Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelompok 2
1
Kata pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul “KODE ETIK DAN ISU
KEPERAWATAN”. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai
acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca . Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna . Untuk itu,kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami diwaktu yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
2
Daftar Isi
Cover...........................................................................1
Kata pengantar............................................................2
Daftar isi.....................................................................3
Bab I............................................................................4
Pendahuluan
Bab II...........................................................................6
Pembahasan
Bab III.........................................................................36
Penutup
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya
tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi
juga dengan mempertimbangkan etika.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. FUNGSI KODE ETIK KEPERAWATAN
7
dalam profesi keperawatan sendiri maupun hubungannya dengan
profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan
oleh praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi
moral dalam pelaksanaan tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan
tugasnya diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun
masyarkat.
4. Merupakan dalam menyusun kurikulum pendidikan
keperawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi
pada sikap profesional keperawatan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat
pemakai/pengguna tenaga keperawatan akan pentingnya skap
professional dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan.
1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang
kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan
pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan
etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada
lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada
moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih
luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang
mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan
organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi
semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan
8
biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik,
etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan Dapat
disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan
prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan
1. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari
konsekwensi atau akibat tindakan Contoh : Mempertahankan
kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang
tidak menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang
terlibat, tetapi pada dasarnya hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
9
2. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-
prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent, alokasi
sumber-sumber, dan euthanasia.
1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal
10
dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya
kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan
prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan
paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar
dalam membangun hubungan saling percaya.
11
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah
untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam
rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien
dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang
klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali
12
pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawtan
Indonesia :
13
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
14
H. KODE ETIK KEPERAWATAN AMERICAN NURSES
ASSOCIATION (ANA)
15
masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
publik.
16
rahasia pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan
bila diperlukaan oleh pihak yang berkepentingan atau pengadilan.
17
J. ISU KEPERAWATAN
1. Issue
Suatu peristiwa yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, sosial, politik,
dll.
Issue adalah sesuatu yang sedang banyak dibicarakan oleh
masyarakat akan tetapi kebenaranya belum dapat dibuktikan.
1. Abortus
Abortus adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu
namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran
prematur. Menggugurkan kandungan atau dalam dunia
kedokteran dikenal dengan istilah “abortus” adalah
pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu kehamilan
atau berat bayi kurang dari 500 g(ketika janin belum dapat
hidup di luar kandungan). Angka kejadian aborsi meningkat
denganbertambahnya usia dan terdapatnya riwayat aborsi
sebelumnya.
Proses abortus berlangsung secara :
1. Spontan / alamiah (terjadi secara alami, tanpa tindakan
apapun)
2. Buatan / sengaja (aborsi yang dilakukan secara sengaja)
3. Terapeutik / medis (aborsi yang dilakukan atas indikasi
medik karena terdapatnya suatupermasalahan atau
komplikasi).
18
Penyebab abortus
Penyebab abortus spontan bervariasi meliputi infeksi, faktor
hormonal, kelainan bentuk rahim,faktor imunologi (kekebalan
tubuh), dan penyakit dari ibu. Penyebab abortus pada umumnya
terbagi atas faktor janin dan faktor ibu :
a. Faktor Janin
Pada umumnya abortus spontan yang terjadi karena faktor janin
disebabkan karena terdapatnyakelainan pada perkembangan janin
[seperti kelainan kromosom (genetik)], gangguan pada ari-ari
maupun kecelakaan pada janin. Frekuensi terjadinya kelainan
kromosom (genetik) pada triwulanpertama berkisar sebesar 60%.
b. Faktor Ibu
Beberapa hal yang berkaitan dengan faktor ibu yang dapat
menyebabkan abortus spontan adalahfaktor genetik orangtua yang
berperan sebagai carrier (pembawa) di dalam kelainan
genetik;infeksi pada kehamilan seperti herpes simpleks virus,
cytomegalovirus, sifilis, gonorrhea;kelainan hormonal seperti
hipertiroid, kencing manis yang tidak terkontrol; kelainan
jantung;kelainan bawaan dari rahim, seperti rahimbikornu(rahim
yang bertanduk), rahim yang bersepta(memiliki selaput pembatas di
dalamnya) maupun parut rahim akibat riwayat kuret atau
operasirahim sebelumnya.Miomapada rahim juga berkaitan dengan
angka kejadian aborsi spontan. Selain itu, ada beberapa diantara
orang tua yang tidak menginginkan kehadiran janin tersebut dengan
alasan yang bervariasi.
1. Urea
Karena bahaya penggunaan saline, maka suntikan lain yang
biasa dipakai adalah hipersomolar urea, walau metode ini
kurang efektif dan biasanya harus dibarengi dengan asupan
hormon oxytocin atau prostaglandin agar dapat mencapai
hasil maksimal. Gagal aborsi atau tidak tuntasnya aborsi
sering terjadi dalam menggunakan metode ini, sehingga
operasi pengangkatan janin dilakukan. Seperti teknik suntikan
aborsi lainnya, efek samping yang sering ditemui adalah
pusing-pusing atau muntah-muntah. Masalah umum dalam
aborsi pada trimester kedua adalah perlukaan rahim, yang
20
berkisar dari perlukaan kecil hingga perobekan rahim. Antara
1-2% dari pasien pengguna metode ini terkena
endometriosis/peradangan dinding rahim.
2. Prostaglandin
Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara
alami oleh tubuh dalam proses melahirkan. Injeksi dari
konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air ketuban memaksa
proses kelahiran berlangsung, mengakibatkan janin keluar
sebelum waktunya dan tidak mempunyai kemungkinan untuk
hidup sama sekali. Sering juga garam atau racun lainnya
diinjeksi terlebih dahulu ke cairan ketuban untuk memastikan
bahwa janin akan lahir dalam keadaan mati, karena tak jarang
terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara paksa ini dan
keluar dalam keadaan hidup. Efek samping penggunaan
prostaglandin tiruan ini adalah bagian dari ari-ari yang
tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna, trauma rahim
karena dipaksa melahirkan, infeksi, pendarahan, gagal
pernafasan, gagal jantung, perobekan rahim.
21
dalam rahim bersamaan dengan tubuh janin yang lebih dahulu
ditarik keluar.
4. Histerotomy
Sejenis dengan metode operasi caesar, metode ini digunakan
jika cairan kimia yang digunakan/disuntikkan tidak
memberikan hasil memuaskan. Sayatan dibuat di perut dan
rahim. Bayi beserta ari-ari serta cairan ketuban dikeluarkan.
Terkadang, bayi dikeluarkan dalam keadaan hidup, yang
membuat satu pertanyaan bergulir: bagaimana, kapan dan
siapa yang membunuh bayi ini? Metode ini memiliki resiko
tertinggi untuk kesehatan wanita, karena ada kemungkinan
terjadi perobekan rahim.
22
yang paling sering terjadi yang dikenal dengan komplikasi
paska-aborsi.
7. Pil RU 486
Masyarakat menamakannya “Pil Aborsi Perancis”. Teknik ini
menggunakan 2 hormon sintetik yaitu mifepristone dan
misoprostol untuk secara kimiawi menginduksi kehamilan
usia 5-9 minggu. Di Amerika Serikat, prosedur ini dijalani
dengan pengawasan ketat dari klinik aborsi yang
mengharuskan kunjungan sedikitnya 3 kali ke klinik tersebut.
Pada kunjungan pertama, wanita hamil tersebut diperiksa
dengan seksama. Jika tidak ditemukan kontra-indikasi (seperti
perokok berat, penyakit asma, darah tinggi, kegemukan, dll)
yang malah dapat mengakibatkan kematian pada wanita hamil
itu, maka ia diberikan pil RU 486.
Kerja RU 486 adalah untuk memblokir hormon progesteron
yang berfungsi vital untuk menjaga jalur nutrisi ke plasenta
tetap lancar. Karena pemblokiran ini, maka janin tidak
23
mendapatkan makanannya lagi dan menjadi kelaparan. Pada
kunjungan kedua, yaitu 36-48 jam setelah kunjungan pertama,
wanita hamil ini diberikan suntikan hormon prostaglandin,
biasanya misoprostol, yang mengakibatkan terjadinya
kontraksi rahim dan membuat janin terlepas dari rahim.
Kebanyakan wanita mengeluarkan isi rahimnya itu dalam 4
jam saat menunggu di klinik, tetapi 30% dari mereka
mengalami hal ini di rumah, di tempat kerja, di kendaraan
umum, atau di tempat-tempat lainnya, ada juga yang perlu
menunggu hingga 5 hari kemudian. Kunjungan ketiga
dilakukan kira-kira 2 minggu setelah pengguguran
kandungan, untuk mengetahui apakah aborsi telah
berlangsung. Jika belum, maka operasi perlu dilakukan (5-10
persen dari seluruh kasus). Ada beberapa kasus serius dari
penggunaan RU 486, seperti aborsi yang tidak terjadi hingga
44 hari kemudian, pendarahan hebat, pusing-pusing, muntah-
muntah, rasa sakit hingga kematian. Sedikitnya seorang
wanita Perancis meninggal sedangkan beberapa lainnya
mengalami serangan jantung.
24
membuang karbondioksida dan produk-produk buangan
lainnya, tetapi juga memproduksi hormon hCG (human
chorionic gonadotropin), yang memberikan tanda pada corpus
luteum untuk terus memproduksi hormon progesteron yang
berguna untuk mencegah gagal rahim dan keguguran.
25
Dalam bungkus MTX, pabrik pembuat menuliskan peringatan
keras bahwa MTX memang berguna untuk pengobatan
kanker, beberapa kasus artritis dan psoriasis, “kematian
pernah dilaporkan pada orang yang menggunakan MTX”, dan
pabrik itu menyarankan agar hanya para dokter yang
berpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang terapi
antimetabolik saja yang boleh menggunakan MTX. Meski
para dokter aborsi yang menggunakan MTX menepis efek-
efek samping MTX dan mengatakan MTX dosis rendah baik
untuk digunakan dalam proses aborsi, dokter-dokter aborsi
lainnya tidak setuju, karena pada paket injeksi yang
digunakan untuk aborsi juga tertera peringatan bahaya racun
walau MTX digunakan dalam dosis rendah.
26
Sudut pandang tentang aborsi
1. Aborsi menurut hukum di Indonesia
Tindakan aborsi menurut Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) di Indonesia dikategorikan sebagai tindakan
kriminal. Pasal-pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah
pasal 299, 341, 342, 343, 346, 347, 348, dan 349. Menurut
KUHP, aborsi merupakan:
Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai (38-40 minggu).
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20
minggu).Dari segi medikolegal maka istilah abortus,
keguguran, dan kelahiran prematur mempunyai arti yang
sama dan menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia
kehamilan yang cukup.
27
3. Menurut norma masyarakat
Istilah aborsi di masyarakat mempunyai arti “negative
meaning”. Yang mana, menurut kaum masyarakat yang
namanya aborsi adalah pengguguran kandungan yang
disengaja dalam upaya orang tua janin untuk menutupi
aibnya. Hal ini merupakan suatu hal yang tabu bagi
masyarakat. Berbeda jika judulnya diganti dengan keguguran,
masyarakat menganggap hal ini merupakan suatu musibah
bagi orang tuanya karena telah kehilangan calon bayinya.
28
yakni untuk menyelamatkan jiwa sang ibu. Maka dari itu, jika
tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan jiwa ibu, aborsi pun
merupakan suatu kewajiban untuk dilakukan.
2. Euthanasia
Eutanasia (Bahasa Yunani: ευθανασία -ευ, eu yang artinya
“baik”, dan θάνατος, thanatos yang berarti kematian) adalah
praktik pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui
cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau
menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan
dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.
29
(pernyataan tertulis tangan). Eutanasia non agresif pada
dasarnya adalah suatu praktik eutanasia pasif atas permintaan
pasien yang bersangkutan.
30
• Eutanasia di luar kemauan pasien: yaitu suatu tindakan
eutanasia yang bertentangan dengan keinginan si pasien untuk
tetap hidup. Tindakan eutanasia semacam ini dapat disamakan
dengan pembunuhan.
31
Pasal 344 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang
menyatakan bahwa “Barang siapa menghilangkan nyawa
orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang
disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum
penjara selama-lamanya 12 tahun”. Juga demikian halnya
nampak pada pengaturan pasal-pasal 338, 340, 345, dan 359
KUHP yang juga dapat dikatakan memenuhi unsur-unsur
delik dalam perbuatan eutanasia. Dengan demikian, secara
formal hukum yang berlaku di negara kita memang tidak
mengizinkan tindakan eutanasia oleh siapa pun.
Ketua umum pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Farid Anfasal Moeloek dalam suatu pernyataannya yang
dimuat oleh majalah Tempo Selasa 5 Oktober 2004
menyatakan bahwa : Eutanasia atau “pembunuhan tanpa
penderitaan” hingga saat ini belum dapat diterima dalam nilai
dan norma yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.
“Euthanasia hingga saat ini tidak sesuai dengan etika yang
dianut oleh bangsa dan melanggar hukum positif yang masih
berlaku yakni KUHP.
32
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik.” (QS 2: 195), dan dalam ayat lain
disebutkan, “Janganlah engkau membunuh dirimu sendiri,”
(QS 4: 29), yang makna langsungnya adalah “Janganlah kamu
saling berbunuhan.” Dengan demikian, seorang Muslim
(dokter) yang membunuh seorang Muslim lainnya (pasien)
disetarakan dengan membunuh dirinya sendiri.
Eutanasia dalam ajaran Islam disebut qatl ar-rahmah atau
taisir al-maut (eutanasia), yaitu suatu tindakan memudahkan
kematian seseorang dengan sengaja tanpa merasakan sakit,
karena kasih sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan
si sakit, baik dengan cara positif maupun negatif.
Pada konferensi pertama tentang kedokteran Islam di Kuwait
tahun 1981, dinyatakan bahwa tidak ada suatu alasan yang
membenarkan dilakukannya eutanasia ataupun pembunuhan
berdasarkan belas kasihan (mercy killing) dalam alasan
apapun juga
3. Transplantasi Organ
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan
tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan
ganguan fungsi organ tubuh yang berat.
Jenis-Jenis Transplantasi :
Kini telah dikenal beberapa jenis transplantasi atau
pencangkokan, baik berupa cel, jaringan maupun organ tubuh
yaitu sebagai berikut:
1. Transplantasi Autologus
Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh
itu sendiri,yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi.
2. Transplantasi Alogenik
33
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama
spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa
hubungan keluarga.
3. Transplantasi Singenik
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang
identik,misalnya pada gambar identik.
4. Transplantasi Xenograft
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak
sama spesiesnya
34
2. Berdasarkan Sudut Pandang Agama
Islam memerintahkan agar setiap penyakit diobati.
Membiarkan penyakit bersarang dalam tubuh dapat berakibat
fatal, yaitu kematian. Membiarkan diri terjerumus pada
kematian adalah perbuatan terlarang.Namun dalam masalah
ini,masih belum ada kesepakatan tentang boleh tidaknya
transplantasi organ manusia.
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama
bidang keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini
mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami tentang
etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode
etiknya (kode etik keperawatan).
36
Dalam menjalankan pelayanan kesehatan, masing-masing profesi
harus berpedoman pada etika profesinya dan harus pula memahami
etika profesi disiplin lainnya apalagi dalam wadah dimana mereka
berkumpul agar tidak saling berbenturan.
C. Daftar pustaka
http://anisa1707.blogspot.co.id/2012/11/tren-dan-issue-
keperawatan.html
http://siasido.blogspot.co.id/
makalah-isu-etika-keperawatan-dalam.html
http// makalah-etika-keperawatan/
37