Вы находитесь на странице: 1из 7

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KIMIA ANALISIS


ANALISIS ANION

Disusun Oleh
Nama : 1. Ani Yunita Sari (F1B017067)
2. Debora Silaen (F1B017056)
Hari/Tanggal : Selasa, 03 April 2018
Dosen Pengampu : Drs. Nesbah, M.S.
Asisten Dosen : 1. Stiffany Yuniartamcy (F1B014023)
2. Ayu Puspita Sari (F1B014039)
3. Candra Haryono (F1B015031)
4. Erny Uswatun K. (F1B015061)
5. Rido Purnomo (F1B015076)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
 Mempelajari dan Mengidentifikasi Anion : SO4, CO3, CrO4, Cl,Br, S,
NO3, NO2, dan C2H3O2
1.2 Tinjauan Pustaka
Konsentrasi kation bermuatan positif dua (Ca, Mg), maupun kation
bermuatan positif satu (K, Na), serta dapat menurunkan konsentrasi anion yang
bermuatan negatif dua seperti sulfat, tetapi belum dapat menurunkan anion
bermuatan negatif satu seperti khlorida. Dari hasil di atas, yang menarik adalah
bahwa kemampuan tukar kation terhadap Ca cukup tinggi, selain mampu juga
terhadap kation Mg, maka senyawa ASP tersebut berpeluang untuk menurunkan
tingkat kesadahan air, tetapi perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk dapat
meminimisasi konsentrasi anion negatif satu (Cl-), sehingga berpeluang
digunakan sebagai pengolah air tanah yang telah terintrusi air laut (Fatimah,
2004).
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimi dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk
mengetahui jenis anion suatu larutan. Metode yang tersedia untuk mendeteksi
anion tidaklah sesistematik seperti metode untuk kation. Sampai kini, belum
pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang
memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum kedalam glongan-golongan
utama, dan pemisahan berikutnya yang tanda dapat diragu-ragukan lagi dari
masing-masing golongan menjadi anggota-anggota golongan tersebut yang berdiri
sendiri. Namun, harus kita sebutkan di sini, bahwa kita memang bisa memisahkan
anion-anion kedalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan
garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya; Namun,
ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-
keterbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan
prosedur-prosedur yang lebih sederhana (Vogel, A. I., 1957).
Peleburan pada suhu 140℃ digunakan pada proses ini dengan
penambahan NaOH. Proses ini dimaksudkan untuk memecah struktur monasit
sehingga diharapkan pada tahap awal sudah ridak terdapat sisa fosfat. Proses
kedua lebih cepat tetapi menjadi mahal karena perlu penambahan NaOH cukup
banyak. Pada penelitian ini dimaksudkan mendukung proses satu, yang
menggunakan peleburan asam. Karena proses yang akan dilakukan berikutnya
yaitu ekstraksi mempersayaratkan kandungan fosfat seminimal mungkin. Maka
perlu diketahui kandungan fosfat sebelum memasuki proses ekstraksi. Apabila
fosfat masih tinggi maka diendapkan dengan penambahan NaOH (Budi dan Dwi,
2011).
Dari proses analisis yang dilakukan pada sampel air sumur bor sebelum
dilakukan adsorpsi dengan arang bambu betung nilai kandungan ion tembaga
yang diperoleh adalah 0,002 mg/L.Dari analisis yang dilakukan, diperoleh
kandungan anion sulfat pada sampel air sumur bor sebelum dilakukan
pengontakan dengan arang bambu betung sebesar 16,78 mg/L. Kandungan anion
sulfat setelah dilakukan pengontakan dengan arang bambu betung sebesar 7,61
mg/L. Arang bambu betung mampu menyerap 54,60% ion sulfat yang ada di
sampel sumur bor tersebut (Amelia dkk, 2014).

Studi sensor kimia dengan mensintesis senyawa kimia baru untuk


mendeteksi anion sianida banyak dikembangkan. Hal ini karena anion
sianida memiliki toksisitas yang tinggi terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Dengan konsentrasi 1,9 μM dapat menyebabkan keracunan. Dalam
lima tahun terakhir ini pendeteksian anion sianida banyak difokuskan dalam
media air. Anion F memiliki keelektro-negatifan yang lebih besar dibandingkan
Cl dan Br sehingga anion tersebut memberikan sedikit perubahan warna.
Sedangkan Anion H2PO4 bersifat sebaliknya menggeser ke panjang gelombang
lebih rendah. Hal ini kemungkinan terdapat interaksi ikatan hidrogen N dengan
H dari H2PO4 sehingga transfer elektron internal tidak terjadi. Dalam
pelarut yang mengandung air, anion F, Cl, Br, dan H2PO4 kemungkinan
membentuk ikatan hidrogen dengan air sehingga tidak terjadi deprotonasi
pada gugus hidroksi pada senyawa turunan piridin sehingga perubahan warna
tidak terjadi (Nur dan Bambang, 2017).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan
Pada percobaan ini yakni mengidentifikasi anion dalam suatu senyawa,
anionnya terbagi dalam 3 golongan yakni :
1. Golongan I (Golongan Sulfat) : SO4, CO3, CrO4
2. Golongan II (Golongan Halida) : Cl, I, Br, S.
3. Golongan III (Golongan Nitrat): NO3, NO2, dan C2H3O2
Percobaan pertama yaitu pada cara kerja 1 (Reaksi dengan asam sulfat
pekat untuk sampel padatan) dalam percobaan ini lebih kualitatif artinya hanya
melihat suatu reaksi berdasarkan bau, uap air, endapan, gas, dan perubahan
warna saja.
a) Sampel pertama adalah Na2Co3 dipanaskan dengan H2SO4 hasilnya tidak
berwarna dan tidak berbau.
Jadi kemungkinan anion yang ada : Karbonat.
b) Sampel kedua adalah Kalium Nitrat dipananskan dengan H2SO4 hasilnya
tidak berwarna dan tidak berbau.
Jadi kemungkinan anion yang ada : Karbonat.
c) Sampel ketiga adalah Ammonium Asetat diapanaskan dengan H2SO4
hasilnya tidak berwarna dan berbau tajam seperti cuka
Jadi kemungkinan anion yang ada : Asetat
Percobaan kedua yaitu cara kerja 2 (Tes Golongan Anion) dalam
percobaan ini untuk menentukan adanya anion didalam golongan nitrat maka
dilakukan tes golongan pada golongan sulfat dan halida. Namun apabila reaksinya
positif maka diketahui bahwa golongan nitrat tidak terdapat.
a) Golongan sulfat
 SO4 (bening) ditambahkan NH4OH (bening) dan 2 tetes Bacl (bening)
didiamkan terbentuk endapan dan ditambahkan HCl (bening ) untuk
menciptakan suasana asam secukupnya. Namun setelah penambahan HCl
endapan memudar dan warna menjadi kuning pekat.
Jadi kemungkinan anion yang ada : SO4
 CrO4 (bening) ditambahkan NH4OH (bening) dan 2 tetes Bacl (bening)
didiamkan terbentuk endapan dan ditambahkan HCl (bening ) untuk
menciptakan suasana asam secukupnya. Namun setelah penambahan HCl
endapan memudar dan warna menjadi kuning pekat. Dalam percobaan ini
sangat mirim dengan percoabaan dengan sampel sulfat sehingga hasil yang
didapat sama.
kemungkinan anion yang ada : SO4
b) Golongan Halida
 Cl ditambahkan HNO3 dipanaskan dan ditambahkan AgNO3 hasil
pengamatannya terdapat endapan.
kemungkinan anion yang ada : Anion golongan Halida

 Br ditambahkan HNO3 dipanaskan dan ditambahkan AgNO3 hasil


pengamatannya terdapat endapan. Percobaan ini sama dengan percobaan
pada Cl karena termasuk dalam golongan Halida, sehingga hasil
pengamatannya pun sama.
kemungkinan anion yang ada : Anion golongan Halida

c) Golongan Nitrat
Pada percobaan ini reaksinya adalah positif dalam masing-masing
percobaan a dan b terbentuk endapan berarti kemungkinan tidak adanya anion
dalam golongan ini.

Percobaan ketiga yaitu cara kerja 3 (Test Spesifik Untuk Anion) atau test
penyelidikan untuk setiap sampel.

a) Sulfat
 CrO4 ditambahkan 2 tetes HCl encer dan ditambahkan BaCl2 dan hasilnya
terdapat endapan berwarna kuning.
kemungkinan anion yang ada : SO4
 SO4 ditambahkan 2 tetes HCl encer dan ditambahkan BaCl2 dan hasilnya
terdapat endapan berwarna putih dan larutan putih.
kemungkinan anion yang ada : SO4
b) Chromat
 CrO4 ditambahkan NH4OH encer dan ditambahkan 2 tetes BaCl2 dan
hasilnya terdapat endapan berwarna kuning.
kemungkinan anion yang ada : anion CrO4 dari BaCrO4

c) Sulfida
 SO4 ditambahkan HCl dan BaCl secukupnya menghasilkan endapan putih
dari Barium Sulfat.
kemungkinan anion yang ada : Anion SO4
d) Karbonat
 NaCo3 ditambahkan HCl secukupnya menghasilkan endapan putih.
kemungkinan anion yang ada : Anion CO3
Kemungkinan kesalahan dalam percobaan ini adalah:
 Beberapa sampel atau bahan mungkin sudah lama sehingga reaksi tidak
berlansung secara sempurna,
 Kurangnya pemanasan pada larutan,
 Ketidaktelitian dalam menghitung jumlah per tetes sampel, dan
 Kurangnya kedisiplinan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia Imelda., Sofia Anita2., Abu Hanifah2. 2014. Potensi Arang Bambu
Betung (Dendrocalamus Asper) Sebagai Adsorben Terhadap Kation
Tembaga (Ii) Dan Anion Sulfat. Jurnal Kimia. Volume 2 (1).

Fatimah, Dewi.2004. Pengkajian Senyawa Alumina Siliko-Fosfat sebagai


Pengolah Air Bermasalah: Studi Kasus Air Tanah Pantura (Bekasi dan
Karawang).Indonesian Journal of Zeolits. Vol.3 No 2.
Nur Arfiani., Bambang, P.2017. Synthesis of Anion Chemosensors 4-(2,6-
diphenyl-Pyridine-4-Yl)-2- Methoxy-Phenol From Vanillin. Jurnal
rekayasa kimia dan lingkungan.Vol, 12 (1) 34-41.
Setiawan, Budi.,D.Purnomo. 2011. Validasi Hplc Untuk Analisis Anion Fosfat
Dan Sulfat Dalam Proses Pemurnian Torium Dari Pasir Monasit.Jurnal
Nuklir. Voume 2 (3).
Vogel, A.I. 1959, A Textbook of Practical Organic Chemistry, 1st ed.,
Longman, Green and Co., London.

Вам также может понравиться