. sering dalam
kombinasi dengan bahan lain - meningkatkan kemungkinan mengamati serius merugikan
peristiwa, bahkan jika risiko keseluruhan acara yang berhubungan DMAA rendah, sehingga
dampak akibat beberapa anggota Layanan dan penerima manfaat lainnya. DMAA harus
dikaji lebih lanjut untuk mengevaluasi keamanan. Data dari studi kasus kontrol menunjukkan
bahwa frekuensi dan jumlah penggunaan DMAA dan risiko Ames tertentu, terutama luka
panas dan rhabdomyolysis, perlu diperiksa secara lebih rinci. Keselamatan Ulasan Panel
dianjurkan untuk melanjutkan larangan penjualan produk DMAA mengandung di Bursa dan
konsesi. Panel menilai bahwa bukti mendukung risiko yang cukup, bahkan jika sangat
rendah, kematian lain atau bencana penyakit dari anggota Layanan yang telah menggunakan
produk DMAA mengandung, tanpa manfaat mengimbangi produk ini.

Penelaahan peraturan DMAA menemukan bahwa "1,3-Dimethylamylamine (DMAA)


adalah amina pressor sering ditemukan dalam suplemen makanan untuk atlet pada dosis 25-
65 mg. Secara historis, senyawa ini telah digunakan sebagai dekongestan nasal tetapi aplikasi
lisan sebagian besar belum dipelajari meninggalkan status peraturan suplemen makanan
seperti obat-obatan tanpa izin belum ditentukan. Oleh karena itu kami meninjau literatur
tentang DMAA dan amina serupa untuk menyimpulkan suatu sediaan oral yang efektif.
Berdasarkan temuan kami, kami menyimpulkan bahwa sediaan oral dengan> 4 mg DMAA
per unit dosis harus dianggap sebagai efektif sebagai bronkodilator. suplemen makanan yang
melebihi batas yang di subjek sebenarnya UU Obat dan memerlukan lisensi. dosis tinggi dari
100-200 mg diharapkan menyebabkan efek samping yang serius.

2.2 Atlet Luar Negeri

Mantan petenis nomor satu dunia, Maria Sharapova mengungkapkan dirinya gagal tes
doping di ajang Australia Terbuka lantaran mengkonsumsi meldonium. Sharapova mengaku
tak mengetahui zat tersebut dilarang dalam olah raga.Meldonium adalah obat penambah
stamina yang belakangan ini masuk dalam kategori terlarang digunakan di dunia olahraga.
Lantaran masalah kesehatan, Sharapova mengkonsumsi obat tersebut sejak 2006.

Sharapova yang menjuarai lima gelar grand slam mengatakan belum mengetahui
sanksi yang akan dia hadapi dengan kondisi tersebut. Namun apa pun itu, dia mengaku siap
menanggungnya. "Saya gagal tes (doping) dan bertanggung jawab penuh untuk itu. Selama
10 tahun saya menggunakan itu (meldonium) yang direkomendasikan oleh dokter saya,
dokter keluarga saya," kata Sharapova dalam konfrensi persnya.

"Beberapa hari lalu saya mendapat surat dari ITF. Perlu Anda ketahui, bahwa obat itu
dalam 10 tahun terakhir tidak ada di dalam daftar terlarang WADA (badan anti-doping dunia)
dan tidak dilarang dalam hukum olah raga," kata Sharapova. "Tetapi pada 1 Januari (2016 -
red), aturan tersebut telah berubah, meldonium menjadi zat terlarang dan saya tidak tahu hal
itu. Sehingga pada grand slam (Australia Terbuka) saya dinyatakan gagal tes," lanjutnya.
Ketidak-tahuan Sharapova terhadap perubahan daftar obat terlarang WADA diakui
sebagai kesalahan dirinya sendiri. Pada 22 Desember 2015, Sharapova mendapat surel dari
ITF terkait perubahan tersebut, namun luput dari perhatian petenis Rusia itu. "Saya tidak
membuka link dari email yang masuk," katanya. "Saya telah membuat kesalahan besar. Saya
telah membiarkan fans saya kecewa, saya juga merusak hal yang paling saya cintai, sesuatu
yang saya mulai sejak usia empat tahun. Saya benar-benar berharap diberikan kesempatan
untuk tetap bermain.

Ulasan

Meldonium dapat digunakan untuk mengobati penyakit arteri koroner . Masalah


jantung ini kadang-kadang menyebabkan iskemia, suatu kondisi dimana darah terlalu sedikit
mengalir ke organ-organ dalam tubuh, terutama jantung. Karena obat ini diduga untuk
memperluas arteri, hal ini membantu untuk meningkatkan aliran darah serta meningkatkan
aliran oksigen ke seluruh tubuh. Meldonium juga telah ditemukan untuk menginduksi efek
antikonvulsan dan antihypnotic melibatkan alpha reseptor 2-adrenergik serta mekanisme
oksida tergantung nitrat. Ini, dalam ringkasan, menunjukkan bahwa meldonium diberikan
dalam dosis akut dapat bermanfaat untuk pengobatan kejang dan keracunan alkohol. [8] Hal
ini juga mungkin memiliki beberapa efek pada penurunan tingkat keparahan gejala penarikan
yang disebabkan oleh penghentian penggunaan alkohol kronis.

Meldonium ditambahkan ke Badan Anti-Doping Dunia daftar zat yang dilarang


efektif 1 Januari 2016 karena bukti penggunaannya oleh atlet dengan tujuan meningkatkan
kinerja. Itu pada daftar 2015 WADA obat dipantau. Sebuah prevalensi cukup tinggi
penggunaan meldonium oleh atlet dalam olahraga ditunjukkan oleh temuan laboratorium di
Baku 2015 Permainan Eropa . 13 peraih medali atau pemenang kompetisi mengambil
meldonium pada saat Olimpiade Baku. Penggunaan Meldonium terdeteksi pada atlet bersaing
di 15 dari 21 olahraga selama Olimpiade. Sebagian besar atlet mengambil meldonium
menahan informasi penggunaan mereka dari otoritas anti-doping dengan tidak menyatakan
itu pada bentuk kontrol doping mereka karena mereka harus memiliki. Hanya 23 dari 662
(3,5%) atlet diuji menyatakan penggunaan pribadi meldonium. Namun, 66 dari total 762
(8,7%) dari sampel urin atlet dianalisis selama Olimpiade dan selama pra-kompetisi
dinyatakan positif meldonium.

Kelas WADA obat sebagai modulator metabolik, seperti halnya insulin. Modulator
metabolik diklasifikasikan sebagai zat S4 sesuai dengan daftar zat WADA dilarang. Zat-zat
ini memiliki kemampuan untuk mengubah bagaimana beberapa hormon mempercepat atau
memperlambat reaksi enzimatik yang berbeda dalam tubuh. Dengan cara ini, modulator ini
dapat memblokir konversi tubuh testosteron menjadi estrogen, yang diperlukan untuk wanita.
Berdasarkan efek keseluruhan obat ini memiliki, mereka telah dilarang sejak tahun 2001 dari
kompetisi laki-laki dan 2005 untuk perempuan. Pada tanggal 13 April, tahun 2016 dilaporkan
bahwa WADA telah mengeluarkan pedoman diperbarui memungkinkan kurang dari 1
mikrogram per mililiter meldonium untuk tes dilakukan sebelum 1 Maret 2016. Badan ini
mengutip bahwa "tes awal menunjukkan bahwa hal itu bisa mengambil minggu atau bulan
untuk obat untuk meninggalkan tubuh ".

Farmakologi

Meldonium diyakini bekerja melalui kemampuannya untuk meningkatkan ukuran


pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah. Meskipun laporan awal menyarankan
meldonium adalah non-kompetitif analog dan non-hydroxylatable gamma-butyrobetaine,
penelitian lebih lanjut telah mengidentifikasi bahwa meldonium adalah substrat untuk
gamma-butyrobetaine dioksigenase . X-ray kristalografi dan studi biokimia vitro
menunjukkan bahwa meldonium mengikat ke saku substrat y-butyrobetaine hidroksilase dan
bertindak sebagai alternatif substrat , dan karena itu inhibitor kompetitif .

Biasanya, tindakan enzim ini pada substrat yang y-butyrobetaine dan 2-oksoglutarat
memberikan, dengan adanya oksigen lanjut substrat, produk L-karnitin, suksinat, dan karbon
dioksida; dengan adanya substrat alternatif ini, reaksi menghasilkan semialdehid malonat
asam, formaldehida (mirip dengan aksi histone demethylases ), dimetilamine , dan (1-
methylimidazolidin-4-yl) asam asetat, "produk yang tak terduga dengan karbon-tambahan
ikatan karbon yang dihasilkan dari N-demetilasi digabungkan ke penataan ulang oksidatif,
kemungkinan melalui mekanisme radikal yang tidak biasa. Mekanisme yang tidak biasa
diperkirakan akan melibatkan Steven jenis penataan ulang.

Penghambatan Meldonium untuk y-butyrobetaine hidroksilase memberikan setengah


maksimal konsentrasi hambat (IC 50) nilai 62 mikromolar, yang penulis studi lain telah
digambarkan sebagai "kuat." Meldonium adalah contoh dari inhibitor yang bertindak sebagai
substrat meniru non-peptidil.

Dalam laporan penelitian primer lanjut, meldonium telah ditunjukkan-oleh resonansi


magnetik nuklir -untuk juga mengikat karnitin acetyltransferase , enzim di mana-mana yang
berperan dalam metabolisme energi sel; itu juga menghambat enzim ini, meskipun lebih
lemah (penghambatan konstan, K I, dari 1,6 millimolar).

Kimia

Nama kimia dari meldonium 3- (2,2,2-trimethylhydraziniumyl) propionat. Ini adalah


analog struktural γ-butyrobetaine , dengan gugus amino mengganti C-4 methylene dari γ-
butyrobetaine. Butyrobetaine adalah prekursor dalam biosintesis karnitin . Ia memiliki berat
molekul 146,188. Ini tersedia sebagai bubuk kristal putih, serta kapsul yang dijual oleh
Grindeks. Titik leleh adalah dimana saja antara 85-90 derajat Celcius.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Doping adalah penggunaan obat obat terlarang yang bertujuan untuk meningkatkan
ferformance atlet tentunya pengunaan doping tersebut sudah jelas dilarang karena begitu
banyak dampak negatif yang ditimbulkanya, olehnya itu seorang atlet yang ingin memiliki
juara yang tinggi prestasi yang tinggi maka harus melakukan latihan yang betul betul baik
untuk mencapai prestasi tersebut dan juga seorang atlet harus menjunjung nilai nilai
sportifitas dalam bertanding tidak ada kecurangan kecurangan yang terjadi maka dari itu
salah satu partisipasi pemerintah Indonesia dalam menangani doping sehingga dibentuklah
(LADI) Lembaga Anti Doping Indonesia sebagai salah satu bentuk pencegahan pengunaan
obat obat terlarang atau doping bagi atlet atlet yang berada di Indonesia.

3.2 Saran

Dengan ditulisnya makalah ini maka saya harapkan makalah ini bisa memberikan
gambaran kepada kita semua sebagai pelaku olahraga tidak hanya memikirkan prestasi
semata tetapi harus mengedepankan aspek-aspek lainya seperti kesehatan dan sikap sosial
serta nilai nilai sportifitas yang terkandung didalamnya. Kami kembali teringat suatu kata
bahwa ‘’keberhasilan itu tidak dilihat dari apa yang kita telah capai sekarang atau apa yang
telah kita dapatkan akan tetapi bagaimana menjalangkan prosesnya dengan baik dan sunguh
sunguh dengan penuh keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi untuk mencapai prestasi
itu maka sebenarnya itulah keberhasilan atau kesuksesan yang hakiki”.

Вам также может понравиться