Вы находитесь на странице: 1из 11

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan Navigation

PENYAKIT A-Z

OBAT A-Z

KESEHATAN WANITA

KEHAMILAN

PENGOBATAN

OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BERITA KESEHATAN

SEKSUALITAS

Hidrosefalus pada Anak – Anatomi dan Patofisiologi

FacebookTwitterGoogle+WhatsAppLinePrint

CSS (cairan serebrospinal) dibentuk di dalam sistem ventrikel serebrum, terutama oleh pleksus
koroideus. Masing-masing dari keempat ventrikel mempunyai jaringan pleksus koroideus yang terdiri
atas lipatan vilosa dilapisi oleh epitel dan bagian tengahnya yang mengandung jaringan ikat dengan
banyak pembuluh darah. Cairan dibentuk melalui sekresi dan difusi aktif. Terdapat sumber CSS
nonkonroid, tetapi aspek pembentukan cairan ini masih belum diketahui sebelumnya.

hidrosefalus-pada-anak-bayi

Sistem ventrikel terdiri atas sepasang ventrikel lateral, masing-masing dihubungkan oleh akuaduktus
Sylvii ke ventrikel keempat tunggal yang terletak di garis tengah dan memiliki tiga lubang keluar,
sepasang foramen Luschka di sebelah lateral dan sebuah foramen magendie di tengah. Lubang-lubang ini
berjalan menuju ke sebuah sistem yang saling berhubungan dan ruang subaraknoid yang mengalami
pembesaran fokal dan disebut sisterna.

Sisterna pada fosa posterior berhubungan dengan ruang subaraknoid diatas konveksitas serebrum
melalui jalur yang melintasi tentorium. Ruang subaraknoid spinalis berhubungan dengan ruang
subaraknoid intrakranium melalui sisterna basalis.
Sementara itu, aliran CSS netto adalah dari ventrikel lateral menuju ventrikel ketiga kemudian ke
ventrikel keempat lalu ke sisterna basalis, tentorium, dan ruang subaraknoid di atas konveksitas
serebrum ke daerah sinus sagitalis, tempat terjadinya penyerapan ke dalam sirkulasi sistemik.

cairan serebrospinal

PHOTO CREDIT: A.D.A.M

Sebagian besar penyerapan CSS terjadi melalui vilus araknoidalis dan masuk kedalam saluran vena sinus
sagitalis, tetapi cairan juga diserap melintasi lapisan ependim system ventrikel dan di ruang subaraknoid
spinalis.

Pada orang dewasa normal, volume total CSS adalah sekitar 150 mL, yang 25% nya terdapat di dalam
sistem ventrikel. CSS terbentuk dengan kecepatan sekitar 20 mL/jam, yang mengisyaratkan bahwa
perputaran CSS terjadi tiga sampai empat kali sehari.

Patofisiologi Hidrosefalus pada Anak

Produksi CSS normal berkisar antara 0,20-0,50 mL/menit. Sebagian besar diproduksi oleh plexus
choroideus yang terletak diantara sistem ventrikuler terutama pada ventrikel lateral dan ventrikulus IV.
Kapasitas ventrikel laeral dan III pada orang sehat sekitar 20 ml.

Total volume CSS pada orang dewasa adalah 150 ml. Tekanan intra kranial meningkat jika produksi
melebihi absorbsi (penyerapan). Ini terjadi jika adanya produksi cairan serebrospinal yang berlebihan,
peningkatan tahanan aliran cairan serebrospinal, atau peningkatan tekanan sinus venosus.

Produksi CSS menurun jika tekanan intrakranial meningkat. Kompensasi dapat terjadi melalui
penyerapan CSS transventrikuler dan juga dengan penyerapan pada selubung akar saraf.

Untuk diketahui, lobus temporal dan frontal melebar akan lebih dulu dan cenderung asimetris. Ini dapat
menyebabkan kenaikan corpus callosum, penarikan atau perforasi septum pelucidum, penipisan
selubung serebral, atau pelebaran ventrikel tertius ke bawah menuju fosa hipofisis (yang dapat
menyebabkan disfungsi hipofisis, yaitu bagian di otak yang mengatur berbagai produksi hormon).

Read more: http://doktersehat.com/anatomi-dan-patofisiologi-hidrosefalus-pada-anak/#ixzz5CIzkHRIE

Navigation

PENYAKIT A-Z

OBAT A-Z

KESEHATAN WANITA

KEHAMILAN

PENGOBATAN

OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BERITA KESEHATAN

SEKSUALITAS

Hidrosefalus pada Anak – Penyebab dan Gejala

FacebookTwitterGoogle+WhatsAppLinePrint

Penyebab hidrosefalus pada anak berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

hidrosefalus-pada-anak-bayi

Etiologi pada anak usia 0-2 tahun:

Infeksi intrauterine (infeksi yang terjadi ketika janin masih di dalam kandungan)

Meningoensefalitis bakteri/ virus pada bayi

Kista araknoid (kista pada bagian di otak)

Tumor intrakranial

AV malformasi
Post infeksi

Gangguan perkembangan: Stenosis Aquaduktus, myelomeningokel, Kista Dandy Walker, Ensefalokel

Etiologi pada anak usia 2-12 tahun

Massa yang menekan sistem ventrikular: Kraniofaringioma, tumor pineal

Tumor fossa posterior: Meduloblastoma, astrositoma,ependimoma

Gangguan perkembangan: Stenosis aquaduktus, malformasi Arnold Chiari

Post infeksi: Meningitis

Post hemorraghik

Gejala Hidrosefalus pada Anak

Gejala yang menonjol pada hidrosefalus adalah bertambah besarnya ukuran lingkar kepala anak
dibanding ukuran normal. Di mana ukuran lingkar kepala terus bertambah besar, sutura-sutura melebar
demikian juga fontanela mayor dan minor (fontanela mayor adalah ubun-ubun besar, dan fontanela
minor adalah ubun-ubun kecil) melebar dan menonjol atau tegang.

Beberapa penderita hidrosefalus kongenital memiliki ukuran kepala yang besar saat dilahirkan sehingga
sering mempersulit proses persalinan, bahkan beberapa kasus memerlukan operasi seksio sesaria. Tetapi
sebagian besar anak-anak dengan hidrosefalus tipe ini dilahirkan dengan ukuran kepala yang normal.
Baru pada saat perkembangan secara cepat terjadi perubahan proporsi ukuran kepalanya.

Akibat penonjolan lobus frontalis, bentuk kepala cenderung menjadi brakisefali, kecuali pada sindrom
Dandy-Walker di mana kepala cenderung berbentuk dolikosefalik, karena desakan dari lobus oksipitalis
akibat pembesaran fossa posterior.

Sering dijumpai adanya Setting Sun Appearance/ Sign, yaitu adanya retraksi dari kelopak mata dan sklera
mata menonjol keluar karena adanya penekanan ke depan bawah dari isi ruang orbita, serta gangguan
gerak bola mata ke atas, sehingga bola mata nampak seperti matahari terbenam.

Selain itu, gejala juga dapat terlihat di kulit kepala yang tampak tipis dan dijumpai adanya pelebaran
pembuluh darah vena di balik kulit. Pada pemeriksaan perkusi (pengetukan kepala dengan jari) kepala
anak akan terdengar suara cracked pot, seperti suara kaca retak. Selain itu, juga dijumpai gejala-gejala
lain seperti gangguan tingkat kesadaran, muntah-muntah, retardasi mental, kegagalan untuk tumbuh
secara optimal.

Baca Juga: Hidrosefalus pada Anak - Penanganan dengan Obat

Pada pasien-pasien tipe ini biasanya tidak dijumpai adanya papil edema (pembengkakan saraf
penglihatan), tapi pada tahap akhir diskus optikus tampak pucat dan penglihatan kabur. Secara perlahan
sikap tubuh anak menjadi fleksi pada lengan dan tungkai. Gerakan anak menjadi lemah, dan kadang-
kadang lengan jadi gemetar.

Gejala hidrosefalus pada bayi (tipe congenital/ infantil):

Kepala membesar.

Sutura melebar.

Fontanella kepala prominen.

Mata kearah bawah (sunset phenomena).

Nistagmus horizontal.

Perkusi kepala: Cracked pot sign atau seperti semangka masak.

Ukuran rata-rata lingkar kepala berdasarkan umur:

Umur Lingkar Kepala

0 bulan 35 cm

3 bulan 41 cm

6 bulan 44 cm

9 bulan 46 cm

12 bulan 47 cm

18 bulan 48,5 cm

Gejala hidrosefalus pada bayi tipe juvenile/ dewasa (2-10 tahun):


 Sakit kepala.
 Kesadaran menurun.
 Gelisah
 Mual dan muntah.
 Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak.
 Gangguan perkembangan fisik dan mental.
 Papil edema; ketajaman penglihatan akan menurun dan lebih lanjut dapat mengakibatkan
kebutaan bila terjadi atrofi papila N.II (mengecilnya saraf pengelihatan karena peningkatan
tekanan terus menerus).
 Tekanan intrakranial meninggi oleh karena ubun-ubun dan sutura sudah menutup, nyeri kepala
terutama di daerah bifrontal dan bioksipital. Aktivitas fisik dan mental secara bertahap akan
menurun dengan gangguan mental yang sering dijumpai seperti: respon lambat, kurang
perhatian dan tidak mampu merencanakan aktivitasnya.

Read more: http://doktersehat.com/penyebab-dan-gejala-hidrosefalus-pada-anak/#ixzz5CJ0jkxVC

Navigation

PENYAKIT A-Z

OBAT A-Z

KESEHATAN WANITA

KEHAMILAN

PENGOBATAN

OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BERITA KESEHATAN

SEKSUALITAS

Hidrosefalus pada Anak – Penanganan dengan Obat

FacebookTwitterGoogle+WhatsAppLinePrint

Pengobatan utama hidrosefalus adalah melalui operasi. Tujuannya adalah untuk membuang kelebihan
cairan serebrospinal di dalam otak. Salah satu jenis operasi yang biasanya diterapkan pada kasus
hidrosefalus adalah operasi pemasangan shunt. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa hidrosefalus juga
dapat diatasi dengan obat-obatan?
hidrosefalus-pada-anak-bayi

Pemakaian terapi medikamentosa (obat-obatan) ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui
upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan penyerapannya. Pada
dasarnya obat-obatan yang diberikan adalah duretika (obat yang membuang cairan dalam tubuh) seperti
asetazolamid dan furosemid.

Cara ini hanya efektif pada hidrosefalus tipe non obstruktif di mana terjadi sekresi CSS atau hambatan
absorpsi CSS seperti pada kasus-kasus oklusi sinus, meningitis, atau perdarahan intraventrikuler pada
neonatal.

Pemberian terapi diuretik dapat diberikan pada bayi prematur dengan perdarahan pada CSS (selama
tidak terjadi hydrocephalus aktif) sambil menunggu apakah terjadi absorpsi CSS secara normal kembali.
Yang perlu menjadi catatan adalah, cara ini hanya digunakan sebagai terapi tambahan saja bukan sebagai
terapi definitif

Terapi diuretik yang diberikan adalah:

Acetazolamide

Acetazolamide bekerja dengan cara merintangi enzim karboanhidrase di tubuli proksimal ginjal, sehingga
disamping karbonat, juga Na dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan dengan air. Acetazolamide
memiliki fungsi diuretik yang lemah.

Efek samping dari obat ini biasanya menimbulkan kebas pada jari tangan dan kaki karena hipokalemia
(kadar ion kalium yang rendah di darah). Bahkan, beberapa orang dapat mengalami pandangan yang
kabur, tapi biasanya masalah ini akan hilang ketika Anda menghentian penggunaan obat. Acetazolamide
juga meningkatkan resiko batu ginjal kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Untuk mengurangi dehidrasi dan
sakit kepala dianjurkan untuk minum banyak cairan.
Obat ini akan menimbulkan kontradiksi bagi mereka yang mempunyai sakit ginjal, hati, diabetes, masalah
dengan kelenjar adrenal, cell anemia, alergi terhadap sulfa dan CA inhibitor serta ibu hamil.

Furosemide

Baca Juga: Hidrosefalus pada Anak - Penyebab dan Gejala

Diuretik ini mengurangi air yang direabsorbsi kembali ke darah berakibat pada penurunan volume darah.
Loop diuretik juga menyebabkan vasodilatasi vena pembuluh darah ginjal sehingga menurunkan tekanan
darah.

Read more: http://doktersehat.com/penanganan-hidrosefalus-pada-anak-dengan-obat/#ixzz5CJ129dKP

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan Navigation

PENYAKIT A-Z

OBAT A-Z

KESEHATAN WANITA

KEHAMILAN

PENGOBATAN

OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BERITA KESEHATAN

SEKSUALITAS

Hidrosefalus pada Anak – Operasi

FacebookTwitterGoogle+WhatsAppLinePrint

Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Terdapat 2 metode operasi populer
yang biasa dilakukan sebagai terapi definitif pada kasus hidrosefalus yaitu operasi pintas (shunting) dan
endoscopic third ventriculostomy (ETV).

hidrosefalus-pada-anak-bayi
Teknik shunting

Sebuah kateter ventrikular (seperti selang) dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau kornu frontalis,
ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monro. Kemudian terdapat suatu reservoir yang memungkinkan
pengambilan dari CSS untuk dilakukan analisis.

Terdapat sebuah katup yang terdapat dalam sistem shunting ini, baik yang terletak di bagian atas dengan
katup berbentuk diafragma maupun yang terletak di bawah dengan katup berbentuk celah Katup akan
membuka pada tekanan tertentu.

Ventriculo-atrial shunt (VA Shunt). Ujung bawah kateter dimasukkan ke dalam ruang bilik kanan jantung
melalui pembuluh darah vena jugularis interna.

Ventriculo-peritoneal shunt (VP Shunt)

Selang silastik ditanam dalam lapisan subkutan (lapisan lemak kulit)

Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum

Metode ini cocok untuk anak-anak, dengan kumparan silang yang banyak, memungkinkan tidak
diperlukan adanya revisi walaupun badan anak tumbuh memanjang.

Komplikasi shunting

Infeksi

Berupa peritonitis (radang selaput di perut), meningitis (radang selaput otak) atau peradangan
sepanjang saluran subkutan. Pada pasien-pasien dengan VA Shunt, bakteri aleni dapat mengawali
terjadinya Shunt Nephritis yang biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus epidermis ataupun S.
aureus, dengan risiko terutama pada bayi. Pencegahan dilakukan dengan pemberian antibiotik dapat
mengurangi risiko infeksi

Hematoma subdural

Ventrikel yang kolaps akan menarik permukaan korteks serebri dari duramater. Pasien post operatif
diletakkan dalam posisi terlentang mengurangi risiko sedini mungkin.

Obstruksi/ Sumbatan
Dapat ditimbulkan oleh:

Ujung proksimal tertutup pleksus khoroideus

Adanya serpihan-serpihan (debris atau jaringan sisa)

Gumpalan darah

Ujung distal tertutup omentum

Pada anak-anak yang sedang tumbuh dengan VA Shunt, ujung distal kateter dapat tertarik keluar dari
ruang atrium kanan, dan mengakibatkan terbentuknya trombus dan timbul oklusi.

Beberapa pasien Post shunting mengeluh sakit kepala dan muntah pada posisi duduk dan berdiri, hal ini
ternyata disebabkan karena tekanan CSS yang rendah, keadaan ini dapat diperbaiki dengan jalan:

Intake cairan yang banyak

Katup diganti dengan katup yang terbuka pada tekanan yang tinggi

Asites (penimbunan cairan di perut) oleh karena CSS

Baca Juga: Hidrosefalus pada Anak - Penegakan Diagnosis

Asites CSS ataupun pseudokista pertama kali dilaporkan oleh Ames, kejadian ini diperkirakan 1% dari
penderita dengan VP shunt. Adapun patogenesisnya masih bersifat kontroversial. Diduga sebagai
penyebab kelainan ini adalah pembedahan perut sebelumnya, peritonitis, protein yang tinggi dalam CSS.

Asites CSS biasanya terjadi pada anak dengan peningkatan tekanan intrakranial di mana gejala yang
timbul dapat berupa distensi perut, nyeri perut, mual dan muntah-muntah.

Kraniosinostosis

Kraniosistosis merupakan penutupan dini dari sutura (penghubung tulang-tulang di tengkorak). Keadaan
ini terjadi sebagai akibat dari pembuatan shunt pada hidrosefalus yang berat, sehingga terjadi
penututupan dini dari sutura kranialis.
Terapi untuk mengatasi hidrosefalus adalah Pemasangan VP shunt. Prinsip dari prosedur ini adalah
membuat saluran baru antara dari aliran CSS di kepala ke rongga perut. CSS yang dialirkan secara satu
arah kemudian akan diserap oleh peritoneum (lapisan di rongga perut) dan masuk ke pembuluh darah.

Prosedur ini memiliki banyak komplikasi yang meliputi diskoneksi komponen alat, alat yang putus, erosi
alat ke kulit atau organ perut seperti perforasi colon sigmoid oleh distal kateter sehingga keluar melalui
anus, over shunting, under shunting, buntu di proksimal atau distal, letak alat tidak pas, perdarahan
(haematome) subdural akibat reduksi CSS yang berlebihan, ascites, kraniostenosis, keadaan CSS yang
rendah dan infeksi. Setiap VP shunting memiliki kemungkinan risiko revisi sekitar 3 kali dalam 10 tahun
pasca operasi.

Selain shunt, ada operasi dengan teknik ETV. Operasi dengan teknik ETV prinsipnya adalah pengaliran
CSS dari dasar ventrikel III ke sisterna basalis yaitu ruang subarakhnoid di belakang sela tursika.

Pada teknik ETV tidak ada alat yang dipasang, sehingga aliran CSS dibuat hampir mendekati aliran
fisiologis menuju sistem penyerapan pada vili arakhnoid. Keuntungan teknik ETV lainnya adalah sekali
tindakan saja, berarti tidak memerlukan perawatan lebih lanjut, biaya murah dan sederhana.

Teknik ETV hanya dilakukan pada hidrosefalus obstruktif. Di Indonesia masalah utama adalah harga alat
yang relatif mahal apalagi kalau terjadi penggantian waktu revisi, dan hal ini akan sangat membebani
keluarga penderita.

Вам также может понравиться