Вы находитесь на странице: 1из 4

Objective Structure Clinical Examination

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 2012

Station Anestesi

Kasus : Prosedur anestesi Infiltrasi dan Blok RA/RB

Prosedur

1. Cuci Tangah Pakai Antiseptik (Golongan Bisguanid)


2. Pakai Masker
3. Buka baki peralatan
4. Keluarkan Syringe dan jarum dari bungkusnya, tanpa menyentuh jarum syringe, lemparkan
ke baki sterilisasi
5. Ambil Ampul, usap dengan alkohol, dari ujung yang satu ke ujung yang lain.
6. Cuci tangan kembali pakai antiseptic (golongan bisguanid)
7. Gunakan handscoon (Hand to hand, gloves to gloves)
8. Ambil Syringe, kencangkan jarum, periksa dan tekan pompa secara maksimal
9. Ambil ampul, patahkan dengan kassa steril, simpan
10. Masukan cairan anestetikum pada syringe kurang lebih 2cc (untuk fischer)
11. Apabila pada syringe terdapat udara, ketuk dengan jari dan tekan pompa sampai tidak ada
gelembung udara
12. Pada pasien, keringkan bagian yang akan dianestesi
13. Ambil cotton pellet, celupkan pada betadine, lalu oleskan pada bagian yang akan dianestesi.
14. Teknik Anestesi
Rahang Atas
 Infiltrasi Bukal untuk N. Alveolaris Superior anterior/media/posterior
Cara :
- Tarik pipi/bibir pasien ke lateral dan bawah , sehingga terlihat dengan jelas
muccobucal fold , tegangan jaringan maksimal
- Jarum dimasukan kea rah apeks gigi, bevel jarum mengarah tulang, dimasukan
sampai daerah ujung apeks gigi (ingat panjang masing-masing gigi)
- Aspirasikan
- Bila aspirasi negative masukan anestetikum perlahan sebanyak 0,6-1cc (20 detik)
- Tarik jarum secara perlahan

 Infiltrasi Palatal untuk N Palatinus Mayus / N. Nasopalatinus


- jaringan gusi kira-kira 5-10 mm dari gingival margin.
- Dilakukan dengan cara penusukan jarum yang mengarah 45 derajat dari
palatum. Ketebalan jaringan biasanya sedalam 2-4 mm disemua daerah.
- Bevel jarum menghadap jaringan lunak palatum.
- Cairan anestetikum dikeluarkan sebanyak 0,2 - 0,3 cc. Jarum dikeluarkan secara
perlahan

 Blok Untuk N. Palatinus Mayus


Cara :
- Penyuntikan pada palatum di 1 sisi (dimana kebaalan dapat sampai ke anterior
sejauh gigi caninus)
- Letak foramen di distal molar kedua, pada pertemuan palatum durum dan proc.
Alveolaris.
- Cairan anestetikum yang dikeluarkan 0,5cc - 0,75cc.
- Secara klinik; jarum ditusukkan 0,5mm secara perlahan sesuai dengan keadaan
jaringan setempat yang agak keras.
- Biasanya jaringan akan menjadi lebih pucat (“blanching tissue”), kemungkinan
saliva dari saluran kelenjar minor akan keluar.

 Blok Untuk N. Nasopalatinus


- N. Nasopalatinus mempersyarafi mukosa dan periosteum pada regio anterior
palatum durum (premaksila).
- Ujung jarum diinsersikan melalui papila nasopalatinus sampai mencapai jalan
masuk canalis incisivum
- Bila kontak dengan tulang telah terjadi jarum dikeluarkan lagi 0,5-1 mm
- Keluarkan cairan anestetikum 0,1cc - 0,2cc.
Rahang Bawah

 Teknik Blok Fischer


 Posisi 1

Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi terakhir, kemudian digeser ke


lateral untuk mencari linea obliqua eksterna, lalu geser ke median untuk
mencari linea obliqua interna (melalui trigonum retromolar).

Perhatikan punggung jari harus menyentuh bucooklusal gigi yang


terakhir, lalu jarum dimasukkan kira-kira pada pertengahan lengkung kuku dari
sisi rahang yang tidak dianestesi yaitu regio premolar sampai terasa kontak
dengan tulang.

 Posisi 2

Syringe digeser ke arah sisi yang akan dianestesi, harus sejajar dataran
oklusal, jarum ditusukkan lebih lanjut sedalam kurang lebih 6 mm, lalu aspirasi.
Bila aspirasi negatif, larutan anestesi lokal dikeluarkan 0,5 cc untuk
menganestesi N. Lingualis

 Posisi 3

Syringe digeser lagi ke arah posisi pertama namun tidak penuh (regio
caninus), jarum ditusukkan lebih dalam menyusuri tulang kurang lebih 10-15
mm sampai terasa kontak jarum dengan tulang terlepas.

Lakukan kembali aspirasi, bila negatif, larutan anestetikum dikeluarkan 1


cc untuk menganestesi N. Alveolarius inferior.

 Infiltrasi Bukal Untuk N. Buccinatorius (Regio Molar)


- Pada mukosa vestibulum mandibula dari gigi yang akan di anestesi.
- Cabang terminal N. buccinatorius yang diblok.
- Daerah teranestesi terbatas; jaringan dipersiapkan, pipi ditarik , tusukkan jarum
sampai di bawah mukosa daerah apeks gigi kira-kira 0,5cc

 Blok N. Biccinatorius (Regio Molar)


- Dilakukan pada coronoid notch (sedikit ke median dari linea Obliqua ramus
mandibula. Mukosa bukal dan pipi ditarik. Topikal anestetikum diulaskan
keringkan
- lalu tusukkan jarum ke arah lateral dan distal di gigi geraham terakhir setinggi
diantara oklusal, 2 - 3 mm, aspirasi, cairan anestetikum dikeluarkan 0,5cc.

Вам также может понравиться