Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN TEORITIS
Menurut Hawari (2009), Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “Skizo”
yang artinya retak, dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian
dan Saufi (2015) dalam penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
1) Faktor Keturunan
3) Faktor Keluarga
Orang dengan stresor psikososial dari keluarga berisiko 1,366 kali lebih
dalam Handayani dkk (2015), faktor keluarga merupakan faktor stres yang
dialami oleh anak dan remaja yang disebabkan oleh karena kondisi keluarga
1) Genetik
mempengaruhi gen).
perkembangan saraf yang terjadi pada akhir masa remaja dan awal masa
otak.
skizofrenia.
4) Masalah Kehamilan
penyakit mental pada anak. Faktor lain yang terkait dengan meningkatnya
risiko skizofrenia pada anak adalah bila ayah berumur 35 tahun ke atas saat
terjadi pembuahan, dan bila anak lahir pada akhir musim dingin atau awaal
musim semi.
5) Stres psikologi
pada individu yang rentan. Stresor sosial, psikologis, dan fisik memegang
seseorang.
berdampak pada kesulitan sosial, migrasi atau tumbuh dalam budaya asing,
epigenetik pada genom. Bahkan trauma psikologis pada orang tua atau
keturunannya.
2.1.3 Etiologi
1) Biologi
lateral yang stabil dan terkadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit,
atrofi bilateral lobus temporal medial dan lebih spesifik pada girus
dan telah dibawa sejak lahir dan beberapa kasus perjalanannya progresif.
negatif skizofenia.
2) Biokimia
skizofrenia.
3) Genetika
sakitnya sama dengan bila anak tersebut diasuh sendiri oleh orang tuanya
antisosial.
4) Faktor Keluarga
yang berisiko adalah pasien yang tinggal bersama keluarga yang tidak
terlalu ikut campur, sangat mengkritik, dan sering tidak dibebaskan oleh
Gangguan Fungsi
- Fungsi pekerjaan
- Fungsi sosial, atau
- Penderitaan diri
Kepribadian yang
sangat kaku dan sulit
menyesuaikan diri
sepanjang masa
dewasa
YA TIDAK
Riwayat
Gangguan jiwa yang lain penggunaan zat
secara patologik
Gangguan
Gangguan Gangguan kepribadian
kepribadian kepribadian menghindar,
schizoid, histrionic, narsistik, dependen,
skizotipal, ambang dan anti anankastik, dan
paranoid sosial pasif agresif
1) Fase premorbid
2) Fase prodormal
Fase prodormal adalah tanda dan gejala awal suatu penyakit. Untuk
was, tidak berani sendiri, takut keluar rumah, dan merasa di teror.
3) Fase aktif
secara klinis yakni kekacauan alam pikir, perasaan dan perilaku. Penilaian
atau bahkan tidak ada. Pada pasien ini diagnosis skizofrenia dapat
4) Fase residual
penarikan diri, perilaku aneh, afek tumpul afek datar, merasa mampu
Menurut Keltner dan Steele (2015), perilaku obyektif dan subyektif pada
1) Data obyektif
2) Data subyektif
1) Gejala positif
tetapi mendengar pikiran atau suaranya sendiri dan tidak dapat mengenali
perbedaannya.
2) Gejala-gejala negatif
pemikiran.
digolongkan kedalam salah satu jenis menurut gejala utama yang terdapat padanya.
1) Skizofrenia Paranoid
tersinggung, suka menyendiri, agak congkak dan kurang percaya pada orang
2) Skizofrenia Hebefrenik
akut serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh
gelisah katatonik atau stupor katatonik. Gejala yang penting adalah gejala
psikomotor seperti:
seperti topeng, stupor penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu
bulan.
(3) Makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam
4) Skizofrenia Simplex
Sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis
sekali ditemukan.
5) Skizofrenia Residual
arah gejala negatif yang lebih menonjol. Gejala negatif terdiri dari
2010).
adalah:
yaitu faktor risiko yang memperngaruhi henis dan jumlah sumber yang
(3) Faktor neurobiologi: Ditemukan bahwa kortex pre frontal dan kortex
Dimetytranferase.
(6) Teori virus: Paparan virus influenza pada trimester ke-3 kehamilan
2) Faktor presipitasi
Jenis
Data Obyektif Data Subyektif
Halusinasi
Halusinasi Bicara atau tertawa Mendengar suara-suara
Pendengaran sendiri. atau kegaduhan.
Marah marah tanpa sebab. Mendengar suara yang
Mengarahkan telinga ke mengajak bercakap-cakap
arah tertentu. Mendengar suara
Menutup telinga. menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya
Halusinasi Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar,
penglihatan tertentu. bentuk geometris, bentuk
Ketakutan pada sesuatu kartun, melihat hantu, atau
yang tidak jelas. monster.
Halusinasi Mencium seperti sedang Membaui bau-bauan
penciuman membaui bau-bauan seperti bau darah, urine,
tertentu. feses, dan kadang-kadang
Menutup hidung. bau itu menyenangkan.
Halusinasi Sering meludah Merasakan rasa seperti
pengecapan Muntah darah, urine, atau feses.
Halusinasi Menggaruk-garuk Mengatakan ada serangga
perabaan permukaan kulit. di permukaan kulit.
Merasa seperti tersengat
listrik
Tingkat ansietas pasien sedang. Pada tahap ini halusinasi secara umum
menyenangkan.
diri pasien dan timbul perasaan takut. Pada tahap ini, pasien mencoba
bahwa pikiran dan sensori yang dialaminya dapat dikendalikan dan bisa
pernafasan.
(3) Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik
mengikuti petunjuk.
tidak relevan dengan kenyataan. Halusinasi pada saat ini, sudah sangat
menaklukkan dan tingkat ansietas berada pada tingkat panik. Secara
umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.
lain.
perubahan pola pikir yang terjadi pada skizofrenia. Klien mungkin dapat
reguler.
(2) Newer atypical antipsycotics
5) Psikoterapi
penderita.
klasik dan operan, karena terapi ini berkaitan dengan perilaku nyata.
Yang termasuk di dalam jenis terapi ini adalah terapi kelompok dan
terapi keluarga.
2.2.1 Pengkajian
keluarga atau orang terdekat, tim kesehatan serta catatan lain. Klien
masa lalu, status biologis (fisiologis), status psikologi (pola koping), status
1) Identitas
atau keluarga datang ke rumah sakit ini? Apa yang sudah dilakukan oleh
3) Faktor predisposisi
apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada gejala-gejala sisa maka
apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ. Ukur TTV,
tinggi badan dan berat badan. Tanyakan apakah ada keluhan fisik yang
5) Psikososial
asuh.
(3) Identitas diri: Tanyakan tentang status dan posisi klien sebelum
laki/permpuan.
(5) Ideal diri: Tanyakan harapan klien terhadap tubuh, posisi, status,
(6) Harga diri: Tanyakan hubungan klien dengan orang lain, penilaian/
sokongan. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalam
kelompok di masyarakat.
jiwa sesuai dengan norma budaya dan agama yang dianut. Tanyakan
6) Status Mental
dalam dipakai diluar baju. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika
acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju terbaik,
cepat, keras, gagap, membisu, apatis dan atau lambat. Jelaskan hal-hal
pada otot muka yang tidak terkontrol; grimasen: gerakan otot muka
yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol klien; tremor: jari-jari
(5) Afek: Lakukan observasi untuk mendapatkan data ini. Datar: tidak ada
emosi yang kuat; labil: emosi yang cepat berubah-ubah; tidak sesuai:
emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada.
(8) Proses pikir: Data ini diperoleh dari observasi dan saat wawancara.
(9) Isi pikir: Data yang di dapat melalui wawancara. Obsesi: pikiran yang
yang bizar: sisip pikir, klien yakin ada ide pikiran orang lain yang
mampu berhitung.
(5) Istirahat dan tidur: Observasi dan tanyakan tentang lama dan waktu
(6) Penggunaan obat: Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga
tentang penggunaan obat, frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara, serta
reaksi obat.
hari.
(8) Kegiatan di luar rumah: Tanyakan kemampuan klien saat belanja
kegiatan lain yang dilakukan klien diluar rumah seperti bayar listrik,
8) Mekanisme Koping
Data di dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda
Data di dapat melalui wawancara pada klien dan keluarga. Beri uraian
10) Pengetahuan
Data di dapat melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang
Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda
mengenakkan?
bayangan?
pada:
kecemasan tinggi, ideal diri tinggi, harga diri tidak jelas, krisis peran,
dan limbik.
3) Faktor sosial budaya: Isolasi sosial pada usia lanjut, cacat, sakit kronis,
5) Perilaku: Perilaku yang sering tampak pada klien halusinasi antara lain:
tidur terganggu karena ketakutan, kurang kebersihan diri atau tidak mandi,
ganjil.
temperatur.
8) Status emosi: Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif
penciuman, perabaan dan kecap, isi pikir tidak realistis, tidak logis, dan
sukar diikuti atau kaku, kurang motivasi, koping regresi, denial dan sedikit
bicara.
Menurut Yosep (2016) diagnosa yang sering muncul pada klien halusinasi
adalah:
3) Isolasi sosial
kesehatan dan meningkatkan kesehatan lain (PPNI, 2009 dalam Muhith, 2014).
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari: Tujuan umum, tujuan khusus dan
Setelah dilakukan - Klien dapat - Evaluasi SP1 - Mengetahui cara klien @08.00 @11.30
asuhan memperagakan dalam menjalankan - Mengevaluasi cara S:
keperawatan cara bercakap- SP1 mengontrol halusinasi -Klien mengatakan
dengan cara pertama perasaanya hari ini
selama satu kali cakap dengan
yang sudah diajarkan senang bertemu lagi
pertemuan, orang lain dan mengevaluasi jadwal dengan penulis.
diharapkan SP 2 kegiatan harian klien. -Klien mengatakan
tercapai: Klien - Latih bercakap- - Agar klien -Melatih klien “Saya masih suka
dapat cakap dengan orang mengetahui cara mengontrol halusinasi mendengar suara bisikan
mengendalikan lain saat halusinasi mengendali kan dengan cara yang kedua itu kalau habis makan
halusinasi dengan muncul. halusinasi yang yaitu bercakap-cakap siang, waktu saya lagi
bersama orang lain. baring-baring di tempat
bercakap-cakap kedua.
tidur.
dengan orang -Klien mengatakan
lain. kalau kemarin sudah
Klien dapat - Beri pujian atas - Meningkatkan -memberi pujian atas diajarkan bagaimana
memasukkan keberhasilan klien. percaya diri keberhasilan klien cara untuk menghardik
kegiatan - Tanyakan perasaan - Mengetahui perasaan -menanyakan perasaan halusinasi.
bercakap-cakap klien setelah klien -Klien mengatakan
klien
setelah menghardik
kedalam jadwal bercakap-cakap,
suara-suara yang
harian. apakah halusinasinya didengarnya itu hilang.
berkurang? -Klien mengatakan mau
- masukkan kedalam - agar klien dapat diajari cara mengontrol
jadwal harian latihan teratur halusinasi dengan men
emui orang lain untuk
Lanjutan Tabel 2.3 Rencana Asuhan Keperawatan
Setelah - Klien mampu - Evaluasi SP1 dan SP2. Mengetahui @08.00
dilakukan menyebutkan kegiatan kemajuan klien - Mengevaluasi
asuhan yang sudah di dalam melakukan SP cara mengontrol
keperawatan lakukan. 1 dan 2. halusinasi dengan
selama satu - Klien mampu cara pertama dan
kali mengontrol halusinasi kedua yang sudah
pertemuan, dengan melakukan diajarkan serta
diharapkan aktivitas yang biasa di mengevaluasi
SP5 tercapai: lakukan di rumah. jadwal kegiatan
Klien mampu harian klien.
mengontrol - Diskusikan dengan - Melibatkan klien -Melatih klien
halusinasi klien tentang kegiatan dalam melakukan mengontrol
dengan yang biasa di lakukan, aktivitasnya halusinasi dengan
melakukan jelaskan pentingnya cara yang ketiga
aktivitas yang aktivitas yang teratur yaitu dengan
biasa di untuk mengatasi melakukan aktifitas
lakukan di halusinasi. terjadwal yang
rumah. biasa dilakukan.
- Tanyakan bagaimana - Mengetahui -menanyakan
perasaan klien setelah perasan dan perasaan klien
melakukan kegiatan perkembangan
harian. Apakah klien.
halusinasinya
berkurang?
- Masukkan SP 3 Agar klien dapat - Memasukkan SP 3
kedalam jadwal harian berlatih secara kedalam jadwal
teratur harian
Lanjutan Tabel 2.3 Rencana Asuhan Keperawatan
2012).
yaitu:
(2) Berkenalan dengan klien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai
klien.
(4) Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama klien,
keperawatan.
2) Mengenal halusinasi
baju.
(4) Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh
klien.
(5) Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan
kesehatan klien sepanjang waktu, pemicu kebutuhan terhadap data baru, berbagai
1) Kriteria Proses
teman sejawat
(1) Kemampuan klien secara afektif, kognitif, dan psikomotor dicatat untuk
(4) Hasil evaluasi dicatat untuk meningkatkan dan memperkaya teori dan