Вы находитесь на странице: 1из 12

Daftar Isi

Kata pengantar.......................................................................................................... i
Bab I
Pendahuluan........................................................................................................ii
a. Latarbelakang................................................................................................ii
b. Rumusanmasalah...........................................................................................ii
c. Tujuan penulisan.......................................................................................... ii
d. Manfaat penulisan........................................................................................ ii
Bab II
Materi................................................................................................................ 1
A. Penyajian...................................................................................................... 1
1. Konsep Dasar Profesi Kependidikan.......................................................... 1
A. Pengertian profesi....................................................................................... 1
B. Syarat Syarat Profesi Kependidikan.......................................................... 2
C. Sejarah perkembangan profesi kependidikan............................................. 4
D. Kode Etik Profesi Kependidikan................................................................. 5
E. Pengembangan profesi kependidikan........................................................ 7
1. Kompetensi profesional kependidikan........................................... 7
2. Pendidikan profesional kependidikan............................................. 8
F. Ciri-ciri profesi kependidikan....................................................................10
G. Profesionalisasi guru...................................................................................
Bab III
Penutup................................................................................................................. 7
a. Kesimpulan..................................................................................................... 7
b. Saran............................................................................................................... 7
Daftarpustaka..................................................................................................

1
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Di era globalisasi dan informasi menuntut usaha pengembangan sumber daya
manusia dengan nilai dan sikap, maupun keterampilan. Pengembangan dimensi
manusia tersebut dilandasi oleh kemampuan intelektual, kecerdasan emosional
dan kreativitas yang tinggi yang hanya dapat dilakukan melalui pendidikan.
Artinya pendidikan mempunyai peran yang amat strategis untuk mempersiapkan
generasi muda yang memiliki keberdayaan, kecerdasan emosional yang tinggi dan
menguasai mega skill yang mantap.
Michael J. Marquard, 1996 (dalam Mohd. Surya 1997) mengemukakan bahwa
menjelang abad 21, telah dirasakan adanya berbagai perubahan dalam ; 1)
lingkungan ekonomi, sosial, 2) lingkungan dunia kerja, 3) harapan konsumen dan
pelanggan, dan 4) harapan kerja. Pada gilirannya, keadaan ini membawa pengaruh
terhaap dunia pendidikan baik langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya
Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami pergeseran
perubahan paragdigma; 1) belejar terminal ke belajar sepanjang hayat, 2) dari
belajar
b. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hakekat profesi kependidikan?
2. Apa pengertian profesi kependidikan?
3. Apa ciri-ciri profesi kependidikan?
4. Apa jenis-jenis profesi yang termasuk kedalam profesi kependidikan?
c. TUJUAN PENULISAN
1. Menguraiakan konsep profesi kependidikan
2. Menjelaskan hakekat apa, mengapa, dan bagaimana kedudukan profesi
kependidikan
3. Menjelaskan perbedaan-perbedaan antara ciri-ciri profesi kependidikan
dengan profesi lain
4. Menjelaskan jenis-jenis profesi yang termasuk ke dalam profesi kependidikan
d. MANFAAT PENULISAN
1. Mampu menguraikan konsep profesi kependidikan
2. Mampu menjelaskan hakekat profesi kependidikan dan kedudukan profesi
kependidikan
3. Mampu menjelaskan perbedaan dan ciri-ciri profesi kependidikan dengan
profesi lain
4. Mampu menjelaskan jenis-jenis profesi yang termasuk ke dalam profesi
kependidika

2
BAB II
MATERI
KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN
A. Pengertian Profesi
Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menunjukkan
tentang pekerjaan seseorang. Seseorang yang bekerja sebagai dokter, dikatakan
profesinya sebagai dokter dan orang yang pekerjaannya mengajar di sekolah
dikatakan profesinya sebagai Guru. Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa
profesinya sebagai tukang batu, tukang parkir, pengamen, penyanyi, pedagang dan
sebagainya. Jadi istilah profesi dalam konteks ini, sama artinya dengan pekerjaan
atau tugas yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya sehari-hari.
Menurut ornstein dan levine (1984) bahwa suatu pekerjaan atau jabatan
dapat disebut profesi bila pekerjaan atau jabatan itu dilakukan dengan:
1. Melayani masyarakat merupakan merupakan karier yang akan dilaksanakan
sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan).
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak
ramai (tidak setiap orang melakukannya).
3. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori praktik (teori baru
dikembangkandari hasil penelitian).
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
5. Terkendali berdasarkan lisensi baku dan mempunyai persyaratan masuk (untuk
menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentuatau ada persyaratan khusus
yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).
6. Otonomi dalam mebuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu(tidak
diatur oleh orang lain).
7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan tampilan
untuk kerjanya berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung
bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya,tidak dipindahkan keatasan
instansi yang lebih tinggi).Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku.
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap
layanan yang akan diberikan.
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesi,relatif bebas dari
super vise dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk

1
mendata klien,sementara tidak ada supervise dari luar terhadap pekerjaan dokter
sendiri).
10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
Pengertian profesi yang senada dengan pengertian di atas, Sanusi dkk
(1991) mengutarakan ciri-ciri utama suatu profesi sebagai berikut:
1. Suatu jabatan memiliki fungsi signifikasi social yang menentukan(crusial).
2. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.
3. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan
masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
4. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas sistematik
dan explicit, bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.
5. Jabatan itu memerlukan pendidikan perguruan tinggi dengan waktu yang cukup
lama.
6. proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi
nilai-nilai profesional itu sendiri.
7. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat anggota profesi itu berpegang
teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
8. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement
terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
9. Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom bebas dari
campur tangan orang lain.
10. Jabatan itu mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat oleh karenanya
memperoleh imbalan tinggi pula.

B. Syarat-syarat Profesi Kependidikan


National Education Association (Sucipto, Kosasi, dan Abimanyu, 1994)
menyusun sejumlah syarat atau kriteria yang mesti ada dalam jabatan guru, yaitu;
jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual; jabatan yang menggeluti suatu
batang tubuh ilmu yang khusus; jabatan yang memerlukan persiapan profesional
yang lama (bandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum
belaka); jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan;
yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen; jabtatan yang
menentukan baku (standarnya) sendiri; jabatan yang lebih mementingkan layanan

2
diatas keutungan pribadi; dan jabatan yang mempunyai organisasi yang kuat dan
terjalin erat.
Gambaran rinci tentang syarat-syarat jabatan kependidikan tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
4. Jabatan yang memerluka latiha dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dalam keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keutungan pribadi.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Lebih khusus Sanusi dkk (1991) mengajukan 6 asumsi yang melandasi
perlunya profesionalisasi dalam pendidikan, yakni sebagai berikut:
1. Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan,
emosi,dan perasaan.
2. Tenaga semiprofesional, merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi
pendidikan tenaga kependidikan D3 atau setara telah berwenang mengajar secara
mandiri tetapi masih harus melakukan konsultasi dengan tenaga kependidikan
yang lebih tinggi jenjang profesionalnya, baik dalam hal
perencanaan,pelaksanaan, penilaian, maupun pengendalian pengajaran.
3. Tenaga para profesional, merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi
pendidikan, tenaga kependidikan D2 kebawah, yang memerlukan pembinaan
dalam perencanaan,penilaian,dan pengenndalian pengajaran.
C. Sejarah perkembangan profesi kependidikan
Nasution (Sucipto, Kosasi, dan Abimanyu,1994) dengan jelas melukiskan
sejarah pendidikan di indonesia terutama pada zaman kolonial belanda termasuk
juga sejarah profesi kependidikan. Pada awalnya, orang-orang diangkat menjadi
guru belum berpendidikan khusus keguruan, dan secara perlahan-lahan tenaga
guru ditambah dengan mengangkat dari lulusan guru (kweek school) yang
pertama kali didirikan di SOLO pada tahun 1852. Karena kebutuhan penambahan
sejumlah guru yang semakin mendesak, maka pemerintah Hindia Belanda
mengangkat lima macam guru, yaitu:

3
1. Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh.
2. Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tapi lulus ujian yang diadakan menjadi
guru.
3. Guru bantu, yang lulus ujian guru bantu.
4. Guru yang dimagangkan kepada guru senior, yang merupakan calon guru.
5. Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak berasal dari warga
yang pernah mengecap pendidikan.
D. Kode Etik Profesi Kependidikan
Kode etik merupakan pernyataan-pernyataan yang berisi persyaratan
tindakan yang harus dilakukan dan tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh
pihak-pihak terkait dalam kegiatan layanan. Kode etik berisi seperangkat nilai,
sebab nilai-nilai dan etik erat kaitannya. Etik seseorang individu mencerminkan
nilai yang mereka anut.

Menurut Hermawan (1979), tujuan umum kode etik profesi adalah:


1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. Diharapkan kode etik dapat
menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat, agar mereka tidak
memandang rendah atau remeh profesi yang bersangkutan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
Kesejahteraan yang dimaksud meliputi kesejahteraan lahir (material) maupaun
kesejahteraan bathin (spiritual/mental).
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Hal ini berkaitan
dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi, sehingga anggota profesi dapat
dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi. Untuk itulah kode etik memuat norma-
norma atau anjuran agar anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan
mutu pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Setiap anggota profesi
diwajibkan secara aktif berpartisifasi dalam membina organisasi profesi dan
kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh organisasi.

4
E. Pengembangan Profesi Kependidikan
1. Kompetensi Profesional Kependidikan
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional dinyatakan dengan jelas bahwa tenaga kependidikan
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan
(Pasal 39 Ayat 1).
1. Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melalukan segala potensinya, sementara itu
pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai martabat
manusia.
2. Pendidikan dilakukan secara Internasional, yakni secara sadar, maka
pendidikan menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang
baik secara universal, nasional, maupun lokal, yang merupakan acuan para
pendidik, peserta didik, pengelolah pendidikan.
3. Teori-teori pendidikan merupakan jabatan kerangka Hipotesis dalam menjawab
permasalahan pendidikan.
4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia
mempunyai potensi yang baik untuk berkembang. Oleh sebab itu pendidikan
adalah usaha mengembangkan potensi unggul tersebut.
5. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya yaitu situasi dimana terjadi dialog
antara peserta didik dengan pendidik, yang memungkinkan peserta didik tumbuh
kearah yang dikehendaki oleh pendidik dan selaras dengan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi masyarakat .
6. Sering terjadi dilema antara tujuan utama pendidikan yakni menjadi manusia
sebagai manusia yang baik (dimensi instrinsik) dengan misi instrumental yakni
yang merupakan alat untuk perubahan atau mencapai sesuatu.

2. Pendidikan Profesioanl Kependidikan


Pada umumnya pendidikan yang dilakukan untuk mengembangkan profesi
guru terdiri dari 2 jenis, yaitu pendidikan prajabatan (Pre-service Educations) dan
pendidikan dalam jabatan (In-service Educations). Dua jenis pendidikan itu

5
berbeda esensi dalam sistem pengelolahannya meskipun diarahkan pada tujuan
yang sama, yaitu meningkatkan mutu layanan atau kinerja guru.
Pendidikan prajabatan merupakan pendidikan yang ditempuh sebelum
seseorang menjadi guru. Jenis pendidikan ini bertujuan untuk menyiapkan calon
guru dalam meniti karir dalam bidang pengajaran. Di Indonesia, lembaga
pendidikan prajabatan guru dilaksanakan pada tingkat perguruan tinggi yang
disebut dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Pendidikan dalam jabatan adalah jenis pendidikan yang ditempuh oleh
guru dalam melaksanakan jabatan dan dimaksudkan untuk mengembangkan
kompetensi profesional dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
Pengembangan kompetensi ini dapat dilakukan melalui penataran, lokakarya,
seminar, atau bahkan jenjang pendidikan lanjutan. Penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik diperguruan tinggi (Pasal 39 Ayat 2).
Seorang guru dinilai memiliki kompetensi profesional apabila mampu
mengembangkan tanggung jawab dengan baik,maupun melaksanakan peran
dengan berhasil, mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
(pembelajaran) dan mampu melaksanakan peranannya dalam proses pembelajaran
dalam kelas (Hamalik, 2003) dalam sudut pembelajaran, guru yang profesional
adalah mereka yang mampu merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing
pelajaran.

a. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran


Langkah awal yang harus dilakukan oleh guru sebelum merencanakan
pembelajaran adalah memahami arti, tujuan, dan unsur yang terkandung dalam
perencanaan pembelajaran.Perencanaan pembelajaran merupakan proyeksi guru
mengenai kegiatan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
b. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran
Kemampuan melaksanakan pembelajaran berkaitan dengan realisasi atau
implementasi rencana pembelajaran yang telah disusun. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam
menciptakan kondisi yang kondusif bagi peserta didik dalam pembelajaran.

6
c. Kemampuan Menilai Pembelajaran
Tingkat pencapaian dan kemajuan pembelajaran dapat diukur melalui
penilaian, baik lisan, tertulis, tindakan, observasi. Kemampuan menilai
pembelajaran berkaitan dengan kemampuan guru dalam menyusun alat penilaian,
mengajukan pertanyaan, menyekor, dan menginterprestasikan hasilnya.
d. Kemampuan Membimbing Pembelajaran
Pada setiap pembelajaran ditemukan peserta didik yang dikategorikan
berhasil dan atau gagal menguasai standar minimal pengetahuan yang
dipersyaratkan. Khusus bagi mereka yang dikategorikan gagal dalam
pembelajaran,perlu diberikan bimbingan pembelajaran.

G. Ciri-Ciri Guru Profesional


Ada persamaan, dalam tiap-tiap profesi. Dalam bidang apapun profesionalisme
seseorang ditunjang oleh tiga hal, dan tanpa ketiga hal ini, sulit seseorang
menunjukkan profesionalismenya, yaitu: keahlian, komitmen, dan skill yang
relevan. Ketiga hal ini pertama-tama dikembangkan melalui pendidikan pra-
jabatan dan selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan
dalam jabatan.
Menurut jurnal terkemuka manajemen pendidikan, education leadership edisi
maret 1993 lalu menurunkan laporan utama tentang profesionalisme guru. Bahwa
untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal.
1. Guru mempunyai komitmen pada murid dan proses belajarnya
2. Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang
diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa.
3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar murid melalui berbagai
teknik evaluasi, mulai dari cara pengamatan dalam perilaku para murid sampai
kepada hasil belajar.
4. Guru mampu belajar dari pengalaman, ia harus tau mana yang benar dan yang
salah serta baik dan buruk dampaknya terhadap proses belajar murid.
5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya, mislanya PGRI dan organisasi profesi lainnya.

7
H. Profesionalisasi Guru
Ada wahana yang bisa digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru,
misalnya PKG(Pusat Kegiatan Guru), dan KKG(Kelompok Kerja Guru) yang
memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan
masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajar.
Satu hal lagi yang menentukan penampilan profesionalisme guru adalah sejauh
mana ia menguasai prinsip-prinsip paedagogik secara umum maupun didaktik
metodik, secara khusus yang berlaku pada setiap mata pelajaran. Segi lain yang
harus di catat ialah profesionalisasi harus dipandang sebgai proses yang terus-
menerus, yang meliputi pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan
termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja,
penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi,
sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan, dan lain-lain.

8
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocation) yang kemudian
berkembang makin matang. Selain itu, dalam bidang apapun profeionalisme
seseorang ditunjang oleh tiga hal. Tanpa ketiga hal itu, sulit seseorang
mewujudkan profesionalismenya. Ketiga hal itu ialah keahlian, komitmen dan
ketermpilan yang relevan yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di
tengahnya terletak profesionalisme. Suatu pekerjaan disebut suatu profesi apabila
mempunyai ciri: 1) pekerjaan itu mempunyai fungsi dan signifikansi sosialkarena
diperlukan mengabdi kepada masyarakat atau pengakuan masyarakat, 2) profesi
menuntut keterampian tertentu yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang
“lama”, 3) profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu, 4) adanya kode etik, dan 5)
anggota profesi secara perorangan dan kelompok memperoleh imbalan finansial
atau material.

B. Saran
Kesejahteraan guru dalam hal ekonomi dan pengetahuan, terutama untuk guru di
sekolah negeri (mestinya juga dalam skala tertentu untuk sekolah swasta),
memang adalah tanggung jawab negara, bukan tanggung jawab orang tua murid.
Orang tua murid bisa diminta partisipasi, tetapi porsinya harus tetap kecil. Barulah
akan tercipta guru yang profesional karena ekonomi salah satu penyebab
terpuruknya profesionalisme guru di Indonesia.

9
C. DAFTAR PUSTAKA
Pantiwati, Y. 2001. Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Program
Sertifikasi Guru Bidang Studi (untuk Guru MI dan MTs). Makalah
Dipresentasikan. Malang: PSSJ PPS Universitas Malang.
Journal PAT. 2001. Teacher in England and Wales. Professionalisme in Practice:
the PAT Journal. April/Mei 2001. (Online)
(http://members.aol.com/PTRFWEB/journal1040.html , diakses 7 Juni 2001)
Semiawan, C.R. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional
Menjelang Abad 21. Jakarta: Grasindo.
Stiles, K.E. dan Loucks-Horsley, S. 1998. Professional Development Strategies:
Proffessional Learning Experiences Help Teachers Meet the Standards. The
Science Teacher. September 1998.
Sumargi. 1996. Profesi Guru Antara Harapan dan Kenyataan. Suara Guru No. 3-
4/1996.

10

Вам также может понравиться