Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian Pada Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya
DEDE YULIASIH
31115068
Puji syukur ke hadirat Alloh SWT Berkat limpahan karunia nikmat-Nya sehingga
proposal yang berjudul “uji aktivitas antioksidan senyawa flavonoid dari buah anggur
Menggunakan Metode DPPH dengan lancar. Dalam proses penyusunan proposal ini
tidak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu saya
mengucapkan terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah
ini. Meski demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan proposal ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi.
Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari
pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................4
1.4 Kegunaan Penelitian.............................................................................................5
1.5 Kerangka Pemikiran .............................................................................................5
1.6 Metodologi Penelitian ..........................................................................................5
1.7 Lokasi dan waktu Penelitian ................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anggur .................................................................................................................6
2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan .......................................................................................6
2.1.2 Deskripsi Tumbuhan .........................................................................................7
2.1.3 Morfologi Tumbuhan .......................................................................................7
21.4 Kandungan dan Manfaat ...................................................................................8
2.1.5 Senyawa Fenol .................................................................................................8
2.1.6 Flavonoid .........................................................................................................8
2.1.7 Antosianin .......................................................................................................11
2.1.8 Resveratrol ........................................................................................................12
2.1.9 Komponen buah anggur sebagai antioksidan ....................................................13
2.2 Ekstraksi ...............................................................................................................14
2.2.1 Pengertian Ekstraksi ..........................................................................................14
2.2.2 Mekanisme Ekstraksi ........................................................................................15
2.2.3 Maserasi ............................................................................................................16
2.3 Metode Isolasi ......................................................................................................19
ii
2.3.1 Kromatografi .....................................................................................................19
2.3.2 Kromatografi Lapis Tipis ..................................................................................20
2.3.3 Identifikasi Kromatografi ..................................................................................22
2.3.4 Kromatografi Kolom .........................................................................................23
2.4 Antioksidan ..........................................................................................................23
2.4.1 pengertian antioksidan ......................................................................................23
2.4.2 mekanisme Antioksidan ....................................................................................25
2.4.3 Uji Aktivitas Antioksidan .................................................................................25
2.4.4 Faktor Penyebab ................................................................................................26
iii
3.7 Penentuan Persen Inhibisi, Nilai IC50 dan Nilai AAI .........................................36
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buah Anggur .........................................................................................8
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
fenolat, polifenol, flavonoid menghambat radikal peroksida, hidroperoksida atau
lipid peroxyl, menghambat mekanisme oksidatif, sehingga mencegah penyakit
degeneratif, selain itu berguna sebagai anti tumor dan mempunyai efek
pencegahan pada kerusakan hati. Flavonoid memiliki kemampuan anti-inflamasi
dan antioksidan yang terbukti mampu menghambat proses stress oksidatif pada
penyakit kardiovaskular dan neurodegeneratif.
2
golongan tersebut banyak terdapat di alam, terutama pada buah-buahan dan
rempah yang memiliki kemampuan menangkap radikal bebas. Salah satu metode
yang digunakan dalam menguji aktivitas antioksidan yaitu metode DPPH (1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil). Metode pengujian ini merupakan metode yang
konvensial dan telah lama digunakan untuk penetapan aktivitas senyawa
antioksidan. Menurut Widyastuti (2010), metode DPPH mudah digunakan, cepat,
cukup teliti dan baik digunakan dalam pelarut organik.
Reaksi oksidasi terjadi setiap saat, ketika manusia bernapas terjadi reaksi
oksidasi. Reaksi ini mencetuskan terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif,
yang dapat merusak struktur serta fungsi sel. Namun, reaktivitas radikal bebas itu
dapat dihambat oleh sistem antioksidan yang melengkapi sistem kekebalan tubuh
(Winarsi, 2007).
3
bertingkat secara langsung dari serbuk daun mentimun juga telah dilakukan
Fidrianny dkk. (2014)
4
1.5 Kerangka Pemikiran
Buah anggur (Vitis vinifera) digunakan secara empiris digunakan sebagai
antioksidan ataupun radikal bebas.
Oktober November
KEGIATAN 1 2 3 4 1 S 3 4 1 2 3 4
e
p
t
e
m
b
e
r
Preparasi sampel
Pembuatan ekstrak
Penafisan Fitokimia
5
Uji aktifitas
antioksidan
Analisis Data
Statistik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Vitales
Family : Vitaceae
Genus : Vitis
6
Vitis champinii, Vitis cinerel, Vitis coignetiae, Vitis davidii, Vitis doaniana,
Vitis girdiana, Vitis lincecumii, Vitis munsiniana, Vitis muscadinia, Vitis
mustangensis, Vitis novae-angliae, Vitis palmata, Vitis 7 riparia, Vitis
rotundifolia, Vitis rupestris, Vitis shuttleworthii, Vitis tiliifolia (Setiadi,
2005).
Batang anggur dibiarkan tumbuh liar, batang anggur mempunyai cabang yang
tidak jauh dari permukaan tanah. Sifat percabangan ini menjadikan anggur
sebagai golongan tumbuhan semak. Batang dapat tumbuh dan berkembang
hingga diameter lebih dari 10 cm. Awal pertumbuhan, batang anggur selalu
mencari penopang, bisa berupa tanaman hidup atau benda mati. Anggur
7
menggunakan bantuan cabang pembelit atau dikenal dengan sulur untuk
tumbuh memanjat. Sulur ini tumbuh dengan membentuk lilitan (Nurcahyo,
1999).
8
2.1.5 Senyawa Fenol
2.1.6 Flavonoid
9
gula (glikosida) dan biasanya terdapat dalam rongga sel. Kurang lebih dua
ribu jenis golongan flavonoid tersebar di alam (Goldberg, 1996).
1. Flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus piran. Flavonoid ini
disebut flavan atau fenilbenzopiran. Turunan flavan banyak digunakan
sebagai astringen (turunan tanin).
2. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus piron. Flavonoid ini
disebut flavon atau fenilbenzopiron. Turunan flavon adalah jenis flavonoid
yang paling banyak memiliki aktivitas farmakologi.
3. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus pirilium. Flavonoid ini
disebut flavilium atau antosian. Turunan pirilium biasa digunakan sebagai
pewarna alami.
Sifat- sifat dari senyawa flavonoid antara lain:
10
Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia
senyawa fenol yaitu agak asam dan dapat larut dalam basa, dan karena
merupakan senyawa polihidroksi (gugus hidroksil) maka juga bersifat polar
sehingga dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air,
butanol, dimetil sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan adanya
gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid sehingga cenderung
menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air. Senyawa-senyawa ini
merupakan zat warna merah, ungu, biru, dan sebagai zat berwarna kuning
yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.Perkembangan pengetahuan
menunjukkan bahwa flavonoid termasuk salah satu kelompok senyawa
aromatik yang termasuk polifenol dan mengandung antioksidan (Harborne,
1987).
2.1.7 Antosianin
11
menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri,
mikrosom dan lisosom. Flavonoid mempunyai kemampuan untuk merusak
protein ekstraseluler dan protein yang larut serta merusak dinding sel bakteri
(Setyohadi et al.,2010)
2.1.8 Resveratrol
Resveratrol banyak terdapat pada bagian kulit dan biji anggur. Kulit
anggur segar mempunyai kandungan resveratrol sebanyak 40 mg perliter
ekstrak. Resveratrol juga banyak terdapat pada produk olahan anggur yaitu
wine. Resveratrol yang terdapat pada buah anggur dapat meningkatkan aliran
darah pada otak, sehingga dapat mereduksi penyakit stroke, mencegah
penyakit kanker, menghambat senyawa benzopyrene, yaitu senyawa yang
dapat menyebabkan kanker, serta menghambat pertumbuhan sel tumor (Xia et
al., 2010).
12
antosianin. Jus anggur yang diproses lebih lanjut bisa menjadi wine (Dani et
al., 2012).
13
delphinidin.dan malvidin. Selain antosianin yang memberi warna merah
keunguan pada buah anggur, ada lagi dua jenis flavonoid utama yang dapat
kita temukan pada anggur, yakni quercitin dan resveratrol. Resveratrol
memiliki kemampuan antioksidan dua puluh kali lebih unggul dibanding
antioksidan standar — vitamin E. Selain itu, dalam jumlah yang relatif sedikit
anggur juga mengandung flavonoid lain berupa rutin, amentoflavon, dan
apigenin. Dalam menjalankan perannya sebagai antioksidan, seluruh
komponen antioksidan anggur saling bekerja sama menyusun kekuatan yang
tangguh untuk melawan radikal bebas. Efek perlindungan yang diberikan
meliputi bagian ekstraseluler dan intraseluler. Jenis radikal bebas yang
mampu direduksinya pun sangat beragam, baik yang bersifat larut dalam air
ataupun larut dalam lemak. Setidaknya ada dua penyakit yang mampu
dihalangi oleh antioksidan anggur, yakni penyakit yang ada hubungannya
dengan pembuluh darah serta kanker. Antosianin merupakan flavonoid terkuat
dari semua jenis flavonoid yang telah dikenal. Antosianin berperan sebagai
antioksidan melalui berbagai mekanisme. Pigmen alami anggur tersebut
memberi perlindungan yang sangat baik terhadap membran sel lemak. Selain
itu, antosianin juga memiliki kinerja sebagai anti inflamasi yang tangguh. Dua
kinerja tersebut sangat bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan dinding
pembuluh darah dari pajanan radikal bebas. Dengan efektivitas seperti inilah,
maka konsumsi anggur sangat bermanfaat bagi penderita diabetes dan
hiperlipidemia yang rawan mengalami kerusakan pembuluh darah.
2.2Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi
merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, ekstraksi dapat
14
dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan
pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Suyitno
et al. 1989).
15
Dengan mengalirnya bahan pelarut ke dalam ruang sel, protoplasma
akan membengkak dan bahan kandungan sel akan terlarut sesuai dengan
tingkat kelarutannya. Bahan kandungan sel akan terus masuk ke dalam cairan
disebelah luar sampai difusi melintasi membran mencapai keseimbangannya
yakni pada saat konsentrasi antara larutan di sebelah dalam dan sebelah luar
sel sama besar (Voigt, 1995).
2.2.3 Maserasi
16
bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta ekstrak hanya mengandung
sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan.
17
Lamanya waktu maserasi berbeda-beda tergantung pada sifat atau ciri
campuran obat dan menstruum.Lamanya harus cukup supaya dapat memasuki
semua rongga dari struktur sampel dan melarutkan semua zat yang mudah
larut. Lamanya maserasi bisa memerlukan waktu beberapa jam atau beberapa
hari untuk ekstraksi yang optimum (Ansel, 2005: 612).
18
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
maserasi.Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat
yang mudah larut dalam cairan penyari.Cairan penyari yang digunakan dapat
berupa air, air-etanol, pelarut lain. Keuntungan metode ini adalah pengerjaan
dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diperoleh.Namun,
kerugian metode ini yaitu pengerjaanya lama dan penyariannya kurang
sempurna (Endah, 2008).
19
2.3.1 Kromatografi
20
selama perambatan kapiler. Selanjutnya, senyawa yang tidak berwarna harus
ditampakkan (Sudjadi, 1983).
Fase gerak harus memiliki kemurnian yang tinggi. Hal ini dikarenakan
KLT yang memiliki tingkat polaritas tersendiri, melarutkan senyawa contoh,
dan tidak bereaksi dengan penjerap (Gritter, et al., 1991). Adsorben umumnya
21
digunakan dalam KLT meliputi partikel silika gel , alumina, mineral oksida,
silika gel dengan ikatan kimia, selulosa, poliamida, polimer penukar ion,
silika gel, dan fase kiral (Gocan, 2002).
22
Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang
digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak
berdasarkan adsorpsi dan partisi (Gritter, et al., 1991). Kromatografi kolom
membutuhkan zat terlarut yang terdistribusi diantara dua fase, satu
diantaranya fase diam dan yang lainnya fase gerak. Fase gerak membawa zat
terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lain yang terelusi lebih
awal atau akhir. Umunya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh
aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas yang disebut pelarut (Harborne,
1987).
2.4 Antioksidan
23
2.4.1 Pengertian antioksidan
24
c. Katalisatior yang menetralisir atau mengalihkan ROS, misalnya antioksidan
enzim SOD (Superoxide Dismutase), katalase, dan glutation peroksidase
Metode DPPH
25
sering digunakan untuk menguji senyawa yang berperan sebagai free radical
scavengers atau donor hydrogen dan mengevaluasi aktivitas antioksidanya,
serta mengkuantifikasi jumlah kompleks radikal antioksidan yang terbentuk.
Metode DPPH dapat digunakan untuk sampel yang berupa padatan maupun
cairan (Prakash, Rigelhof, dan Miller, 2001).
Asap rokok dan vape : Merokok berada disatu ruangan bersama perokok
Polusi udara :Berkendaraan (terutama sepeda motor),
mengoprasikan mesin (kendaraan, fotokopi, pendingin, pabrik, dll), berlama-
lama diruangan ber-AC
Radiasi UV : Bekerja diluar ruangan, berkendara sepeda motor,
beraktivitas dilaut dan pantai.
Pestisida : Menyemprotkan perstisida, memakan sayur dan buah
yang tercemar pestisida
Obat-obatan : Mengonsumsi obat kanker seperti bleomycin,
anthracyclines, dan methotrexate. Atau obat lain yakni fenilbutason, beberapa
asam fenamat dan komponen aminosalisilat dari sulfasalasin.
Olahraga berlebihan : Olahraga (terutama otot dan kardio) yang berlebihan
hingga terlalu lelah.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
27
3.2.2 Variabel Dependen
Bahan uji yang digunakan adalah buah anggur yang diperoleh dari
pasar singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Tasikmalaya. Bahan kimia yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu, aquadest, bahan kimia kualitas teknis
berupa etanol, bahan kimia kualitas pro analitik (sigma chem. Co.) berupa
DPPH. HCL, Mg.
Alat yang digunnakan dalam penelitian ini, antara lain : gelas kimia
1L, alumunium foil, erlenmayer, cawan porselin, pipet tetes, gelas ukur, pipet
volume, spektofotometer uv-vis, vial.
28
dibersihkan, dicuci sampai bersih. Dengan tujuan untuk menghilangkan atau
memisahkan kototan atau bahan- bahan asing lainya dari bahan simplisia. Hal
tersebut dikarenakan ataupun ditakutkan ada mikroba yang tersisa. Kemudian
dirajang dan dikeringkan di dalam oven dengan suhu 50 – 60oC, tanpa
terkena sinar matahari langsung. Buah anggur yang telah dikeringkan
dihaluskan/ diserbukan dengan cara di blender.
1. Alkaloid
29
Sebanyak 2 gram sampel dibasakan dengan amoniak 25%, digerus dalam
mortir kemudian ditambahkan dengan kloroform dan gerus.Campuran disaring
kemudian, filtrate atau lapisan kloroform ditambah HCL 10% lalu dikocok. Fraksi
air dibagi menjadi 2 bagian, dimasukan kedalam masing-masing tabung reaksi
dan diuji dengan pereaksi dragendorff dan mayer. Hasil positif ditunjukan dengan
terbentuknya endapan merah kecoklatan untuk dragendorf, endapan putih untuk
mayer (Farnsworth, 1996).
2. Flavonoid
3. Saponin
4. Tanin
5. Kuinon
30
Sampel ditambah air panas, didihkan selama 15 menit, dinginkan lalu
saring.Masukan 5 ml filtrat ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan
NaOH.Jika terbentuk warna merah menandakan adanya kuinon (Farnsworth,
1996).
7. Polifenol
31
(500 µg/mL) lalu diencerkan sedemikian rupa sehingga diperoleh konsentrasi
larutan quercetin 40-120 µg/mL.
32
nm. Kontrol positif menggunakan larutan vitamin C dengan kadar 15, 29, 30
dan 40 ppm dan diperlakukan seperti pada larutan uji. Nilai absorbansi yang
diperoleh kemudian dikonversi menjadi nilai IC50 dengan cara membuat
persamaan garis regresi linear, y=bx+a dimana y=daya hambat terhadap
DPPH dan x=kadar senyawa uji. Daya hambat dinyatakan sebagai % daya
hambat terhadap DPPH dan dihitung dengan persamaan berikut:
Nilai IC50 merupakan hasil ekstrapolasi dari persamaan y=bx+a di atas, nilai
ini menggambarkan kadar suatu senyawa yang dapat menonaktifkan separuh
dari kekuatan DPPH.
33
Kromatografi kolom dibuat dari silika gel 60H sebagai fasa diam.
Adapun perbandingan campuran pelarut yang digunakan adalah n-heksan :
kloroform : etil asetat yaitu 1 : 2 : 3, etil asetat, etil asetat : etanol yaitu (14 :
1), (12 : 3), (10 : 5), (8 : 7), (6 : 9), (4 : 11), (2 : 13) dan etanol. Fraksi-fraksi
hasil kromatografi kolom dianalisis dengan KLT menggunakan campuran
pelarut n-butanol, asam asetat anhidrida, akuades dengan perbandingan 4 : 1 :
5. Fraksi yang memiliki noda yang sama atau mirip dijadikan satu fraksi
besar.
Dibuat kurva linear antara konsentrasi larutan uji sebagai absis (sumbu x) dan
% peredaman sebagai ordinat (sumbu y) dari kurva kalibrasi ditentukan
persamaan linearnya, kemudian nilai IC50 dihitung dari persamaan tersebut.
34
homogen, diinkubasi pada suhu kamar dalam ruangan gelap selama 30 menit.
Kemudian, tentukan spektrum serapannya menggunakan spektrofotometer
UVVis pada panjang gelombang 400 nm - 800 nm dan tentukan panjang
gelombang maksimumnya.
3. Pembuatan Larutan Blanko
35
3.6 Pembuatan Larutan Ekstrak
Ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol dibuat larutan
induk dengan konsentrasi 1000 ppm dengan cara menimbang masing-masing
ekstrak sebanyak 10 mg, kemudian dilarutkan dengan metanol p.a,
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, dan dicukupkan pelarutnya hingga
tanda batas. Selanjutnya masing-masing larutan ekstrak dibuat seri
konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm. Pada masing-masing konsentrasi
dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan metanol p.a sampai tanda
batas. Masing masing larutan uji di pipet sebanyak 2 mL, dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, ditambahkan DPPH 0,1mM sebanyak 2 mL, kemudian
divortex hingga homogen dan diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit.
Selanjutnya larutan uji diukur serapannya menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 515,5 nm.
36
mengganti nilai y dengan 50 (Murni, 2012). Perhitungan nilai AAI
(Antioxidant Activity Index) digunakan untuk mengetahui index aktivitas
antioksidan dengan rumus:
AAI < 0.5, aktivitas antioksidan sedang jika 0,5 < AAI < 1.0, aktivitas
antioksidan kuat 1.0 < AAI < 2.0 dan aktivitas antioksidan sangat kuat jika
nilai AAI > 2.0 (Faustino, et al, 2010).
37
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, M. 2006. Psikoterapi Dengan Doa. Suhuf. Jurnal Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta : Diakses 17 Oktober 2012.
http://eprints.ums.ac.id/1471
Dewoto, H.R., 2007, Pengembangan Obat Tradisional Indonesia menjadi
Fitofarmaka, Majalah kedokteran indonesia, 57(7): 205-211
Ditjen POM. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2000.
Endah, N.A. 2008. Optimasi pembuatan ekstrak daun dewantaru (Eugenia uniflora
L.) menggunakan metode soxhletasi dengan parameter kadar total senyawa
fenolik dan flavonoid.
38
Gunadi, Goldie & Sensue, Dana Indra. 2012. Penerapan Metode Data Mining Market
Basket analysis terhadap Data Penjualan Produk Buku dengan Menggunakan
Alogaritma
Hukmah, S. Aktivitas Antioksidan Katekin dari Teh Hijau (Camellia Sinensis O.K.
Var. Assamica (mast)) Hasil Ekstraksi Dengan Variasi Pelarut dan Suhu.
Skripsi. Malang Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri. 2007.
Petrussa, E., Braidot, E., Zancani, M., Peresson, C., Bertolini, A., Patui, S., dan
Vianello, A. 2013. Review: Plant Flavonoids—Biosynthesis, Transport and
Involvement in Stress Responses. International Journal of Molecular
Sciences, 14: 14950-14973
39