Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh perempuan.
Perempuan mempunyai andil besar dalam membentuk sebuah keluarga yang
bermartabat. Lebih dari itu, perempuan juga mempunyai andil besar dalam
kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat dan
kelompok. Salah satu buktinya, bahwa perempuan mampu meningkatkan
kesejahteraan keluarganya dengan melakukan kegiatan usaha produktif rumah
tangga.
Salah satu wadah organisasi perempuan dimasyarakat Desa dan Kelurahan
adalah PKK. PKK merupakan sebuah gerakan yang tumbuh dari bawah dengan
perempuan sebagai penggerak dan dinamisatornya dalam membangun, membina,
dan membentuk keluarga guna mewujudkan kesejahteraan keluarga sebagai unit
kelompok terkecil dalam masyarakat.
Kesejahteraan keluarga menjadi tujuan utama PKK. Hal ini dikarenakan
keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang akan berpengaruh besar
terhadap kinerja pembangunan. Dari keluarga yang sejahtera ini, maka tata
kehidupan berbangsa dan bernegara akan dapat melahirkan ketentraman,
keamanan, keharmonisan, dan kedamaian. Dengan demikian, kesejahteraan
keluarga menjadi salah satu tolok ukur dan barometer dalam pembangunan. Oleh
karena itu, sesuai amanat Permendagri Nomor 5 Tahun 2007, PKK merupakan
salah satu Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahandan merupakan mitra
pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. PKK mempunyai peran untuk
membantu pemerintah Desa dan Kelurahan dalam meningkatkan kesejahteraan
lahir batin menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, bahagia, sejahtera,
maju, mandiri, dan harmonis serta mempunyai peran dalam
menumbuhkembangkan potensi dan peran perempuan dalam meningkatkan
pendapatan keluarga. Selain itu, peran PKK sebagai penggali, pengembang

1
potensi masyarakat khususnya keluarga, pembina, motivator, serta penggerak
prakarsa, gotong royong dan swadaya perempuan dalam pembangunan sebagai
bagian integral dalam mewujudkan pembangunan partisipatif.
Pada era orde baru, PKK merupakan lembaga kemasyarakatan yang peran dan
kiprahnya tidak dipertanyakan lagi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
melalui berbagai macam kegiatan ketrampilan yang banyak dilakukan mulai dari
hidup sehat, pendidikan keluarga yang dimulai dari lingkungan terbawah Rumah
Tangga (RT) hingga Desa dan kelurahan. PKK merupakan wadah bagi
perempuan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
perempuan agar secara mandiri mempunyai ketrampilan dan keahlian dalam
mengatasi masalah yang mereka hadapi secara mandiri melalui peningkatan
kapasitas dan kualitas hidup. Oleh karena itu, PKK dibentuk untuk
menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan, dan membina keluarga guna
mewujudkan keluarga sejahtera.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari pemberdayaan?
2. Bagaimana tujuan dari pemberdayaan?
3. Apa saja manfaat yang diharapkan dari program pemberdayaan?
4. Bagaimana langkah-langkah pemberdayaan?
5. Bagaimana implikasi dalam asuhan keperawatan keluarga?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pemberdayaan.
2. Mengertahui bagaimana tujuan dari pemberdayaan.
3. Mengetahui apa saja manfaat yang diharapkan dari program pemberdayaan.
4. Mengetahui bagaimana langkah-langkah pemberdayaan.
5. Mengetahui bagaimana implikasi dalam asuhan keperawatan keluarga.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemberdayaan


Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat
untukberpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap,
kejadian-kejadianserta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan,
dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang
lain yang menjadiperhatiannya (Parsons, et al., 1994:106).
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan danlemah, untuk (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang
memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-
baran dan jasa-jasayang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses
pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998), mendefinisikan
keluarga sebagaiunit terkecil dari masyarakat , terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yangberkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan bahwa keluarga
adalahkumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan
dan emosional dan individu mempunyai peran masing - masing yang merupakan
bagian darikeluarga.
Definisi operasional dari pemberdayaan keluarga merupakaan upaya untuk
menjalankan peransesuai dengan fungsinya dalam keluarga, dan mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikianggota keluarga secara maksimal, sehingga terbentuk
ketahanan keluarga.

3
2.2 Tujuan Pemberdayaan
1. Menciptakn suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang.Hal ini dapat dilakukan dengan cara membangun daya kreasi
masyarakat dengan mendorong , memotivasi, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta upaya untuk
pengembangkannya.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat melalui langkah
– langkah nyata dan menyakut penyedian input (berupa batuan dana
,pembangunan prasarana dan sarana maupun sosial serta pengembangan
lembaga pendanaan ).Untuk itu perlu program – program khusus untuk
masyarakat yang kurang berdaya.
3. Melindungi agar yang lemah tidak menjadi bertambah lemah, karena
kurang berdaya dalam menghadapi yang kuat.Melindungi harus dilihat
sebagi upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang
akibat eksploitasi oleh kelompok.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam program pemberdayaan


keluarga :
1. Dapat mengatsi masalah dan sesuai kebutuhannya
2. Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mulai dari persiapan ,
pelaksanaan dan evaluasi
3. Harus terarah dalam arti di tunjukkan langsung kepada yang memerlukan
(sasaranya jelas)
4. Perlu adanya pendampingan

2.3 Manfaat yang Diharapkan dari Program Pemberdayaan


Program Pengembangan masyarakat biasanya dikaji dari sudut pandang
ekonomi belaka. Hal ini memang penting, tetapi manfaat ekonomi hanya akan bisa
berkelanjutan jika masyarakat sendiri memiliki dan mengelola kegiatan. Pendekatan
pemberdayaan pada awalnya terpusat pada perubahan sosial dan organisasi yang

4
dibutuhkan bagi masyarakat agar mampu memegang kendali, hal ini bermanfaat
untuk mendukung :

1. Peningkatan kesejahtaraan jangka waktu panjang yang berkelanjutan


2. Peningkatan penghasilan dan perbaikan penghidupan di masyarakat dan
kelompok dengan penghasilan kecil
3. Peningkatan penggunaan sumber-sumber pengembangan secara efektif dan
efisien
4. Program pengembangan dan pemberian pelayanan yang lebih efektif, efisien
dan terfokus pelanggan
5. Proses pengembangan yang lebih demokratis

Hambatan - Hambatan pada Tingkat Kebijakan dan Lembaga Pelaksanadalam


pemberdayaan :

1. Kurangnya pemahaman atau komitmen yang sungguh-sungguh


Walaupun sebagian besar pemegang kendali, termasuk penyusun
kebijakan, dapat mendukung dasar-dasar Pemberdayaan Masyarakat dan
memiliki pemahaman yang umum tentang persyaratannya, namun pembuat
keputusan dapat kembali kependekatan top-down. Hal ini bisa terjadi karena
kurang memahami bagaimana memberdayakan masyarakat, atau sudah
memahami tetapi pada saat dimana terasa ada krisis dan/atau tekanan sulit
dilakukan
2. Hambatan perilaku
"Pegawai Negeri" vs "Pelayan Masyarakat": Sebagian besar orang
masih cenderung menganggap bahwa pegawai negeri - sesuai dengan
namanya - dipekerjakan dan digaji oleh pemerintah. Walhasil, implikasi
persepsi semacam ini adalah para pegawai negeri harus lebih mengutamakan
kepentingan "pemerintah" jika diperhadapkan dengan kepentingan
masyarakat. Padahal justru masyarakatlah klien sejati mereka. Belum ada

5
suatu pengakuan bahwa gaji "pegawai negeri" berasal dari pajak yang dibayar
masyarakat dan hasil pengolahan sumber daya yang merupakan milik
masyarakat. Terlebih lagi kesadaran bahwa fungsi pertama dan utama
pegawai negeri adalah sebagai "pelayan masyarakat".
3. Hambatan Kebijakan Keuangan
Kekakuan sistem penganggaran proyek serta sistim pengawasan
keuangan negara yang sangat kurang fleksibilitasnya dan lebih berfokus pada
aspek administrasi dan pencapaian target fisik semata tanpa melihat proses
yang terjadi. Selain itu pula, kelompok masyarakat kurang mengontrol
penggunaan dana-dana pusat (DIP sektoral) dan dana transfer (seperti Inpres).
Mungkin tidak cukup dukungan keuangan bagi Pemberdayaan Masyarakat
dari sumber-sumber daya lokal, baik disebabkan oleh rendahnya tingkat
pemungutan pajak, rendahnya tingkat pengendalian 'dana hibah' dari pusat
atau rendahnya tingkat komitmen pemerintah daerah untuk mengalokasikan
sumberdaya pemerintah setempat bagi usaha Pemberdayaan Masyarakat.
Sumberdaya masyarakat sendiri dapat digerakkan sampai ke tingkat tertentu
tapi nampaknya akan membuktikan rendahnya kualitas penanganan input dan
dukungan.
4. Jangka waktu yang dibutuhkan bagi perubahan di tingkat yang lebih
tinggi
Ada kecenderungan dari program-program Pemberdayaan Masyarakat
untuk melupakan bahwa perubahan-perubahan di tingkat lokal itu jauh lebih
mudah diperkenalkan, dan bahwa resistensi(penolakan) di tingkat yang lebih
tinggi akan lebih besar sampai tingkat pemahaman dan komitmen yang tulus
untuk berubah dapat diperkenalkan kepada penyusun kebijakan.
5. Diversifikasi budaya, ekonomi, geografis, suku bangsa
Ada keprihatinan bahwa kebijakan yang dikembangkan untuk
mendukung Pemberdayaan Masyarakat tidak akan cukup fleksibel untuk
mengakomodasi kondisi geografis, tingkat ekonomi dan budaya yang
berbeda-beda. Harus diperhatikan bahwa kebijakan yang memungkinkan,

6
tetapi tidak menghalangi proses adaptasi yang dibutuhkan untuk memastikan
strategi Pemberdayaan Masyarakat yang tepat, diteruskan di tingkat lokal.
6. Struktur, Fungsi dan Perilaku Pelayanan Umum
Sistem perencanaan dan kepemimpinan pembangunan yang terpusat
selama tiga puluh dua tahun, telah melahirkan tenaga pelayanan umum tingkat
lapangan yang terbiasa mengikuti instruksi dari pusat. Akibatnya mereka tidak
terlatih untuk mengembangkan, melaksanakan, mengevaluasi serta merubah
suatu proyek di tingkat daerah. Inovasi dan pengambilan keputusan oleh staf
tingkat lapangan tidak pernah dihargai; sehingga mereka mengalami kesulitan
berperan sebagai fasilitator dalam kelompok masyarakat, yang kemudian
mempromosikan dan mempertahankan kegiatan-kegiatan yang dihasilkan.
7. Kurangnya Data Monitoring dan Evaluasi yang bermutu
Kualitas yang kurang baik dari umpan balik dan/atau arus informasi
manajemen dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi sering
ditemui. Mungkin ada keraguan dari lembaga-lembaga lokal untuk berbagi
informasi tentang kelemahan program-program Pemberdayaan Masyarakat.
Secara khusus mereka merasa bahwa informasi dapat digunakan untuk
mengendalikan proses, bukan memfasilitasi dan mengembangkan dukungan
kebijakan yang tepat. Hal ini dapat membawa ke situasi dimana kebijakan dan
peraturan yang mendukung sulit atau tidak mungkin dikembangkan karena
pendekatan-pendekatan yang berhasil belum dievaluasi dan pelajaran yang
dipetik tidak dikomunikasikan kepada tingkat penyusun kebijakan dan
pembuat keputusan. Dibutuhkan perubahan besar pada fokus dari program
Monitoring dan Evaluasi untuk memastikan diletakkannya penekanan yang
lebih banyak pada dinamika Pemberdayaan Masyarakat dan lebih sedikit pada
sasaran produksi.
8. Indikator yang tidak tepat
Orientasi Pemberdayaan Masyarakat selama ini selalu diukur dalam
bentuk fisik, komoditas, dan diukur dari sisi input dan kwalitatif, daripada
non-fisik dengan ukuran keberhasilan dari dampak dan proses.Kebanyakan

7
program Pengembangan Masyarakat berorientasi fisik dan komoditas.
Indikator keberhasilan diukur dari realisasi input berdasarkan kwantitas
daripada orientasi non-fisik dengan ukuran dampak dan proses.
9. Sistem administrasi yang terlalu birokratis
Adanya berbagai peraturan hukum yang mengatur mengenai Program
Pengembangan Masyarakat yang kaku yang didasarkan pada Surat Keputusan
(SK), Petunjuk Pelaksanaan ( Juklak), Petunjuk Teknis(Juknis) juga sistem
penganggaran. Hal ini menyebabkan sulitnya petugas lapang berhadapan
dengan kenyataan yang membutuhkan fleksibilitas. Akibatnya, tujuan PM
(pemberdayaan atau pengembangan masyarakat?) sulit dicapai karena
orientasi petugas lebih kepada mengikuti peraturan daripada menjawab
kebutuhan di lapangan.
10. Kurangnya koordinasi program/proyek pada tingkat internal atau antar
sector
Program/proyek lain (pada instansi yang sama atau instansi yang
berbeda) sering menggunakan pendekatan yang bertentangan dengan
pendekatan Pemberdayaan Masyarakat, sehingga bisa mempengaruhi proses
implementasi Pemberdayaan Masyarakat di tingkat masyarakat atau lembaga
sendiri.

2.4 Langkah-Langkah Pemberdayaan

Langkah-Langkah Melaksanakan Program Pemberdayaan Keluarga Di Masyarakat


yaitu :

1. Seleksi Lokasi

Seleksi lokasi dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati pihak-pihak


terkait dan masyarakat.

8
2. Penyusunan Program Pemberdayaan Keluarga

Supaya dapat menyusun program pemberdayaan dengan baik maka tahapan


yang harus dilakukan adalah;

A. Mengidentifikasi dan mengkaji permasalah, potensinya serta peluang, dengan


cara:
a) Survei, atau pengamatan untuk memperoleh data dan informasi yang
diperlukan.
b) Diskusi dengan tokoh masyarakat.
c) Diskusi dengan pemerintah local
d) Diskusi dengan petugas lapangan
B. Menyusun rencana program dan kegiatan. Penyusunan berdasarkan hasil
survey, pengamatan dan diskusi. Hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun rencana program dan kegiatan adalah:
a) Memprioritaskan masalah dengan baik
b) Identifikasi alternatif pemecahan masalah
c) Identifikasi sumberdaya yang tersedia untuk pemecahan masalah (SDM, dana,
fasilitas)
d) Tetapkan sasaran program (Kader, ibu balita, petugas, dll)
e) Pengembangan rencana kegiatan serta pengorganisasian pelaksanaannya
(waktu, penganggungjawan kegiatan, dll)

3. Sosialisasi Pemberdayaan Keluarga

Sosialisasi membantu untuk meningkatkan pengertian masyarakat dan pihak


terkait tentang program. Proses sosialisasi sangat menentukan ketertarikan
masyarakat untuk berperan dan terlibat dalam program.

4. Menerapkan Rencana Kegiatan

Rencana yang telah disusun bersama selanjutnya diimplementasikan dalam


kegiatan yang konkrit. Perlu diperhatikan :

9
1) Metode yang digunakan : Penyuluhan, konseling, demontrasi
2) Teknik yang digunakan: Massal, kelompok, individu.

5. Monitoring dan Evaluasi

Monev dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan, hasil (output) dan


dampak (outcome) yang diharapkan.

2.5 Implikasi dalam Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S KELUARGA Tn.S


DENGAN HIPERTENSI SEDANG DI RT.03/RW.08
KELURAHAN CIGUGUR TENGAH-CIMAHI
TANGGAL 16 s/d 17 DESEMBER 2004

I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.S
2. Alamat : Cigugur Tengah RT.03/RW.08
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pensiunan
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SD
5. Komposisi Keluarga

HUB STATUS IMUNISASI


NO NAMA J.K dgn UMUR PENDIDIKAN POLIO DPT HEPATITIS KET
BCG CAMPAK
K.K 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny. S P Istri 56 th - - - - - - - - - - - - -
2 Nn.K P Anak 16 th STM            

10
6. Genogram

7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.S adalah keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan
anak
8. Suku Bangsa : Sunda
9. Agama : Islam

B. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Kebiasaan makan dan minum
Kebiasaan makan keluarga tidak teratur antara 2-3 x/hari dan susunan
nasi, tempe, tahu, sayur daging kadang-kadang.
Pantangan makan Ny.S tidak ada, habis dengan porsi ¾ piring begitu pula
Tn.Y. kebiasaan minum keluarga sehari-hari menggunakan air putih, Tn.S
kadang suka minta kopi dan teh.
2. Kebiasaan tidur

11
Semua anggota keluarga jarang tidur siang kecuali An.K biasanya tidur
siang selama 2-3 jam, sedangkan pada malam hari tidur jam 13.00 WIB
s/d 15.00 WIB. Ny.S mengatakan sering terbangun oleh suara kendaraan,
untuk Tn.S biasa tidur jam 22.00 WIB dan bangun pukul 4 pagi kadang
tidak tidur bila ada sepak bola di TV.
3. Waktu senggang
Keluarga Ny.S jarang berekreasi keluar rumah biasanya waktu liburnya
dipakai nonton TV/jalan-jalan ke tetangganya.

4. Kebiasaan kebersihan
Kebiasaan anggota keluarga mandi 2x sehari dengan memakai sabun dan
keramas minimal 2x seminggu dan keluarga biasa menggosok gigi sambil
mandi, jarang menggosok gigi setelah makan atau mau tidur, keramas
2x/minggu dan menggunakan sampo.

C. Faktor Sosial-Budaya-Ekonomi-dan Spiritual


1. Data social
Dalam kehidupan keluarga, walaupun sering terjadi perselisihan antara
anggota keluarga, namun anggota keluarga dengan tetangga (lingkungan
sekitar) belum pernah terjadi perselisihan. Di dalam masyarakat Ny.S aktif
dalam organisasi PKK dan mengikuti kelompok pengajian yang rutin
dilaksanakan seminggu sekali.
2. Data Budaya
Keluarga Tn.S merupakan suku Sunda, dalam kehidupan sehari-hari biasa
melaksanakan adat Sunda.
3. Data Ekonomi
a. Penghasilan
Penghasilan keluarga sepenuhnya dari Tn.S yaitu sebagai pegawai
swasta dan pensiunan dengan penghasilan seluruhnya +
1.000.000/bulan.
b. Rencana pengeluaran/bulan
Keperluan memasak : Rp. 400.000
Pembayaran listrik : Rp. 25.000
Dan lain-lain : Rp. 200.000 +
Total Rp. 625.000

c. Simpanan uang keluarga

12
Ny.S mengatakan keluarganya tidak menyimpan uang di bank, tapi
Ny.S selalu menyisihkan uangnya melalui arisan Rp.
20.000/minggu.

4. Data Spiritual
Keluarga Tn.S menganut agama Islam, dan menurut pengakuannya Ny.S
keluarganya rajin melakukan ibadah dan Ny.S sendiri sering
melaksanakan pengajian rutin setiap minggunya, Ny.S juga menyadari
bahwa penyakit yang dideritanya merupakan satu ujian dari Allah SWT.

D. Faktor Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Tipe rumah/status : Milik orang tua
b. Tipe ukuran : + 1,5 tumbak
c. Jumlah ruangan : Terdiri dari 3 ruangan yaitu : 1 kamar
tidur, 1 ruang tamu, dan dapur.
d. Letak : Rumah keluarga Tn.S terletak di RW.08
dan cukup jauh dari tempat pelayanan
kesehatan (Puskesmas) + 1,5 km. jarak
antara rumah Tn.S dengan rumah tangga
sangat padat dan rapat.
e. Jenis bangunan : Permanen
f. Kondisi kesehatan rumah : Untuk ruang tamu, pengaturan alar rumah
tangga kurang rapi, berhubung ruangannya
sempit, dan untuk kebersihan rumah
cukup bersih karena Ny.S selalu
membersihkan rumah setiap hari.

2. Ventilasi dan penerangan


a. Ventilasi
Sirkulasi udara kurang, udara tidak bisa masuk melalui jendela, tetapi
hanya bisa masuk melalui pintu yang terbuka.

b. Penerangan
Kualitas penerangan baik, sinar matahari masuk ke dalam rumah
melalui genting kaca dan jendela, sedangkan penerangan pada malam
hari menggunakan lampu listrik.
3. Persedian air

13
Sumber air berasal dari sumur gali pabrik, yang digunakan untuk
keperluan mencuci dan mandi, sedangkan untuk minum dan memasak
keluarga Tn.S membeli secara mkroskopis keadaan air bersih tidak berasa,
tidak berbau dan tidak berwarna.
4. Pembuangan sampah
Keluarga Tn.S membuang smapah dengan cara dikumpulkan dan antara
sampah yang basah dan sampah kering disatukan ke dalam plastik lalu
dibuang ke bak sampah, dan nanti diangkut oleh petugas setiap 3 hari
sekali.
5. Pembuangan air limbah
Untuk pembuangan limbah rumah tangga seperti air cucian dan air yang
berasal dari kamar mandi dibuang keselokan yang ada di belakang rumah.
6. Jamban/WC
Keluarga Tn.S mempunyai jamban sendiri, tetapi keluarga Tn.S
menggunakan jamban umum, dan untuk pembuangan tinja, dibuang
keselokan.
7. Bahaya kecelakaan
Kemungkinan bahaya kecelakaan di rumah cukup kecil karena kondisi
rumah seperti lantai kurang bersih dan tidak licin, serta bahaya kecelakaan
lalu lintas juga cukup kecil karena letak rumah jauh dari jalan raya
8. Denah rumah

9. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Kebiasaan Ny.S dilingkungan sekitarnya, yaitu Ny.S selalu berkumpul
dan berkomunikasi dengan tetangga pada waktu siang hari, dan setiap

14
bulan Ny.S dan tetangganya selalu melakukan kumpulan arisan, kebiasaan
lain dari masyarakat di lingkungan sekitar rumah Ny.S selalu
melaksanakan kerja bakti setiap hari jumat.
10. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.S tinggal menetap di RW.08, dan yang tinggal di rumah
hanyalah Ny.S dan anaknya, sedangkan suaminya bekerja, dan pulang
setiap 3 hari sekali.
11. Perkumpulan keluarga dengan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.S jarang sekali berkumpul bersama, mereka berkumpul dan
berinteraksi hanya ketika kumpul bersama saja. Sedangkan Ny.S selalu
aktif dalam organisasi PKK yang dimana kegiatan PKK ini selalu
merundingkan tentang masalah kesehatan yang timbul di masyarakat
sekitar dan mencari solusinya, selain itu Ny.S juga rutin seminggu sekali
mengikuti pengajian.
12. Sistem pendukung keluarga
Ny.S mengatakan bahwa suami dan kedua orang anaknya selalu
mendukung dan memotivasi dirinya untuk selalu berobat ke dokter agar
dia cepat sembuh dan dirumah, Ny.S selalu menyediakan obat-obatan
warung untuk mengantisipasi jika ada anggota keluarga yang sakit.

13. Sarana komunikasi dan trasnportasi


Keluarga Tn.S tidak mempunyai sarana komunikasi seperti telepon
maupun handphone, tetapi bila dia ingin berkomunikasi dengan anak dan
suaminya maka Ny.S menggunakan telepon umum dan untuk transportasi
keluarga Tn.S menggunakan angkutan umum.
14. Fasilitas pelayanan kesehatan
Menurut Ny.S bila dirinya dan anggota keluarganya ada yang sakit jarang
diperiksa ke puskesmas, karena jaraknya cukup jauh dari rumahnya yaitu
+ 1,5 km, tetapi keluarga Tn.S selalu berobat ke dokter yang dekat dengan
rumah mereka.

E. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tn.S mempunyai 2 orang anak, anak yang pertama berumur 38 tahun, dan
anak yang ke dua berumur 17 tahun (usia remaja).
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Menurut Ny.S, sebenarnya ia dan suaminya tidak menginginkan, karena
menurut Ny.S anak-anaknya masih membutuhkan bimbingan dari orang
tua, tetapi anaknya ingin bekerja dulu dan mendapat penghasilan..

15
3. Riwayat keluarga inti
Ny.S mengatakan bahwa dikeluarganya, baik suami ataupun kedua
anaknya tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengannya,
maupun penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dll.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Menurut Ny.S dikeluarganya ada yang mempunyai riwayat hipertensi dan
jantung yaitu ibu dan ayahnya. Sedangkan dikeluarga suaminya Tn.S tidak
ada yang mempunyai riwayat penyakit apapun.

F. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga jarang melakukan komunikasi langsung, karena anggota
keluarga jarang berkumpul bersama, tetapi komunikasi sekali-kali
dilakukan melalui telepon, dan apabila keluarga berkumpul bersama,
maka keluarga Tn.S menggunakan komunikasi langsung dengan memakai
bahasa Sunda.
2. Struktur kekuatan keluarga
Yang memegang kekuatan penuh didalam keluarga adalah Tn.S dan
apabila didalam keluarga terdapat masalah maka Tn.S selaku kepala
keluarga selalu merundingkan masalahnya dengan anggota keluarga yang
lain untuk mendapatkan solusi.
3. Struktur peran
Masing-masing anggota keluarga berperan sebagaimana mestinya dan
yang berperan mencari nafkah Tn.S dan Ny.S berperan sebagai istri dan
ibu dari ke dua orang anaknya yang bertugas untuk mengurus rumah
tangga.
4. Nilai atau norma keluarga
Keluarga masih memegang adat istiadat Sunda, keluarga menetapkan
norma-norma dalam kehidupan sehari-hari misalnya bila masuk ke dalam
rumah harus mengucapkan salam.

G. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Menurut Ny.S dikeluarganya selalu ditanamkan sikap saling menghargai,
slaing menghormati dan saling memiliki sehingga tercipta suasana
keluarga yang harmonis, dan pada saat sakitpun keluarga selalu
mendukung dan memotivasi Ny.S untuk selalu berobat agar cepat sembuh.
2. Funsgi sosialisasi

16
Ny.S mengatakan bahwa didalam keluarganya selalu berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lain, dan menurut Ny.S keluarga yang selalu
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar rumahnya seperti mengikuti
pengajian dan Tn.S sebagai kepala keluarga selalu menetapkan disiplin
kepada anak-anaknya misalnya jangan pulang malam lebih dari jam 21.00
WIB.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menurut Ny.S keluarganya sangat peduli dan sangat perhatian terhadap
keadaan kesehatannya. Tn.S selalu mendukung Ny.S untuk selalu berobat
ke dokter secara teratur, dan anggota keluarga yang lain selalu
mengingatkan hal-hal yang dapat memperberat sakitnya. Misalnya ,
Jangan terlalu cape.
4. Fungsi reproduksi
Ny.S mempunyai 2 orang anak, 1 orang anak laki-laki dan 1 orang anak
perempuan. Ny.S tidak mengikuti program KB karena Ny.S sudah
menopause.
5. Fungsi Ekonomi
Menurut Ny.S keluarganya sudah terpenuhi kebutuhan sandang dan
pangannya, tetapi dengan dirinya sakit. Maka menambah jumlah
pengeluaran untuk biaya pengobatannya, untuk itu apabila ia tidak
mempunyai uang untuk berobat, maka ia menggunakan pengobatan
tradisional seperti mengkosumsi mengkudu dan seledri.

H. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Jnagka pendek
Ny.S mengatakan dirinya cemas sedang terhadap penyakit hipertensi
yang dideritanya.
b. Jangka panjang
Ny.S sudah lama mengidap penyakit hipertensi selama 2 tahun, dan ia
ingin penyakitnya ini sembuh total.

2. Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi/stressor


Ny.S mengatkaan bila ada suatu permasalahan, Ny.S tidak
menyampaikannya secara emosi, tetapi hanya bisa diam dan tidak bisa
mengungkapkannya.

3. Strategi koping yang digunakan

17
Bila ada suatu permasalahan, Ny.S selalu menceritakan masalahnya
kepada suami untuk mendapatkan solusi.
4. Strategi adaptasi disfungsional dan fungsional
Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Ny.S hanya terdiam dan
tidak bicara apapun sehingga masalah tersebut selalu menjadi beban
pikiran baginya.
Strategi fungsional  Ny.S selalu membicarakan masalah yang
dihadapinya kepada suaminya, tetapi jika tidak ada suaminya maka ia
akan membicarakan dengan saudaranya yang terdekat.

I. Pemeriksaan Fisik
NO ASPEK YANG DIPERIKSA Ny.S
1 Penampilan Agak lemah
2 Kesadaran Composmetis
3 Tanda-tanda Vital
- Tensi 170/1120 mmHg
- Suhu 360C
- Nadi 80x/menit
- Respirasi 20xmenit
4 Kepala
- Rambut Tampak hitam keputihan
- Kulit kepala Tampak bersih
- Massa/nyeri Tidak teraba
5 Mata
- Bentuk Simetris, kelompak mata ada
lingkar hitam
- Konjungtiva tidak anemis
- Sclera tidak ikterik
- Lensa Tampak bening
- Reflek pupil Miosis saat terkena cahaya
Tidak dapat membaca papan
- Fungsi penglihatan nama pemeriksaan pada jarak
+ 30 cm.
6 Hidung
- Bentuk Simetris
- Septum nasal Di tengah
- Secret/linder Tidak nampak
- Nyeri/masa Tidak teraba
- Pernapasan cuping hidung Tidak ada
- Fungsi penciuman Baik
7 Mulut
- Keadaan Tampak bersih

18
- Mukosa Lembab
- Jumlah gigi 32 buah
- Caries Tidak ada
- Ovula Terangkat simetris
- Fungsi pengecapan Baik, dapat membedakan asin
dan manis
8 Telinga
- Bentuk Simetris kiri dan kanan
- Arikula Sejajar dengan sudut mata
- Serumen Tidak nampak
- Fungsi pendengaran Baik, dapat mendengar pada
jarak 10 cm

9 Leher
- Vena jugolaris Tidak ada peningkatan
- Reflek menelan Ada
- Kelenjar getah bening Tidak ada pembesaran
10 Dada/paru
- Bentuk Simetris
- Pergerakan Sama kiri dan kanan
- Perkusi Resonan
- Auskultasi paru Vesikuler
- Auskultasi jantung S1 dan S2 reguler
11 Abdomen
- Bentuk Datar, terdapat bekas luka
operasi apendik pada perut
bagian kanan bawah
sepanjang + 5cm
- Massa Tidak teraba
- Nyeri tekan Ada
- Bising usus Ada 9x/menit diabdomen
kuadran kiri atas

19
12 Ekstremitas
- Bentuk Simetris kiri dan kanan
Tidak ada
- Deformitas Normal, dapat flexi, ekstensi,
- Pergerakan aduksi, rotasi.
- Tonus Kencang
- Oedema Tidak ada
- Varises Tidak ada

- Kekuatan otot ekstremitas atas


dan bawah +5 +5
+5 +5

13 Antropometri
- TB 150 Cm
- BB 52 Kg

J. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


Harapan keluarga Tn.S terhadap petugas kesehatan, Ny.S menginginkan
adanya penyuluhan kesehatan rutin mengenai kesehatan lingkungan seperti
rumah sehat, penyakit-penyakit yang sering timbul di masyarakat seperti
hipertensi, demam berdarah dll. Oleh petugas kesehatan setiap minggu ketiap-
tiap RT untuk menambah pengetahun mengenai kesehatan.

ANALISA DATA

DATA MASALAH MASALAH


KESEHATAN KEPERAWATAN
Penjajakan I Hipertensi pada
- Data pemeriksaan fisik pada Ny.S
Ny.S
T : 170/120 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,0C
R : 20x/menit
- Ny.S tampak lemah
- Bunyi jantung regular
- Tampak ada lingkaran
hitam pada kelopak mata

20
Penjajakan II Ketidaksanggupan keluarga
- Ny.S mengatakan tidak tahu mengenal masalah hipertensi
secara rinci tentang penyakit berhubungan dengan
yang dideritanya. Ia hanya kurangnya pengetahuan
diberitahu bahwa ia mengenai informasi tentang
menderita penyakit hipertensi.
hipertensi dan ia tidak tahu
pasti tentang penyebab
tanda dan gejala hipertensi

Penjajakan I Hipertensi pada


- Tanda-tanda vital Ny.S
T : 170/120 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 360C
- Ny.S sering bertanya
mengenai akibat dari
penyakit hipertensi

Penjajakan II Ketidaksanggupan keluarga


- Ny.S mengatakan bahwa dalam mengambil keputusan
dirinya tidak mengontrol yang tepat dalam melakukan
kesehatannya secara teratur pengobatan hipertensi paru
ke dokter. berhubungan dengan
- Ny.S mengatakan tidak tahu keluarga tidak memahami
tentang komplikasi dari tentang komplikasi dari
hipertensi. hipertensi.

Penjajakan I Hipertensi pada


- Tanda-tanda vital Ny.S
T : 170/120 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,50C
- Ny.S tampak lemah
- Ny.S sering bertanya
tentang makanan yang harus
dihindari, dan diet mkanan
pada penderita hipertensi..

Penjajakan II Ketidakmampuan keluarga

21
- Ny.S mengatakan tidak tahu merawat anggota keluarga
secara rinci jenis makanan yang sakit hipertensi
dan diet makanan pada berhubungan dengan
penderita hipertensi. keluarga tidak mengetahui
tentang jenis makanan yang
harus dihindari oleh
penderita hipertensi.

SKALA PRIORITAS

I. HIPERTENSI Pada Ny.S


1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah Hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai informasi tentang
hipertensi.
NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1 Sifat masalah Ancaman kesehatan
ancaman yang memerlukan
kesehatan. tindakan yang cepat
2/3 x 1 2/3 dan tepat untuk
menghindari bahaya
lebih lanjut.

2 Kemungkinan Dengan mudah


dapat diubah sumber dan tindakan
dengan mudah untuk memecahkan
masalah dapat
dijangkau oleh
2/2 x 2 2
keluarga, kesadaran
dan motivasi dari
keluarga sudah cukup
kuat.

3 Potensial Tinggi, kesulitan


masalah untuk masalah mudah untuk
dicegah tinggi diatasi anggota
keluarga mendukung
3/3 x 1 1
dan peduli terhadap
anggota keluarga yang
sakit.

4 Menonjolnya Masalah berat harus


2/2 x 1 1
masalah : ditangani keluarganya

22
Masalah berat menyadari dan perlu
harus segera mengatasi
ditangani. masalah tersebut.

Jumlah 5 2/3

2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam


melakukan pengobatan hipertensi berhubungan dengan keluarga tidak
memahami tentang penularan dan bahaya tidak melanjutkan hipertensi.

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN


1 Sifat masalah Ancaman kesehatan
ancaman yang memerlukan
kesehatan. tindakan yang cepat
2/3 x 1 2/3 dan tepat untuk
menghindari bahaya
lebih lanjut.

2 Kemungkinan Hanya sebagian


dapat diubah sumber dan tindakan
hanya sebagian untuk memecahkan
masalah dapat
dijangkau oleh
1/2 x 2 1 keluarga, tetapi
memerlukan kesadraan
yang kuat dalam
waktu yang cukup
lama.

3 Potensial Cukup, masalah sudah


masalah untuk berlangsung cukup
dicegah cukup lama, anggota
keluarga mendukung
2/3 x 1 2/3
dan peduli terhadap
anggota keluarga yang
sakit.

4 Menonjolnya Masalah berat harus


masalah- ditangani keluarganya
Masalah berat menyadari dan perlu
2/2 x 1 1
harus segera mengatasi
ditangani. masalah tersebut.

23
Jumlah 3 1/3

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi


berhubungan dengan keluarga tidak mengetahui tentang jenis makanan dan
diet makanan yang harus dihindari oleh penderita hipertensi.

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN


1 Sifat masalah Ancaman kesehatan
ancaman yang memerlukan
kesehatan. tindakan yang cepat
2/3 x 1 2/3 dan tepat untuk
menghindari bahaya
lebih lanjut.

2 Kemungkinan Dengan mudah


dapat diubah sumber dan tindakan
dengan mudah untuk memecahkan
masalah dapat
dijangkau oleh
2/2 x 2 2
keluarga, kesadaran
dan motivasi dari
keluarga sudah cukup
kuat.

3 Potensial Cukup, masalah sudah


masalah untuk berlangsung cukup
dicegah cukup lama, anggota
keluarga mendukung
2/3 x 1 2/3
dan peduli terhadap
anggota keluarga yang
sakit.

4 Menonjolnya Masalah berat harus


masalah- ditangani keluarga
masalah berat menyadari dan perlu
2/2 x 1 1
harus segera mengatasi
ditangani. masalah tersebut.

Jumlah 4 1/3

24
DIAGNOSA KEPERAWATAN

I . Hipertensi Pada Ny.S


1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah Hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga mengenal informasi tentang
Hipertensi.
2. Ketidaksanggupan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi
berhubungan dengan keluarga tidak mengetahui jenis makanan dan diet
makanan yang harus dihindari oleh penderita Hipertensi.
3. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
melakukan pengobatan Hipertensi berhubungan dengan keluarga tidak
memahami tentang komplikasi dari hipertensi.

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSIS INTERVE
TUJUAN EVALUASI
N KEPERAWAT NSI
O AN KRITERI
UMUM KHUSUS STANDAR
KELUARGA A
1 Ketidaksanggup Setelah Setelah Secara  Pengertian Lakukan
an keluarga 1x dilakukan verbal dari penyuluhan
mengenal pertemua penyuluha keluarga Hipertensi pada
masalah n Ny.S n selama dapat Hipertensi keluarga
Hipertensi dan 15 menit menyebutk adalah tentang
berhubungan keluarga keluarga an : peningaktan pengertian,
dengan mengerti dapat - Apa tekanan penyebab,
kurangnya tentantg menyebutk yang darah lebih dan tanda
pengetahuan penyakit an : dimaksu dari 140/90 gejala dari
keluarga Hipertens - apa yang d mmHg. Hipertensi
mengenal i dimaksu dengan  Penyebab
informasi d dengan Hiperten - Usia
tentang Hiperten si (lebih dari
Hipertensi. si - 3 dari 5 40 th)
- keluarga penyeba - Obesitas
dapat b -
menyebu Hiperten Mengkosu
tkan 3 si msi
dari 5 - 3 dari 4 makanan
penyeba tanda berlemak
b dan seperti
Hiperten gejala daging
si dari - Stress

25
- keluarga Hiperten - Kurang
dapat si gerak/akti
menyebu vitas
tkan 3  Tanda dan
dari 4 gejala
tanda - Sakit
dan kepala/pu
gejala sing
Hiperten - Kekakuan
si. - Susah
tidur
- Cepat
marah

2 Ketdakmampua Setelah Setelah Secara  Jenis Berikan


n keluarga 1x dilakukan verbal makanan penyuluhan
merawat pertemua penyuluha keluarga yang harus pada
anggota n n selama dapat dihindari keluarga
keluarga yang keluarga 15 menit menyebutk diantaranya tentang
sakit Hipertensi mengetah keluarga an : : makanan
berhubungan ui dapat - 3 dari 5 - Makanan yang harus
dengan keluarga makanan menyebutk jenis yang dihindari
tidak dan diet an : makana banyak dan contoh
mengetahui makanan - 3 dari 5 n yang mengandu menu diet
jenis makanan yang jenis harus ng garam hipertensi.
yang harus harus makanan dihindar : seperti
dihindari oleh dihindari yang i dari ikan asin,
penderita oleh harus oleh kacang-
hipertensi. penderita dihindari penderit kacangan.
. oleh a - Makanan
penderita hiperten yang
hipertens si banyak
i. - mengandu
- Keluarg ng lemak
Keluarga a dapat misalnya :
dapat menyeb daging,
menyebu utkan telor,
tkan contoh jeroan.
contoh menu - Rokok
menu diet - Alkohol

26
diet hiperten - Kopi.
hipertens si.
i.

3 Ketidaksanggup Setelah Setelah Secara - Komplikasi Berikan


an keluarga 1x dilakukan verbal yag dapat penjelasan
dalam pertemua intervensi keluarga terjadi pada pada
mengambil n selama 15 dapat penderita keluarga
keputusan yang keluarga menit menyebutk Hipertensi tentang
tepat dalam mampu keluarga an 3 dari 4 adalah : komplikasi
melakukan mengam dapat komplikasi 1. dari yang
pengobatan bil menyebutk yang dapat terhadap tidak diobati.
Hipertensi keputusa an 3 dari 4 terjadi pembul
berhubungan n yang komplikasi pada uh darah
dengan keluarga tepat yang dapat penderita 
tidak memahami dalam terjadi hipertensi. penyem
tentang melakuka pada pitan
komplikasi dari n penderita pembul
hipertensi. pengobat hipertensi. uh
an darah.
Hipertens 2.
i. kelump
uhan
3. Gagal
ginjal
4. Jantung
koroner

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S


KELUARGA Tn.S

N DIAGNOSA TUJUAN TGL IMPLEMENTAS EVALUASI


O KEPERAWATAN KHUSUS I
KELUARGA
1 Ketidaksanggupan Setelah Juma Memberikan S:
keluarga mengenal dilakukan t penyuluhan pada Keluar
masalah Hipertensi penyuluhan Pkl. keluarga tentang ga
berhubungan dengan selama 15 09-00 pengertian, mengata
kurangnya pengetahuan menit WIB penyebab, tanda kan
keluarga mengenai keluarga 17- dan gejala dari cukup
informasi tentang dapat 12-04 Hipertensi. mengert
Hipertensi. menyebutka i

27
n: mengen
- Pengertian ai
dari penyakit
Hipertensi Hiperte
- Dapat nsi
menyebutk O:
an 3 dari 5 Keluarg
penyebab a
Hipertensi tampak
- Dapat mengert
menyebutk i dan
an 3 dari 4 dapat
tanda dan menjaw
gejala ab
Hipertensi. semua
pertanya
an dari
perawat.
A : Masalah
teratasi
sebagia
n
P:
Lanjutk
an
interven
si
2 Ketidaksanggupan Setelah Juma Memberikan S:
keluarga merawat dilakukan t penyuluhan pada Keluarg
anggota keluarga yang penyuluhan Pkl. keluarga tentang a
sakit Hipertensi selama 15 09-15 jenis makanan mengata
berhubungan dengan menit WIB yang harus kan
tidak mengetahui jenis keluarga 17- dihindari dan cukup
makanan dan diet dapat : 12-04 contoh menu diet mengert
makanan yang harus - Hipertensi. i
dihindari oleh penderita Menyebutk mengen
Hipertensi. an 3 dari 5 ai jenis
jenis makana
makanan n yang
yang harus harus
dihindari dihindar
dari oleh i dan
penderita contoh
hipertensi. menu

28
- diet
Menyebutk Hiperte
an contoh nsi.
menu diet O:
hipertensi. Keluarg
a
tampak
mengert
i dan
dapat
menyeb
utkan 3
dari 5
jenis
makana
n yang
harus
dihindar
i, serta
contoh
menu
diet
hiperten
si.
A : Masalah
teratasi
sepenuh
nya
P:
Pertaha
nkan
Hiperte
nsi.
3 Ketidaksanggupan Setelah Juma Memberikan S : Klien
keluarga dalam dilakukan t penjelasan pada mengata
mengambil keputusan intervensi 09-30 keluarga tentang kan
yang tepat dalam selama 15 WIB komplikasi dari cukup
melakukan pengobatan menit, 17- hipertensi yang mengert
Hipertensi keluarga 12-04 tidak diobati. i
berhubungan dengan dapat mengen
keluarga tidak menyebutka ai
memahami tentang n 3 dari 4 komplik
komplikasi dari komplikasi asi dari
hipertensi. yang dapat hiperten

29
terjadi pada si.
penderita O : Klien
Hipertensi. tampak
mengert
i dan
dapat
menyeb
utkan 2
dari 4
komplik
asi
hiperten
si
A : Masalah
teratasi
sebagia
n
P:
Lanjutk
an
interven
si

Implikasi Asuhan Keperawatan Keluarga

Adapun implikasi dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga antara lain :

1. Membantu setiap individu dalam keluarga untuk mandiri


2. Mengajak individu, keluarga dan masyarakat berpartisipasi dalam bidang
kesehatan
3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan
secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara
kesehatannya
4. Membantu setiap individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal

30
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang
menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan
atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian- kejadian serta lembaga-
lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan,
dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan

31
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parsons, et al.,
1994:106).
Definisi operasional dari pemberdayaan keluarga merupakaan
upaya untuk menjalankan peran sesuai dengan fungsinya dalam
keluarga, dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
anggota keluarga secara maksimal, sehingga terbentuk ketahanan
keluarga.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami meminta agar pembaca berkenan memberi kritik dan
saran demi kesempurnaan di masa mendatang.

32

Вам также может понравиться