FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2018 BAB I PENDAHULUAN
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri, manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok-kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi sperti suku, masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara. Mereka membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara. Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa. Dilihat dari segi bahasa bahwa Indentitas itu berasal dari bahasa inggris yaitu “Indentity” yang dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri. Ciri-ciri itu adalah suatu yang menandai suatu benda atau orang. Ada ciri-ciri fisik atau non fisik. Indentity sering diindonesiakan menjadi indentitas atau jatidiri. Indentitas atau jatidiri, dapat memiliki dua arti ; pertama, yana menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau sebuahbenda,kedua, indentitas dapat berupa keterangan yang dapat menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup. Indentitas atau jatidiri adlah “pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalan suatu golongan dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-cirinya. Menurut Hank Johnston,Enrique Larana, dan Joseph R.Gusfield. indentitas dibagi dalam dua bagian, yaitu: indentitas individu dan indentitas kolektif. Sebagaimana kiat ketahui bahwa indentitas atau jatidiri itu ada dalam interaksi, maka dapatlah kita katakan bahwa jati diri itu diperlukan dalam interaksi. Sebuah interaksi mewujudkan adanya struktur dimana masing- masing pelaku yang terlibat didalamnya berada dalam suatu hubungan peranan.di lain pihak dan pada waktu yang sama, corak peranan yang dijalankan oleh masing-masing pelaku tersebut tergantung pada corak atau macam struktur interaksi yang berlaku.
BAB II PERMASALAHAN
1.Apa pengertian Identitas Nasional?
2.Apa unsur-unsur Identitas Nasional? 3.Apa faktor-faktor pendukung kelahiran Idetitas Nasional? 4.Apa pengertian pancasila sebagai kepribadian dan Identitas Nasional? 5.Apa fungsi Indentitas Nasional Itu? 6.Apa Hakikat dan Dimensi Identitas Nasional? 7.Implementasi Identitas Nasional BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis , identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “ nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identiti yang memiliki pengerian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Jadi, pegertian Identitas Nsaional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia. Identitas Nasional Indonesia : 1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia 2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih 3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya 4. Lambang Negara yaitu Pancasila 5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika 6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila 7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat 9. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional Konsep identitas nasional menurut pendekatan yuridis tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Bab XV tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Pasal 35, 36A, 36B, dan 36C.
3.2. Unsur-Unsur Identitas Nasional
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu: 1. Suku bangsa, adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa. 2. Agama, bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan. 3. Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung- pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. 4. Bahasa, merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia. Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut : Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara. Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.
Nasional 1 Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi: Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002). 2 Menurut Robert de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya “The Power of Identity” (Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis ada 4 faktor penting, yaitu: Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara. Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Faktor-Faktor Penting Bagi Pembentukan Bangsa Indonesia
1 Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun. 2 Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari belenggu penjajahan. 3 Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang dari Sabang sampai Merauke. 4 Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa. Cita-Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia. Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Tujuan Negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945. Secara rinci sebagai berikut : 1 Melindungi seganap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 2 Memajukan kesejahteraan umum. 3 Mencerdaskan Kehidupan bangsa. 4 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai , demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa dan berahklak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, mengausai ilmu pengetahuandan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. Setelah tidak adanya GBHN maka berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka mengenah (RPJM) Nasional 2004- 2009, disebutkan bahwa Visi pembangunan nasional adalah : 1 Terwujudnya kehidupan masyarakat , bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai. 2 Terwujudnya masyarakat , bangsa dan negara yang menjujung tinggi hukum, kesetaraan, dan hak asasi manusia. 3 Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
3.4. Pancasila Sebagai Kepribadian Dan Identitas Nasional
Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlan prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai- nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba- tiba dan dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu historis yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai akar Identitas Nasional.
3.5. Fungsi Identitas Nasional
Sebagaimana kita ketahui bahwa indentitas nasional itu adalah jatidiri yang dimiliki oleh warga Negara atau suku bangsa dari suatu Negara atau Indonesia.indentitas nasional ini diperlukan dalam interaksi.karena dalam setiap interaksi para pelaku mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi tersebut para pelaku menjalankan peranan- peranannya sesuai dengan corak interaksi yang berlangsung,maka dalam interaksi orang berpedoman kepada kebudayaanya. Seorang yang memilki indentitas nasional, Ia harus banga mengakui Indonesia sebagai negaranya, karena salah satu dari indentitas nasional orang Indonesia adalah orang yang mempunyai peradaban yang tinggi.
3.6. Hakikat dan Dimensi Identitas Nasional
Secara harfiah . Indentitas adalah ciri-ciri, atau tanda-tanda jatidiri yang melekat pada sesuatu atau seseorang yang membedakannya dengan yang lain. Bisa dijadikan indentitas itu menjelaskan sesuatu,seseorang,kelompok atau suatu bangsa. Pengertian indentitas pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri khas tersebut maka suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupanya. Secara teoritis, seperti dikatakan Koento Wibisono, penfertian indentitas pada hakekatnya merupakan “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas, dengan ciri-ciri khas tersebut maka suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.dengan demikian indentitas nasional suatu bangsa adalah ciri-ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lainnya. Proses pembentukan indentitas nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengtikuti perkembangan zaman. Secara umum terdapat beberapa dimensi yang menjelaskan khas suatu bangsa, antara lain: 1. Pola Perilaku, adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: adat istiadat, budaya, kebiasaan. 2. Lambang-lambang, adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara, misalnya: lagu kebangsaan, bendera, bahasa. 3. Alat-alat Pelengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk bangunan atau peralatan dan teknologi, misalnya: bangunan masjid, bangunan candi,pakaian adat. 4. Tujuan yang ingin dicapai, indentitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap, mislnya: budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu.
3.7. Implementasi Identitas Nasional
Implementasi atau penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Contoh sederhana dari implementasi identitas nasional yaitu kewajiban diadakanya upacara bendera setiap hari senin pada seluruh instansi sekolah maupun non sekolah. Dalam upacara bendera, terdapat banyak sekali unsur identitas negara. Seperti pengibaran sang saka merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional lain, pembacaan UUD 1945, pembacaan Pancasila, dan pada penutup di akhiri dengan doa (agama). Kegiatan upacara ini dilaksanakan dari tingkat SD hingga SMA, bahkan ada Perguruan Tinggi yang melaksanakan Upacara Bendera. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sudah dijarkan bagaimana mengimplementasikan identitas nasional sejak dini. Namun, masih banyak yang tak acuh dalam kegiatan semacam ini. Kebanyakan dari mereka menganggap kegiatan upacara hanya sebagai kewajiban agar terbebas dari hukuman yang sudah diterapkan. Dan juga kurangnya penjelasan tentang makna dari kegiatan upacara itu sendiri. Sehingga mereka tak acuh dengan makna dibalik upacara bendera ini. Implementasi identitas nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh. Impementasi identitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yamg mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan. Contoh penerapan nilai – nilai identitas nasional dari sebuah kehidupan masyarakat. a) Menjalankan kewajiban agama menurut kepercayaan masing-masing Banyak masyarakat yang masih menjalankan kewajibannya sebagai seorang yang taat beragamana, dibuktikan dengan banyak masyarakat umat muslim yang berbondong-bondong datang ke masjid dakat rumah warga. Hampir setiap waktu salat mereka datang sebelum dimulai adzan. Mereka juga ( bagi laki – laki ) jarang berkeliaran pada hari Jumat karena menjalankan ibadah shalat Jumat. Tidak hanya umat muslim juga, karena ada umat nasrani yang setiap hari minggu pergi ke gereja untuk beribadah. Mereka menjalankan agama mereka dengan baik (toleransi antar umat). Dengan demikian nilai - nilai ketuhanan yang menjadi identitas nasional sampai saat ini masih bisa terjaga dengan baik, bahkan akan lebih baik lagi apabila dapat ditingkatkan. b) Gotong Royong Gotong royong seperti sudah mendarah daging sejak zaman dulu. Hingga sekarang gotong royong masyarakat tidak pernah luntur dari jiwa. Setiap hari Minggu, pagi – pagi jalanan warga sudah terlihat ramai. Warga saling gotong royong membersihkan jalanan yang kotor, dan penuh rerumputan. Mereka bersihkan daerah tersebut hingga nyaman untuk digunakan. Tapi sayang beberapa tahun ini ada sebagian besar warga yang bermalas - malasan untuk mengikuti acara gotong royong. Menurut warga, sebagian besar masyarakat yang tidak mengikuti acara gotong royong tersebut dikarenakan rasa kebersamaa yang kurang mereka menggunakan berbagai macam alasan untuk tidak mengikuti acara gotong royong tersebut. Seharusnya sikap seperti itu harus kita tinggalkan karena mengikuti acara gotong royong akan banyak manfaatnya seperti: - Timbul rasa kebersamaan - Sikap saling tolong menolong - Sikap rela berkorban - Rasa sosial yang tinggi c) Sikap adil dan beradab dari para pemimpin Para pemimpin yang baik, adil, dan beradab merupakan sosok pemimpin yang menjadi dambaan warganya. Pemimpin yang demikian berarti sudah bisa menjadi panutan dan memang harus ditiru. Sikap adil harus ditanamkan kepada seluruh pemimpin supaya kelak daerah yang dipimpin menjadi terarah, dan sejahtera. Dari desa yang saya observasi, masih sedikit dari mereka yang bersifat adil karena mereka lebih mementingkan tingkat hubungankekerabatan dan kedekatan bukan pada tingkat keadilan yang berdasarkan mana yang harus dan tidak harus diadili. Seharusnya sikap demikian dibuang jauh – jauh dan di ganti keadilan yang harus diperjuangkan. Apabila keadilan sudah diterapkan maka sejahteralah warganya. d) Pergaulan dan moral masyarakat Moral menjadi ciri jatidiri suatu masyarakat. Moral sangat berkaitan dengan pergaulan. Apabila seorang warga pergaulannya baik, otomatis moralnya juga baik. Dengan demikian pergaulan sangat menentukan moral seseorang. Di tempat yang saya obsevasi banyak masyarakat yang masih sangat berhati – hati memilih teman permainan. Mereka lebih memilih teman yang tidak melenceng jauh dari agama. Maka tidak heran mereka lebih memilih membantu orang tua mereka di rumah dibandingkan dengan harus bermain – main yang tidak penting. Moral mereka juga sangat baik. Tidak ada anak gadis yang berkeliaran malam – malam karena menurut mereka apabila anak gadis tersebut masih berkeliaran melebihi maghrib, anak tersebut dianggap telah rusak moralnya dan mempermalukan orangtuanya. e) Sikap sosial yang tinggi Seseorang tidak mampu melakukan sesuatu hal dengan sendiri, maka manusia dikatakan makhluk sosial. Di daerah yang saya observasi, sikap sosial dari sebagian masyarakat masih sangat tinggi, mereka saling berkumpul untuk membicarakab masalah – masalah yang ada di kampung mereka. Mereka berusaha mencari jalan keluar dengan cara bermusyawarah. Dengan demikian tidak akan banyak masalah yang menumpuk. Hal demikian menjadi cerminan rasa sosial yang tinggi dimana mereka tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi tetapi juga kepentingan bersama. Namun sayang hanya sebagian kecil masyarakat yang masih perduli dengan kepentingan bersama karena kebanyakan mereka acuh. Hal ini harus segera diubah agar kelak para penerus mereka juga mempunyai sikap sosial yang tinggi untuk memperbaiki keadaan mereka. f) Menjaga budaya Contoh masyarakat yang masih sangat menjaga rasa nasionalismenya ialah masyarakat yang menjaga budaya mereka agar tetap terjaga kelestariannya kelak sampai anak cucu mereka. Di sini masyarakatnya masih menjaga identitas budaya mereka. Contohnya saja apabila ada khitanan pasti menggunakan hiburan yang masih berbau kedaerahan mereka seperti wayang dan ebleg ( kuda lumping). Hal ini telah menunjukkan bahwa mereka masih sangat menghormati budaya. Rasa nasionalisme akan terjaga apabila mereka tidak melupakan budaya daerah masing – masing. BAB IV KESIMPULAN
Identitas nasional merupakan pandangan hidup bangsa, kepribadian
bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Unsur-unsur dari identitas nasional adalah Suku Bangsa: gol sosial (askriptif : asal lhr), golongan,umur. Agama : sistem keyakinan dan kepercayaan. Kebudayaan: pengetahuan manusia sebagai pedoman nilai,moral, das sein das sollen,dlm kehidupan aktual. Bahasa : Bahasa Melayu-penghubung (linguafranca). Faktor-faktor kelahiran identitas nasional adalah Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi faktor subjektif dan factor objektif, Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara. Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi. “Rejuvenasi Pancasila di Tengah Arus Globalisasi”.
Dalam Tri Sutrisno,2006. Jakarta:Yayasan Taman Pustaka. Sugiato.1991.Indentitas dan Hakikat Bangsa kita, Jakarta. Smith, Anthony D,2003, Naionalisme,Teori Ideologi,Sejarah,Jakarta: Penerbit Erlangga Jamhari, “After the Fact: Indonesia dan Multikulturalisme”, makalah dalam Workshop on Civic Education, Bandung, 2003 Suradinata, Ermaya.2005. Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi, Jakarta: Suara bebas.