Вы находитесь на странице: 1из 9

KELOMPOK 4

MAKALAH KETERAMPILAN PEMAKAIAN KRUK 4 POINT

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Di susun oleh :

Agatha Silvia 201611003

Devi Latifa S. 201611019

Lenda Prastiwi 201611024

Margareta Cinda A. 201611026

Oscar Vidi Setianto 201611031

Siska Yuniati 201611041

Yuyun Risnawati 201611051

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES St. ELISABETH SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya kita sering mendengar istilah alat bantu, di dunia kesehatan
ada alat bantu jalan untuk orang cacat atau bagi mereka yang lagi sakit tidak bisa
jalan, yaitu kruk. Kruk adalah suatu alat bantu jalan yang berupa tongkat dengan
pegangan ditengah supaya dapat digunakan sebagai pegangan. Pemakaiannya
dengan cara dijepit diketiak, alat ini sangat dibutuhkan bagi mereka yang baru saja
kecelakaan yang mengakibatkan kakinya sakit (patah) atau mereka yang cacat
sehingga sulit dalam berjalan atau dalam kata lain kruk adalah alat penopang kaki
pemakainya. Kruk memiliki kelebihan dibanding alat bantu jalan lainnya seperti
kursi roda karena kruk memberikan keluwesan gerak dan kemandirian bagi
penggunanya.
Kruk sendiri ada beberapa macam mulai yang terbuat dari kayu sampai yang
terbuat dari alumunium. Sebelum menggunakan alat tersebut pemakai harus
menyesuaikan dengan ukuran tubuhnya terlebih dahulu karena alat ini terdiri dari
beberapa macam ukuran. Masing-masing alat bantu jalan memiliki cara
penggunaan yang berbeda. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk
menentukan pola berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan, antara lain
kemampuan pasien untuk melangkah dengaan satu / kedua tungkai, kemampuan
menahan bebab dan keseimbangan pasien dengan satu kaki / kedua tungkai, dan
kemampuan mempertahankan tubuh dalam posisi berdiri. Jenis-jenis alat bantu
yang dipakai di antaranya adalah Kruk, Walker, Kursi Roda, Tripod dan
Quadripod.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara melakukan ambulasi dan pemakaian kruk 4 point pada
sistem muskuloskeletal
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami pengertian latihan ambulasi dan kruk pada
sistem muskuloskeletal
b. Mengetahui dan memahami tujuan latihan ambulasi berjalan dengan kruk
sistem muskuloskeletal
c. Mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi dari latihan ambulasi
dengan kruk 4 point sistem muskuloskeletal
d. Mengetahui dan memahami prosedur latihan ambulasi dengna kruk 4 point
sesuai dengan standar operasional prosedur
e. Mengetahui dan memahami hal-hal yang perlu diperhatikan saat latihan
ambulasi dengan kruk 4 point
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak tentang latihan ambulasi dengan
kruk 4 point pada sistem muskuloskeletal
2. Mehasiswa dapat mengetahui indikasi dan kontraindikasi latihan ambulasi
dengan kruk 4 point sistem muskuloskeletal
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana prosedur latihan ambulasi dengan
kruk 4 point sistem muskuloskeleta dengan benar
BAB II

ISI

A. Pengertian
Ambulasi adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca
operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan
mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien.1
Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu biasanya digunakana
secara berpasangan dan digunakan untuk meningkatkan mobilisasi serta untuk
menopang tubuh dalam keseimbangan pasien.

B. Tujuan Tindakan2
1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi
2. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri klien
C. Indikasi
1. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.
2. Pasien dengan post op amputasi ekstremitas bawah.
3. Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke3
4. Pasca amputasi kaki
5. Hemiparese
6. Terpasang gips
7. Pasca pemasangan gips2
D. Kontraindikasi
1. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari normal.
2. Penderita dalam keadaan bedrest.4
E. Prosedur Kerja
NO Prosedur Kerja
A Pra Interaksi
1. Mempersiapkan alat
a. Kruk yang diukur dari tumit sampai 3 jari dibawah ketiak
b. Safety belt k/p
2. Memverifikasi data

B Fase Orientasi
1. Memberi salam/ menyapa klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien

C Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2 Menutup pintu, jendela, tirai
3 Letakkan kedua kruk di samping kaki yang sakit
4 Menganjurkan pasien memegang dan bertumpu pada pegangan kruk
untuk membantunya berdiri
5. Memasang kruk pada kedua lengan
6. Memasang safety belt dibagian tengah punggung
7. Memastikan pasien berdiri dengan letak kruk 15 cm di depan dan di
samping kaki
8. Memastikan posisi petugas 45o dibelakang pasien dan pegang
safety belt pada bagian tengah punggung pasien jika menggunakan
safety belt
9. Lakukan latihan ambulasi ( berjalan) sesuai metode
Empat point :
a. Majukan kruk kanan 12-15 cm ke depan
b. Majukan kaki kiri ke depan sejajar dengan kruk kiri
c. Majukan kruk kiri 12-15 cm
d. Majukan kaki kanan sejajar kruk kanan
e. Ulangi tahapan diatas
10. Membantu pasien duduk kembali dengan cara posisikan pasien
berdiri di depan kursi atau bed
11. Pindahkan kruk disamping kaki yang sakit
12. Menganjurkan pasien memegang dan bertumpu pada pegangan kruk
dan anjurkan tangan yang satunya untuk memegang pegangan kursi
atau tempat tidur
13. Ekstensikan kaki yang sakit dan meminta pasien untuk duduk

D. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan

F. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Ukuran kruk :
a. Jarak crutch pad dari aksila
Bantalan penopang (puncak kruk) harus 1,5 cm sampai 2 cm (sekitar lebar 2
jari) dibawah aksila, dengan bahu rileks
b. Handgrip
Tempat ketika siku tertekuk sekitar 15 cm sampai 30cm, sehingga pemakai
dapat sepenuhnya memperpanjang siku ketika sedang melangkah
c. Panjang kruk ( atas ke bawah)
Total panjang kruk harus sama jarak dari aksila 6cm di depan sepatu
2. Perawat atau keluarga harus memperhatikan kondisi klien ketika akan
menggunakan kruk.
3. Jangan gunakan kruk jika Anda merasa pusing atau mengantuk
4. Pastikan lantai tidak licin atau basah
5. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk apakah ada kerusakan atau tidak
6. Perhatikan lingkungan sekitar.
7. Jaga keseimbangan tubuh.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Ambulasi adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca
operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan
mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien
Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu biasanya digunakana
secara berpasangan dan digunakan untuk meningkatkan mobilisasi serta untuk
menopang tubuh dalam keseimbangan pasien.
B. Saran
Perawat harus memahami standar operasional prosedur tentang latihan ambulasi
berjalan dengan kruk 4 point dengan benar dan tepat agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jakarta :
EGC
2
Suratun., dkk.2008. Klien Gangguan Sistem Musculoskeletal. Jakarta: EGC
3
https://www.physiotherapy-treatment.com/walking-crutches.html

4
Amini siti. Penggunaan Alat Bantu Jalan Dan Indikasikya. Available from :
http://www.rubrikita.com/2015/02/penggunaan-alat-bantu-jalan.html. Diakses
tanggal 16 April 2018 pukul 14:43

Вам также может понравиться