Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. PENDAHULUAN
Arah perkembangan teknologi CT-Scan pada saat ini lebih diutamakan pada peningkatan
kecepatan pencitraan dengan adanya multi detector , peningkatan resolusi gambar, dan
pengurangan dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Beberapa Vendor berlomba untuk dapat
membuat sebuah pesawat CT-Scan yang memenuhi ketiga tujuan tersebut. Sedangkan pada
bidang aplikasinya lebih dipengaruhi oleh teknologi software (computer) baik dari gambaran 2
dimensi maupun gambaran 3 dimensi. Salah satu perkembangan dari CT-Scan yaitu MSCT
(Multi Slice Computed Tomography). MSCT Scan merupakan alat untuk diagnosis radiologi
dengan menggunakan computer untuk mendeteksi suatu gangguan atau kelainan suatu organ
tubuh secara detail. MSCT Scan 64 Slices adalah alat diagnostik radiologis canggih yang
menggunakan sinar X melalui teknik tomografi dan komputerisasi yang modern. Sinar X
menembus tubuh manusia untuk menggambarkan organ dalam tubuh dalam bentuk potongan
penampang tipis horizontal.
Sinar tersebut menembus tubuh lalu di rekam detector dalam bentuk data-data digital.
Operator yang berada di ruang computer akan mengolah data tersebut untuk menjadi potongan-
potongan organ tubuh. Pemeriksaan MSCT Scan sangat baik untuk pencitraan pembuluh darah
seluruh tubuh, terutama pembuluh darah jantung koroner. Karena itu, ini merupakan alat canggih
untuk mendeteksi dini penyakit jantung, stroke, dan kanker. Bahkan di masa depan,
kemungkinan besar MSCT Scan semakin digunakan oleh para dokter dan pasien untuk
“membongkar” sumber penyakit secara akurat. Keunggulan MSCT Scan dibanding radiografi
konvensional adalah pada daya serap jaringan tubuh sewaktu sinar X menembusnya, sehingga
memungkinkan membedakan kepadatan dan spesifikasi berbagai jaringan tubuh. Alat ini bukan
hanya untuk melakukan pemeriksaan rutin seperti pemeriksaan kepala, dada, perut, dan leher,
tetapi bisa pula untuk memeriksa pembuluh darah berupa CT Angiography (CTA) dan
rekonstriksi gambaran 3 dimensi (3-D).
MSCT dapat memberikan gambaran circulus willisi, pembuluh darah koroner, carotis, aorta,
dan cabang-cabangnya serta arteri perifer. MSCT juga bisa digunakan untuk melakukan CT
virtual colonoscopy dan mampu melakukan pemeriksaan CT perfusi yang berfungsi sebagai
deteksi stroke. Gambar-gambar beresolusi tinggi ini memberikan gambaran akurat akanadanya
kelainan pada pembuluh darahnya. Dengan deteksi dini, pasien dapat segera ditangani dengan
benar, sehingga dapat mengurangi resiko kecacatan maupun kematian. Inilah manfaat besar dari
MSCT Scan.
Computed Tomographic Angiography (CTA) merupakan salah satu terobosan dalam bidang
radiologi diagnostik. CTA dikembangkan setelah munculnya CT-Scan spiral (heliks) yang
pertama kali ditemukan di awal tahun 1990-an. CT-Scan spiral memungkinkan melakukan
pencitraan tubuh dalam waktu yang cepat sehingga dapat menangkap zat kontras yang
disuntikkan dalam sekali waktu pencitraan. Sejak dikenal kannya tekno logi multidetector-row,
CTA menjadi teknik standar yang mudah dilakukan dalam pencitraan pembuluh darah. CTA
sebagai salah satu yang menguntungkan dari scaning volume.
Pada bahasan ini merinci dari teknik yang dibutuhkan pada CTA termasuk persiapan pasien.
Parameter aquisisi, administrasi media contras.
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi
ke bentuk digital menggunakan A/D convertor agar sinyal digital ini dapat diolah oleh
komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya. Hasilnya dapat dilihat langsung
pada monitor komputer ataupun dicetak ke film (Tasfir, Abel. 2012).
Dengan CT scan, sorotan sinar-X dan satu set detektor elektronik sinar-X
berputar di sekitar pasien, mengukur jumlah radiasi yang diserap oleh seluruh tubuh
pasien. Pada saat yang sama, meja pemeriksaan bergerak melalui scanner sehingga
sorotan sinar-X mengikuti garis edar spiral. Sebuah program komputer khusus memproses
volume data yang besar untuk dibuat gambar penampang (irisan) dua dimensi dari tubuh
pasien yang kemudian ditampilkan pada monitor. Teknik ini disebut heliks atau spiral CT
(Radiology Info, 2015).
Ketika irisan gambar dipasang kembali oleh perangkat lunak komputer,
hasilnya adalah pandangan tiga dimensi interior tubuh yang sangat detail. Ketika bahan
kontras dimasukkan ke aliran darah selama prosedur, bahan kontras tersebut membuat
pembuluh darah terlihat jelas. Pada pemeriksaan tersebut pembuluh darah tampak putih
cerah (Radiology Info, 2015).
- Persiapan Pasien
Pemeriksaan CTA yang sukses tergantung pada persiapan hati-hati dari pasien sebelum
pemeriksaan. Pemeriksaan yang dibutuhkan radiografer dan dokter radiologi bekerja
bersama untuk mendapatkan informasi yang tepat dari pasien dan untuk meyakinkan
bahwa pasien mengerti prosedur teknik tahan nafas. Nomor dari skema persiapan pasien
didiskripsikan oleh beberapa investigator untuk cakupan luas dari aplikasi CTA (fishman
dan Jeffrey,1998).
Proses 3D CTA, riwayat pasien harus ditambahkan untuk identifikasi pasien dengan
riwayat alergi, disfungsi ginjal, sakit jantung dan asthma. Premedikasi steroid harus
dilihat dari pasien dengan riwayat alergi iodine/ reaksi sebelumnya untuk mengiodinasi
contras agent. Pasien dengan riwayat gagal ginjal seharusnya dievaluasi dengan level
creatine dan level urea nitrogen dalam darah sebelumnya dilakukan pemeriksaan. Air
(750 ml) digunakan sebagai kontras negative sebelum pemeriksaan, contrast agent
positive tidak ditambahkan karena dapat menimbulkan artefak dan intertef dengan
evaluasi dari 3D CTA. Pasien diinstruksikan untuk tahan nafas dan praktekan dengan
pasien sebelum pemeriksaan itu akan membantu suksesnya pemeriksaan dari gerakan.
Hyperventilation dilakukan secepatnya sebelum pasien tidak kuat menahan nafas.
Pindahkan dan amankan dari 20 gauge pada area antecubital untuk amankan dilakukan
fokus IV contrast agent.
- Parameter Aquisisi
Pada umumnya, pemeriksaan rutin CTA prosedur dilakukan pemeriksaan CTA
pemeriksaan rutin menyediakan beberapa peristiwa dari cakupan anatomy untuk discan.
Salah satu jarak scan/ cakupan scan R(mm) telah dibedakan, nomor dari parameter harus
hati-hati memilih untuk optimalisasi kualitas gambar 3D dan akurasi dari pemeriksaan
CTA. Parameter ini termasuk waktu scan, TSE.
- Perbandingan keuntungan CTA dan Angiografi Konvensional.
Angiografi Konvensional
1. System biplane dapat meminta paling tidak 2 sudut dari pemberian struktur
pembuluh darah per contrast injeksi ketika dibutuhkan, melihat alternatif dan
pemeriksaan dari struktur tambahan dibutuhkan kembali ditambahkan eksposisi dan
media kontras.
2. Penusukan dibuat, pasien harus sembuh dari prosedur dengan perawatan tertutup dan
bedrest minimal 6-8 jam. Waktu recovery secara significant untuk biaya dari
pemeriksaan.
3. Complikasi serius dari angiography dapat termasuk reaksi dari media contrast, dan
trombolic complikasi dari arterisasi dapat menjadi stroke, arteri pecah,
pseudoaneurisma, perdarahan arteri, menggunakan cerebral angiography sebagai
contohnya untuk komplikasi neurologic dapat menjadi serangan stroke sebesar 4%
dan resiko dari perkembangan permanen kekurangan syaraf dari tidak dapat stroke
kira-kira 1%.
1.CTA membutuhkan seluruh volume dari data 3D menggunakan sekali injeksi dari MK.
Itu dapat direkonstruksikan untuk iodine/ x-ray exposure minimal observasi
prosedur.
2.Melalui media kontras sama perihal injeksi intravena secara signifikan mengurangi
resiko komplikasi trombolic
3.CTA adalah pemeriksaan 3D. struktur dibawah mungkin dihilangkan oleh post
procesing.
4.CTA adalah modalitas gambar krosektional yang menampilkan jaringan diskriminasi
secara baik, seperti mempunyai alat untuk depiting trombosit mural, kalsifikasi,
dan dimensi mural sesungguhnya
Tabel kecepatan dapat dikalkulasikan dengan perhitungan 18.1 atau 18.2 (kalender 1995)
d = R/T 18.1
d = S x P/T 18.2
keterangan : S = slice kolimasi
P = picth
T = scan time (s) per 360 derajat rotasi.
Kolimasi mempengaruhi spacial resolusi (z-axis) atau longitudinal resolusi. Kolimasi dari
1mm menggunakan nilai MA rendah dari CT konventional. Perlu diingat trade of
diantara noice dan resolusi kontras. Kolimasi 3mm biasanya digunakan pada CTA
abdomen untuk melihat siliaka, mecenterika superior dan arteri ginjal ( Jefrey, 1998).
Pitch adalah rasio dari jarak meja per 360 derajat perotasi untuk jarak kolimasi.
Penambahan pitch dapat menambah volume cakupan tetapi mengurangi spacial resolusi.
Pada kasus ini ( kusz dan fisman 1998) menebak bahwa pitch dari 2 menyediakan
cakupan area dari animasi (smith dan fisman 1998) juga mempengaruhi kualitas dari
pemeriksaan adalah pemilihan dari nilai KVP dan MA dan interval rekonstruksi gambar.
Pemilihan dari KvP dan mA pada pemeriksaan CTA biasanya ditentukan dari ukuran
tubuh pasien dan level dari noise pada gambar. Untuk maintain sinyal rasio yang baik,
kVp dan mA harus dibenarkan ( Kaleder, 1995) memberikan point bahwa walaupun kVp
digunakan, nilai mA dipilih berdasarkan dari ukuran tubuh pasien yang akan diperiksa.
Noise juga efek dari nilai mA (Kalender, 1995) juga mencatat bahwa tidak penting
menambah nilai mA untuk pemeriksaan CTA spiral dibadingkan dengan pemeriksaan
spiral standart dari bagian tubuh yang sama.
Interval rekonstruksi gambar menunjukan celah diantara pusat dari slice. Rekonstruksi
interval sangat penting ksarena peraturan dari kualitas gambar 3D CTA.
Perubahan pada CT number pada gambar yang ditampilkan real time dimonitor dengan
monitoring scan. Ketika kontras mencapai set value, monitor scan berhenti dan scan
utama (helical) dimulai secara otomatis untuk menyediakan gambar ketika kontras flow
pada pembuluh darah optimal detail merupakan langkah esensial untuk operasikan
SureStart.