Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
potensi masyarakat khususnya keluarga, pembina, motivator, serta penggerak
prakarsa, gotong royong dan swadaya perempuan dalam pembangunan sebagai
bagian integral dalam mewujudkan pembangunan partisipatif.
Pada era orde baru, PKK merupakan lembaga kemasyarakatan yang peran dan
kiprahnya tidak dipertanyakan lagi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
melalui berbagai macam kegiatan ketrampilan yang banyak dilakukan mulai dari
hidup sehat, pendidikan keluarga yang dimulai dari lingkungan terbawah Rumah
Tangga (RT) hingga Desa dan kelurahan. PKK merupakan wadah bagi
perempuan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
perempuan agar secara mandiri mempunyai ketrampilan dan keahlian dalam
mengatasi masalah yang mereka hadapi secara mandiri melalui peningkatan
kapasitas dan kualitas hidup. Oleh karena itu, PKK dibentuk untuk
menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan, dan membina keluarga guna
mewujudkan keluarga sejahtera.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Tujuan Pemberdayaan
1. Menciptakn suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang.Hal ini dapat dilakukan dengan cara membangun daya kreasi
masyarakat dengan mendorong , memotivasi, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta upaya untuk
pengembangkannya.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat melalui langkah
– langkah nyata dan menyakut penyedian input (berupa batuan dana
,pembangunan prasarana dan sarana maupun sosial serta pengembangan
lembaga pendanaan ).Untuk itu perlu program – program khusus untuk
masyarakat yang kurang berdaya.
3. Melindungi agar yang lemah tidak menjadi bertambah lemah, karena
kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat.Melindungi harus dilihat
sebagi upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang
akibat eksploitasi oleh kelompok.
4
dibutuhkan bagi masyarakat agar mampu memegang kendali, hal ini bermanfaat
untuk mendukung :
5
suatu pengakuan bahwa gaji "pegawai negeri" berasal dari pajak yang dibayar
masyarakat dan hasil pengolahan sumber daya yang merupakan milik
masyarakat. Terlebih lagi kesadaran bahwa fungsi pertama dan utama
pegawai negeri adalah sebagai "pelayan masyarakat".
3. Hambatan Kebijakan Keuangan
Kekakuan sistem penganggaran proyek serta sistim pengawasan
keuangan negara yang sangat kurang fleksibilitasnya dan lebih berfokus pada
aspek administrasi dan pencapaian target fisik semata tanpa melihat proses
yang terjadi. Selain itu pula, kelompok masyarakat kurang mengontrol
penggunaan dana-dana pusat (DIP sektoral) dan dana transfer (seperti Inpres).
Mungkin tidak cukup dukungan keuangan bagi Pemberdayaan Masyarakat
dari sumber-sumber daya lokal, baik disebabkan oleh rendahnya tingkat
pemungutan pajak, rendahnya tingkat pengendalian 'dana hibah' dari pusat
atau rendahnya tingkat komitmen pemerintah daerah untuk mengalokasikan
sumberdaya pemerintah setempat bagi usaha Pemberdayaan Masyarakat.
Sumberdaya masyarakat sendiri dapat digerakkan sampai ke tingkat tertentu
tapi nampaknya akan membuktikan rendahnya kualitas penanganan input dan
dukungan.
4. Jangka waktu yang dibutuhkan bagi perubahan di tingkat yang lebih
tinggi
Ada kecenderungan dari program-program Pemberdayaan Masyarakat
untuk melupakan bahwa perubahan-perubahan di tingkat lokal itu jauh lebih
mudah diperkenalkan, dan bahwa resistensi(penolakan) di tingkat yang lebih
tinggi akan lebih besar sampai tingkat pemahaman dan komitmen yang tulus
untuk berubah dapat diperkenalkan kepada penyusun kebijakan.
5. Diversifikasi budaya, ekonomi, geografis, suku bangsa
Ada keprihatinan bahwa kebijakan yang dikembangkan untuk
mendukung Pemberdayaan Masyarakat tidak akan cukup fleksibel untuk
mengakomodasi kondisi geografis, tingkat ekonomi dan budaya yang
berbeda-beda. Harus diperhatikan bahwa kebijakan yang memungkinkan,
6
tetapi tidak menghalangi proses adaptasi yang dibutuhkan untuk memastikan
strategi Pemberdayaan Masyarakat yang tepat, diteruskan di tingkat lokal.
6. Struktur, Fungsi dan Perilaku Pelayanan Umum
Sistem perencanaan dan kepemimpinan pembangunan yang terpusat
selama tiga puluh dua tahun, telah melahirkan tenaga pelayanan umum tingkat
lapangan yang terbiasa mengikuti instruksi dari pusat. Akibatnya mereka tidak
terlatih untuk mengembangkan, melaksanakan, mengevaluasi serta merubah
suatu proyek di tingkat daerah. Inovasi dan pengambilan keputusan oleh staf
tingkat lapangan tidak pernah dihargai; sehingga mereka mengalami kesulitan
berperan sebagai fasilitator dalam kelompok masyarakat, yang kemudian
mempromosikan dan mempertahankan kegiatan-kegiatan yang dihasilkan.
7. Kurangnya Data Monitoring dan Evaluasi yang bermutu
Kualitas yang kurang baik dari umpan balik dan/atau arus informasi
manajemen dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi sering
ditemui. Mungkin ada keraguan dari lembaga-lembaga lokal untuk berbagi
informasi tentang kelemahan program-program Pemberdayaan Masyarakat.
Secara khusus mereka merasa bahwa informasi dapat digunakan untuk
mengendalikan proses, bukan memfasilitasi dan mengembangkan dukungan
kebijakan yang tepat. Hal ini dapat membawa ke situasi dimana kebijakan dan
peraturan yang mendukung sulit atau tidak mungkin dikembangkan karena
pendekatan-pendekatan yang berhasil belum dievaluasi dan pelajaran yang
dipetik tidak dikomunikasikan kepada tingkat penyusun kebijakan dan
pembuat keputusan. Dibutuhkan perubahan besar pada fokus dari program
Monitoring dan Evaluasi untuk memastikan diletakkannya penekanan yang
lebih banyak pada dinamika Pemberdayaan Masyarakat dan lebih sedikit pada
sasaran produksi.
8. Indikator yang tidak tepat
Orientasi Pemberdayaan Masyarakat selama ini selalu diukur dalam
bentuk fisik, komoditas, dan diukur dari sisi input dan kwalitatif, daripada
non-fisik dengan ukuran keberhasilan dari dampak dan proses.Kebanyakan
7
program Pengembangan Masyarakat berorientasi fisik dan komoditas.
Indikator keberhasilan diukur dari realisasi input berdasarkan kwantitas
daripada orientasi non-fisik dengan ukuran dampak dan proses.
9. Sistem administrasi yang terlalu birokratis
Adanya berbagai peraturan hukum yang mengatur mengenai Program
Pengembangan Masyarakat yang kaku yang didasarkan pada Surat Keputusan
(SK), Petunjuk Pelaksanaan ( Juklak), Petunjuk Teknis(Juknis) juga sistem
penganggaran. Hal ini menyebabkan sulitnya petugas lapang berhadapan
dengan kenyataan yang membutuhkan fleksibilitas. Akibatnya, tujuan PM
(pemberdayaan atau pengembangan masyarakat?) sulit dicapai karena
orientasi petugas lebih kepada mengikuti peraturan daripada menjawab
kebutuhan di lapangan.
10. Kurangnya koordinasi program/proyek pada tingkat internal atau antar
sector
Program/proyek lain (pada instansi yang sama atau instansi yang
berbeda) sering menggunakan pendekatan yang bertentangan dengan
pendekatan Pemberdayaan Masyarakat, sehingga bisa mempengaruhi proses
implementasi Pemberdayaan Masyarakat di tingkat masyarakat atau lembaga
sendiri.
1. Seleksi Lokasi
8
2. Penyusunan Program Pemberdayaan Keluarga
9
1) Metode yang digunakan : Penyuluhan, konseling, demontrasi
2) Teknik yang digunakan: Massal, kelompok, individu.
I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.S
2. Alamat : Cigugur Tengah RT.03/RW.08
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pensiunan
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SD
5. Komposisi Keluarga
10
6. Genogram
7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.S adalah keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan
anak
8. Suku Bangsa : Sunda
9. Agama : Islam
11
Semua anggota keluarga jarang tidur siang kecuali An.K biasanya tidur
siang selama 2-3 jam, sedangkan pada malam hari tidur jam 13.00 WIB
s/d 15.00 WIB. Ny.S mengatakan sering terbangun oleh suara kendaraan,
untuk Tn.S biasa tidur jam 22.00 WIB dan bangun pukul 4 pagi kadang
tidak tidur bila ada sepak bola di TV.
3. Waktu senggang
Keluarga Ny.S jarang berekreasi keluar rumah biasanya waktu liburnya
dipakai nonton TV/jalan-jalan ke tetangganya.
4. Kebiasaan kebersihan
Kebiasaan anggota keluarga mandi 2x sehari dengan memakai sabun dan
keramas minimal 2x seminggu dan keluarga biasa menggosok gigi sambil
mandi, jarang menggosok gigi setelah makan atau mau tidur, keramas
2x/minggu dan menggunakan sampo.
12
Ny.S mengatakan keluarganya tidak menyimpan uang di bank, tapi
Ny.S selalu menyisihkan uangnya melalui arisan Rp.
20.000/minggu.
4. Data Spiritual
Keluarga Tn.S menganut agama Islam, dan menurut pengakuannya Ny.S
keluarganya rajin melakukan ibadah dan Ny.S sendiri sering
melaksanakan pengajian rutin setiap minggunya, Ny.S juga menyadari
bahwa penyakit yang dideritanya merupakan satu ujian dari Allah SWT.
D. Faktor Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Tipe rumah/status : Milik orang tua
b. Tipe ukuran : + 1,5 tumbak
c. Jumlah ruangan : Terdiri dari 3 ruangan yaitu : 1 kamar
tidur, 1 ruang tamu, dan dapur.
d. Letak : Rumah keluarga Tn.S terletak di RW.08
dan cukup jauh dari tempat pelayanan
kesehatan (Puskesmas) + 1,5 km. jarak
antara rumah Tn.S dengan rumah tangga
sangat padat dan rapat.
e. Jenis bangunan : Permanen
f. Kondisi kesehatan rumah : Untuk ruang tamu, pengaturan alar rumah
tangga kurang rapi, berhubung ruangannya
sempit, dan untuk kebersihan rumah
cukup bersih karena Ny.S selalu
membersihkan rumah setiap hari.
b. Penerangan
Kualitas penerangan baik, sinar matahari masuk ke dalam rumah
melalui genting kaca dan jendela, sedangkan penerangan pada malam
hari menggunakan lampu listrik.
3. Persedian air
13
Sumber air berasal dari sumur gali pabrik, yang digunakan untuk
keperluan mencuci dan mandi, sedangkan untuk minum dan memasak
keluarga Tn.S membeli secara mkroskopis keadaan air bersih tidak berasa,
tidak berbau dan tidak berwarna.
4. Pembuangan sampah
Keluarga Tn.S membuang smapah dengan cara dikumpulkan dan antara
sampah yang basah dan sampah kering disatukan ke dalam plastik lalu
dibuang ke bak sampah, dan nanti diangkut oleh petugas setiap 3 hari
sekali.
5. Pembuangan air limbah
Untuk pembuangan limbah rumah tangga seperti air cucian dan air yang
berasal dari kamar mandi dibuang keselokan yang ada di belakang rumah.
6. Jamban/WC
Keluarga Tn.S mempunyai jamban sendiri, tetapi keluarga Tn.S
menggunakan jamban umum, dan untuk pembuangan tinja, dibuang
keselokan.
7. Bahaya kecelakaan
Kemungkinan bahaya kecelakaan di rumah cukup kecil karena kondisi
rumah seperti lantai kurang bersih dan tidak licin, serta bahaya kecelakaan
lalu lintas juga cukup kecil karena letak rumah jauh dari jalan raya
8. Denah rumah
14
bulan Ny.S dan tetangganya selalu melakukan kumpulan arisan, kebiasaan
lain dari masyarakat di lingkungan sekitar rumah Ny.S selalu
melaksanakan kerja bakti setiap hari jumat.
10. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.S tinggal menetap di RW.08, dan yang tinggal di rumah
hanyalah Ny.S dan anaknya, sedangkan suaminya bekerja, dan pulang
setiap 3 hari sekali.
11. Perkumpulan keluarga dengan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.S jarang sekali berkumpul bersama, mereka berkumpul dan
berinteraksi hanya ketika kumpul bersama saja. Sedangkan Ny.S selalu
aktif dalam organisasi PKK yang dimana kegiatan PKK ini selalu
merundingkan tentang masalah kesehatan yang timbul di masyarakat
sekitar dan mencari solusinya, selain itu Ny.S juga rutin seminggu sekali
mengikuti pengajian.
12. Sistem pendukung keluarga
Ny.S mengatakan bahwa suami dan kedua orang anaknya selalu
mendukung dan memotivasi dirinya untuk selalu berobat ke dokter agar
dia cepat sembuh dan dirumah, Ny.S selalu menyediakan obat-obatan
warung untuk mengantisipasi jika ada anggota keluarga yang sakit.
15
3. Riwayat keluarga inti
Ny.S mengatakan bahwa dikeluarganya, baik suami ataupun kedua
anaknya tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengannya,
maupun penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dll.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Menurut Ny.S dikeluarganya ada yang mempunyai riwayat hipertensi dan
jantung yaitu ibu dan ayahnya. Sedangkan dikeluarga suaminya Tn.S tidak
ada yang mempunyai riwayat penyakit apapun.
F. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga jarang melakukan komunikasi langsung, karena anggota
keluarga jarang berkumpul bersama, tetapi komunikasi sekali-kali
dilakukan melalui telepon, dan apabila keluarga berkumpul bersama,
maka keluarga Tn.S menggunakan komunikasi langsung dengan memakai
bahasa Sunda.
2. Struktur kekuatan keluarga
Yang memegang kekuatan penuh didalam keluarga adalah Tn.S dan
apabila didalam keluarga terdapat masalah maka Tn.S selaku kepala
keluarga selalu merundingkan masalahnya dengan anggota keluarga yang
lain untuk mendapatkan solusi.
3. Struktur peran
Masing-masing anggota keluarga berperan sebagaimana mestinya dan
yang berperan mencari nafkah Tn.S dan Ny.S berperan sebagai istri dan
ibu dari ke dua orang anaknya yang bertugas untuk mengurus rumah
tangga.
4. Nilai atau norma keluarga
Keluarga masih memegang adat istiadat Sunda, keluarga menetapkan
norma-norma dalam kehidupan sehari-hari misalnya bila masuk ke dalam
rumah harus mengucapkan salam.
G. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Menurut Ny.S dikeluarganya selalu ditanamkan sikap saling menghargai,
slaing menghormati dan saling memiliki sehingga tercipta suasana
keluarga yang harmonis, dan pada saat sakitpun keluarga selalu
mendukung dan memotivasi Ny.S untuk selalu berobat agar cepat sembuh.
2. Funsgi sosialisasi
16
Ny.S mengatakan bahwa didalam keluarganya selalu berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lain, dan menurut Ny.S keluarga yang selalu
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumahnya seperti mengikuti
pengajian dan Tn.S sebagai kepala keluarga selalu menetapkan disiplin
kepada anak-anaknya misalnya jangan pulang malam lebih dari jam 21.00
WIB.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menurut Ny.S keluarganya sangat peduli dan sangat perhatian terhadap
keadaan kesehatannya. Tn.S selalu mendukung Ny.S untuk selalu berobat
ke dokter secara teratur, dan anggota keluarga yang lain selalu
mengingatkan hal-hal yang dapat memperberat sakitnya. Misalnya ,
Jangan terlalu cape.
4. Fungsi reproduksi
Ny.S mempunyai 2 orang anak, 1 orang anak laki-laki dan 1 orang anak
perempuan. Ny.S tidak mengikuti program KB karena Ny.S sudah
menopause.
5. Fungsi Ekonomi
Menurut Ny.S keluarganya sudah terpenuhi kebutuhan sandang dan
pangannya, tetapi dengan dirinya sakit. Maka menambah jumlah
pengeluaran untuk biaya pengobatannya, untuk itu apabila ia tidak
mempunyai uang untuk berobat, maka ia menggunakan pengobatan
tradisional seperti mengkosumsi mengkudu dan seledri.
17
Bila ada suatu permasalahan, Ny.S selalu menceritakan masalahnya
kepada suami untuk mendapatkan solusi.
4. Strategi adaptasi disfungsional dan fungsional
Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Ny.S hanya terdiam dan
tidak bicara apapun sehingga masalah tersebut selalu menjadi beban
pikiran baginya.
Strategi fungsional Ny.S selalu membicarakan masalah yang
dihadapinya kepada suaminya, tetapi jika tidak ada suaminya maka ia
akan membicarakan dengan saudaranya yang terdekat.
I. Pemeriksaan Fisik
NO ASPEK YANG DIPERIKSA Ny.S
1 Penampilan Agak lemah
2 Kesadaran Composmetis
3 Tanda-tanda Vital
- Tensi 170/1120 mmHg
- Suhu 360C
- Nadi 80x/menit
- Respirasi 20xmenit
4 Kepala
- Rambut Tampak hitam keputihan
- Kulit kepala Tampak bersih
- Massa/nyeri Tidak teraba
5 Mata
- Bentuk Simetris, kelompak mata ada
lingkar hitam
- Konjungtiva tidak anemis
- Sclera tidak ikterik
- Lensa Tampak bening
- Reflek pupil Miosis saat terkena cahaya
Tidak dapat membaca papan
- Fungsi penglihatan nama pemeriksaan pada jarak
+ 30 cm.
6 Hidung
- Bentuk Simetris
- Septum nasal Di tengah
- Secret/linder Tidak nampak
- Nyeri/masa Tidak teraba
- Pernapasan cuping hidung Tidak ada
- Fungsi penciuman Baik
7 Mulut
- Keadaan Tampak bersih
18
- Mukosa Lembab
- Jumlah gigi 32 buah
- Caries Tidak ada
- Ovula Terangkat simetris
- Fungsi pengecapan Baik, dapat membedakan asin
dan manis
8 Telinga
- Bentuk Simetris kiri dan kanan
- Arikula Sejajar dengan sudut mata
- Serumen Tidak nampak
- Fungsi pendengaran Baik, dapat mendengar pada
jarak 10 cm
9 Leher
- Vena jugolaris Tidak ada peningkatan
- Reflek menelan Ada
- Kelenjar getah bening Tidak ada pembesaran
10 Dada/paru
- Bentuk Simetris
- Pergerakan Sama kiri dan kanan
- Perkusi Resonan
- Auskultasi paru Vesikuler
- Auskultasi jantung S1 dan S2 reguler
11 Abdomen
- Bentuk Datar, terdapat bekas luka
operasi apendik pada perut
bagian kanan bawah
sepanjang + 5cm
- Massa Tidak teraba
- Nyeri tekan Ada
- Bising usus Ada 9x/menit diabdomen
kuadran kiri atas
19
12 Ekstremitas
- Bentuk Simetris kiri dan kanan
Tidak ada
- Deformitas Normal, dapat flexi, ekstensi,
- Pergerakan aduksi, rotasi.
- Tonus Kencang
- Oedema Tidak ada
- Varises Tidak ada
13 Antropometri
- TB 150 Cm
- BB 52 Kg
ANALISA DATA
20
Penjajakan II Ketidaksanggupan keluarga
- Ny.S mengatakan tidak tahu mengenal masalah hipertensi
secara rinci tentang penyakit berhubungan dengan
yang dideritanya. Ia hanya kurangnya pengetahuan
diberitahu bahwa ia mengenai informasi tentang
menderita penyakit hipertensi.
hipertensi dan ia tidak tahu
pasti tentang penyebab
tanda dan gejala hipertensi
21
- Ny.S mengatakan tidak tahu merawat anggota keluarga
secara rinci jenis makanan yang sakit hipertensi
dan diet makanan pada berhubungan dengan
penderita hipertensi. keluarga tidak mengetahui
tentang jenis makanan yang
harus dihindari oleh
penderita hipertensi.
SKALA PRIORITAS
22
Masalah berat menyadari dan perlu
harus segera mengatasi
ditangani. masalah tersebut.
Jumlah 5 2/3
23
Jumlah 3 1/3
Jumlah 4 1/3
24
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSIS INTERVE
TUJUAN EVALUASI
N KEPERAWAT NSI
O AN KRITERI
UMUM KHUSUS STANDAR
KELUARGA A
1 Ketidaksanggup Setelah Setelah Secara Pengertian Lakukan
an keluarga 1x dilakukan verbal dari penyuluhan
mengenal pertemua penyuluha keluarga Hipertensi pada
masalah n Ny.S n selama dapat Hipertensi keluarga
Hipertensi dan 15 menit menyebutk adalah tentang
berhubungan keluarga keluarga an : peningaktan pengertian,
dengan mengerti dapat - Apa tekanan penyebab,
kurangnya tentantg menyebutk yang darah lebih dan tanda
pengetahuan penyakit an : dimaksu dari 140/90 gejala dari
keluarga Hipertens - apa yang d mmHg. Hipertensi
mengenal i dimaksu dengan Penyebab
informasi d dengan Hiperten - Usia
tentang Hiperten si (lebih dari
Hipertensi. si - 3 dari 5 40 th)
- keluarga penyeba - Obesitas
dapat b -
menyebu Hiperten Mengkosu
tkan 3 si msi
dari 5 - 3 dari 4 makanan
penyeba tanda berlemak
b dan seperti
Hiperten gejala daging
si dari - Stress
25
- keluarga Hiperten - Kurang
dapat si gerak/akti
menyebu vitas
tkan 3 Tanda dan
dari 4 gejala
tanda - Sakit
dan kepala/pu
gejala sing
Hiperten - Kekakuan
si. - Susah
tidur
- Cepat
marah
26
diet hiperten - Kopi.
hipertens si.
i.
27
n: mengen
- Pengertian ai
dari penyakit
Hipertensi Hiperte
- Dapat nsi
menyebutk O:
an 3 dari 5 Keluarg
penyebab a
Hipertensi tampak
- Dapat mengert
menyebutk i dan
an 3 dari 4 dapat
tanda dan menjaw
gejala ab
Hipertensi. semua
pertanya
an dari
perawat.
A : Masalah
teratasi
sebagia
n
P:
Lanjutk
an
interven
si
2 Ketidaksanggupan Setelah Juma Memberikan S:
keluarga merawat dilakukan t penyuluhan pada Keluarg
anggota keluarga yang penyuluhan Pkl. keluarga tentang a
sakit Hipertensi selama 15 09-15 jenis makanan mengata
berhubungan dengan menit WIB yang harus kan
tidak mengetahui jenis keluarga 17- dihindari dan cukup
makanan dan diet dapat : 12-04 contoh menu diet mengert
makanan yang harus - Hipertensi. i
dihindari oleh penderita Menyebutk mengen
Hipertensi. an 3 dari 5 ai jenis
jenis makana
makanan n yang
yang harus harus
dihindari dihindar
dari oleh i dan
penderita contoh
hipertensi. menu
28
- diet
Menyebutk Hiperte
an contoh nsi.
menu diet O:
hipertensi. Keluarg
a
tampak
mengert
i dan
dapat
menyeb
utkan 3
dari 5
jenis
makana
n yang
harus
dihindar
i, serta
contoh
menu
diet
hiperten
si.
A : Masalah
teratasi
sepenuh
nya
P:
Pertaha
nkan
Hiperte
nsi.
3 Ketidaksanggupan Setelah Juma Memberikan S : Klien
keluarga dalam dilakukan t penjelasan pada mengata
mengambil keputusan intervensi 09-30 keluarga tentang kan
yang tepat dalam selama 15 WIB komplikasi dari cukup
melakukan pengobatan menit, 17- hipertensi yang mengert
Hipertensi keluarga 12-04 tidak diobati. i
berhubungan dengan dapat mengen
keluarga tidak menyebutka ai
memahami tentang n 3 dari 4 komplik
komplikasi dari komplikasi asi dari
hipertensi. yang dapat hiperten
29
terjadi pada si.
penderita O : Klien
Hipertensi. tampak
mengert
i dan
dapat
menyeb
utkan 2
dari 4
komplik
asi
hiperten
si
A : Masalah
teratasi
sebagia
n
P:
Lanjutk
an
interven
si
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang
menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan
atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian- kejadian serta lembaga-
lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan,
dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan
31
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parsons, et al.,
1994:106).
Definisi operasional dari pemberdayaan keluarga merupakaan
upaya untuk menjalankan peran sesuai dengan fungsinya dalam
keluarga, dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
anggota keluarga secara maksimal, sehingga terbentuk ketahanan
keluarga.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami meminta agar pembaca berkenan memberi kritik dan
saran demi kesempurnaan di masa mendatang.
32