Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan merupakan suatu system yang diadakan dan dirancang untuk
mencapai hal-hal yang tidak dapat dicapai individu secara sendiri-sendiri. Karyawan-
karyawan yang ada dalam organisasi tersebut memiliki tugasnya masing-masing,
tugas yang dilakukan oleh setiap individu mendefinisikan suatu proses.
Perusahaan memerlukan tenaga yang terampil dan berkompetisi untuk
mendukung usaha perusahaan dalam melaksanakan berbagai tugas sehingga
memudahkan pencapaian usaha perusahaan. Pengelolaan yang baik dan profesional
merupakan suatu hal yang menjadi bagian dari siklus hidup perusahaan dalam
mencapai tugasnya. Untuk itu dalam mencapai tujuan tersebut seluruh sumber daya
yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin termasuk
sumber daya manusia sebagai alat utamanya.
Pekerjaan ataupun tugas-tugas merupakan jembatan penghubung antara pegawai
dengan organisasi. Oleh karena itu, pekerjaan tersebut haruslah dapat didesain dengan
tepat guna memperoleh dan memelihara satuan kerja yang produktif. Desain
pekerjaan (Job Design) merupakan fungsi penetapan kegiatan kerja individu maupun
kelompok kerja pegawai secara organisasional. Desain pekerjaan adalah spesifikasi
isi, metode dan hubungan berbagai pekerjaan secara individu pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan pribadi pemegang pekerjaan secara individu maupun tim
(Sunarto 2005 : 78). Hal tersebut bertujuan untuk mengatur penugasan kerja yang
memenuhi kebutuhan organisasi, teknologi dan keperilakuan.
Desain pekerjaan mutlak diperlukan oleh setiap perusahaan karena dalam desain
pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan
atau sekelompok pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah jelas dan
pekerjaan dapat dilakukan secara efisein dan efektif. Desain pekerjaan senantiasa
mempengaruhi seluruh kondisi dasar perilaku individu-individu dalam perusahaan
dengan meciptakan motivasi pada setiap karyawannya yaitu dengan cara membuat
desain pekerjaan yang jelas signifikansi tugasnya, keberagaman tugas yang
dikerjakan dan apakah pekerjaan yang dibuat dapat mengembangkan kemampuan
karyawannya dan pemimpin adalah factor dominan yang paling mempengaruhi
bagaimana desain pekerjaan ini dibuat.

B. Rumusan Masalah

1
Makalah yang berjudul “ Memahami Desain Pekerjaan Dalam
Manajemen” ini akan membahas tentang :
1. Apakah pengertian dari desain pekerjaan ?
2. Apa saja unsur yang ada dalam desain pekerjaan?
3. Apa saja komponen yang ada dalam desain pekerjaan?
4. Apa saja hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun desain
pekerjaan?
5. Apa saja teknik-teknik desain pekerjaan?
6. Manfaat apa saja yang diperoleh dari desain pekerjaan?

C. Tujuan
Makalah “Memahami Desain Pekerjaan Dalam Manajemen” ini bertujuan
untuk :
1. Mengetahui pengertian dari desain pekerjaan
2. Mengetahui apa saja unsur yang ada dalam desain pekerjaan
3. Mengetahui apa saja komponen yang adal dalam desain pekerjaan
4. Mengetahui apa saja hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
desain pekerjaan
5. Mengetahui teknik-teknik dalam desain pekerjaan
6. Mengetahui manfaat yang diperoleh dari desain pekerjaan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Pekerjaan


Dessler (2004:104) desain pekerjaan merupakan pengetahuan tertulis
tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu harus
melakukan, dan bagaimana kondisi kerjanya. Desain pekerjaan meliputi
identifikasi pekerjaan, hubungan tugas dan pekerjaan, standard dan wewenang
pekerjaan, syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, penjelasan tentang
jabatan dibawah dan diatasnya.

2
Handoko (1987:31) desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-
kegiatan kerja seorang individu atau kelompok karyawan secara
organisasional. Tujuannya adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja
yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, teknologi dan keperilakuan.
Dari sudut pandang manajemen personalia, desain pekerjaan sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan kerja, dimana hal ini tercemin pada
kepupasan individu para pemegang jabatan.
Simamora (2004:116) mengatakan desain pekerjaan adalah proses
penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang
digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana pekerjaan
tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam organisasi. Desain
pekerjaan memadukan isi pekerjaan (tugas, wewenang dan hubungan) balas
jasa dan kualifikasi yang dipersyaratkan (keahlian, pengetahuan dan
kemampuan) untuk setiap pekerjaan dengan cara memenuhi kebutuhan
pegawai maupun perusahaan. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian
akan sangat sulit untuk dilaksanakan oleh pegawai. Desain perkerjaan
haruslah dirancang dengan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan
elemen-elemen yang mempengaruhi desain pekerjaan.
Jadi, dapat disimpulkan desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-
tugas untuk mencapai kelayakan maksimal serta efisiensi antara orang dan
pekerjaan, baik dengan mendesain pekerjaan baru maupun mendesain kembali
pekerjaan–pekerjaan lama.

B. Unsur Dalam Desain Pekerjaan


Menurut Handoko (2000) unsur-unsur desain pekerjaan meliputi tiga
unsur yakni : unsur organisasi, unsur lingkungan dan unsur perilaku. Unsur
organisasi terdiri dari pendekatan mekanik, aliran kerja dan praktek-praktek
kerja. Unsur lingkungan menyangkut tersedianya tanaga kerja yang potensial.
Unsur perilaku meliputi otonomi, variasi tugas, identitas tugas, dan umpan
balik.
1. Unsur-Unsur Organisasi
Unsur organisasi menurut Handoko (2000) mempunyai kaitan erat dengan
desain pekerjaan yang efisien untuk mencapai output maksimum dari

3
pekerjaan-pekerjaan karyawan. Dengan adanya efisiensi di dalam pelaksanaan
kerja akan menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dalam desain
pekerjaan. Karyawan yang melakukan pekerjaan secara kontinyu
menyebabkan karyawan terspesialisasi yang selanjutnya dapat memperoleh
output lebih tinggi. Unsur organisasi terdiri dari :
a. Pendekatan mekanik berupaya mengidentifikasi setiap tugas dalam suatu
pekerjaan guna meminimumkan waktu dan tenaga. Hasil pengumpulan
identifikasi tugas akan menentukan spesialisasi. Pendekatan ini lebih
menekankan pada faktor efisiensi waktu, tenaga, biaya, dan latihan.
b. Aliran kerja dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan
pekerjaan.
c. Praktek–praktek kerja yaitu pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini
bisa berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian
atau kontrak serikat kerja karyawan.
2. Unsur – Unsur Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah
tersedianya tenaga kerja yang potensial yang mempunyai kemampuan dan
kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pengharapan –
pengharapan sosial, yaitu dengan tersedianya lapangan kerja serta
memperoleh kompensasi dan jaminan hidup yang layak (Handoko, 2000).
3. Unsur – Unsur Perilaku
Unsur perilaku menurut Sondang (2003) perlu diperhitungkan dalam
mendesain pekerjaan. Unsur perilaku tersebut terdiri dari :
a. Otonomi bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Bawahan diberi
wewenang untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang dilakukan.
b. Variasi merupakan pemerkayaan pekerjaan yang bertujuan untuk
menghilangkan kejenuhan atas pekerjaan yang rutin, sehingga
kesalahan – kesalahan dapat diminimalkan.
c. Identitas tugas untuk memepertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
dan pekerjaan, maka pekerjaan harus diidentifikasikan, sehingga
kontribusinya terlihat yang selanjutnya akan menimbulkan kepuasan.
d. Umpan balik diharapakan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
mempunyai umpan balik atas pelaksanaan pekerjaan yang baik,
sehingga akan memotivasi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

4
C. Komponen Desain Pekerjaan
Ada 7 (tujuh) komponen dari desain pekerjaan yang harus diperhatikan
yaitu (Hatani, 2008) :
1. Spesialisasi tenaga kerja
Spesialisasi tenaga kerja, Adam Smith (1876) mengemukakan bahwa
spesialisasi tenaga kerja dan pekerja akan membantu menekan biaya
tenaga kerja dengan beberapa cara :
a. Karyawan mengalami pengembangan keterampilan dan proses belajar
yang lebih cepat karena adanya pengulangan pekerjaan.
b. Berkurangnya waktu yang terbuang karena karyawannya tidak
berganti-ganti pekerjaan atau peralatan.
c. Peralatan yang terspesialisasi berkembang dan investasi akan
berkurang karena karyawan memiliki hanya sedikit peralatan yang
dibutuhkan untuk tugas-tugas tertentu.
d. Charles Babbage (1832) menetapkan bahwa pertimbangan keempat
juga penting dalam rangka efisiensi tenaga kerja yaitu menyarankan
agar perusahaan membayar upah yang disesuaikan dengan keahlian
tertentu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Perluasan pekerjaan
Perluasan pekerjaan, dalam upaya meningkatkan mutu kerja maka
terjadi perubahan pola dari sistem spesialisasi pekerjaan kearah desain
pekerjaan yang lebih bervariasi. Teori yang melatar belakangi hal tersebut
adalah bahwa variasi membuat pekerjaan menjadi lebih baik sehingga
mutu kerja para karyawan meningkat. Artinya hal tersebut akan
menguntungkan karyawan dan organisasi. Modifikasi pekerjaan dilakukan
dengan berbagai cara yaitu :
a. Job enlargment dimana pada pekerjaan yang bersangkutan
ditambahkan tugas-tugas yang membutuhkan keahlian yang sama.
b. Job rotation merupakan versi job enlargement yang terjadi bila tidak
dilakukan penambahan tugas tetapi dilakukan dengan cara memberikan
karyawan pengalaman dengan pekerjaan lain, dimana karyawan dapat
berpindah dari satu pekerjaan terspesialisasi kepekerjaan lainnya.
c. Job enrichment adalah job dimana pekerjaan ditambah unsur
perencanaan dan pengendalian. Job enrichment dapat dianggap

5
perluasan vertikal sedangkan job enlargment adalah perluasan
horizontal.
3. Unsur kejiwaan
Unsur kejiwaan suatu desain pekerjaan, strategi sumber daya manusia
yang efektif juga memberikan unsur kejiwaan (psikologi) dari desain
pekerjaan. Unsur kejiwaan dari desain pekerjaan memfokuskan bagaimana
mendisain pekerjaan yang memenuhi kebutuhan minimal kejiwaan
pekerja.
4. Kelompok kerja yang mandiri
Kelompok kerja yang mandiri merupakan suatu kelompok kerja yang
terdiri dari orang-orang yang berdaya guna yang bekerja untuk mencapai
tujuan yang sama. Kelompok kerja tersebut efektif karena dapat dengan
mudah memberdayakan karyawan melaksanakan karakteristik pekerjaan
inti dan memberikan banyak dari kebutuhan kejiwaan anggota kelompok.
Pendekatan kelompok dan pendekatan peluasan pekerjaan lainnya harus
tidak hanya meningkatkan mutu kerja dan kepuasan kerja tetapi juga harus
bisa memotivasi karyawan untuk bersama-sama mencapai tujuan
organisasi.
5. Motivasi dan sistem insentif
Motivasi dan sistem insentif, selain faktor kejiwaan, uang sering
berfungsi sebagai pemberi motivasi jiwa maupun kerja. Penghargaan
dalam bentuk uang biasanya meliputi
a. Bonus biasanya dalam bentuk uang tunai.
b. Pembagian laba untuk dibagikan kepada para karyawan.
c. Sistem insentif yang berdasarkan produktivitas individu ataupun
kelompok yang mendasarkan pada pencapaian produksi di atas standar
yang ditentukan.
6. Ergonomis dari metoda kerja
Ergonomi dan metode kerja, manajer operasi tertarik untuk
membangun hubungan baik antara manusia dengan mesin. Rancangan
peralatan dan tempat kerja dapat memudahkan dilaksanakannya pekerjaan.
1. Tempat kerja yang visual (visual workplace)
Tempat kerja yang visual (visual workplace) merupakan
penggunaan beragam teknik komunikasi visual untuk
mengkomunikasikan informasi secara cepat bagi semua pihak yang

6
berkepentingan. Tampilan grafik yang dirancang secara baik akan
menghilangkan kebingungan dan menjadikan cetakan serta pekerjaan
administrasi yang dimengerti. Sistem visual juga mengkomunikasikan
gambaran yang lebih besar membantu karyawan untuk memahami
keterkaitan antara aktifitas harian mereka dan kinerja organisasi secara
keseluruhan.

D. Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Menyusun Desain Pekerjaan


Dalam upaya pembagian tugas, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan
yang menurut Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal (2008:22) antara lain :
1. Tiap-tiap satuan organisasi hendaknya memiliki rincian aktivitas yang
kemuadian jelas termuat dalam sebuah deskripsi pekerjaan (Job
Description).
2. Tiap-tiap pejabat dari pucuk pimpinan sampai dengan pejabat yang
berkedudukan rendah harus memiliki deskripsi pekerjaan.
3. Jumlah tugas yang dibebankan kepada setiap pegawai sebaiknya berkisar
4-12 jenis. Sebab bila pegawai hanya menjalankan satu tugas saja, suatu
saat akan merasa jemu.
4. Variasi tugas diupayakan agar tetap saling berkaitan satu sama lain. Sebab
bila pegawai melaksanakan tugas yang jauh berbeda dari fungsinya maka
tugas tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5. Beban aktivitas bagi tiap-tiap satuan organisasi atau beban tugas pegawai
hendaknya merata sehingga dapat dihindarkan adanya ketidakseimbangan
dalam menjalankan aktivitas kerjanya.
6. Penempatan pegawai hendaknya dilakukan dengan tepat. Tidak hanya
pengetahuan dan keterampilan semata yang dijadikan acuan, akan tetapi
jenis kelamin, kekuatan, umur, kesehatan, kejujuran yang merupakan hal
penting yang perlu diperhatikan.
7. Penambahan atau pengurangan pegawai hendaknya berdasarkan volume
pekerjaan. Apabila jumlah tugas dalam suatu kelompok kerja banyak,
maka diperlukan penambahan pegawai dalam kelompok tersbeut, dan
begitupun sebaliknya.
8. Menghindari “Pengkotakan Pejabat” dalam upaya pembagian kerja para
pegawai dalam suatu organisasi.

7
E. Teknik Desain Pekerjaan
Menurut Simamora (2004:118) teknik-teknik desain pekerjaan dapat
dilakukan dengan cara :
a. Simplikasi pekerjaan
Simplikasi pekerjan merupakan suatu teknik desain pekerjaan
yangmengarah kepada pekerjaan yang sangat terspesialisasi. Ini berarti
pekerjaan disederhanakan atau dipecah-pecah menjadi bagian terkecil,
biasanya terdiri dari beberapa operasi. Pekerjaan dapat dilakukan secara
bersama-sama sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara lebih cepat.
Resiko simplikasi pekerjaan adalah bahwa pekerjaan-pekerjaan bisa
menjadi terspesialisasi sehingga menimbulkan kebosanan yang tinggi.
b. Rotasi pekerjaan
Teknik desain pekerjaan dengan memungkinkan adanya rotasi
pekerjaan akan membuat seorang pegawai secara sistematis berpindah dari
satu posisi ke posisi atau pekerjaan yang lainnya di dalam organisasi.
Dengan teknik ini akan membuat pegawai tidak merasa bosan dan banyak
bidang pekerjaan yang akan diketahuinya. Namun tingkat produktivitas
akan rendah, hal ini disebabkan karena para pegawai yang baru pindah ke
pekerjaannya yang baru akan terlebih dahulu menyesuaikan diri dan
memahami pekerjaannya.
c. Pemekaran pekerjaan
Pemekaran pekerjaan merupakan suatu teknik desain pekerjaan dengan
mengadakan perluasan kerja. Perluasan kerja merupakan kebalikan dari
simplikasi pekerjaan. Pekerjaan diperluas sampai pada tingkat dimana
bagian-bagian yang berkaitan erat dan saling mendukung diselesaikan oleh
seorang pegawai atau bagian. Hal ini sangat mengurangi tingkat
kebosanan dan akan meningkatkan kepuasan kerja. Tingkat kebosanan
yang turun dan meningkatkan kepuasan kerja disebabkan banyaknya
variasi pekerjaan bagi pegawai yang akan menambah arti dan tanggung
jawab pekerjaan. Pemekaran pekerjaan bersifat horizontal, maksudnya
pemekaran pekerjaan ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan yang sederajat
yang masih mempunyai kesamaan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.

8
d. Pemerkayaan Pekerjaan
Pemerkayaan pekerjaan merupakan penambahan tugas dan tanggung
jawab dari para pegawai. Pemerkayaan pekerjaan dirancang untuk
mengurangi kebosanan yang sering menjadi masalah dalam pekerjaan
yang berulang-ulang. Program ini memberikan lebih banyak otorisasi
untuk melaksanakan pekerjaan dan pengambilan keputusan dan
meningkatkan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan bersifat vertikal,
maksudnya pemerkayaan pekerjaan ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan
yang berada di atasnya yang masih mempunyai fungsi yang bersamaan.

F. Manfaat Desain Pekerjaan


Desain pekerjaan merupakan faktor penting dalam manajemen terutama
manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga
menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan perusahaan
(Sulipan,2000). Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan
karena dalam desain pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas
menjadi sebuah pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan
jelas. Menurut (Sunarto,2005) desain pekerjaan memiliki tujuan agar :
1. Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi
optimal.
2. Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horisontal
dan hierarki.
3. Minat, tantangan, dan perstasi menjadi optimal.
4. Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa
meningkatkan kerjasama dan efektifitas tim.
5. Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

9
1. Desain pekerjaan dapat didefinisaikan sebagai fungsi penetapan kegiatan-
kegiatan seorang individu atau kelompok secara organisasional. Desain
kerja juga merupakan sebuah pendekatan yang menetapkan tugas-tugas
yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi sesorang atau sebuah
kelompok.
2. Desain kerja yang dberikan perusahaan kepada karyawan akan
meningkatkan semangat kerja karyawan.

B. Saran
1. Perusahaan diharapkan tetap mempertahankan kejelasan dalam mendesain
pekerjaan seperti: waktu terbaik melakukan pekerjaan, siapa yang
melakukan pekerjaan, berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan
bagaimana ketentuan yang harus dijalankan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan tepat waktu.
2. Meskipun karyawan telah dibekali dengan desain pekerjaan tetapi dalam
hal ini diharapkan atasan tetap mendampingi dan selalu memberi araha
kepada setiap karyawannya dalam mngerjakan tugas-tugas.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11131/1/09E01237.pdf

http://lib.ui.ac.id

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1733/BAB%20II%20Skripsi
%20%28Fixed%29.pdf

http://mella.staff.gunadarma.ac.id

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28072/4/Chapter%20II.pdf

10
11

Вам также может понравиться