Вы находитесь на странице: 1из 10

TUGAS KEPERAWATAN KRITIS

KALKULASI DOSIS DAN TEKNIK PEMBERIAN INSULIN

DISUSUN OLEH:

Novia Widyawati (P27820115041)


Farrah Noer Madini (P28720115042)
Maghfiroh Fif’anatis S. (P27820115043)
Dita Rahmawati (P27820115044)
Desi Rahmawati (P27820115045)
Awanda Desiana P. (P27820115061)
Inmal Arif (P27820115062)
Silvi Sulistiani (P27820115063)
Awy Gustiani Yasa (P27820115064)
Ellis Funikasari (P27820115065)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2017-2017
KALKULASI DOSIS DAN TEKNIK PEMBERIAN INSULIN

A. PENGERTIAN
Insulin adalah hormon yang dilepakan dari sel-sel beta pulau Langerhans
dalam responya dalam peningkatan glukosa darah. Pankreas secara normal
mesekresikan 40-60 unit insulin setiap harinya. Insulin meningkatkan ambilan
glukosa, asam amino, dan asam lemak dan mengubahnya menjadi bahan-bahan
yang disimpan dalam sel-sel tubuh. Glukosa diubah menjadi glikogen utuk
keperluan gluukosa dimasa mendatang dalam hepar dan otot, sehingga
menurunkan kadar glukosa dalam darah. Nilai glukosa darah normal adalah 60-
100 mg/dL dan glukosa serum, 70-110 mg/dL. Ketika kadar glukosa darah lebih
besar dari 180 mg/dL, dapat terjdi glukosuria (glukosa dalam urine).
Peningkatan kadar gula dalam darah bertindak sebagai deuretik osmotic,
menyebabkan polyuria. Bila gula darah tetap meningkat (>200 mg/dL), terjadi
diabetes mellitus.

B. TUJUAN

Mengontrol kadar gula darah pengobatan diabetes mellitus. Pemberian


insulin pada semua keadaan tersebut bukan saja untuk menormalkan glukosa
darah tetapi juga memperbaiki semua aspek metabolisme, dan yang terakhir
inilah umunya yang sukar dicapai. Keadaan mendekati normoglisemia dicapai
pada DM dengan multipel dosis harian insulin atau dengan infusion pump
therapy, yang tujuannya mencapai glukosa darah puasa antara 90-120 mg/dl (5-
6,7 mM), glukosa 2 jam postprandial kurang dari 150 mg/dl (8,3 mM), HbA1c
< 7% atau 6,5%. Pada pasien yang kurang disiplin atau kurang patuh terhadap
terapi, mungkin perlu dicapai nilai glukosa darah puasa yang lebih tinggi (140
mg/dl atau 7,8 mM) dan post prandial 200-250 mg/dl atau 11,1-13,9 mM).
C. INDIKASI PEMBERIAN INSULIN
1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi
insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada atau hampir tidak
ada
2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi
insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar
glukosa darah
3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark
miokard akut atau stroke
4. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi insulin,
apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
5. Ketoasidosis diabetik
6. Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia
hiperosmolar non-ketotik.
7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan
suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat,
secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau
ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

D. KONTRAINDIKASI

Reaksi alergi dan resitensi. Penggunaan insulin rekombinan dan insulin


yang lebih murni, telah dapat menurunkan insiden reaksi alergi dan resistensi.
Meski demikian kadang-kadang reaksi tersebut masih dapat terjadi akibat
adanya bekuan atau terjadinya denaturasi preparat insulin atau kontaminan, atau
akibat pasien sensitif terhadap senyawa yang ditambahkan pada proses
formulasi preparat insulin (misal: Zn2+, protamin, fenol, dll). Reaksi alergi lokal
pada kulit yang sering terjadi akibat IgE atau resistensi akibat timbulnya
antibody IgG. Sebaiknya bila ini terjadi dilakukan pemeriksaan kadar antibody
insulin-specific IgG dan IgE, untuk mengetahui penyebab reaksi yang terjadi.
Test kulit juga dapat dilakukan, meski banyak pasien yang menunjukkan test
insulin intradermal positif tetapi tidak menunjukkan reaksi efek samping dari
insulin yang diberikan subkutan. Bila pasien alergi terhadap porcine insulin
dapat diganti dengan human insulin. Reaksi alergi kulit umumnya dapat diatasi
dengan antihistamin sedangkan bila reaksi tersebut hebat atau terjadi resistensi,
dapat diberikan glukokortikoid. Tetapi tentu kortikosteroid ini tidak dapat
diberikan terlalu lama karena efek hiperglisermianya.

E. SASARAN KRITERIA PASIEN

Dulu hal yang terpenting dalam penanganan pasien DM yang dirawat di


rumah sakit adalah mencegah keadaan hipoglikemia. Oleh sebab itu muncul
ungkapan bahwa sebaiknya pasien-pasien tersebut “dipertahankan tetap sedikit
manis” atau dalam Bahasa Inggris dikatakan keep the patient a little sweet.
Persepsi tersebut ternyata keliru sebab diabetes dan hiperglikemia di rumah
sakit bukan merupakan kondisi yang ringan (benign). Sementara itu, terapi
insulin intensif untuk mempertahankan kadar glukosa darah < 110 mg/dL dapat
menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien di unit perawatan intensif.
Sasaran kendali glukosa darah adalah normoglikemi.

Sasaran kendali glukosa darah

 Puasa /sebelum makan : 80 – 110 mg/Dl


 1 jam setelah makan : < 180 mg/Dl
 Pasien bedah dan keadaan kritis : 80 -110 mg/dL
F. KALKULASI DOSIS INSULIN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN INSULIN

Tujuan:

Pemberian insulin pada beberapa indikasi seperti: Diabetes Mellitus tipe 1,


Diabetes Mellitus tipe 2 yang tidak dapat diatasi hanya dengan diet dan atau
antidiabetik oral, pasien pasca pankreatomi atau DM dengan kehamilan, DM
dengan ketoasidosis, koma nonketosis, atau komplikasi lain, sebelum tindakan
operasi (DM 1 dan DM 2), bukan saja untuk menormalkan glukosa darah tetapi
juga memperbaiki semua aspek metabolisme.

Prinsip tindakan dan rasional:

No Prosedur Pelaksanaan Rasional

Persiapan alat:
1. Insulin sesuai dosis kebutuhan masing-
masing. Mempermudah
1)
2. Kapas + alkohol / alcohol swab. melakukan tindakan
3. Handscoen bersih.
4. Daftar / formulir obat klien.

Persiapan pasien dan lingkungan:


1. Menjelaskan kepada klien sehari 1. Untuk memastikan
sebelumnya (± pukul 20.00) akan apakah klien
dilakukan pemeriksaan kadar gula menderita diabetes
2) dalam darah dan urine mellitus.
2. Menganjurkan klien untuk puasa 6 – 7 2. Supaya hasil
jam (mulai ± pukul 24.00) sampai laboratorium akurat.
dengan pengambilan sampel urine dan
darah di pagi hari. Klien diperbolehkan
hanya minum air putih saja (air yang
tidak mengandung glukosa).
Tahap pra interaksi:
1. Melakukan verifikasi program terapi 1. Mengecek kebenaran
pasien yang akan
dilakukan tindakan

3) 2. Mencuci tangan 2. Mencegah infeksi


kuman

3. Memakai sarung tangan 3. Mencegah penularan

4. Menempatkan alat di dekat pasien 4. Memudahkan dalam

dengan benar melakukan tindakan

Tahap orientasi:
1. Memberikan salam dan menyapa nama 1. Menerapkan
pasien komunikasi terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur 2. Memberikan informasi
4)
tindakan pada keluarga/pasien tindakan yang akan
dilakukan
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum 3. Menurunkan
kegiatan dilakukan kecemasan pasien

Tahap kerja:
1. Menjaga privasi 1. Memberikan privasi
dan menurunkan
mikroorganisme yang
berasal dari udara

2. Mengatur posisi pasien sehingga lokasi 2. Memudahkan perawat


5) dapat terlihat jelas melakukan tindakan

3. Mengambil obat insulin yang sudah 3. Mengurangi kesalahan

disiapkan sesuai terapi yang diberikan dalam pemberian obat

4. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah 4. Mempermudah

dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan, melakukan penusukan

inflamasi, atau edema.


5. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan 5. Mencegah terjadinya
kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari infeksi dan menjaga
bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm. kebersihan sebelum
dilakukan tindakan
6. Mencubit kulit tempat area penyuntikan 6. Agar klien tidak
pada klien yang kurus dan regangkan merasa sakit dan
kulit pada klien yang gemuk dengan mempermudah
tangan yang tidak dominan. melakukan penusukan
7. Menyuntikkan insulin secara subcutan 7. Agar klien tidak terlalu
dengan tangan yang dominan secara merasa sakit
lembut dan perlahan.
8. Mencabut jarum dengan cepat, tidak 8. Agar obat bekerja
boleh di massage, hanya dilalukan dengan baik
penekanan pada area penyuntikan
dengan menggunakan kapas alkohol.
9. Merapikan pasien 9. Menjaga kebersihan
dan kenyamanan klien

Tahap terminasi:
1. Melakukan evaluasi tindakan tindakan 1. Mengetahui
yang dilakukan keberhasilan tindakan
2. Berpamitan dengan klien 2. Menerapkan
komunikasi terapeutik
3. Membereskan alat-alat 3. Mempermudah
6)
membawa alat untuk
4. Mencuci tangan tindakan selanjutnya
4. Mencegah infeksi
mikroorganisme
5. Mencatat kegiatan dalam lembar
5. Sebagai dokumentasi
catatan perawatan
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Bode BW, Braihwaite SS, Steed RD, Davidson PC. Intravenous insulin infusion
therapy: indications methods, and transition to subcutaneous insulin therapy.
ACE inpatient diabetes and metabolic control concensus conference. Endocr
Pract. 2004; 10 (Suppl 2): 71-80.

Campbell KB, Braithwaite SS. Hospital management of hyperglycemia. Clinical


Diabetes 2004; 22: 81-88

Clement S, Braithwaite SS, Magee MF, Ahmann A, Smith EP, Schafer RG, X.
Hirsh IB. Management of diabetes and hyperglycemia in hospitals. Diabetes
Care 2004; 27: 553-591.

Fakultas Kedokteran UI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta:


Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Kusyati, Eni. 2006. Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium Kebutuhan Dasar.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Perry & Potter. 1999. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Вам также может понравиться