Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB 1

METODOLOGI
1.1 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.


Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
membuat beton dengan kuat tekan rencana 40 MPa sebagai kontrol dengan beton
SCC menggunakan limbah sampel beton uji sebagai pengganti agregat kasar dan abu
sekam padi sebagai bahan tambah. Dari hasil pengamatan penelitian terhadap
beton yang dieksperimenkan diharapkan dapat mengetahui pengaruh penggantian
agregat kasar dengan limbah sampel beton uji mutu tinggi dan pengaruh
penambahan 5% abu sekam padi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengujian laboratorium dengan
berdasarkan SNI sesuai dengan pengujiannya masing-masing. Jenis-jenis pengujian
material yang dilakukan seperti, pengujian berat isi, pengujian kadar air, pengujian
berat jenis, pengujian gradasi dan modulus sesuai dengan SNI yang berlaku.

1.2 Data Material dan Bahan yang Digunakan

Berikut adalah data material atau bahan-bahan yang digunakan untuk


membuat beton mutu tinggi:
a) Semen Portland
Semen portland yang digunakan harus memenuhi SNI 15-2049 1994 tentang
Mutu dan Cara Uji Semen Portland. Dalam penelitian ini digunakan semen jenis
PPC (Portland Pozzoland Cement) dengan merek dagang Semen Gresik.
b) Air
Air yang digunakan juga harus memenuhi SK SNI S-04-1989-F tentang Spesifikasi
Bahan Bangungan bagian A (Bahan Bangunan bukan Logam)
c) Agregat Halus
Agregat halus memilik ketentuan SNI 03-1750-1990 tentang Mutu dan Cara Uji
Agregat Beton. Untuk pembuatan beton mutu tinggi, sebaiknya menggunakan
agregat halus dengan modulus kehalusan 2,5 sampai 3,2.
d) Agregat Kasar
Agregat kasar yang digunakan merupakan agregat kasar yang sesuai dengan SNI
03-1750-1990 tetang Mutu dan Cara Uji Agregat Beton. Untuk beton dengan
kekuatan sampai 62,1 MPa, digunakan agregat kasar dengan ukuran diameter
maksimum 20 mm atau 25 mm. Untuk beton dengan kekuatan lebih besar dari
pada 62,1 MPa, digunakan agregat kasar dengan ukuran 10 mm atau 15 mm.
Jadi, agregat kasar yang ukuran maksimumnya lebih kecil akan menghasilkan
kuat tekan yang lebih tinggi. Agregat kasar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah limbah sampel uji beton yang telah dihancurkan dan dipecah-pecah
sampai ukuran maksimumnya 12,5 mm.
e) Superplasticizer
Superplasticizer yang digunakan adalah BASF MasterEase 3500
f) Abu Sekam Padi
Abu sekam yang digunakan dari proses penggilingan padi yang dibakar secara
langsung.

1.3 Perhitungan Mix Design

Benda uji merupakan silinder berdimensi 150 mm × 300 mm yang berjumlah


3 buah. Metode mix design yang digunakan berdasarkan SNI 03-6468-2000 yaitu
“Tata Cara Perencanaan Campuran Tinggi Dengan Semen Portland Dengan Abu
Terbang” dengan metode campuran coba di laboratorium.
1.3.1 Pengujian Meterial

Dari pengujian material didapatkan kondisi agregat halus dan agregat kasar
limbah daur ulang sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Pengujian Material Agregat Halus dan Agregat Kasar

Besar ukuran agregat kasar maksimum yang digunakan = 12,5 mm


Berat isi padat agregat kasar kering = 1156,29 kg/m3
Berat jenis kering agregat kasar = 2,29
Berat jenis SSD agregat kasar = 2,40
Berat isi padat agregat halus kering = 1299,65 kg/m3
Berat jenis SSD agregat halus = 2,13
Berat jenis kering agregat halus = 2,09
Penyerapan agregat kasar = 5%
Penyerapan agregat halus = 2,04%
Kadar air agregat kasar = 0,00%
Kadar air agregat halus = 10%

Вам также может понравиться