Вы находитесь на странице: 1из 8

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dikemukakan bahwa tujuan

kesehatan nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan

nasional. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, maka

pemerintah dengan giat memajukan pembangunan di bidang kesehatan.

Dimana salah satu sasarannya yang akan di capai hingga akhir tahun 2009

adalah meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun

(Depkes, 2005).

Namun kesadaran dan partisipasi masyarakat juga sangat diperlukan

untuk membantu pemerintah mewujudkan pembangunan di bidang kesehatan,

salah satu partisipasi rakyat yang paling penting ialah dengan cepat

melaporkan atau mengunjungi sarana-sarana kesehatan bilamana menemukan

tanda-tanda atau gejala-gejala dari suatu penyakit agar cepat terdeteksi dan

tertangani dengan baik, karena tidak semua penyakit memiliki gejala-gejala

yang mudah terdeteksi, ada beberapa yg harus melalui beberapa pemeriksaan

yang komprehensif contohnya sendiri ialah penyakit pada sistem perkemihan

striktur uretra.
Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya

jaringan parut dan kontraksi. Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria

daripada wanita terutama karena perbedaan panjangnya uretra (Mansjoer dkk,

2000). Penyakit striktur uretra telah ditemukan sejak dahulu sejak Yunani

kuno menulis tentang pembuatan drainase vesica urinaria dengan berbagai

kateter. Striktur uretra dapat berasal dari berbagai sebab, dan dapat tanpa

gejala, penyakit striktur uretra biasanya sekunder terhadap trauma atau

peradangan, penyakit gonokokus merupakan penyebab utama peradangan,

dan penyebab traumatik yang sering terjadi mencakup fraktur pelvis,

instrumentasi, atau drainase kateter urinaria jangka panjang. Bila mukosa

ditraumatisasi, maka urin cenderung diekstravasasi dan jaringan parut

menyebabkan striktura. Pasien dengan striktur dapat timbul dengan infeksi

traktus urinarius atau penurunan ukuran dan tenaga aliran urin. Gejala bisa

identik dengan hipertrofi prostat benigna pada pria tua (Abidin, 2008).

Prinsip penanganan kasus ini sendiri tergantung lokasi, dan ukuran

striktur tindakan yang diberikan yakni dilatasi, balon kateter atau dialtor

(plastik atau metal), obturation, pipa plastik dimasukkan dan diposisikan pada

daerah striktur. Uretrotomi (Endoscopic internal urethrotomy or incision),

uretroplasti atau rekonstruksi uretra terbuka, dan trokar uretra (Abidin, 2008).

Data dari sebuah penelitian di Amerika Serikat tahun 2003

menyatakan prevalensi kejadian striktur uretra adalah 93 dari 100.000 pria

(Richard, 2004), sementara di Inggris prevalensi penyakit ini mencapai

0.16 % dari 207.000 pada tahun 2005 (Auntley, 2005). Indonesia sendiri

2
menyebutkan sekitar 133 kasus uretra dalam periode tahun 1993 hingga tahun

1999 yang pernah di rawat RS. Hasan Sadikin Bandung (Sugandi, 2008).

Adapun di Sulawesi Selatan, data yang diperoleh dari Medical record RSUP

DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar, insiden penyakit striktur uretra pada

tahun 2008 sebanyak 11 pasien dan tahun 2009 dari bulan Januari sampai

bulan Juli sebanyak 13 pasien.

Walaupun angka insidensi striktur uretra tidak terlalu besar namun

bilamana lambat dalam mendiagnosa penyakit ini maka bisa muncul

komplikasi yang bisa membahayakan bagi penderitanya seperti

berkembangnya striktur uretra menyebabkan retensi urin di dalam kantung

kemih. Penumpukan urin dalam kantung kemih beresiko tinggi untuk

terjadinya infeksi, yang dapat menyebar ke kantung kemih, prostat, dan ginjal

(Abidin, 2008).

Abses di atas lokasi striktur juga dapat terjadi, sehingga menyebabkan

kerusakan uretra dan jaringan di bawahnya. Selain itu, resiko terjadinya batu

kandung kemih juga meningkat, timbul gejala sulit ejakulasi, fistula

uretrokutaneus ( hubungan abnormal antara uretra dengan kulit ), dan gagal

ginjal. Tidak sedikit pula komplikasi terjadi dari proses penanganan dan

perawatan yang diberikan seperti misalnya dilatasi uretra yang dilakukan

secara periodik 2 sampai 3 bulan cenderung menimbulkan striktur uretra

kembali (Abidin, 2008), termasuk pemasangan kateteter cystostomi yang

diberikan bisa menimbulkan infeksi pada saluran kemih bila prinsip

penanganannya tidak steril.

3
Disinilah peran perawat pada kasus striktur uretra sebagai pemberi

asuhan keperawatan langsung pada klien yang mengalami striktur uretra,

sebagai pendidik, memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah

komplikasi, serta sebagai peneliti yaitu dimana perawat melakukan penelitian

melalui asuhan keperawatan kepada klien striktur uretra melalui metode

ilmiah. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mencoba memaparkan

sedikit tentang striktur uretra dalam makalah yang berjudul “ STRIKTUR

URETRA “

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Adapun tujuan umum penulis adalah untuk memperoleh gambaran nyata

tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien striktur uretra

2. Tujuan khusus

a. Mendapatkan gambaran dan pengalaman dalam melakukan pengkajian

keperawatan dengan klien striktur uretra.

b. Mendapatkan gambaran dalam menyusun rencana keperawatan klien

dengan striktur uretra.

c. Mendapatkan gambaran dalam melakukan evaluasi keperawatan pada

klien striktur uretra.

d. Mendapatkan pengetahuan tentang hambatan-hambatan yang timbul

dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan striktur

uretra.

4
C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa / Penulis

a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di

Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Keperawatan Makassar.

b. Menambah pengetahuan penulis dalam melakukan asuhan

keperawatan pada klien dengan striktur uretra.

2. Bagi Institusi

a. Sebagai bahan bacaan dan kerangka perbandingan untuk

pengembangan ilmu keperawatan.

b. Memperkaya khasanah sumber referensi dan data bagi mereka yang

ingin melakukan penelitian lebih lanjut di Politeknik Kesehatan

Makassar Jurusan Keperawatan Makasar.

3. Bagi Rumah Sakit / Pelayanan Kesehatan

a. Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo agar dapat lebih mengetahui dan menambah pengalaman

secara jelas tentang asuhan keperawatan klien dengan striktur uretra.

b. Sebagai acuan atau kerangka dan pedoman kerja di rumah sakit dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan striktur uretra

4. Bagi masyarakat.

a. Sebagai salah satu wujud pengabdian terhadap masyarakat, terutama

dalam memberikan pelayanan keperawatan pada masyarakat yang

menjalani perawatan di Rumah Sakit.

b. Memberikan informasi tentang striktur uretra

5
D. Metode Penulisan

Adapun metode yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis

ini adalah :

1. Studi pustaka

Melalui metode ini penulis memperoleh banyak masukan berkaitan dengan

perawatan klien striktur uretra.

2. Studi kasus

Melalui asuhan keperawatan klien striktur uretra yang dirawat di ruang

bedah dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yaitu :

pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan tehnik

observasi, wawancara terhadap klien dan keluarga, pemeriksaan fisik, serta

melaksanakan asuhan keperawatan.

3. Studi dokumenter

Adalah dengan cara melihat catatan yang ada pada status klien.

4. Diskusi dengan tim kesehatan, dosen pembimbing, dan perawat di ruang

bedah.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran rangkaian uraian karya tulis ini, maka

secara sistematis diuraikan sebagai berikut :

6
BAB I : Pendahuluan, membahas tentang latar belakang masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode dan tehnik

penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjaun Teoritis

Membahas kerangka teori tentang striktur uretra yang terdiri

dari pengertian /defenisi, etiologi, anatomi fisiologi,

patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik,

penatalaksanaan striktur uretra serta asuhan keperawatan

pada pasien striktur uretra yang terdiri dari : pengkajian,

perencanaan, dan evaluasi tindakan yang diberikan.

BAB III : Tinjauan Kasus

Pada bab ini dibahas tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan dari kasus striktur uretra post yang dirawat di

ruang perawatan bedah urologi Perjan RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar yang terdiri dari : pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tindakan yang

diberikan.

BAB IV : Pembahasan

7
Pada bab ini diuraikan tentang kesenjangan antara teori dan

praktek keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap kasus

yang telah ditentukan dan cara pemecahan masalah.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini diuraikan kesimpulan dan seluruh rangkaian

penyakit striktur uretra yang dilaksanakan dalam rangka

penulisan karya tulis ini. Selain itu, diuraikan pula saran-

saran berkenaan dengan perawatan pasien striktur uretra

yang diharapkan berguna bagi rekan-rekan perawat dalam

rangka pelaksanaan perawatan pasien striktur uretra.

Вам также может понравиться