Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
KELOMPOK 2
ASTI WINDA WATI
INTAN PRATIEFI
MESA PRAYOGA
SRI RENO
Kelompok 2
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan
diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan, sebagai
perwujudan keharmonisan fungsi mental dan kesanggupannya menghadapi
masalah yang biasa terjadi, sehingga individu tersebut merasa puas dan
mampu. Kesehatan jiwa seseorang selalu dinamis dan berubah setiap saat
serta dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : kondisi fisik (somatogenik),
kondisi perkembangan mental-emosional (psikogenik) dan kondisi
dilingkungan sosial (sosiogenik). Ketidakseimbangan pada salah satu dari
ketiga faktor tersebut dapat mengakibatkan gangguan jiwa.
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan
pada fungsi jiwa yang enyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosial. WHO memperkirakan saat ini di seluruh dunia
terdapat 450 juta orang mengalami gangguan jiwa, di Indonesia sendiri pada
tahun 2006 diperkirakan 26 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan
jiwa dengan ratio populasi 1:4 penduduk. Departemen Kesehatan RI
mengakui sekitar 2,5 juta orang di negeri ini telah menjadi pasien rumah sakit
jiwa. Gangguan jiwa tidak dapat disembuhkan secara maksimal sebagaimana
keadaan sebelum sakit, beberapa pasien meninggalkan gejala sisa seperti
adanya ketidakmampuan berkomunikasi dan mengenai realitas, serta prilaku
kekanak-kanakan yang berdampak pada penuruna produktifitas hidup. Hal ini
ditunjang dengan data Bank Dunia pada tahun 2001 di beberapa Negara yang
menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang atau Dissabiliiy Adjusted
Life Years (DALY’s) sebesar 8,1 % dari Global Burden of Disease,
disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa. Sebagai salah satu upaya untuk
mengurangi penurunan produktifitas maka pasien yang dirawat inap
dilakukan upaya rehabilitasi sebelum klien dipulangkan dari rumah sakit.
Tujuannya untuk mencapai perbaikan fisik dan mental sebesar-besarnya,
penyaluran dalam pekerjaan dengan kapasitas maksimal dan penyesuaian diri
dalam hubungan perseorangan dan sosial sehingga bisa berfungsi sebagai
anggota masyarakat yang mandiri dan berguna.
B. Rumusan masalah
Apa itu peran perawat jiwa dalam pelayanan dan kolaborasi interdisiplin
dalam kesehatan dan keperawatan jiwa?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menjelaskan tentang peran perawat jiwa dalam pelayanan dan
kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan dan keperawatan jiwa
2. TujuanKhusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan Peran Perawat Dalam Kesehatan
Jiwa
b. Mahasiswa mampu menjelaskan Defenisi pelayanan kesehatan dan
interdisiplin dan kolaborasi
c. Mahasiswa mampu menjelaskan Elemen Penting Dalam
Kolaborasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Perawat Dalam Kesehatan Jiwa
Menurut Stuart dan Sundeen (1995) dalam memberikan asuhan dan
pelayanan keperawatan kesehatan jiwa,perawat dapat melakukan aktivitas
pada tiga area utama yaitu: Memberikan asuhan keperawatan secara
langsung, Aktivitas komunikasi dan Aktivitas dalam pengelolaan atau
manajemen keperawatan. Pada setiap tingkatan pelayanan kesehatan jiwa,
perawat mempunyai peran tertentu:
a. Peran perawat dalam prevensi primer.
1. Memberikan penyuluhan tentang prinsip sehat jiwa.
2. Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,tingkat
kemiskinan dan pendidikan
3. Memberikan pendidikan dalam kondisi normal,pertumbuhan dan
perkembangan dan Pendidikan seks.
4. Melakukan rujukan yang sesuai sebelum terjadi gangguan jiwa.
5. Membantu klien di rumah sakit umum untuk menghindari masalah
psikiatri.
6. Bersama keluarga untuk memberikan dukungan pada anggotanya
untuk meningkatkan fungsi kelompok.
7. Aktif dalam kegiatan masyarakat atau politik yang berkaitan
dengan kesehatan jiwa.
A. Kesimpulan
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan
profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan
tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan
kepedulian khususnya kepada pasien sakit jiwa.
B. Saran
Bagi mahasiswa calon perawat diharapkan dapat memahami materi
keperawatan jiwa ini dengan baik agar bisa mengaplikasikannya pada saat
bertemu dengan pasien/klien yang berbeda beda dirumah sakit nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Katona, C., Cooper C., Dan Robertson M, 2012. At A Glance Psikiatri 4th.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ommeren. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Erlangga