Вы находитесь на странице: 1из 36

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny”E” G7P5A1H5 UK 36 - 37 MINGGU


KEHAMILAN DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN
DI KUBANG NAN DUO WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIRUKAM
Tanggal : 24 – 05 - 2016

Oleh:
ERNI NOVITA
NIP 19741123 200604 2 008
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan karunia
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan asuhan kebidanan Komunitas dengan
judul Asuhan Kebidanan pada Ny”E” G7P5A1H5 UK 36 - 37 Minggu kehamilan dengan Pre
Eklamsia ringan di Kubang Nan Duo wilayah kerja Puskesmas Sirukam tanggal 16 Mei 2016
Dalam menyusun laporan ini, saya berusaha dan berupaya semaksimal mungkin
mengaplikasikan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip ilmiah yang telah saya peroleh selama
pendidikan tanpa terlepas dari bimbingan, arahan dan dukungan serta bantuan dari berbagai
pihak untuk itu saya menggucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Sunaryadi, MbM, selaku Direktur RSNU Tuban
2. Bapak H. Miftahul Munir SKM, M, kes, selaku Direktur AKBID NU Tuban.
3. Ibu Eva Silviana R, SST.,M.Kes, selaku ketua Prodi DIII Kebidanan STIKES NU Tuban.
4. Ibu Anis W. Hidayah, Amd.Keb, selaku kepala ruangan Bersalin RSAB MUHAMMADIYAH
Tuban yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan tugas praktek di
Ruang bersalin.
5. Ibu Iskandariyati, Amd.Keb, selakun pembimbing ruangan Maternitas RSNU Tuban yang telah
membimbing saya dalam melaksanakan praktek.
6. Ibu Dwi Kurnia P. S. S.Keb, Bd sebagai pembimbing akademikyang telah membimbing saya
dalam melaksanakan praktek.
7. Kedua orang tuaku yang telah memberikan semangat kepada saya

Dalam penyusunan laporan ini saya sadar bahwa Asuhan Kebidanan masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu, saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan saya semoga Asuhan Kebidanan ini memberikan
manfaat yang positif untuk proses belajar mengajar di AKBID NU Tuban.
Wassalammualaikum Wr. Wb.

Kubang Nan Duo 16 Mei 2016


Penulis
ERNI NOVITA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup ....................................................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan ................................................................................................... 2
1.5 Pelaksanaan .........................................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Persalinan ....................................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Pre Eklampsia-Eklampsia .....................................
2.3 Konsep Dasar Kebidanan Menurut Hellen Varney ................................................ 12

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data...................................................................................................... 19


3.2 Identifikasi Diagnosa / Masalah ............................................................................ 23
3.3 Diagnosa Potensial ................................................................................................ 24
3.4 Tindakan Segera / Kolaborasi ................................................................................ 24
3.5 Intervensi / Perencanaan ........................................................................................ 24
3.6 Implementasi / Pelaksanaan .................................................................................. 25
3.7 Evaluasi .........................................................................................................28
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 30
4.2 Saran ................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan merupakan suatu proses alami yang ditandai oleh timbulnya atau terbukanya
serviks yang diikuti dengan lahirnya bayi dan placenta melalui jalan lahir. Persalinan normal
adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala atau ubun-ubun kecil, tanpa
memakai alat atau penolong istimewa, serta tidak melalui ibu maupun bayi ( kecuali episiotomy),
berangsur dalam waktu kurang dari 24 jam. Partus abnormal adalah bayi lahir melalui vagina
dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi atau ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi,
embriotomi, atau lahir perabdominan dengan sectic cesarea, yang disebabkan karena bayi besar,
letak sungsang, letak utang, panggul sempit, kekuatan mengejan ibu yang lemah.
Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait
dengan kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain, 1400 perempuan meninggal setiap hari atau
lebih dari 500.000 perempuan ,meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Sebagai
perbandingan, angka kematian bayi di negara maju seperti di Inggris saat ini sekitar 5 per 1.000
kelahiran hidup. Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena kehamilan
dan persalinan, termasuk perdarahan, infeksi, aborsi tidak aman, tekanan darah tinggi, dan
persalinan lama. (anonym, 2005)
Salah satu penyebab dari tingginya mortalitas atau morbiditas ibu bersalin adalah
hipertensi yang karena tidak ditangani dengan benar berujung pada preeklamsia dan ekslampsia.
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyakit kehamilan. Oleh karena itu, ditekankan
bahwa pengetahuan tentang pengelolaaan sindroma preekslampsia ringan dengan hipertensi,
odema da protein urine harus benar-benar dipahami dan ditangani dengan hal benar oleh semua
tenaga medis (Prof. dr. HMuh Dikman Angsar, SpOg, tahun 2006).
Insiden preekslampsia sangatdipengaruhi oeh paritas, de bosque end dengan ras dan etnis.
Disamping itu juga dipengaruhi oleh predispoisi genenik, dan juga faktor lingkungan. Sebagai
contoh, dilaporkan bahwa tempat yang tinggi di Colorado meningkatkan preeclampsia.
Preeklampsia lebih sering terjadi pada primigravida di bandingkan dengan multigravida. Faktor
resiko lain yang menjadi predisposisi terjadinya preeclampsia meliputi hipertensi kronik,
kelainan faktor pembekuan, diabetes, penyakit ginjal, penyakit autoimun seperti lupus, usia ibu
yang terlalu muda atau terlalu tua dan riwayat preeklampsia dalam keluarga. (Cunningham,
2003)
Preeklampsia berat merupakan kesatuan penyakit yang disebabkan oleh kehamilan
walaupun belum jelas bagaimana terjadi. Dalam memberikan asuhan kebidanan bidan berperan
sebagai pendidik, konselor, dan bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya. Oleh karena itu,
pentingnya peranan ibu untuk mengurangi atatu mencegah resiko terjadinya preeclampsia
menjadi eklampsia.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah mempelajari memahami dan menggunakan management kebidanan ini diharapkan dapat
mengaplikasikan teori yang ada yang telah di dapat dengan kasus yang ada di lapangan sehingga
mampu memberikan pelayanan yang bermutu dengan mendukung peran, tugas dan
tanggungjawab bidan pada ibu bersalin.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mampu melakukan pengkajian data yaitu mengumpulkan data subjektif dan objektif pada Ny
“Z” GvP40004 dengan persalinan normal.
2. Mampu mengidentifikasi masalah dan diagnosa pada pasien Ny “Z” GvP40004 dengan
persalinan normal.
3. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin dapat terjadi pada Ny
“Z” GvP40004.
4. Mampu mengantisipasi tindakan segera atau kolaborasi yang diperlukan oleh Ny “Z”
GVP40004.
5. Mampu membuat dan mengembangkan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh
(konprehensif) Ny “Z” GvP40004.
6. Mampu melaksanakan rencana asuhan yang telah diberikan pada Ny “Z” GvP40004.
7. Mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada Ny “Z” GvP40004.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi konsep dasar, pengertian, teori-teori yang menjadi penyebab
persalinan, tahap dalam persalinan, isitilah-istilah dalam persalinan,
faktor-faktor persalinan, tanda-tanda permulaan persalinan, tanda-
tanda persalinan, mekanisme persalinan, rupture raineum pada
persalinan normal, konsep dasar preeclampsia-eklampsia, pengertian
etiologi, patofisiologi, tanda atau gejala preeclampsia berat,
klasifikas preeclampsia, preeclampsia berat, gambaran klinik,
diagnosis, pencegahan, penanganan, konsep dasar hellen vamey
BAB III TINJAUAN KASUS
Terfiri dari pengkajian, diagnosa atau masalah, diagnosa dan
masalah potensial, tindakan segera, intervensi, rencana asuhan,
implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 KONSEP KELUARGA

2.1.1 Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.(DEPKES RI, 1982 )

Keluarga adalah dua atau lebih dari 2 individu yang tergantung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga
berinteraksi disatu sama lain dan dalam besarnya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. (Effendy, 1998).Keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. (Notoadmojo, 2003)

2.1.2 Struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya


1.Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

2. Matrilineal
Adalah keluarga sedara yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrialokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

4. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa anak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami/istri. (Notoadmojo, 2003)

2.1.3 Ciri-ciri struktur keluarga

a. terorganisasi

saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota keluarga


b. ada kekerabatan

setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnyaa masing-masing

c. ada perbedaan dan kekhususan

setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing

(Effendy, 1998)

2.1.4 Bentuk keluarga

a. keluarga inti

adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak

b. keluarga besar

adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudar,
paman, bibi dan sebagainya

c. keluarga berantai

adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari 1 kali dan
merupakan suatu keluarga inti.

d. keluarga duda/janda

adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian

e. keluarga berkomposisi

adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup bersama

f. kabilas

adalah 2 orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi tanpa membentuk satu keluarga

(Effendy, 1998)
2.1.5 Peranan Keluarga

a. ayah

ayah sebagai suami dan ayah bagi anak-anak berperan sebagi pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepaala keluarga, dan sebagai anggota dari
kelompoknya

b. Ibu

sebagi istri dan ibu dari anak-anak. Ibu merupakan peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung sebagai salah satu
kelompok dari lingkungannya di samping itu juga berperan sebagai pencari nafkah
tambah keluarga

c. Anak

anak-anak melaksanakan peranan psikologis sesuai dengan tingkat perkembangan bik


fisik, mental, sosial dan spiritual.(Notoadmojo, 2003)

2.1.6 Fungsi keluarga

a. fungsi biologis

 Untuk meneruskan keturunan


 Memelihara dan membesarkan anak
 Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
 Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. fungsi psikologis

 Memberikan kasih sayang dan rasa aman


 Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
 Memberikan identitas keluarga

c. fungsi sosialisasi

 Membina sosialisasi pada anak


 Membentuk norma-norma tingkah laku sampai dengan tingkat perkembangan anak
 Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d. fungsi ekonomi

 Mencarai sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga


 Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhhan keluarga
 Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuan keluarga yang akan datang misalnya
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, tsb.

e. fungsi pendidikan

 Menyekolahhkan anak untuk memberikan pengetahuan keterampilan perilaku, anak


sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
 Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perannya sebagai orang dewasa
 Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

(Notoadmojo, 2003)

2.1.7 Tahap-tahap perkembangan keluarga

1. Tahap berdua kembali

Setelah anak besar dan menempuh kehidupan sendiri-sendiri, tinggal suami istri
berdua saja dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima
kenyataan akan dapat menimbulkan depresi/ stess

2. Tahap masa tua

Tahap ini masuk ke tahap lanjutan usia dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meningkatkan dunia fana ini.(Notoadmojo, 2003)

3.2 Konsep Dasar Pre- eklampsia –eklampsia


Pengertian
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan protein
uria yang timbul karena kehamilan. (Ilmu kebidanan, 2005)
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan protein uria
yang timbul akibat kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ke -3
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mula hidafidosa (Sarwono
Prawiroharjo : 2006 : 282)
Pre-eklampsia berat merupakan kesatuan penyakit yang disebabkan oleh kehamilan
walaupun belum jelas bagaimana terjadi di Indonesia preeclampsia, eklampsia, disamping
perdarahan dan infeksi masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian
perinatal yang tinggi (Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo, Ds06)
Pre-eklampsia dibagi dalam 2 golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila
satu atau lebih tanda gejala di bawah ini :
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic 110 mmHg atau lebih.
2. Protein uria 5 g atau lebih dalam 24 jam : 3 atau 4 + pada pemeriksaan kualitatif.
3. Oligouria, air kencing 400ml atau kurang dalam 2-4jam
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium.
5. Edema paru dan sianosis. (Ilmu kebidanan : 2005)

Etiologi
Apa yang menyebabkan pre-ekslampsia dan ekslampsia samapi sekarang belum diketahui.
Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab yang memberi jawaban
yang memuaskan. Teori yang harus dapat menerangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, keha primigravida, hamil ganda dan
molahidasidosa.
2. Kejadiannya makin meningkat dengan makin tuanya usia kehamilan.
3. Gejala penyakit berkurang bila terjadi kematian janin.

Patofisiologi
Pada pre-ekslampsia terjadi spasme pembuluh darah di sertai dengan retensi garam dan air.
Pada biopsy ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus, pada beberapa kasus, lumen
arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat di lalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika
semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah kan naik. Sebagai usaha
untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang
berlebihan dalam ruangan intertisia belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan
garam. Protein uria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus.
ada organ-organ :
a. Otak
Pada pre-ekslampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-batas normal.
b. Placenta dan rahim
Aliran darah menurun ke placenta dan menyebabakan gangguan janin dank arena kekurangan
oksigen terjadi gawat janin. Pada pre-ekslampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan
kepekaannya terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus premature.
c. Ginjal
Filtrasi glomelurus berkurang oleh karena aliran keginjalan menurun, hal ini menyebabkan
filtrasi natrium melalui glomelurus menurun. Sebagai akibatnya terjadi retensi garam dan air.
Filtrasi glomelurus dapat turun sampai 50 % dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapat
terjadi oligouria dan anuria.
d. Paru=paru
Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena bronkopneumonia
sebagai akibat Milan ganda, hidraminion, dan molahidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus,
4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan –kehamilan berikutnya.
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, kejang dan koma
Teori yang saat ini banyak dikemukakan sebagai penyebab pre-eklampsia ialah iskema placenta,
akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit
itu. Teori iskemia placenta dianggap dapat menerangkan berbagai gejala pre-ekslampsia dan
ekslampsia yaitu :
- Kenaikan tekanan darah
- Pengeluaran protein pada urine
- Edema kaki, tangan sampai muka
- Terjadinya gejala subjektif
 Sakit kepala
 Mata kabur
 Nyeri pada epigastrium
 Sesak nafas
 Berkurangnya urine
- Menurunkan kesadaran wanita hamil samapai koma
- Terjadi kejang
Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiotensin, rennin, dan
aldosteran sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan metabolism dapat berlangsung.
Pada pre-eklampsia dan eklampsia terjadi penurunan angiotensin, rennin, dan aldosteran tetapi di
jumpai edema, hipertensi, dan ptotein uria.
Bagaimana teori iskema implantasi dapat menerangkan gejala klinik tersebut. Berdasarkan
teori iskemia placenta bahan troflobos akan diserap ke dalam sirkulasi yang dapat meningkatkan
sensifitas terhadap angiotensin, rennin dan aldosteran, spasme pembuluh darah arterio dan
tertahannya garam air.
Teori iskemia daerah implantasi placenta di dukung pernyataan sebagai berikut :
1. Pre-ekslampsia dan ekslampsia lebih banyak terjadi pada aspirasi. Kadang-kadang ditemukan
asbes paru-paru
e. Mata
Adanya edema retina spasme pembuluh darah. Bila terdapat hal-hal tersebut maka harus
dicurigai pre-ekslampsia berat pada ekslampsia dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan
edema intra okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan.
f. Keseimbangan air dan elektrolit
Pada pre-ekslampsia ringan tidak dijumpai adanya perubahan tapi pada pre-ekslampsia berat dan
ekslampsia kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam organic lainnya, sehingga
cadangan alkali akan turun (Prof. Dr Rustam Mochtar, synopsis obstetric jilid I)
Tanda atau gejala pre-ekslampsia berat
Pre-ekslampsia berat, bila satu atau lebih tanda atau gejala dibawah ini ditemukan :
 Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
 Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
 Peningkatan kadar enzim hati atau ikterus
 Trombosit < 100.000/mm3
 Oliguria < 400 ml / 24 jam
 Protein uria > 30 / liter
 Nyeri epigastrium
 Perdarahan retina
 Edema pulmonum
 Gangguan cerebral dan virus
 Pandangan mata kabur
 Bengkak pada muka dan tangan
Ekslampsia ditandai oleh gejala-gejala pre-ekslampsia berat dan kejang :
 Kejang dapat terjadi tidk tergantung dari beratnya hipertensi
 Kejang bersifat tonik klonik, menyerupai kejang pada epilepsy grand mal
 Koma terjadi sesudah kejang, dapat berlangsung lama (berjam-jam).
(Sarwono, pelayanan kesehatan matemal dan neonatal)
2.2.5 Klasifikasi Pre-ekslampsia
1. Pre-ekslampsia ringan
Gejala dan tanda :
 Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam
 Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam
 Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih seminggu
 Protein uria 0,3 gram atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1-2 pada urine kateter atau urine
aliran pertengahan.
2. Pre-ekslmapsia berat
Gejala dan tanda :
 Tekanan darah 160 / 110 mmHg
 Ovigo uria, urine kurang dari 400 cc / 24 jam
 Protein uria lebih dari 3 gram/liter
 Keluhan subjektif :
 Nyeri epigastrium
 Gangguan penglihatan
 Nyeri kepala
 Edema paru dan sianosis
 Gangguan kesadaran
 Pemeriksaan :
 Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
 Perdarahan pada retina
 Trombosit kurang dari 100.000/mm
3. Ekslampsia
Menjelang kejang-kejang dapat didahului gejala subjektif yaitu nyeri kepala di daerah frontal,
nyeri epigastrium, penglihatan semakin kabur dan terdapat mual dan muntah dan pemeriksaan
menunjukkan hiperfleksia atau makin terangsang.
Gambaran klinik
Biasanya tanda-tanda timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang
berlebihan, diikuti edema, hipertensi dan akhirnya protein uria. Pada pre-ekslampsia ringan tidak
ditemukan gejala-gejala subjektif. Pada berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal.Skotama,
diplopia. Penglihatan kabur nyeri di daerah epigastrium, mual dan muntah. Gejala-gejala ini
sering ditemukan pada TD yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa ekslampsia akan
timbul. TD pun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum dan protein uria bertambah
banyak.
2.2.7 Diagnosis
Pada umumnya diagnosis didasarkan atas adanya 2 dari tanda utama yaitu : hipertensi,
edema, dan protein uria. Hal ini memang berguna untuk kepentingan statistik, tapi dapat
merugikan penderita karena tiap tanda dapat merupakan bahaya kendatipun ditemukan sendiri.
Adanya satu tanda harus menimbulkan kewaspadaan, apalgi karena cepat tidaknya penyakit tidak
dapat diramalkan dan bila ekslampsia terjadi, maka prognosis bagi ibu maupun bayi menjadi
jauh lebih buruk.
2.2.8 Pencegahan
Pengobatan hanya dapat dilakukan simtomatis karena etiologi preeclampsia, dan faktor-
faktor apa saja dalam kehamilan yang menyebabkannya. Tujuan utama penanganan mencegah
terjadinya pre eklampsia berat dan eklampsia, melainkan janin hidup dan melahirkan janin
dengan trauma sekecil-kecilnya.
Pada dasarnya pengobatan atau penanganan preeclampsia terdiri atas pengobatan medic
dan penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat
optimal, yaitu sebelum janin dalam kandungan , akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup di
luar kandungan dari pada di dalam uterus.
Pengobatan preeklmapsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan karena tindakan tersebut
mengingat sebabnya dan mencegah terjadinya eklampsia dengan bayi yang masih prematur
penundaan pengakhiran kehamilan mungkin dapat menyebabkan eklampsia dan kematian janin.
Pada janin dengan berat badan rendah kemungkinan hidup pada preeclampsia berat lebih baik di
luar dari pada di dalam uterus. Cara pengobatan dapat dilakukan dengan induksi persalinan atau
persalinan atau section cesarean menurut keadaan pada umumnya.
a. Penanganan pre eklampsai ringan
Instirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan. Istirahat
dengan berbaring pada posisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke placenta meningkat, aliran
darah ke ginjal juga banyak, tekanan vena pada ekstremitas bawah turun dan resorbsi cairan dari
daerah tersebut bertambah. Selian itu juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar.
Oleh sebab itu dengan istirahat biasanya tekanan darah turun dan edema berkurang. Pemberian
fernobarbital 3 x 3 mg sehari akan menenangkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan
darah.
b. Penanganan pre eklampsia berat
Para penderita yang masuk sudah ada tanda-tanda dan gejala PEB segera harus diberi
sedative yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang. Apabila sudah 12 – 24 jam bahaya
akut dapat diatasi dapat dilakukan cara terbaik untuk menghentikan kehamilan, tindakan ini perlu
untuk mencegah eklampsia.
Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang dapat diberikan:
Larutan sulfas magnesium 40% sebanyak 10 ml (4 gr) disuntikkan IM bokong kiri dan
kanan sebanyak dosis permulaan dapat diulang 4 gram tiap 6 jam menurut keadaan. Tambahan
sulfus magnesium hanya diberikan jika dieresis baik, reflek patela + dan kecepatan pernafasan
lebih dari 16x per menit. Obat tersebut akan menenangkan, menurunkan tekanan darah,
kemungkinan kejang dan eklampsia. Apa bila terjadi oligouria, sebaiknya penderita diberi
glukosa 20% secara IV. Obat diuretika tidak diberikan secara rutin.
Kadang-kadang keadaan penderita dengan pengobatan tersebut diatas menjadi lebih baik,
akan tetapi umunya pada PEB sesudah bahaya akut sebenarnya sebaiknya di pertimbangkan
untuk menghentikan kehamilan oleh karena dalam keadaan demikian harapan janin untuk hidup
terus tidak besar dan adanya janin dalam uterus menghambat sembuhnya penderita dan
penyakitnya.
Indikasi untuk pengakhiran kehamilan ialah ringan dengan kehamilan lebih dari cukup
bulan, dengan hipertensi atau protein uria menetap selama 10 – 14 hari, dan janin cukup matur
untuk dilahirkan.

2.3 Konsep Dasar Hellen Varney


Pengkajian data
Adalah suatu pengumpulan data lengkap untuk mengevaluasi keadaan dan kondisi pasien,
anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, data ini mencakup :
a. Data subjektif
Diperoleh dari anamnesa dan tanya jawab secara langsung dengan pasien.
Data ini meliputi :
1. Identifikasi atau Biodata
Nama : agar dapata mengenal klien dengan suami serta untuk membedakan dengan pasien lain.
Untuk mengetahui apakah klien beresiko tinggi atau tidak, mengevaluasi dengan terpi yang kan diberikan.
tau bangsa : Untuk mengetaui kebiasan-kebiasaan klien
Agama : Untuk memberikan bimbingan spiritual kepada klien pada saat dibutuhkan
Pendidikan : Sangat penting karena berkenan dengan pemberian motivasi dan pendidikan kesehatan yang dapat
di terima klien sesuai dengan tingkat pendidikannya.
Pekerjaan : Untuk mengetahui keadaan social ekonomi klien dan status taraf hidup klien, karena dengan
mengetahui hal-hal ini tersebut petugas dapat memberikan pelayanan yang sesuai.
Alamat : Untuk memudahkan untuk menghubungi sewaktu-waktu jika diperlukan dan untuk memberikan
lingkungan tempat tinggal pasien.
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang saat ini dirasakan oleh pasien sehingga dapat memberikan
asuhan yang sesuai. Yaitu Ny “Z” mengatakan merasa kenceng-kenceng mulai jam 19.00 WIB
dan ketuban pecah jam 19.45 WIB.
3. Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui apakah klien mendapat gangguan yang berhubungan terhadap menstruasi,
vaal kandungan, HPHT dan ,menentukan TP.
4. Riwayat kehamilan ini
Untuk mengetahui riwayat kesehatan dan riwayat obstetrik pada kehamilan Ny “Z” sehingga
dapat dugaan cepat dan tepat saat memberikan persiapan persalinan dan asuhan kebidanan yang
menyeluruh atau komprehensif sehingga dapat mencegah terjadinya Hpp dan kematian ibu.
5. Riwayat kehamilan yang lalu
Untuk mengetahui status obstetric ibu yang lalu karena berhubungan erat dengan kehamilan
sekarang sehingga dapat memberikan tindakan dan asuhan yang sesuai.
6. Riwayat kesehatan
Berisikan riwayat kesehatan Ny ”Z” dan keluarga sehingga dapat memberikan asuhanyang tepat
kepada ibu selama persalinanya dan mengantisipasi adanya komplikasi berdasarkan riwayat
penyakit yang pernah dialami oleh Ny “Z” ataupun keluarga yang bersifat menular, menurun,
dan menahun.
7. Riwayat psikologi
Untuk mengetahui status penerimaan akan kehamilan Ny “Z” dan dukungan yang telah di
berikan pada Ny “Z” oleh keluarga.
8. Pola kehidupan sehari-hari
Untuk mengetahui aktifitas Ny “Z” sehari-hari, nutrisi, eliminasi, rekreasi, sex, personal hygiene
karena dapat berhubungan dengan status kesehatan Ny”Z” dan asuhan yang akan mungkin
diperlukan oleh Ny “Z”
b. Data Objektif
Diperoleh langsung melalui pemeriksaan yang meliputi :
1. Penentuan umum
BB / TB : 60 kg / 161 cm
RR : normalnya 16- 20 x / menit
N : 60 – 100 x / menit
TD : 120 / 80 mmHg
S : 36 – 37 °C
 Inspeksi
Rambut : Apakah bersih atau tidak, marasmus atau tidak, ada
ketombe atau tidak, rontok atau tidak
Muka : Apakah ada cloasma gravidarum atau tidak, conjungtius pucat atau tidak, sclera ada ikterus atau
tidak
Mulut : Apakah ada caries gigi atau tidak, adakah stomatitis atau tidak, apakah bibir kering atau tidak,
lidah pucat atau tidak.
Leher : Apakah ada pembesaran pada vena tugularis atau tidak, apakah ada pembesaran kelenjar tyroid
dan kelenjar limfe atau tidak
Payudara : Apakah bentuk simetris atau tidak, areolanya mengalami hiperpragmentasi atau tidak, putting
susu sudah menonjol atau tidak, sudah keluar kolostrum atau tidak
Perut : Apakah pembesarannya sesuai dengan usia kehamilan aau tidak, apakah terdapat striae atau tidak,
apakah ada linea atau tidak, apakah ada luka parut atau tidak
Vulva :Warnanya bagaimana, normal atau tidak, apakah ada luka parut atau tidak, apakah ada keluaran
atau tidak, apakah ada varises atau tidak, adakah odema atau tidak, adakah kelainan atau tidak,
adakah IMS atau tidak.
Anus : Apakah ada hemoroid atau tidak
s dan bawah : apakah ada varises atau tidak, adakah odema atau tidak.
 Palpasi
 Leopoid I : Untuk mengetahui TFU, usia kehamilan dan bagian apa yang terdapat di fundus uteri
 Leopoid II : Untuk mengetahui bagian kanan kiri perut ibu punggung dan ekstremitas
 Leopoid III : Untuk mengetahui bagian terendah terdapat apa
 Leopoid IV :Untuk mengetahui bagian terendah janin sudah masuk PAP ataukah belum
 Auskultasi
Untuk mengetahui cortonennya teratur atau tidak dan frekuensinya berapa.
 Perkusi
Untuk mengetahui reflek positif atau tidak
2. Pemeriksaan khusus
Meliputi IV (tanggal : 14-7-2014 jam 20.10 WIB)
Pembukaan : sudah lengkap atau belum
Efficement : apakah sudah 100% atau belum
Konsistensi : lunak atau keras
Ketuban : apakah sudah pecah atau belum
Presentasi denominator : ubun-ubun kecil kiri depan
Hadge : 1
2.3.2 Diagnosa
Dengan diagnosa dapat ditentukan langkah-langkah dalam memberikan asuhan GvP40004
UK 40 minggu 1 hari T/H letkep intrauterine hadge 1 kesan panggul normal keadaan ibu dan
janin baik
2.3.3 Identifikasi diagnosa / masalah potensial
Langkah ini menggambarkan proses manajemen yang dapat mengidentifikasi situasi yang
gawat dimana petugas kesehatan harus bertindak segera untuk mengantisipasi keadaan lebih
buruk
2.3.4 Identifikasi kebutuhan segera
Langkah ini menggambarkan proses managemen yang dapat mengidentifikasi situasi gawat
dimana petugas kesehatan harus bertindak segera demin keselarasan jiwa ibu dan janin.
2.3.5 Intervensi / Rencana asuhan
Langkah ini berisi tentang serangkaian asuhan yang akan diberikan kepada Ny “Z”
GvP40004 sesuai dengan protap yang ada.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ini di harapkan Ny ”Z” dan keluarga mengerti informasi
kesehatan, agar tidak terjadi komplikasi selama proses persalinan.
Kriteria : Ibu dan keluarga kooperatif
Ibu dan bayi selamat
NO INTERVENSI RATIONAL
1 Janinan komunikasi Agar ibu merasa nyaman dan terjadi
terapeutik hubungan saling percaya dan
mempermudah dalam member
asuhan pada Ny “Z” GvP40004 T/H
intrauterine letkep
2 Lakukan observasi TTV  Agar ibu mengetahui keadaan ibu
dan bayi
3 Atur posisi Ny “2”  Ny “Z” merasa nyaman
4 Penuhi kebutuhan nutrisi Agar ibu tidak dehidrasi
dan cairan ibu
5 Jelaskan kemajuan Ny “Z” merasa tenang dan tidak
persalinan cemas
6 Siapkan alat  Lakukan pertolongan persalinan

2.3.6 Implementasi atau pelaksanaan


Langkah ini berisi tentang asuhan yang telah di berikan kepada klien berdasarkan rencana
yang telah disusun sebelumnya untuk menangani masalah atau diagnosa yang telah
teridentifikasi.
2.3.7 Evaluasi
Merupakan suatu langkah akhir untuk mengevaluasi dari pelayanan yang telah diberikan
kepada klien apakah benar-benar sudah terpebuhi sesuai dengan kebutuhan Ny”Z”. Apakah
pelayanan yang kita berikan berjalan dengan baik dengan mengetahui melalui :

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Identitas klien ( MKB tanggal : 14 Juli 2014 Jam: 20.00 WIB )
Nama Klien : Ny. Z Nama Suami : Tn. I
Umur : 40 tahun Umur : 39 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan : sopir
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Jl. Sunan Giri, Gresik Menikah : 38 tahun
No. Reg : Lama Menikah : 2 tahun
2. Riwayat menstruasi
Klien mengatakan menarche pada umur 14 tahun, siklus menstruasi 28 hari/bulan, lama
mensstruasi 7 hari/bulan,warna merah, bau anyir, disminorhea tidak pernah, fluor albus tidak
ada, HPHT : 10-10-2013, TP : 7-7-2014
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan,merasakan kenceng-kenceng pada perut bagian bawah mulai jam 19.00
WIB dan keluar cairan ketuban pada jam 19.45 WIB
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Suami UK Jns pers Penol BB/PB penyul umur L/ meneteki KB
P
1 9bln Spontan Bidan 3900/ 47 - 21 th L Ya,5bln+MPASI Suntik1bln

1 9bln Spontan Bidan 3700/44 - 28 th P Ya,4bln+MPASI Suntik


1bln
1 9bln Spontan Bidan 3800/ 47 - 12 th L Ya,6bln+MPASI Pil
1 9bln Spontan Bidan 3600r/46 - 5 th L Ya,4bln +MPAI Pil
2 Hamil Ini

5. Riwayat kehamilan ini


Klien mengatakan bahwa ini adalah kehamilannya yang ke 5 dengan suami yang kedua.
Usia kehamilan 9 bulan lebih, gerakan anak mulai terasa pada usia kehamilan 5 bulan, periksa
kehamilan di bidan Firda 9 kali selama hamil dan imunisasi TT 2 kali, keluhan selama kehamilan
ini sering BAK pada trimester III dan kenceng pada perut bagian bawah, dan tidak pernah pusing
6. Riwayat penyakit yang pernah di alami
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yangberat, menurun, menular, dan
menahun seperti asma, jantung, DM, IMS, dan Hipertensi
7. Riwayat penyulit keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak pernah ada yang menderita penyakit yang
menular, menurun dan menahun seperti IMS, asma, jantung, DM, dan Hipertensi
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
BB/TB : 60 kg/161 ccm
Nadi : 100 x/menit
TD : 160/100 mmHg
RR : 20 x/menit
S : 36,5˚c
Inspeksi
a. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak marasmus, tidak rontok
b. Muka :
 Cloasma gravidarum : tidak ada
 Conjungtiva : merah muda, tidak anemis
 Sklera : tidak ada ikterus, tidak pucat
c. Mulut :
 Gigi : tidak ada caries gigi
 Stomatitis : tidak ada
 Bibir kering : Tidak ada
 Lidah pucat : tidak ada
d. Leher :
 Pembesaran vena jugularis : tidak ada
 Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
 Pembesaran kelenjar linfe : tidak ada
 Struma : tidak ada
e. Payudara :
 Bentuk : simetris
 Areola : hiperpigmentasi
 Puting susu : menonjol
 Pengeluaran : colostrum
f. Perut :
 Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan
 Striae : livide
 Linea : nigra
 Luka parut : tidak ada
g. Vulva :
 Warna : merah kehitaman
 Luka parut : tidak ada
 Keluaran : lendir bercampur darah + air ketuban
 Varises : tidak ada
 Odema : tidak ada
 Kelainan : tidak ada
h. Anus :
 Hemoroid : ada
i. Ekstremitas atas dan bawah
 Varises : tidak ada
 Odema : tidak ada
Palpasi
 Leopold I : TFU 33 cm, pada fundus teraba bulat, lebar, besar, lunak, tidak melenting (
bokong)
 Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba panjang, datar, keras, seperti papan (punggung)
sedangkan pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin dan kosong, bersela
(ekstremitas)
 Leopold III : teraba bulat, keras, tidak melenting (kepala) karena sudah masuk PAP
 Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (convergen), teraba 1/5 bagian
 His : 3x10’35’’ ( 3 kali dalam 10 menit selama 35 detik)
Auskultasi
 Cortonen : 137 x/menit, teratur
 Teratur : ya
Perkusi / reflek
 Reflek patella : tidak di lakukan
2. Pemeriksaan khusus
Vagina toucher (VT)
Tanggal : 14 juli 2014 jam : 20.00 WIB
Pembukaan : 4 cm
Effacement : 25 %
Konsistensi : lunak
Ketuban : utuh
Presentasi : belakang kepala
Denominator : UUK
Holdge :I

II. Diagnosa
Dx : GvP40004 UK 40 minggu 1 hari T/H puka letak kepala intrauterin, kesan
pangggul normal, keadaan ibu dan janin cukup dengan inpartu kala I fase aktif + PEB
Masalah : TD : 160/100 mmhg
Protein urine : +2
DS : Ibu mengatakan bahwa dia merasa kenceng-kenceng yang lebih sering dan nyeri
perut bagian bawah dan tidak pusing
DO :
 Observasi TTV
KU : baik
TD : 160/100 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,5 ˚C
RR : 20x/menit
TFU : 33 cm
 Melakukan Palpasi
Leopold I : TFU 33 cm, fundus teraba bulat, lunak, besar, tidak melenting (bokong)
Leopold II : bagian kanan teraba panjang, keras, datar, seperti papan (punggung)
sedangkan bagian kiri teraba kecil-kecil bersela (ekstremitas)
Leopold III :bagian terendah teraba bulat, keras, tidak melenting (kepala) karena sudah
masuk PAP
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (convergen), teraba 1/5
His : 3x10’35’’
 Melakukan VT
Pembukaan : 4 cm
Effacement : 25%
Konsisitensi : lunak
Ketuban : utuh
Presentasi : belakang kepala
Denominator : UUK
Holdge :I
 Observasi DJJ
Frekuensi : 137 x/menit
Teratur : ya

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah potensial


Potensial terjadi eklampsia

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Kolaborasi denga dokter SpoG dalam pemberian terapi :
SM 20% 2 gr (10 cc) IV
SM 40% 10 gr boka/boki
V. Intervensi
Tanggal : 14 Juli 2014 Jam : 20.00 WIB
Tujuan : setelah di lakukan observasi selama 4 jam di harapkan pembukaan lengkap dan terjadi
partus spontan tanpa komplikasi
Kriteria :
 KU : baik
 TD : 120/80 mmHg-140/90 mmHg
N : 80-100x/menit
S : 36-37˚C
 His : adekuat
 DJJ dalam batas normal : 120-160x/menit
 Tidak terjadi eklampsia
 Tidak terdapatgangguan visus
 Kondisi ibu dan janin tetap baik
 Partus spontan B
No Intervensi Rasional
1 Jalin komunikasi terapeutik dengan ibu Untuk mengurangi rasa takut, siap dan
dan keluarga semangat pada ibu dalam menghadapi
persalinan
2 Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu Ibu dapat mengetahui kondisinya serta
janinnya saat ini
3 Observasi TTV dan DJJ tiap 30 menit Memantau keadaan ibu dan janin untuk
mempermudah melakukan tindakan
4 Penuhi kebutuhan nutisi Untuk memberikan penambahan energi /
tenaga pada ibu
5 Kolaborasi dengan dokter SpoG Untuk menentukan terapi yang akan di
berikan pada ibu
6 Berika lembar inform concent pada ibu Untuk meminta persetujuan pada ibu dan
dan keluarga keluarga untuk melakukan tindakan medis
jika terjadi sesuatu
VI. Implementasi
No Tgl/waktu Implementasi Tanta tangan
1 14  Menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga
Juli
2014 agar mengurangi rasa takut dan kooperatif dengan
Jam : asuhan yang akan di berikan
20.15WIB Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
bahwa kondisinya pada saat ini belum baik karena
tekanan darahnya tinggi, tetapi di harapkan ibu tidak
cemas karena keadaannya dan kehamilannya akan
membaik jika telah mendapatkan penanganan
 Melakukan observasi TTV dan DJJ setiap 30 menit (
observasi terlampir)
 Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan memberikan
makan dan minum dengan menu gizi seimbang
 Kolaborasi dengna dokter SpoG untuk pemberian terapi ,
berupa :
2 20.30 Pemasangan infus RD5 8 tetes permenit
3 20.40 Memberikan injeksi per IV MgSo4 40%17 tetes
permenit
4 21.00 Memberikan nefedipine 3x10 mg /hari
5 21.05 Memberikan drip MgSo4 40% 17 tetes permenit
6 21.10 Melakukan pemasangan kateter
7 21.15 Memberikan inform consent padaibu dan keluarga jika
sewaktu-waktu di perlukan tindakan untuk mengakhiri
kehamilan

Catatan Perkembangan
Tanggal: 14 Juli 2014 jam : 23. 00 wib
S : ibu mengatakan tidak pusing, kenceng-kenceng semakin kuat dan sering
O : TTV
 TD : 140/90 mmH
 N : 85x/menit
 S : 36 ˚C
 RR : 20x/menit
VT
 Pembukaan: 8 cm
 Effacement : 75%
 Ketuban : pecah
 Presentasi : belakang kepala
 Denominator : UUK
 Holdge : III
A : GvP40004 kala 1 fase aktif
P:
 pemantauan keadaan umum ibu dan janin
 observasi TTV dan DJJ setiap 30 menit
 observasi pembukaan
 partus spontan B

Lembar Observasi
Tanggal/ja HIS DJJ TTV Cairan/oba keterangan
m t
14 Juli 2x10’25 137x/menit TD : 160/100 Infus D5 + VT
2014 ’’ mmHg SM 20% 2 Pembukaan : 4 cm
20.00 N : 100x/menit gr (10cc) Effacement : 25%
S : 36,5˚C Konsistensi : Lunak
Ketuban : utuh
Presentasi : belakang
Kepala
Denominator : UUK
Holdge : I
20.30 3x10’25 136x/menit Infus D5 +
’’ OD 5Ui 8
tpm
20.45 12 tpm
21.00 3x10’30 137x/mnt N : 90x/menit 16 tpm
’’ S : 36˚C
21.15 20 tpm
21.30 3x10’30 137x/menit 24 tpm
’’
21.45 28 tpm
22.00 3x10’35 138x/menit N : 90x/menit 32 tpm
’’ S :36,5˚C
22.15 36 tpm
22.30 4x10’35 137x/menit 40tpm
’’
23.00 4x10’35 137x/menit N : 85x/menit
’’ S : 36˚C
23.30 4x10’35 137x/menit TD: 140/90 S : ibu mengatakan ingin
’’ mmHg meneran
N : 85 x/menit O : tampak caput di vulva
S: 36˚C VT
Pembukaan: lengkap
Holdge : IV
Effecement : 100%
A : GvP40004
P : lahirkan bayi dengan
pertolongan persalinan
sepontan B

Menejemen aktif kala II


waktu keterangan
23.30  setelah kepala janin tampak dan vulva dengan diameter 3-4 cm di introitus
vagina, meletakan handuk di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi dan
meletakan kain di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
 tangna kanan berada di perineum untuk melindungi agar tidak terjadi
robrkan dan tangan kiri berada di bagian supra syspisis untuk menahan
kepala agartidak terjadi hiper defleksi
 saat kepala lahir, usab wajah, hidung, dan mulut bayi pariksa apakah ada
lilitan tali pusat, jika ada longgarkan langsung keluarkan lewat depan
kunam atas untuk melahirkan bahu belakangepalajika erat lilitannya kita
klem di dua tempat dan kita potong. Tunggu hingga putar paksi luar
 setelah bayi putar paksi luar, tangan di posisikan secarav biparietal,
kemudian gerakan kebawah untuk melahirkan bahu depan kearah cunam
atas untuk melahirkan bahu belakang
 setelah kedua bahu lahir lakukan sangga susur sampai setelah bayi lahir,
keringkan kecuali kepala dan telapak tangan untuk membantu IMD dan
bungkus bayi sampai kepala agar tidak hipotermia
 kemudian tali pusat di klem dengan jarak 3cm dari pusat urut kearah ibu
dan klem lagi dengan jarak 2 cm kemudian potong tali pusat dan tali dengan
23.45 benang DTT dengan simpul kunci
 bayi lahir berjenis kelamin perempuan BB: 3900 gram, PB: 47 cm, AS: 8-9

Penilaian APGAR
No Kategori 1 menit 5 menit
1 Warna kulit 2 2
2 Frekwensi nadi 2 2
3 Reaksi rangsangan 2 2
4 Tonus otot 1 2
5 Pernafasan 1 1
Jumlah 8 9

Managemen aktif kala III


Tanggal/jam keterangan
14 Juli 2014  Melakukan palpasi fundus untuk
Jam : 23.50 WIB memastikan tidak ada bayi kedua,
kemudian menyuntikkan 10 Ui oksitosin
secara IM di 1/3 paha atas bagian luar
 Pindahkan klem 5 cm di depan introitus
vagina, tangan kiri di letakkan di atas
sympisis dan menekan kearah dorso kranial
dan tangan kanan melakukan PTT
 Saat ada tanda-tanda pelepasan placenta
yaitu adanya semburan darah tiba-tiba,
talipusat bertambah panjang, uterus
menjadi globuler atau bundar kemudian
tarik tali pusat dengan curam kebawah dan
elevasi keatas mengikuti kurva jalan lahir
untuk melahirkan placenta
 Saat placenta terlihat pada introitus vagina
kemudian placenta di tangkap dan di
lahirkan dengan caradi putar searah dengan
jarum jam sampai placenta lahir seluruhnya
 Tangan kiri masasae uterus sampai
kontraksi adekuat, tangan kanan memeriksa
kelengkapan placenta dengan diameter 20
cm, tebal 2 cm, insersi sentralis, panjang
tali pusat 50 cm, kotiledon 20
 Memeriksa robekan jalan lahir dan luka
episiotomi lalu menyuntikkan lidocain
kemudian lakukan penjahitan robekan jalan
lahir
 Setelah selesai menjahit robekan jalan
lahir, ibu di bersihkan dengan air DTT dan
waslap kemudian di pakaikan pembalutnya
dan pakaiannya di ganti
 Rapikan alat dan dekontaminasikan
 Catat dalam partograf

Managemen aktif kala IV


Tanggal : 14 juli 2014 Jam : 23.55 Wib
TFU : 2 jari di bawah pusat
KU : baik
Kontraksi uterus : baik, adekuat, globuler
TTV :
 TD : 120/80 mmHg
 N : 85x/menit
 S : 37˚C
 RR : 22x/menit
Ruptur perineum : Derajat 1
Heating : sudah di lakukan
Perdarahan : ±150 cc

VII. Evaluasi
Tanggal : 14 Juli 2014 Jam : 00.00 wib
S : ibu mengatakan sudah merasa lega dan bahagia karena telah berhasil melahirkan bayinya
yang ke 5 dengan normal, tapi sedikit kurang nyaman karena terpasang selang pada jalan
lahirnya
O:
 KU : baik
 TD : 120/80 mmHg
 N : 85x/menit
 S : 37˚C
 RR : 22x/menit
 TFU : 2 jari di bawah pusat
 Kontraksi uterus : baik
 Konsistensi uterus : keras
 Lochea : Rubra
 Perdarahan : ±150 cc
 Bayi lahir spontan belakang kepala pervaginam pada tanggal 14 juli 2014 , jam : 23.45 Wib
dengan BB : 3900 gram, PB : 47 cm, AS : 8-9 dengan jenis kelamin perempuan
A : P50005 2 jam post partum spontan B

P:
 Menganjurkan pasien untuk istirahat
 Mengobservasi TTV, kontraksi uterus dan perdarahan
 Menyuruh ibu untuk tetap memberikan ASI
 Mengajarkan pasien untuk mobilisasi
 Memberikan HE tentang nutrisi :
- Makan dengan pola nutrisi seimbang
- Minum air putih 7-8 gelas perhari
- Tidak boleh tarak
 Personal hygiene dan perawatan perineum :
- mengganti pembalut ssesering mungkin minimal 3x sehari atau setiap kali terasa penuh dan
cebok dari depan ke belakang
 perawatan payudara dan pemberian ASI eksklusif
 imunisasi padabayi
 KB
 Pindahkan keruang nifas jika keadaan ibu sudah baik
 Follow Up 1 minggu lagi yaitu tanggal 21 Juli 2014
 Terapi : injeksi profilaxis piton 1 amp IM, cytotec 2 tab per rectal

S : hal-hal atau perasaan yang dirasakan Ny”Z” setelah dilakukan asuhan


O : KU :baik
TD : dalam batas normal 120 mmHg / 80 mmHg
N : dalam batas normal 60 – 100 x / menit
S : 36 -37,5 °C
RR : 16 – 20 X / menit
DJJ : dalam batas normal 120m – 160 x / menit
His : teratur
Perdarahan : ≤ 500 cc
Urine : + 200 cc
TFU : 2 jari bawah px
BB/TB bayi : 2500 – 4000 gr / 47 – 52 cm
A : Pv005
P : Pantau TFU selama 2 jam post partum
Asuhan sayang ibu dan bayi
Pemberian ASI
Perawatan payudara
Perawatan luka perineum
Perawatan bayi

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
- Persalinan fisiologis adalah persalinan dengan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang tealh cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lahir
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
- Pre-ekslampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edem, dan protein uria yang
timbul akibat kehamilah. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ke 3 kehamilan, tetapi
dapat terjadi sebelumnya. Misalnya pada molahidatidosa. (Sarwono Prawiroharjo, 2006)
- Ekslampsia berasal dari yunani berarti halilintar karena gejala ekslampsia dating dengan
mendadak dan mendatangkan suasana gawat dalam kebidanan. Dikemukakan beberapa teori
yang dapat menerangkan kerjadian pre-ekslampsia dengan ekslampsia sehingga dapat
menetapkan upaya promotif dan preventif. (Manuaba, 293)
- Cara pengobatan hanya dapat dilakukan secara simtomatis karena peyebab pre-ekslampsia dan
faktor-faktor apa saja dalam kehamilan yang menyebabkan nya. Penanganan utamanya adalah
mencegah terjadinya pre-ekslampsia ringan, melainkan janin hidup dan melahirkan janin dengan
trauma yang sekecil-kecilnya.

4.2 Saran
 Bagi mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan yang di dapat dengan
kasus yang ada dilapangan dengan pendekatan logika ilmiah dalam melaksanakan dan
menerapkan asuhan kebidanan dengan baik.
 Bagi lahan praktek
Dapat menyesuaikan antara teori dan praktek terutama di dalam melakukan asuhan kebidanan
pada ibu bersalin dan dapat meningkatkan jumlah fasilitas sarana dan prasaran
 Bagi isntitusi pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat memperbanyak sebagian
fasilitas perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

 Prawiroharjo,sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan, Jakarta. Yayasan Bina Pustaka


 Manuaba, ida bagus gede. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta.EGC
 Manuaba, ida bagus gede Prof. SPoG. 2001.Kapita Selekta
 Prawiroharjo, S.Preekslampsia dan Ekslampsia. Jakarta.YBP. 1976
 Buku Ilmu Kebidanan. Edisi ke 3 Fior. Dr. Hanifah Wikojosantro, SpoG
 Obsteri Ginekologi. Fak. Kedokteran UNJ Jakarta Indonesia
 Prawiroharjo,sarwono.2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. YBP-SP.
Jakarta
 Santyawan, Prof. Sulaiman.1993. Obsteri fisiologi.Bandung
 Varney, Hellen. 1997. Management Asuhan Kebidanan. Jakarta. RPKC

Вам также может понравиться