Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Artikel 2 :
Kasus Hambalang, KPK tetapkan Choel Mallarangeng sebagai tersangka
21 Desember 2015
KPK menetapkan adik mantan Menteri pemuda dan olah raga Andi Mallarangeng, Choel
Mallarangeng sebagai tersangka dugaan korupsi proyek pembangunan prasarana olah raga di
Hambalang, Jabar. Komisi pemberantasan korupsi, KPK menetapkan adik mantan Menteri
pemuda dan olah raga Andi Mallarangeng, Choel Mallarangeng sebagai tersangka dugaan
korupsi proyek pembangunan prasarana olah raga di Hambalang, Jabar.
Menurut situs KPK, Andi Zoelkarnaen Mallarangeng alias Choel Mallarangeng diduga
melawan hukum dan menyalahgunakan wewenang untuk memperkaya diri atau orang lain terkait
kasus Hambalang.
"Dalam pengembangan penyidikan dugaan korupsi proyek Hambalang, penyidik
menemukan dua alat bukti yang cukup untuk menetapkan AZM, sebagai tersangka," kata
Pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati, kepada wartawan, Senin (21/12).
Atas perbuatannya, Choel disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 UU nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana
Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH Pidana.
Artikel 3 :
MA Hukum Fathanah 16 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 M
Kamis, 18 September 2014 | 18:41 WIB
Ahmad Fathanah. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Agung
menolak kasasi yang diajukan oleh terpidana
kasus suap daging impor Ahmad Fathanah.
Mahkamah juga menolak kasasi yang diajukan
oleh jaksa penuntut umum untuk memperberat
hukuman Fathanah.
"Kasasi Fathanah ditolak, sudah tidak ada perkara lagi," kata Ketua Kamar Pidana Mahkamah
Agung yang juga Ketua Majelis Kasasi, Artidjo Alkostar, di ruangannya, Kamis, 18 September
2014. "Baik kasasi dari jaksa penuntut umum ataupun dari terdakwa sudah ditolak." Artinya,
hukuman Fathanah sesuai dengan vonis Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, yaitu 16 tahun penjara.
Fathanah juga diminta membayar denda Rp 1 miliar atau diganti dengan 6 bulan kurungan.
Sebelumnya, Fathanah diganjar 14 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar oleh majelis
hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada 4 November 2013. Majelis memutus
Fathanah terbukti bersalah menerima suap Rp 1,3 miliar dalam pengurusan kuota impor daging
sapi untuk PT Indoguna Utama. Menurut hakim, ia juga terbukti bersalah melakukan tindak
pidana pencucian uang.
Ketua majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Achmad Sobari berpendapat
hukuman yang dijatuhkan oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta dianggap belum
setimpal dengan perbuatan Fathanah.Sebab, kata dia, korupsi yang dilakukan Fathanah dinilai
telah menyebabkan harga daging sapi menjadi sangat mahal.
Putusan banding bernomor PT.DKI No. 10/Pid/Tpk/2014/PT.DKI ini diambil pada 19
Maret lalu. Anggota majelis hakim banding atas putusan ini adalah hakim Elang Prakoso
Wibowo, Roki Panjaitan, As'adi Al Ma'ruf, dan Sudiro. Sedangkan susunan majelis kasasi yang
menolak Fathanah terdiri atas Artidjo Alkostar sebagai Ketua Majelis; dan dua anggota majelis
masing-masing M.S. Lumme dan Leo Luhut Hutagalung.
REZA ADITYA
( Sumber : https://nasional.tempo.co/read/news/2014/09/18/063607957/ma-hukum-fathanah-16-
tahun-penjara-dan-denda-rp-1-m )