Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Sejak dahulu kala manusia telah memakai doping untuk menambah kekuatan badan
dan meningkatkan keberanian. Misalnya penduduk Indian di Amerika Tengah dan beberapa
suku di Afrika, mereka memakan zat-zat dari tumbuh-tumbuhan liar tertentu atau memakan
madu sebelum menghadapi suatu perjalanan jauh, berburu atau berperang. Sejarah doping
dalam olahraga dimulai kurang lebih pada abad 19 pada olahraga renang, tetapi yang paling
sering dijumpai pemakaian doping ini adalah pada olahraga balap sepeda. Pada waktu itu zat-
zat yang populer dipakai adalah caffeine, gula dilarutkan dalam ether, minuman-minuman
yang mengandung alkohol, nitroglycerine, heroin dan cocain.
Meski sudah resmi dilarang, banyak atlet yang masih keukeuh memakai doping
sebagai shortcut untuk memenangkan pertandingan. Selain itu, doping juga berbahaya bagi
kesehatan si atlet sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian.
Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian yang akan diderita
bertahun-tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya harus
menanggung rasa malu.
Apabila seorang atlet ingin diakui dan berprestasi maka ia harus berlatih dengan giat
dan tekun serta bersaing dengan jujur tanpa doping. Karena doping hanya akan
menejerumuskan dan merusak tubuh serta bila ketahuan menggunakan doping maka akan
menanggung malu dan mendapatkan hukuman dari pihak yang berwenang yaitu WADA (
World Anti Doping Agency ), sebuah lembaga yang khusus menangani doping. Segala
keberhasilan itu perlu proses tidak asal datang secara tiba-tiba seorang altet menjadi juara.
Maka untuk menjadi juara perlu latihan yang teratur serta selalu berusaha dengan baik.
Sebagai calon seorang guru olahraga kelak kita tidak mengutamakan prestasi dengan
cara curang tetapi kita harus menanamkan sifat jujur serta menjunjung tinggi sifat sportif dan
fair play agar kemenangan itu sangat berarti dan lawan mengakui kehebatan kita. Pemerintah
harus benar-benar menangani untuk masalah doping, pemerintah harus bekerja sama dengan
pelatih serta memberi pengetahuan tentang bahaya doping terhadap kesehatan dan efek dari
doping dalam jangka panjang terhadap tubuh nanusia agar para atlet terhindar dari doping.
PEMBAHASAN
“Kami dari pihak PB PRSI sangat menyesalkan terjadinya kasus tersebut. Tidak ada
satu pun pihak yang menginginkan kasus penggunaan doping ini terjadi. Ini menjadi
pelajaran yang akan selalu diingat dan diantisipasi agar tidak terjadi lagi dimasa mendatang,"
ujar Ketua Umum PB PRSI, Sandiaga Uno, dalam jumpa pers di Golf Driver Range,
Senayan, Jakarta, Senin (17/3/2014).
"Terkait sanksi yang dijatuhkan FINA kepada kedua atlet renang kami, PB PRSI akan
berupaya untuk mengambil langkah banding terhadap keputusan ini sesuai mekanisme yang
berlaku di FINA," sambungnya. FINA sendiri memberikan waktu kepada PRSI sselama 21
hari sejak keputusan tersebut diterima PRSI, bilamana ada upaya mengambil keputusan
banding.
Ulasan
Pada bulan April tahun 1944, Eli Lilly and Company memperkenalkan
methylhexanamine bawah nama merek Forthane sebagai inhalasi dekongestan nasal ; Lilly
sukarela menarik diri methylhexanamine dari pasar pada tahun 1983. 12 Senyawa ini
merupakan alifatik amina ; industri farmasi memiliki minat yang kuat dalam senyawa dalam
kelas ini sebagai dekongestan nasal di awal abad 20, yang menyebabkan methylhexanamine
dan empat senyawa sejenis lainnya dibawa ke pasar untuk penggunaan yang: tuaminoheptane
, octin , oenethyl , dan propylhexedrine ; octin dan oenethyl akhirnya disetujui untuk
digunakan dalam menjaga tekanan darah yang cukup tinggi untuk pasien di bawah anestesi.
Farmakologi
Keamanan
Mantan petenis nomor satu dunia, Maria Sharapova mengungkapkan dirinya gagal tes
doping di ajang Australia Terbuka lantaran mengkonsumsi meldonium. Sharapova mengaku
tak mengetahui zat tersebut dilarang dalam olah raga.Meldonium adalah obat penambah
stamina yang belakangan ini masuk dalam kategori terlarang digunakan di dunia olahraga.
Lantaran masalah kesehatan, Sharapova mengkonsumsi obat tersebut sejak 2006.
Sharapova yang menjuarai lima gelar grand slam mengatakan belum mengetahui
sanksi yang akan dia hadapi dengan kondisi tersebut. Namun apa pun itu, dia mengaku siap
menanggungnya. "Saya gagal tes (doping) dan bertanggung jawab penuh untuk itu. Selama
10 tahun saya menggunakan itu (meldonium) yang direkomendasikan oleh dokter saya,
dokter keluarga saya," kata Sharapova dalam konfrensi persnya.
"Beberapa hari lalu saya mendapat surat dari ITF. Perlu Anda ketahui, bahwa obat itu
dalam 10 tahun terakhir tidak ada di dalam daftar terlarang WADA (badan anti-doping dunia)
dan tidak dilarang dalam hukum olah raga," kata Sharapova. "Tetapi pada 1 Januari (2016 -
red), aturan tersebut telah berubah, meldonium menjadi zat terlarang dan saya tidak tahu hal
itu. Sehingga pada grand slam (Australia Terbuka) saya dinyatakan gagal tes," lanjutnya.
Ketidak-tahuan Sharapova terhadap perubahan daftar obat terlarang WADA diakui
sebagai kesalahan dirinya sendiri. Pada 22 Desember 2015, Sharapova mendapat surel dari
ITF terkait perubahan tersebut, namun luput dari perhatian petenis Rusia itu. "Saya tidak
membuka link dari email yang masuk," katanya. "Saya telah membuat kesalahan besar. Saya
telah membiarkan fans saya kecewa, saya juga merusak hal yang paling saya cintai, sesuatu
yang saya mulai sejak usia empat tahun. Saya benar-benar berharap diberikan kesempatan
untuk tetap bermain.
Ulasan
Kelas WADA obat sebagai modulator metabolik, seperti halnya insulin. Modulator
metabolik diklasifikasikan sebagai zat S4 sesuai dengan daftar zat WADA dilarang. Zat-zat
ini memiliki kemampuan untuk mengubah bagaimana beberapa hormon mempercepat atau
memperlambat reaksi enzimatik yang berbeda dalam tubuh. Dengan cara ini, modulator ini
dapat memblokir konversi tubuh testosteron menjadi estrogen, yang diperlukan untuk wanita.
Berdasarkan efek keseluruhan obat ini memiliki, mereka telah dilarang sejak tahun 2001 dari
kompetisi laki-laki dan 2005 untuk perempuan. Pada tanggal 13 April, tahun 2016 dilaporkan
bahwa WADA telah mengeluarkan pedoman diperbarui memungkinkan kurang dari 1
mikrogram per mililiter meldonium untuk tes dilakukan sebelum 1 Maret 2016. Badan ini
mengutip bahwa "tes awal menunjukkan bahwa hal itu bisa mengambil minggu atau bulan
untuk obat untuk meninggalkan tubuh ".
Farmakologi
Biasanya, tindakan enzim ini pada substrat yang y-butyrobetaine dan 2-oksoglutarat
memberikan, dengan adanya oksigen lanjut substrat, produk L-karnitin, suksinat, dan karbon
dioksida; dengan adanya substrat alternatif ini, reaksi menghasilkan semialdehid malonat
asam, formaldehida (mirip dengan aksi histone demethylases ), dimetilamine , dan (1-
methylimidazolidin-4-yl) asam asetat, "produk yang tak terduga dengan karbon-tambahan
ikatan karbon yang dihasilkan dari N-demetilasi digabungkan ke penataan ulang oksidatif,
kemungkinan melalui mekanisme radikal yang tidak biasa. Mekanisme yang tidak biasa
diperkirakan akan melibatkan Steven jenis penataan ulang.
Kimia
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Doping adalah penggunaan obat obat terlarang yang bertujuan untuk meningkatkan
ferformance atlet tentunya pengunaan doping tersebut sudah jelas dilarang karena begitu
banyak dampak negatif yang ditimbulkanya, olehnya itu seorang atlet yang ingin memiliki
juara yang tinggi prestasi yang tinggi maka harus melakukan latihan yang betul betul baik
untuk mencapai prestasi tersebut dan juga seorang atlet harus menjunjung nilai nilai
sportifitas dalam bertanding tidak ada kecurangan kecurangan yang terjadi maka dari itu
salah satu partisipasi pemerintah Indonesia dalam menangani doping sehingga dibentuklah
(LADI) Lembaga Anti Doping Indonesia sebagai salah satu bentuk pencegahan pengunaan
obat obat terlarang atau doping bagi atlet atlet yang berada di Indonesia.
3.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah ini maka saya harapkan makalah ini bisa memberikan
gambaran kepada kita semua sebagai pelaku olahraga tidak hanya memikirkan prestasi
semata tetapi harus mengedepankan aspek-aspek lainya seperti kesehatan dan sikap sosial
serta nilai nilai sportifitas yang terkandung didalamnya. Kami kembali teringat suatu kata
bahwa ‘’keberhasilan itu tidak dilihat dari apa yang kita telah capai sekarang atau apa yang
telah kita dapatkan akan tetapi bagaimana menjalangkan prosesnya dengan baik dan sunguh
sunguh dengan penuh keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi untuk mencapai prestasi
itu maka sebenarnya itulah keberhasilan atau kesuksesan yang hakiki”.