Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SUMMARY
2
Penentuan Kadar Klorida Dengan Keterangan:
Metode Titrasi Volhard m : Bobot sample (gram)
Vb : Volume penitar blanko (ml)
Sebanyak 5 gram sampel
Vs : Volume penitar sampel (ml)
ditimbang lalu ditempatkan ke dalam
piala gelas 400 ml, ditambahkan 50
ml air sambil diaduk. Kemudian Penentuan Kadar Klorida Dengan
ditambahkan 50 ml HNO3 1:2. Metode Potensiometri (TOX)
Larutan dipanaskan sampai mendidih Sampel yang telah ditimbang
(untuk sampel yang mengandung dengan bobot 5 – 10 mg dimasukkan
sulfida, lakukan pencampuran di dalam sample boat yang kemudian
dalam fume hood), diaduk sesekali masuk perlahan-lahan ke dalam
dan dididihkan selama 1 hingga 2 tabung pirolisis melalui port inlet
menit. Setelah mendidih, larutan sampel dalam aliran argon. Sampel
diangkat dari pemanasan, dan menguap pada suhu tinggi dan klorin
ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 dikonversi menjadi hidrogen klorida.
0,05 M dengan pipet kedalam larutan
tersebut. Lalu kembali dididihkan X (Cl) HX (HCl >> Cl2)
selama tidak kurang dari 1 menit dan (Pembakaran dalam furnace)
tidak lebih dari 2 menit, disaring
dengan kertas saring kasar, dicuci Gas klor yang bebas didorong
dengan HNO3 1:100 kedalam ke dalam tabung pirolisis dengan gas
erlenmeyer 500 ml hingga volume pembawa argon dan kemudian masuk
sekitar 200 ml. Kemudian filtrat ke dalam sel titrasi. Gas klor berubah
didinginkan di bawah 25oC dalam menjadi ion klorida dalam larutan
cahaya tenang/dalam gelap. Setelah elektrolit, ion klorida bereaksi dengan
dingin, ditambahkan larutan indikator elektroda Ag membentuk endapan
sebanyak 5 ml dan dititrasi denngan perak nitrat. Terbentuknya endapan
ammonium tiosianat 0,05 M. Larutan perak nitrat mengakibatkan
dititrasi hingga titik akhir berwarna berkurangnya konsentrasi Ag pada
merah coklat yang stabil. Catat elektroda. Perubahan potensial yang
volume ammonium tiosianat yang terdeteksi karena pengurangan Ag
digunakan dalam titrasi. Jika volume sebanding dengan konsentrasi klorida
kurang dari 0,5 ml ulangi prosedur
dalam sampel.
dengan separuh bobot sampel.
Dilakukan prosedur yang sama tanpa
Validasi Metode Analisis
sampel dan catat volume titrasi
ammonium tiosianat sebagai blanko. 1. Linearitas
Setelah didapatkan volume Dibuat deret standar dengan
sampel dan volume blanko, kadar konsentrasi Klor 0 ; 0,01 ; 0,03 ; 0,05
klorida dihitung dengan persamaan ; 0,1 ; 0,3 ; 0,5 ; dan 1 % dalam labu
dari British Standard (EN 196- ukur 100 mL. Dibaca dengan metode
2:2005) berikut ini: kerja cara titrasi volhard dan cara
TOX. Kemudian dihitung slope,
intersep, dan koefisien korelasi (r).
Cl-
Perhitungan (Harmita, 2006):
Slope (b)
3
Intersep (a) 4. Limit Deteksi
Koefisien Limit Deteksi Instrumen (LDI)
korelasi menggunakan Larutan Blanko
4
HASIL DAN PEMBAHASAN dibandingkan dengan syarat
keberterimaannya maka metode titrasi
Perbandingan metode analisis
masuk syarat keberterimaan karena
antara volumetri dan potensiometri ini
nilai regresinya sebesar 0,99974.
lebih dititikberatkan pada per-
bandingan secara statistik dari hasil
validasi metode pada pengukuran 0,12
Kurva Linearitas Titrasi Volhard
beberapa macam standar dari kedua 0,1
Hasil Pengukuran
metode dan uji F (F-test). Parameter 0,08
0,06 y = 1,04197x + 0,00096
yang dibandingkan dalam per- R² = 0,99949
0,04
bandingan metode ini adalah
0,02
linearitas, akurasi, presisi, dan limit
0
deteksi. Sampel yang diuji dalam 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
perbandingan metode ini berjumlah 3 Konsentrasi deret standar (%)
sampel, yaitu:
Sampel A (Sampel yang Gambar 1. Kurva Linearitas Titrasi
dijadikan standar pengecekan Volhard
antara, yang diambil dari titik
sampling point di silo Raw Tabel 2. Linearitas Metode Volumetri
meal) Titrasi Volhard
Sampel B (Sampel yang % Hasil
dijadikan standar pengecekan 0 0,0017
antara, yang diambil dari titik 0,01 0,0119
sampling point di silo Kiln 0,03 0,0307
Feed NR 2) 0,05 0,0528
Sampel C (Certified Reference 0,1 0,1057
Material yang memiliki kode
NCS DC 70308). Slope 1,041975
Untuk metode volumetri Intersep 0,00091
menggunakan cara titrasi volhard, dan r 0,999744
untuk metode potensiometri Untuk metode volumetri
menggunakan alat instrumen TOX didapatkan slope sebesar 1,041975
(Total Organik X-halida). dan memiliki persamaan garis y =
1,04197x + 0,00096. Metode
1. Linearitas potensiometri pun masuk syarat
Linearitas adalah kemampuan keberterimaan, yaitu nilai regresinya
metode analisis memberikan respon sebesar 0,99798.
proporsional terhadap konsentrasi
Kurva Linearitas Potensiometri
analit dalam sampel. Koefisien
1200
korelasi (r) menunjukkan tingkat
Hasil Pengukuran
1000
lineritas antara dua variabel. 800
600
Tabel 1. Hasil Uji Linearitas
400 y = 0,94595x + 30,90003
200 R² = 0,99597
Titrasi Potensiometri
Syarat 0
(r) (r) 0 200 400 600 800 1000 1200
r≥ 0,995 0,99974 0,99798 Konsentrasi deret standar (ppm)
Berdasarkan perhitungan Gambar 2. Kurva Linearitas
linearitas yang diperoleh, jika Potensiometri
5
Tabel 2. Linearitas Metode Recovery bertujuan untuk
Potensiometri melihat berapakah nilai perolehan
kembali dari nilai benarnya. Recovery
Potensiometri diperoleh dari rata-tara hasil
Ppm Hasil pengukuran dibagi dengan nilai
0 0,22 benarnya kemudian dikalikan 100
100 136,53
persen. Persen recovery dikatakan
300 324,16
memenuhi syarat apabila hasil
500 532,11
1000 958,79
perhitungan berada di angka 80 – 120
%. Berikut ini adalah tabel hasil
Slope 0,945953 perbandingan recovery dari metode
Intersep 30,90003 titrasi :
r 0,997981 Tabel 3. Hasil Uji Recovery
Dari kedua hasil yang Syarat Titrasi Potensiometri
diperoleh ini, maka dapat disimpulkan Sampel
(%) (%) (%)
bahwa dari segi linearitas, kedua A 103,8 100,6
metode ini berada dalam performa B
80 -
104,3 102,5
yang baik. 120
C 94,9 100,3
2. Akurasi
Nilai akurasi dan persen
Akurasi bertujuan untuk melihat recovery metode titrasi pada
seberapa besar selisih dari hasil pengukuran 3 sampel yang berbeda
analisa dengan nilai benarnya. kadar analitnya menunjukkan hasil
Menurut Harmita (2006), penentuan yang baik. Hal tersebut menunjukkan
nilai akurasi dilakukan dengan cara bahwa parameter recovery pada
menambahkan analit yang diketahui metode titrasi masuk dalam syarat
kadar analitnya (spike). Sehingga keberterimaan.
dapat diketahui apakah penambahan
3. Presisi
analit dapat terdeteksi kadarnya atau
tidak. Sampel yang digunakan dalam Presisi menunjukkan seberapa
penentuan akurasi pada kedua metode jauh kesesuaian antara hasil
ini menggunakan standar yang sudah pengukuran seseorang pada sampel
diketahui kadar analitnya, sehingga secara berulang-ulang. Presisi
tidak membutuhkan teknik spiking dihitung sebagai simpangan baku atau
dalam aplikasinya. Persen akurasi simpangan baku relatif (koefisien
diperoleh dari selisih antara nilai variasi) dari hasil pengulangan
standar dengan rata-rata hasil pengukuran sampel yang dinyatakan
pengukuran, kemudian nilai tersebut dengan parameter repeatability
dibagi dengan nilai standar yang (keterulangan) atau reproducibility
digunakan. Berikut ini adalah tabel (ketertiruan). Jika repeatability
hasil perhitungan akurasi pada kedua dilakukan oleh seorang analis, maka
metode. reproducibility dilakukan oleh analis
yang berbeda.
6
Tabel 4. Hasil Uji Repeatability
Repeatability
Titrasi Volhard Potensiometri
Sampel Syarat %RSD %RSD
%RSD %RSD
Horwitz Horwitz
A %RSD 7,21 4,16 3,57 4,18
B < 5,42 4,62 4,76 4,63
%RSD
C Horwitz 9,6 5,38 14,32 5,33
7
adalah sebesar 0,17 ppm, dan limit saja. Data analisis sampel yang saya
deteksi dari metode titrasi adalah gunakan untuk melakukan uji F-test
sebesar 54,13 ppm. Sedangkan limit adalah sampel A. Dikarenakan
kuantifikasi dari metode sampel A memiliki konsentrasi yang
potensiometri adalah sebesar 0,32 paling tinggi diantara yang lain.
ppm, dan limit kuantifikasi dari Nilai F hitung dibandingkan
metode titrasi adalah sebesar 117,92 dengan F tabel:
ppm. Bila F hitung > F tabel, berarti
5. Perbandingan Kedua Metode perbedaan adalah benar
Bila F hitung < F tabel, berarti
Berdasarkan parameter yang tidak ada perbedaan. (Nurhadi,
telah dihitung, dilakukan uji F-test 2015).
dari kedua metode. Uji F-test
dilakukan pada salah satu sampel
Tabel 6. Data Hasil Analisa Sampel A
Titrasi Volhard Potensiometri
No Sampel No Sampel
(ppm) (ppm)
1 511 1 523
2 496 2 486
3 499 3 516
4 Sampel A 516 4 Sampel A 493
5 474 5 513
6 469 6 515
7 473 7 476
Tabel 7. Uji F-Test Kedua Metode
Ulangan Kadar (ppm)
sampel Titrasi Volhard Potensiometri
1 511 523
2 496 486
3 499 516
4 516 493
5 474 513
6 469 515
7 473 476
Rata-rata 491,1429 503,1429
SD 19,1957 17,9391
%RSD 3,9084 3,5654
2
SD 368,4762 321,8095
F hitung 1,1450
F tabel 4,284
Kriteria kelayakan data F hitung ≤ F tabel
Hasil 1,1450 ≤ 4,284
KESIMPULAN DAN SARAN Titrasi Volhard dan Potensiometri
Untuk Analisis Klorida” ini adalah :
Kesimpulan
1. Berdasarkan uji F-Test,
Kesimpulan dari penelitian didapatkan hasil sebagai berikut :
yang berjudul “Perbandingan Metode
8
F hitung = 1,1450 Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia
F tabel = 4,284 Analitik Dasar. Gramedia :
Kriteria kelayakan data F hitung Jakarta.
≤ F tabel (masuk dalam kriteria Harmita, 2006. Petunjuk Pelaksanaan
keberterimaan) Validasi Metode dan Cara
2. Akan tetapi, pada parameter Perhitungannya. Penerbit
repeatability pada metode titrasi Universitas Indonesia : Jakarta.
Volhard tidak masuk syarat Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar
keberterimaan dikarenakan nilai Ilmu Kimia Analitik. Universitas
%RSD nya lebih besar dari nilai Indonesia : Jakarta.
%RSD Horwitz nya. Sehingga
metode titrasi Volhard tidak Mulyono, 2006. Kamus Kimia Edisi
dapat dikatakan sebagai metode Pertama. Bumi Aksara :
alternatif pengganti dari metode Jakarta.
potensiometri Nurhadi, A. 2008. Ketidakpastian
Saran Pengukuran dan Validasi
Metode Pengujian. Jakarta
Saran dari penelitian yang
berjudul “Perbandingan Metode Nurhadi, A. 2015. Validation of
Titrasi Volhard dan Potensiometri Verification Methods. Bogor.
Pada Analisis Klorida” ini yaitu Paramita, SK SNI 15-0302. 2004.
dibutuhkan ketelitian dalam Semen Portland Pozzolan.
melakukan analisis metode titrasi Departemen Pekerjaan Umum :
Volhard, terutama dalam penentuan Jakarta.
titik akhir titrasi.
Pinilih, Intiyas.2007. Argentometri.
DAFTAR PUSTAKA UNS : Surakarta.
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Sutresna Nana,2008. Cerdas Belajar
Cetakan Pertama. Penerbit Andi Kimia. Grafindo Media Pratama
: Jakarta. : Jakarta.
Anonim. 2009. Farmakope Indonesia Underwood. A. L. Dan Day. R. A.
edisi IV. Departemen Kesehatan 1994. Analisa Kimia
Republik Indonesia : Jakarta. Kuantitatif. Edisi ke-4.
Erlangga : Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2004.
Semen Portland, SNI 15-2049-
2004. Departemen Pekerjaan
Umum :Jakarta.