Вы находитесь на странице: 1из 21

CRITICAL BOOK REVIEW

PROFESI KEPENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Vidya Dwi Amalia Zati, S.S., M.Hum.

Disusun Oleh :
TRIANA ARDIANTI
4172111045
PENDIDIKAN MATEMATIKA REGULER B
2017

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas critical book
review mata kuliah profesi kependidikan. Saya berterima kasih kepada ibu Vidya
Dwi Amalia Zati, S.S., M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah profesi
kependidikan yang sudah memberikan mimbingan kepada saya.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih banyak terdapat kekurangan oleh
karena itu saya meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Dan saya juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga tugas ini dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 5 Maret 2018

Triana Ardianti

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ................................................................................ 2

DAFTAR ISI .............................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 4

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 4


1.2. Tujuan dan Manfaat ..................................................................... 4

BAB II ISI BUKU ..................................................................................... 6

2.1. Identitas Buku ............................................................................... 6


2.2. Ringkasan Buku ............................................................................ 6

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 19

4.1. Kelemahan dan Kelebihan Buku .................................................. 19

BAB IV Penutup ......................................................................................... 20

3.1. Kesimpulan .................................................................................. 20


3.2. Saran ............................................................................................ 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk mempersiapkan


peserta didik menjadi manusia yang mandiri dan mampu mengoptimalisasikan
segala aspek minat, bakat, dan keahliannya melalui suatu proses pembelajaran.
Pendidikan dapat dijadikan acuan sejauh mana suatu bangsa telah berkembang,
karena pendidikan menggambarkan kualitas dari bangsa tersebut. Tanpa adanya
pendidikan maka suatu bangsa tidak akan pernah bisa bertahan di dalamera
globalisasi dan era intelektual ini. Dalam pelaksanaan pendidikan pastilah ada
pelaku pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu yaitu guru.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui proses pendidikan


merupakan prioritas kebijakan dalam dunia pendidikan. Guru merupakan unsur
penting dalam dunia pendidikan, sebab pendidikan bermutu salah satunya
ditentukan oleh profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
lainnya. Maka dari itu perlu adanya peningkatan profesionalisme guru.

Guru yang profesional tidak akan dapat dicapai hanya melalui pemberian
tunjangan profesi tanpa dipersiapkan secara matang sebelum mereka menjadi guru
dan dilanjutkan dengan pembinaan yang optimal pada saat mereka bertugas sebagai
guru secara terus-menerus.

Pengetahuan tentang profesionalisasi pendidikan perlu di pupuk dari


sekarang, sebagai mahasiwa calon guru kita sudah sepatutnya memahami konsep
profesi kependidikan.

1.2 Tujuan
- Memenuhi salah satu tugas pokok mata kuliah profesi kependidikan
- Memahami hakikat profesi kependidikan.
- Mengetahui bagaimana profesionalisme seorang guru.
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profesi guru.
- Memahami peranan guru dalam manajemen pendidikan.

4
1.3 Manfaat
- Agar para pembaca memahami hakikat profesi kependidikan.
- Agar para pembaca mengetahui bagaimana profesionalisme seorang guru.
- Agar pembaca memahami peranan guru dalam manajemen pendidikan.

5
BAB II

ISI BUKU

2.1 Identitas Buku

 Judul buku : PROFESI KEPENDIDIKAN “Perspektif Guru


Profesional”
 Penulis : - Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd, Ph.D
- Dr. Hj. Aslamiah Ahmad, M.Pd, Ph.D
- Sulistiyana S.Pd, M.Pd
 Penerbit : PT Rajagrafindo Persada
 Tahun Terbit : 2015
 Jumlah Halaman: 221 halaman
 ISBN : 978-979-769-914-7

2.2 Ringkasan Buku

BAB 1 : Hakikat Profesi Guru

Sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya diharapkan mampu mengelola


kelasnya menjadi suatu lingkungan pendidikan yang sarat (penuh) nilai. Dengan
demikian guru akan dapat mempersiapkan peserta didiknya bukan hanya sebagai
individual yang mandiri, tetapi juga menolong peserta didiknya mencapai tingkat
kemanusiaannya secara sempurna (manusia unggul), yaitu manusia yang dapat
eksis secara fungsional di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negaranya, dan
bahkan masyarakat dunia. Hal tersebut hanya dapat diwujudkan melalui dampak

6
pengajaran dan keteladanan dalam lingkungan pendidikan yang sarat nilai dan ilmu
pengetahuan/science serta teknologi dengan berlandaskan kepribadian yang
relegius.

Adanya tuntutan terhadap mutu pendidikan yang tinggi itu pada gilirannya
memerlukan guru yang bermutu dan profesional dalam bidangnya. Hal tersebut
sejalan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
yang mempersyaratkan pendidikan minimal bagi seorang guru mulai dari TK
sampai dengan SMTA adalah Strata 1 serta Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara tegas menyatakan seorang


guru yang layak mengajar adalah mereka yang memiliki kompetensi pedagogis,
profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Hal ini menuntut setiap
orang yang merasa sebagai guru atau tenaga pendidik untuk selalu berupaya
menyesuaikan tuntutan kualifikasi dan kualitas kompetensi guru dengan peraturan
perundang-undangan tersebut di atas

syarat pertama untuk dapat dikatakan suatu pekerjaan/jabatan sebagai suatu


profesi adalah adanya bidang ilmu yang mendasari teknik, prosedur kerja dan lain-
lain yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus yang dipersiapkan untuk
itu.
syarat kedua untuk dapat dikatakan suatau pekerjaan/jabatan sebagai suatu profesi
adalah adanya kode etik jabatan/kode etik profesi yang disepakati bersama, yang
mengatur tingkah laku, sikap dan cara kerja pemangku profesi itu.
syarat ketiga untuk dapat dikatakan suatu pekerjaan/jabatan sebagai suatu
profesi adalah adanya layanan unik yang memperoleh pengakuan dari masyarakat
atau pemerintah.

7
BAB 2 : Bimbingan dan Konseling
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara harfiah istilah “guidance” (bimbingan) dari akar kata “guide” yang
berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to
manage), (4) menyetir (to steer), (5) menunjukkan jalan (showing the way), (6)
memimpin (leading), (7) memberikan petunjuk (giving instruction), (8) mengatur
(regulating), (9) dan memberi nasihat (giving advice) (winkel, 1991)
Sedangkan counseling dalam bahasa Indonesia disebut konseling
mempunyai makna membantu seseorang untuk menemukan jalan terbaik dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

B. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah

Peranan BK dalam Proses Pembelajaran di Sekolah :


 Pertama, kaitan antara bimbingan konseling dengan administrasi sekolah.
Administrasi sekolah membutuhkan bimbingan konseling dalam hal masukan,
saran-saran, dan laporan-laporan yang terutama berkaitan dengan kebutuhan
siswa.
 Kedua, kaitan antara bimbingan konseling dengan aspek pengajaran dan
pembelajaran di sekolah yang identik dengan kurikulum yang ada, dimana
kemudian tujuannya adalah menyediakan pengalaman belajar bagi siswa.
 Ketiga, berkaitan antara bimbingan konseling dengan siswa. Dimana
sesungguhnya, bimbingan konseling punya peran besar dalam meningkatkan
kualitas siswa.

Tujuan layanan bimbingan konseling terhadap siswa di sekolah adalah


membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga
terjadi proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

8
Pelayan bimbingan dan konseling memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi
pencegahan (preventif), pemahaman, pengentasan, pemeliharaan, penyaluran,
penyesuaian, pengembangan, perbaikan, dan advokasi.

C. Prinsip Bimbingan dan Konseling


Bimbingan konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam
menjalankan program pelayanan bimbingan. Menurut Prayitno dan Amti (1994)
prinsip bimbingan konseling yaitu rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan
proses penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan.
Adapun rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling mencakup
prinsip sasaran layanan, prinsip permasalahn individu, prinsip program pelayanan
dan yang terakhir prinsip tujuan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.

D. Asas Bimbingan dan Konseling


Terdapat sebelas asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling itu adalah sebagai berikut.
1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kekinian
5. Asas kemandirian
6. Asas kegiatan
7. Asas kedinamisan
8. Asas keterpaduan
9. Asas kenormatifan
10. Asas keahlian
11. Asas alih tangan

9
E. Landasan Bimbingan dan Konseling
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor
selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.
Secara teoretik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum
terdapat enam aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan
konseling, yaitu landasan filosofis, religious, psikologis, social-budaya, pedagogis,
dan ilmu pengetahuan (ilmiah dan teknologi.

F. Bidang Bimbingan Belajar, Sosial, Pribadi dan Karier


Bimbingan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Secara khusus peran bimbingan konseling
dalam bidang bimbingan belajar, sosial, karier dan pribadi adalah sebagai berikut:
 Bimbingan belajar ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang
berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah
 Bimbingan yang berkaitan dengan masalah pribadi ini dimaksudkan untuk
membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi, yang dapat
mengganggu kegiatan belajarnya
 Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan
dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah social,
sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.
 Bimbingan karier merupakan layanan bantuan kepada peserta didik dalam
mempertimbangkan pilihan kerja atau mempertimbangkan untuk bekerja atau
tidak; dan (jika perlu segera bekerja, baik part-time maupun full-time).

10
G. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling di Sekolah

Personel Kantor Dinas


Pendidikan

Kepala Sekolah

Tata Usaha

Wali kelas / Guru Pembina Guru Mata Pelajaran

Guru Pembimbing

Tenaga Ahli BP 3

Sisiwa

H. Orientasi Bimbingan dan Konseling


Layanan bimbingan konseling juga dilakukan dengan mempertimbangkan
orientasi atau pusat perhatian atau arah yang menjadi focus dalam layanan yang
akan diberikan kepada konseli. Yang dimaksudkan orientasi dalam layanan
bimbingan konseling disini adalah “pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”.
Beberapa orientasi dalam layanan bimbingan dan konseling yaitu: orientasi
perorangan, orientasi perkembangan, dan orientasi permasalahan.

11
I. Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan Schmuller
(1976) mengemukakan adanya bidang-bidang atau pelayanan yang saling terkait.
Bidang-bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada apabila diinginkan agar
pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi
secara optimal kebutuhan peserta didik dalam proses perkembangannya. Terdapat
tiga bidang pelayanan pendidikan yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, bidang
administrasi dan kepemimpinan dan kesiswaan.
Kegiatan layanan bimbingan tidak dapat dilakukan oleh seseorang oleh
seseorang yang telah memperoleh pendidikan khusus dalam bimbingan konseling
dengan kata lain harus dilakukan oleh tenaga ahli.tenaga inti (dan ahli) dalam
bidang pelayanan bimbingan dan konseling adalah konselor.dalam kaitannya
dengan tujuan yang luas, konselor tidak hanya berhubungan dengan peserta didik
atau siswa saja, melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat secara
bersama-sama menunjang pencapaian tujuan itu, yaitu sejawat (sesama konselor,
guru, dan personel sekolah lainnya), orang tua, dan masyarakat pada umumnya.

J. Kode Etik Bimbingan Konseling


Bimo Walgito (1980) mengemukakan beberapa butir rumusan kode etik
bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang
bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh prinsip-prinsip
bimbingan konseling.
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
mencapai hadil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada
keahliannya atau wewenangnya. Karena itu, pembimbing jangan sampai
mencampuri wewenang serta tanggung jawabnya.
3. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsung berkaitan dengan
kehidupan pribadi orang, maka seorang pembimbing harus:
a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-
baiknya.
b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien.

12
c. Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam
klien.
d. Pembimbing tidak diperkenankan
1) Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau
tidak terlatih.
2) Menggunakan alat-alat yang kurang dapat
dipertanggungjawabkan.
3) Mengambil tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang
tidak baik bagi klien.
4) Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien
tersebut.
e. Meminta bantuan ahli dalam bidang lain diluar kemampuan atau
keahliannya ataupun diluar keahlian stafnya yang diperlukan dalam
melaksanakan bimbingan dan konseling.
f. Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang
berat yang memerlukan pengabdian penuh.

K. Peran Guru dalam Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Dalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan factor utama. Dalam
tugasnya sebagai pendidik, guru banyak sekali memgang berbagai jenis
peranan yang harus dilaksanakan. Guru yang dianggap baik ialah mereka
yang berhasil dalam memerankan peranan-peranan itu dengan sebaik-
baiknya, artinya dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang sesuai
dengan jabatannya dan dapat diterima oleh lingkungan dan masyarakat.
Peran guru dalam program bimbingan dan konseling di sekolah meliputi:
1. Guru sebagai mediator kebudayaan
2. Guru sebagai mediator dalam belajar
3. Guru sebagai pembimbing
4. Guru sebagai mediator antara sekolah dan masyarakat
5. Guru sebagai penegak disiplin
6. Guru sebagai administrator dan manager kelas
7. Guru sebagai anggota suatu profesi

13
L. Kerja Sama Guru dan Konselor Sekolah dalam Layanan Bimbingan dan
Konseling
Layanan bimbingan di sekolah akan lebih efektif jika guru dapat bekerja
sama dengan pembimbing sekolah dalam proses pembelajaran. Didalam menangani
kasus-kasus tertentu, guru pembimbing perlu menghadirkan guru atau pihak-pihak
terkait guna membicarakan pemecahan masalah yang dihadapi siswa. Kerja sama
guru pembimbing dengan wali kelas sebagai pengelola kelas tentu sangat erat dan
besar sekali. Terutama membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi
siswa.
Kepribadian utama yang harus dimiliki oleh seorang konselor adalah
terpercaya, sehingga menjadi agen yang membawa pengaruh positif pada
pertumbuhan dan perkembangan individu. Kepribadian terpercaya akan
teraktualisasikan dalam sikap: mampu menjaga rahasia, terbuka, jujur, tulus,
autentik dalam bertindak, memandang dan menerima individu apa adanya,
perhatian, percaya diri, dan hangat.

BAB 3 : Administrasi Sekolah


A. Pengertian Administrasi Pendidikan di Sekolah
Kemampuan administrasi dan atau Manajemen Pendidikan pada
gilirannya akan menempatkan para petugas pendidikan bertanggung jawab
terhadap pengelolaan pendidikan dalam unit kerjanya masing-masing, baik
dalam posisinya sebagai pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan maupun
pelaksana proses pembelajaran di kelas (guru).
Di samping itu, administrasi pendidikan yang baik akan memberikan
dampak yang sangat besar bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan
kualitas kinerja lembaganya. Hal ini berarti administrasi/manajemen yang baik
akan dapat membawa pada peningkatan mutu hasil lulusan bagi lembaga.

B. Fungsi Administrasi
Secara umum dan banyak dikemukakan oleh beberapa ahli bahwa
administrasi pendidikan memiliki ruang lingkup yang luas. Tetapi sebelum

14
membahas ruang lingkup tersebut terlebih dahulu akan diuraikan tinjauan
administrasi sebagai proses kegiatan, yang di dalamnya menerapkan
fungsifungsi manajemen (ada ahli yang menyebutkan dengan fungsi organik).
Sedangkan John Stephen Knezevich menyebutnya dengan istilah
administrasi pendidikan dilihat sebagai proses manajemen. Tugas pengelolaan
(khususnya dalam dunia perusahaan) sering berada pada manajer. Meskipun
demikian sering pula tugas pengelolaan itu dilakukan sendiri oleh pimpinan
tertinggi. Sebagai manajer ia perlu menggunakan fungsi-fungsi manajemen
dalam pelaksanaan tugasnya.
Ada beberapa fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli,
menurut cara pandang
dan latar belakang filosofis mereka masing-masing.
1. Fayol : Planning, organizing, commanding, coordinating and controlling.
2. GulHck : Planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting and
budgetting
3. Newman: Planning, organizing, assembling resource, directing and
controlling.
4. Sears : Planning, organizing, allocating, coordinating and evaluating.
5. Assa : Planning, allocating, stimulating, coordinating, and evaluating.
6. Gregg: Decision making, planning, organizing, communication, influencing,
coordinating and evaluating.
7.Campbell: Decision making, programming, coordinating, and appraising

BAB 3 Supervisi Pendidikan


A. Perlunya Pembinaan Guru
Kemampuan mengajar memerlukan seperangkan pengetahuan dan
keterampilan tertentu agar dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal dan hasil
yang maksimal. Kemampuan mengajar tersebut tidak dapat hanya dibentuk melalui
lembaga penghasil guru (LPTK), tetapi perlu dilanjutkan pembinaannya oleh
lembaga di mana tenaga tersebut bertugas. Demikian besar dan beratnya tugas,
tanggung jawab, fungsi dan peranan guru tersebut sehingga dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari ia sering dihadapkan kepada berbagai permasalahan, mulai

15
dari masalah pribadi sampai pada masalah yang terkait dengan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai guru. Di antara guru-guru tersebut ada yang memiliki
kemampuan untuk mengatasi masalahnya, namun tidak sedikit yang tidak mampu
mengatasi masalahnya sendiri. Kondisi inilah sebenarnya yang membutuhkan ada
orang lain yang siap membantu mereka setiap saat, atau dengan kata lain mereka
membutuhkan pembinaan dari seorang kepala sekolah, pengawas atau pejabat
berwenang lainnya.

B. Pengertian dan Fungsi Pokok Supervisi


Perkembangan mutakhir tentang supervisi dikemukakan oleh Sergiovanni
(1980) yang menyatakan bahwa supervisi bukan hanya dilakukan oleh pejabat yang
sudah ditunjuk tetapi oleh seluruh personel yang ada di sekolah (by the centre
school staffs). Tujuan utama kegiatan supervisi adalah meningkatkan kualitas
pembelajaran, harapan akhirnya juga pada prestasi belajar siswa.Tentu saja
peningkatan tersebut tidak dapat hanya mengenai satu aspek saja, tetapi semua
unsur yang terkait dengan proses pembelajaran, antara lain siswa itu
sendiri, guru dan personel lain, peralatan, pengelolaan, maupun lingkungan tempat
belajar.
Tiga fungsi supervisi, yaitu: (1) sebagai kegiatan meningkatkan mutu
pembelajaran (2) sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-
unsur yang terkait dengan pembelajaran, dan (3) sebagai kegiatan memimpin dan
membimbing

BAB 5 : Manajemen Berbasis Sekolah


Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada dasarnya merupakan strategi
untuk mencapai sekolah yang efektif, karena itu MBS bukanlah tujuan akhir tetapi
merupakan sarana dan strategi untuk mencapai tujuan.
MBS adalah suatu konsep di mana kekuasaan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan
terjadinya proses pembelajaran, dalam hal ini berarti sekolah. Jadi MBS pada
hakikatnya adalah kewenangan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
sekolah diberikan kepada sekolah itu sendiri. Hal ini sangat penting karena yang

16
paling memahami dan paling mengerti secara detail dan komprehensif tentang
sekolah adalah sekolah itu sendiri. Oleh sebab itu, apa yang harus dikembangkan
oleh sekolah dan aspek apa yang harus diperkuat untuk meningkatkan mutu sekolah
adalah sekolah itu sendiri.

Tujuan dan Manfaat


Implementasi manajemen berbasis sekolah, pada dasarnya bertujuan untuk
memberdayakan sekolah secara optimal dalam pengelolaan dan pengembangan
sekolah. Secara khusus penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ini bertujuan
untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya lainnya.
2.Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama semua warga sekolah.
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua murid, masyarakat,
pemerintah dan unsur lainnya tentang mutu pelayanan di sekolah serta mutu sekolah
itu sendiri.
4. Meningkatkan suasana kompetisi yang sehat dan positif antarsekolah tentang
penyelenggaraan sekolah yang bermutu dan mutu sekolah yang dapat dicapai oleh
masing-masing sekolah.
Sedangkan manfaat yang akan diperoleh oleh lembaga pendidikan/sekolah
dengan diimplementasikannya pendekatan manajemen berbasis sekolah adalah
sebagai berikut:
1. Keleluasaan pengambilan keputusan pada tingkat sekolah dimaksudkan agar
sekolah dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dengan
mengalokasikannya sesuai prioritas program serta kebutuhan sekolahnya masing-
masing.
2. Manajemen berbasis sekolah mengupayakan penyelenggaraan sekolah,
khususnya pelayanan pembelajaran yang lebih baik dan bermutu bagi siswa.
3. Memberikan kesempatan bagi sekolah meningkatkan kinerja staf secara optimal
dan fleksibel.

17
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat secara lebih mendalam dankomprehensif
karena mereka terlibat langsung dalam setiap kebijakan yang diambil sekolah
secara bersama-sama.
5. Dengan adanya kewenangan pengelolaan sumber daya, sekolah dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru sehingga mereka dapat
berkonsentrasi penuh dalam pelaksanaan tugas mengajarnya.
6. Dengan diberikan kesempatan kepada sekolah mengembangkan kurikulum
secara luas, guru didorong berinovasi dengan melakukan berbagai pembaruan cara
dan metode pembelajaran, sehingga dapat mempercepat peningkatan mutu hasil
belajar. MBS menjamin partisipasi staf, orangtua murid, siswa dan masyarakat luas,
hal ini dapat meningkatkan komitmen dan kebersamaan dalam penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu.

18
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelemahan dan Kelebihan Buku


 Materi dalam buku ini dijelaskan secara beruntut sehingga terlihat
keterikatan yang jelas antara materi pada bab berikut dengan bab
sebelumnya.
 Materi yang dijabarkan dalam setiap bab merupakan materi yang cukup
banyak dan lengkap, tetapi juga terdapat materi yang tidak terlalu penting
sehingga terkesan tidak padat.
 Aspek-aspek pengetahuan mengenai pengertian profesi dan bagaimana
profesionalisme guru dijelaskan secara detail.
 Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dimengerti, tetapi terdapat
beberapa penjelasan yang harus dibaca berulang agar lebih dipahami
 Penulisan dalam buku sesuai dengan aturan EYD.
 Cover buku yang menarik, membuat adanya ketertarikan pembaca untuk
membaca buku tersebut.
 Dalam setiap penyampaian materi, buku ini memberikan gambaran atau
pendahuluan sehingga pembaca lebih memahami dan dapat menganalisa
materi yang disampaikan buku.
 Buku ini menyajikan contoh dalam menjelaskan materi
 Buku ini disertai dengan gambar atau diagream – diagram yang
menggambar suatu data sehingga lebih relevan data atau penjelasan yang
disampaikan dalam setiap materi pada buku tersebut.

19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, mengenai pembahasan isi dalam buku PROFESI
KEPENDIDIKAN Perspektif Guru Profesional maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu pengertian profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian dari para anggotanya. Profesionalisme guru sangat diperlukan untuk
mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan guru
merupakan faktor utama yang sangat berperan dalam pelaksanaan pendidikan.
Profesionalisme guru merupakan kondisi,arah ,nilai,tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan
dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang
profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang
dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi
proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang
lebih baik.
Peran guru profesionalalisme dalam proses dari pada administrasi dan
manajemen proses belajar mengajar : perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pembinaan kerja pengkoordinasian, pelaporan, anggaran. Faktor- faktor yang
mempengaruhi guru profesional : status akademik, pengalaman belajar, mencintai
profesi sebagai guru, berkepribadian.

Syarat- syarat menjadi guru profesional :

 Menuntut adanya keteramplilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu


pengetahuan yang mendalam
 Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya
 Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai
 Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya
 Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya

20
4.2 Saran

Akan lebih baik baik bagi pembaca apabila memperhatikan tata letak,
layout, font ataupun cara penulisan terhadap buku yang akan dibaca, karena
faktor tersebut menjadi penentu terhadap ketertarikan minat membaca bagi
para pembaca. Selain itu cover atau sampul sebaiknya juga diperhatikan bagi
para penerbit agar dapat menarik minat pembaca. Bagi para pembacsa buku
ini cukup disarankan atau direkomendasikan untuk menambah pengetahuan
atau informasi mengenai profesi kependidikan

21

Вам также может понравиться