Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MINERAL
6
7
a. Warna
Warna pada mineral adalah hasil dari kemampuan suatu
mineral untuk menyerap cahaya dan kemudian akan dipantulkan
kembali oleh mineral, cahaya yang dikeluarkan oleh mineral
mempunyai panjang gelombang tertentu, yang apabila sampai ke
mata manusia akan menghasilkan warna-warna tertentu. Warna
mineral dibedakan menjadi dua, yaitu:
Idiokromatik, apabila warna mineral selalu tetap, umumnya
dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus
cahaya(opak) seperti galena, magnetit, dan pirit.
Alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari
material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-
mineral yang tembus cahaya seperti kuarsa dan kalsit.
Berikut ini warna-warna mineral :
Putih : Gipsum, Milky quartz.
Hijau : Klorit, Serpentin, Malakit.
Biru : Azurit, Beril.
Merah : Hematit, Limonit, Sinabar.
Coklat : Garnet, Limonit.
Abu-abu : Grafit,Hematit.
Hitam : Magnetit, Piroksen, Hornblend.
Bening : Kuarsa, Intan, Kalsit.
Kuning : Belerang.
b. Cerat (Streak)
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk serbuk. cerat
diperoleh dengan menggoreskan mineral pada permukaan porselen
kasar atau menumbuknya sampai jadi serbuk. Warna mineral tidak
selalu sama dengan warna ceratnya.
Hematit : warna merah coklat atau abu-abu, cerat selalu
merah coklat.
Augit : warna hitam, cerat abu-abu kehijauan.
Biotit : warna hitam atau coklat, cerat tidak berwarna.
Ortoklas : warna merah jambu, cerat putih.
c. Kilap (Luster)
Kilap adalah kenampakan mineral yang ditunjukkan oleh
pemantulan cahaya yang mengenainya. Kilap dibedakan menjadi
dua, yaitu :
Kilap logam
Kilap ini memberikan kesan seperti logam bila terkena
cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral
yang mengandung logam atau mineral biji seperti: emas,
galena, pirit, kalkopirit,magnetit, grafit dan hematit.
d. Kekerasan(Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan
atau kemampuan suatu mineral untuk menggores mineral lain..
Secara relatif sifat fisik ini di tentukan menggunakan skala mosh.
Berikut urutan kekerasan berdasarkan skala mosh:
e. Bentuk kristal
Bentuk kristal dapat dikatakan kristalin, bila mineral
tersebut memiliki bentuk kristal yang jelas. Bidang Kristal
dikatakan amorf, bila tidak memiliki bentuk kristal yang jelas.
Mineral dialam jarang di jumpai dalam bentuk amorf yang ideal,
karena kondisi pertumbuhan yang biasanya terganggu oleh proses-
proses yang lain.Adapun bentuk-bentuk kristal yang dimiliki oleh
mineral, yaitu sebagai berikut:
f. Belahan(cleavage)
Suatu mineral dikatakan memiliki belahan apabila mineral
tersebut memiliki kecendrungan untuk pecah melalui bidang
tertentu. Belahan sangat membantu dalam mendeskripsikan mineral
dan kualitasnya. Belahan sendiri dinyatakan dengan istilah:
g. Pecahan (Fracture)
Pecahan adalah cara suatu mineral untuk pecah atau hancur
dengan tidak mengikuti bidang belahannya. Ada 4 macam pecahan,
yaitu :
Konkoidal, bergelombang melengkung pada permukaan
pecahannya. Contoh : Kuarsa, Kalkosit, Malakit.
Splintery / Fibrous, pecahannya berserat seperti abon. Contoh
: Augit, Hipersten, Asbes.
Uneven / Irregular, permukaan pecahan kasar dan tidak
teratur. Contoh : Pirit, Kalkopirit, Hematit, Garnet.
Hackly, permukaan pecahan kasar,tidak teratur dan runcing-
runcing. Contoh : Perak, Tembaga.
Earthy, adalah jenis pecahan yang hasil pecahannya hancur
seperti tanah. Contoh: mineral lempung.
i. Tenacity
Tenacity merupakan daya tahan mineral untuk pecah.
Tenacity terbagi menjadi:
Brittle : hancur menjadi pecahan-pecahan runcing.
Contoh : Kuarsa.
Melleable : dapat diubah bentuknya tanpa menjadi
pecah dan dapat dipipihkan. Contoh : Tembaga Murni.
Sectile : dapat dipotong dengan pisau menjadi keping
keping tipis. Contoh : Talk.
Flexible : dapat dilengkungkan tetapi tidak dapat
kembali ke bentuk asal jika gaya ditiadakan. Contoh :
Selenit dan Gipsum.
Elastic : dapat dilengkungkan dan kembali ke bentuk
semula setelah gaya ditiadakan. Contoh : Muskovit.
j. Diaphaneity
Diaphaneity adalah cara mineral untuk meneruskan cahaya,
terbagi menjadi:
k. Spesial Properties
Rasa (Taste)
Asin : Halit .
Pahit : Epsomit.
Feel
Soapy / sabun : Talk, Bentonit.
Greasy / berminyak : Grafit.
Bau
Bawang Putih : Mineral As.
Lobak : Mineral Se.
Belerang : Sulfur.
Arang : Batubara, Lignit.
Tanah : Kaolin basah.
Kelistrikan
Bermuatan listrik jika digosok dengan kain, contoh : Intan,
Topaz, Turmalin.
Bermuatan listrik bila dipanasi, contoh : Turmalin, Kuarsa.
Bermuatan listrik bila ditekan, contoh : Kuarsa.
Berdaya hantar listrik , contoh : Tembaga dan Besi.
Kemagnetan
Bersifat magnetik : Magnetit, Pirotit,
Ferroplatin.
Serbuknya tertarik magnet : Magnetit, Porotit.
Daya hantar panas
Konduktor : Tembaga, Besi.
Isolator : Asbes, Mika.
Keradioaktifan
Mineral bersifat radioaktif, contoh : Uraninite, Pitchblende.
17
Fosforisensi
Dapat bercahaya atau bersinar, setelah tidak kena cahaya
matahari. Contoh : Barium Sulfida, Kalsium Sulfida.
Flourisensi
Dapat bercahaya atau bersinar, apabila terkena cahaya. Contoh
: Flourit, Barium Platina Sianida, Willemite.
2.3.2. Bahan
a. 3 buah batuan (Biotit,Kuarsa,Plagioklas)
No. Urut :1
No. Peraga : 36
Identifikasi Mineral
1. Warna : Hitam pekat
2. Cerat :Hitam keabu-abuan
3. Kilap : Non logam (kilap kaca)
4. Kekerasan : 2,5-3,0 skala mohs
5. Bentuk Kristal : Monoklin
6. Belahan : Sempurna 1 arah
7. Pecahan :Uneven
8. Berat Jenis : 2,7-3,1gr/cm³
9. Tenacity : Brittle
10. Diaphoneity : Opaque
11. Lain-lain : Sebagai panas isolator
12. Nilai Ekonomis :Bisadijual kepada kolektor
13. Genesa : Terbentuk dari kristalisasi magma
14. Nama Mineral : Biotit
Sketsa Mineral
No. Urut :2
No. Peraga :-
Identifikasi Mineral
1. Warna : Putih bening
2. Cerat (Streak) : Putih
3. Kilap (Luster) : Non logam(kilap kaca)
4. Kekerasan (Hardness) :7
5. Bentuk Kristal : Heksagonal
6. Belahan : Tidak sempurna 3 arah
7. Pecahan : Konkoidal
8. Berat Jenis : 2,65 gr/cm3
9. Tenacity : Brittle
10. Diaphoneity : Transparent
11. Lain-lain : Bermuatan listrik bila dipanasi
12. Nilai Ekonomis : Bahan dalam industri kaca
13. Genesa : Hasil dari kritalisasi magma
14. Nama Mineral : Kuarsa
Sketsa Mineral
Cerat : Putih
PARAF ASPRAK
Kilap : Non logam(kilap kaca)
No. Urut :3
No. Peraga : 30
Identifikasi Mineral
1. Warna : Putih susu
2. Cerat (Streak) : Putih
3. Kilap (Luster) : Non logam(kilap sutra)
4. Kekerasan (Hardness) : 6,0-6,5(skala mohs)
5. Bentuk Kristal : Isometri
6. Belahan : Sempurna
7. Pecahan : Uneven
8. Berat Jenis : 2,61-2,76 gr/cm³
9. Tenacity : Brittle
10. Diaphoneity : Translucent
11. Lain-lain : Diagmagnetik
12. Nilai Ekonomis : Bahan Koleksi
13. Genesa : Hasil kristalisasi magma
14. Nama Mineral : Plagioclase
Sketsa Mineral
Cerat ; Putih
PARAF ASPRAK
Kilap : Non logam(kilap sutra)
2.7. Pembahasan
Pada pengamatan kedua yang saya lakukan terhadap mineral Kuarsa, dapat
diketahui bahwa batuan memiliki warna mineralPutih bening. Saat diamati cerat
dengan cara menggosok mineral di keramik / ubin, warna cerat yang timbul
adalah Putih. Kemudian mineral dihadapkan pada cahaya, ternyata menunjukkan
Kilap Non logam(kilap kaca)dan kemampuan mineral dalam meneruskan cahaya
yaitu Transparent.Kekerasan mineral ini bernilai 7(skala mohs) dan memiliki
belahan Tidak sempura 3 arah.Saat diamati mineral dengan lup terlihat bentuk
kristalnya Heksagonal.Setelah itu mineral dipecahkan, dari kegiatan ini diketahui
bahwa pecahan mineral ini adalah Konkoidal dan ketahanan mineral untuk pecah
yaitu Brittle. Selain itu mineral ini memiliki berat jenis sebesar 42,65gr/cm³.
Mineral ini digunakan sebagai bahan dalam industry kaca .Bersifat panas bila
dipanasi.Genesanya hasil dari kristalisasi magma.
25
2.8. Kesimpulan
Berdasarkan dari data klasifikasi dan identifikasi serta analisa tentang
mineral dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap mineral memiliki sifat fisik masing-masing
2. Dalam satu batuan peraga bisa terdapat lebih dari satu mineral
3. Antar mineral memiliki persamaan dan perbedaan karakteristiknya
4. Nilai ekonomis suatu mineral bergantung oleh beberapa faktor salah
satunya faktor fisik yang dimiliki mineral
5. Terbentuknya mineral bergantung pada faktor alam yang
mempengaruhinya