Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Anak memerlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bekerja sama
dengan petugas kesehatan selama dalam menjalani pemeriksaan maupun menjalani
perawatan. Media yang paling efektif adalah melalui kegiatan permainan.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat yang
menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi pada anak (Anggraini, 2004). Dengan alat permainan
memungkinkan untuk dapat menggali dan mengekspresikan perasaan dan pikiran anak,
mengalihkan perasaan nyeri, dan relaksasi.
Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan
merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dan
lain-lain. Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi,
mental, intelektual, kreativitas dan sosial.
Pada anak yang mengalami hospitalisasi perawatan dan berkunjung ke rumah sakit
merupakan pengalaman yang penuh stress bagi anak maupun orang tua. Beberapa bukti
ilmiah menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress
bagi anak, baik lingkungan fisik dari rumah sakit, seperti bangunan, alat-alat, baju putih
petugas kesehatan, ataupun interaksi serta sikap petugas itu sendiri.
TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak.
Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak.
Tujuan khusus
Menyalurkan energi anak.
Mengurangi kecemasan dan kejenuhan pada anak selama menjalani proses hospitalisasi.
Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat dirumah sakit.
Mengembangkan aktifitas dan kreativitas melalui pengalaman bermain
SASARAN
Pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) di Ruang Perikesit RSUD KOTA SEMARANG
BAB II
DESKRIPSI KASUS
KARATERISTIK SASARAN
Anak usia sekolah melakukan permainan terorganisasi, terencana dan memiliki aturan. Anak
akan bermain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, dan perkembangan mental sehingga
bisa mengekspresikan perasaan yang dialami.
.
ANALISA KASUS
An. A merupakan pasien dengan demam dengue di ruang Perikesit RSUD Kota Semarang.
An. A berumur 8 tahun yang duduk dikelas 2 SD. Hospitalisasi dapat menimbulkan
kejenuhan pada anak sehingga terapi bermain merupakan salah satu intervensi yang dapat
dilakukan untuk meminimalkan hal tersebut dan tetap mempertahankan kemampuan motorik
anak sesuai tahapan tumbuh kembangnya
Karakter social
Onlooker play : anak hanya mengamati temannya yg sedang bermain, tanpa ada inisiatif
untuk ikut berpartisifasi dlm permainan(misal : congklak).
Solitary play : anak tampak berada dalam kelompok bermainnya, tetapi anak bermain sendiri
dengan alat permainan yang dimilikinya.
Parallel play : anak menggunakan alat permaianan yang sama, tetapi antara satu anak dgn
anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan lainya tida ada
sosialisasi.
Associative play : pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dgn anak
lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin dan tujuan permaianan tidak jelas (misal :
bermain boneka, masak-masak).
Cooperative play : aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan
jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (misal : main sepak bola).
Beberapa jenis permainan yang tepat diberikan pada sekolah adalah Pararel Play dan
Associative Play. Contoh permainan menyebutkan. Adapun karakteristik dalam permainan
ini adalah lebih ke permainan skiil play dimana nanti dalam permainan ini anak dituntut
untuk dapat meningkatkan kemampuan melipat kertas menghasilkan kreatifitas yang lucu dan
unik yang menyerupai bentuk hewan ataupun yang lainnya. Misalnya misalnya membuat
burung, dan perahu.
BAB III
METODELOGI PERMAINAN
JUDUL PERMAINAN
Melatih kreatifitas dengan Origami.
DESKRIPSI PERMAINAN
Origami adalah seni melipat kertas yang menghasilkan kreatifitas yang lucu dan unik yang
menyerupai bentuk-bentuk hewan, membuat siapapun dari usia anak-anak, remaja, sampai
dewasa menyukai permainan origami. Origami bermanfaat untuk melatih otak dan motorik
halus anak yang akhirnya dapat melatih dan mengasah kreatifitas anak, selain itu, permainan
ini akan menghilangkan ketergantungan anak-anak kepada jenis-jenis permainan moderen.
TUJUAN PERMAINAN
Permainan yang dilakukan bertujuan untuk :
Mengurangi kejenuhan dan kecemasan anak dalam proses hospitalisasi
Mengembangkan ketrampilan berbahasa.
Melatih ketrampilan motorik halus dan motorik kasar anak
Melatih kerjasama mata dan tangan
Merangsang dan melatih daya imajinasi anak
Mendorong anak untuk berinteraksi
Menstimulasi anak untuk mengenal dirinya
Meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan
Media komunikasi perawat-anak-keluarga
JENIS PERMAINAN
Jenis permainan yang dipilih pada anak usia 6-12 tahun adalah origami.
WAKTU PELAKSANAAN
Terapi bermain akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Kamis, 7 Maret 2013
Waktu : 09.30 wib
PENGORGANISASIAN
Skema
Keterangan :
An. A
Perawat
Orang tua anak
METODE
Demonstrasi
KRITERIA EVALUASI
Evaluasi Struktur.
Tempat dan alat siap sebelum acara dimulai.
Proposal sudah jadi dan disetujui.
Sudah melakukan kontak waktu dengan pasien.
Perawat siap memfasilitasi.
Evaluasi Proses
Pelaksana berperan sesuai dengan perannya masing- masing.
Waktu dan tempat sesuai pre planning.
Melakukan kontrak waktu ulang pada pasien.
Alat dapat digunakan dengan efektif.
Anak antusias mengikuti terapi bermain ini sampai selesai dengan didampingi orang tua.
Pelaksanaan kegiatan bermain ini dapat berjalan dengan lancar.
Evaluasi Hasil
Anak mampu bermain dengan alat yang diberikan