Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pajak adalah iyuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak)
untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang
dapat ditunjuk secara langsung.
1. Prof Dr Adriani
pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan, yang terutang oleh wajibpajak
membayarnya menurut peraturan derngan tidak mendapat imbalan kembali yang dapat
ditunjuk secara langsung.
pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sector
pemerintah berdasarkan undang-undang)(dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa
timbal (tegen prestasi)yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum.
Iuran / pungutan
Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
Pajak dapat dipaksakan
Tidak menerima kontra prestasi
Untuk membiayai pengeluaran umun pemerintah
· Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
1. dana perimbangan
2. pinjaman daerah
Pasal 80 ayat 1
bagian daerah dari penerimaan PBB, biaya perolehan hak atas tanah dan
bangunan dan penerimaan atas sda
dana alokasi umum
dana alokasi khusus
Ayat 2
Bagian dari PBB sector pedesaan perkotaan serta perkebunan serta biaya perolehan hak
atas tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterima langsung oleh
daeerah penghasil.
Ayat3
Bagian daerah dari sector pertambangan dan kehutanan dan penerimaan SDA
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterima oleh daerah penghasil dan daerah linnya
untuk pemerataan sesuai dengan undang-undang
Ayat 4
Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksu pada ayat 1,2 dan 3 ditetapkan undang
undang.
Berdasarkan UU NO 34 THN 2000 tentang perubahan atas uu no 18b thn 1997 tentang
pajak daerah dan retribusi daerah maka jenis pajak untuk profinsi kabupaten, kota adalah
sebagai berikut:
· Pajak kendraan bermotor dengan kendraan atas air, bbn kendraan bermotor dan
atas air
· Pajak hotel, restoran, hiburan , pajak reklame, pajak penerangan jalan , pajak
pengambilan bahan galian golongan c , pajak parkir
Untuk lebih mendalami mata kuliah perpajakan secara garis besar kita harus mengetahui:
· Siapa yang dikenakan pajak( subjek pajak)
Dalam hokum pajak Indonesia dikenal lembaga sandera atau girling yaitu wajib pajak
yang pada dasarnya mampu membayar pajak namun selalu menghindari pembayaran
pajak dengan berbagai dalih, maka fiskus dapat menyandera wp dengan memasukkannya
kedalam penjara.
Ciri kas pajak dibandiong dengan jenis pungutan lainnya adalah wajib pajak (tax payer )
tidak menerima jasa timbal yang dapat ditunjuk secara langsung dari pemerintah namun
perlu dipahami bahwa sebenarnya subjek pajak ada menerima jasa timbal tetapi diterima
secara kolektif bersama dengan masyarakat lainnya.
Pajak yang dipungut tidak pernah ditujukan untuk biaya khusus . dipandang dari segi
hokum maka pajak akan terutang apabila memenuhi syarat subjektif dan syaratobjektif .
Syarat objektif : ,yang berhubungan dengan objek pajak misalnmya adanya penghasilan
atau penyeerahan barang kena pajak . syarat subjektif adlah syarat yang berhubungan
dengan subjek pajak , apakah orang pribadi atau badan.
Bagi wajib pajak yang menghindari pajak uu no 19 thn 2000 tentang penagihan pajak dan
surat paksa.
Bagi wajib pajak yang banding berdasarkan uu no 17 thn 1997 tentang badan
penyelesaian sengketa pajak BPSP tyelah disebutkan diatas telah diubah dan diganti
dengan uu no 14 thn 2002 tentang penaagihan pajak
B. Fungsi pajak
1. Fungsi budgetair
Fungsi budgeteir merupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiscal yaitu suatu fungsi
dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas
negara berdasarkan undang-undang perepajakan yang berlaku “segala pajak untuk
keperkuan negara berdasarkan undang-undang.
Yang dimaksud dengan memasukkan kas secara optimal adalah sebagi berikut:
· jangan sampai ada wajib pajak/subjek pajak yang tidak membayar kewajiban
pajaknya.
· Jangan sampai wajib pajak tidak melaporkan objek pajak kepada fiskus
· Jangan sampai ada objek pajak dai pengamatan dan perhitungan fiskkus yang
terlepas
Dengan demikian maka optimalisasi pemasukan dana ke kas negara tercipta atas usaha
wajib pajak dan fiskus.
Factor yang turut mempengaruhi optimalisasi pemasukan dana kekas negara adalah:
1) filsafat negara
Negara yang berideologi yang berorientasi kepada kesejahtraan rakyat banyak akan
mendapat dukungan dari rakyatnya dalam hal pembayaran pajak. Untuk itu rakyat diikut
sertakan dalam menentukanberat rinngannya pajak melalui penetapan undang-undang
perpajakan oleh DPR sebaliknya dinegara yang berorientasi kepada kepenmtingan
penguasa sangat sulit untuk mengharapkan partisipasi masyarakat untuk kewajiban
pajaknya.
Yang jelas mudah dan sederhana serta pasti akan menimbulkan penafsiran yang baik
dipihak fiscus maupun dipihak wajib pajak
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan wajib pajak maka makin
mudah bagi mereka untuk memahami peraturan perpajakan termasuk memahami sanksi
administrasi dan sanksi pidana fiscal.
Perwujudan fungsi budgetair dalam kehidupan kenegaraan dapat terlihat dalam APBN
yang setiap tyahun disahkan dengan undang-undang. Penerimaan negara selalu
meningkat dari tahun ketahun khususnya setelah reformasi uu perpajakan thn 1983/1984.
1. Fungsi regulerend
Atau fungsi mengatur dan sebagainya juga fungsi pajak dipergunakan oleh pemerintah
sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu , dan sebagainya sebagai fungsi tambahan
karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan, mis : pajak atas minuman
keras ditinggikan untuk mengurangi konsumsi fasilitas perpajakan sehingga perwujudan
dari pajak regulerend yang terdapat dalam UU No I tahun 1967 tentang penanaman
modal asing. Contoh:
d) Pajak perseroan
e) Pajak devident
Dalam hal ini akan dikemukakan asas-asas pemungutan pajak dan alas an-alasan yang
menjdi dasar pembenaran pemungutan pajak oleh fiskus negara, sehingga fiskus negara
merasa punya wewenang untuk memungut pajak dari penduduknya.
a) Teori ansuransi
Negara berhak memungut pajak dari penduduk karena menurut teori ini negara
melindungi semua rakyat dan rakyat membayar premi pada negara.
b) Teori kepentingan
Bahwa negara berhak memungut pajak karena penduduk negara tersebut mempunyai
kepentingan pada negara, makin besar kepentingan penduduk kepada negara maka makin
besar pula pajak yang harus dibayarnya kepada negara.
c) Teori bakti
Mengajarkan bahwa pwnduduk adalah bagian dari suatu negara oleh karena itu penduduk
terikat pada negara dan wajib membayar pajak pada negara dalam arti berbakti pada
negara.
Teori ini megusulkan supaya didalam hal pemungutan pajak pemerintah memperhatikan
gaya pikul wajib pajak.
Menurut teori ini yustifikasi pemungutan pajak terletak pada akibat pemungutan pajak.
Misalnya tersedianya dana yang cukup untuk mrmbiayai pengeluaran umum negara,
karena akibat baik dari perhatian negara pada masyarakat maka pemuingutan pajak
adalah juga baik.
f) Teori pembangunan
Untuk Indonesia yustifikasi pemungutan pajak yang paling tepat adalah pembangunan
dalam arti masyarakat yang adil dan makmur
Prisip fiscal
Prinsip Administrative
Prinsip ekonomi
Prinsip Etika
D. Hukum Pajak
Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan tentang siapa yang dikenakan pajak dan siapa-siapa
yang dikecualikan dengan pajak dan berapa harus dibayar.
Kutipan beberapa definisi Pajak dari para pakar. Prof. Erwin R.A. Seligman dalam buku
Esay in Taxation yang diterbitkan di Amerika menyatakan: “Tax is compulsory
Contribution from the person, to Government to depray the expenses incurred in the
common interest of all, without reference to special benefit conperred” Secara garis besar
terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditujukan kepada Negara tanpa adanya manfaat
yang ditujukan khusus pada seseorang, bagaimanapun pajak itu ditujukan manfaatnya
kepada masyarakat.
Mr. Dr. N.J. Feldmann dalam bukunya De over heidsmiddelen Van Indonesia
(terjemahan): Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada
pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontra
prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
Menurut Nurmatu (2003) Pajak memiliki dua fungsi yaitu fungsi penerimaan (budgeter)
dan fungsi mengatur (regular). Fungsi budgeter merupakan fungsi pajak sebagai sumber
dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh:
dimasukannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. Sedangkan fungsi
regular merupakan fungsi pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan social. Sebagai contoh yaitu dikenakan
pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras sehingga konsumsi minuman keras dapat
ditekan.
3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
5. Pajak dapat pula pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.
6. Retribusi
7. Sumbangan
Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) selaku pemungut pajak
dengan Wajib Pajak. Apabila memperhatikan materinya Hukum Pajak diedakan menjadi:
Memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hokum materiil menjadi kenyataan, hokum
pajak formal ini memuat antara lain
Contoh : Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara
Perpajakan.
1. Menurut Golongan
a. Pajak Langsung
Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi
beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Sebagai contoh Pajak Penghasilan.
Pajak yang pembebannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Sebagai contoh Pajak
Pertambahan Nilai (PPN)
1. Menurut Sifat
a. Pajak Subjektif
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat
objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan wajib pajak.
b. Pajak Objektif
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan
diri Wajib Pajak.
Contoh: PPN dan PPn BM.
1. Menurut Pungutan
a. Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga Negara.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPn BM) Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga daerah.
Suatu perencanaan pajak atau disebut juga sebagai perbuatan penghindaran pajak yang
sukses, haruslah dibedakan secara jelas dengan perbuatan penyelundupan pajak.
Pembahasan mengenai penghindaran pajak dan penyelundupan pajak telah banyak
dilakukan dalam beberapa literature, namun hingga saat ini tidak ada satu pun yang
memberikan indikasi dan rincian yang tegas tentang perbedaan dimaksud.
Penghindaran pajak yang juga disebut tax planning, adalah proses pengendalian tindakan
agar terhindar dari konsekwensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki. Penghindaran
pajak adalah suatu tindakan yang benar-benar legal. Seperti halnya suatu pengadilan
yang tidak enghukum seseorang karena perbuatannya tidak melanggar hokum atau tidak
termasuk dalam kategori pelanggaran atau kejahatan, begitu pula mengenai pajak yang
tidak dipajaki, apabila tidak ada tindakan tindakan/transaksi yang dapat dipajaki. Dalam
hal ini sama sekali tidak ada suatu pelanggaran hokum yang dilakukan dan malahan
sebaliknya diperoleh penghematan (tax saving) dengan cara mengatur tindakan yang
menghindarkan aplikasi pengenaan pajak melalui pengendalian fakta-fakta sedemikian
rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar atau sama sekali tidak
kena pajak.
Walaupun pada dasarnya antar penghindaran pajak dan penyelundupan pajak mempunyai
sasaran yang sama, yaitu mengurangi beban pajak, akan tetapi cara penyelundupan pajak
jelas-jelas merupakan illegal dalam usaha mengurangi beban pajak tersebut. Beberapa
definisi tentang penghindaran pajak dan penyelundupan pajak sebagaimana dibawah ini:
Penyelundupan pajak mengandung arti sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib pajak
apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus hutang pajak
yang berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang-
undangan perpajakan, sedangkan Penghindaran pajak merupakan usaha yang sama,
yang tidak melanggar ketentuan perundang-undangan perpajakan.
Penyelundupan pajak adalah usaha yang tidak dapat dibenarkan berkenaan dengan
kegiatan wajib pajak untuk lari atau menghindarkan diri dari pengenaan pajak, sedang
Penghindaran pajak berkenaan dengan pengaturan suatu peristiwa sedemikian rupa untuk
meminimkan atau menghilangkan beban pajak dengan memperhatikan ada atau tidaknya
akibat-akibat pajak yang ditimbulkan. Oleh karena itu penghindaran pajak tidak
merupakan pelanggaran atas perundang-undangan perpajakan atau secara etik tidak
dianggap salah dalam rangka usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari,
meminimkan atau meringankan beban pajak dengan cara yang memungkinkan oleh
perundang-undangan pajak
Penghindaran pajak adalah cara mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan
perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama perencanaan pajak.
Selanjutnya dikemukakan bahwa suatu hal yang wajar apabila seseorang wajib pajak
membayar pajaknya tidak melebihi apa yang menjadi kewajibannya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dengan mengingat asumsi yang
dbuat pada waktu merencankan undang-undang pajak tersebut bahwa wajib pajak akan
melaporkan semua penghasilannya dengan benar dan mengklaim semua potongan-
potongan yang diperkenankan oleh undang-undang perpajakan, sehingga secara moral
pun tianggap tidak salah, apabila pengurangan beban pajak melalui penghindaran pajak
tersebut dianggap masih dalam batas ketentuan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
https://widiatriyulyanti.wordpress.com/2014/12/29/artikel-pajak/