Вы находитесь на странице: 1из 12

PENDAHULUAN

Saat ini kasus trauma zat kimia korosif (asam kuat dan basa kuat) banyak terjadi. Hal
ini pada umumnya terjadi karena ketidaksengajaan, misalnya kelalaian kerja, kecelakaan serta
anak-anak yang menelan zat-zat korosif secara tidak sengaja. Meskipun kasus pembunuhan
maupun usaha bunuh diri dengan zat kimia korosif masih rendah namun secara statistik terjadi
peningkatan kasus tersebut secara signifikan setiap tahunnya. Kasus trauma akibat zat kimia
korosif asam dan basa kuat di Indonesia yang menyebabkan kematian kurang terekspos di
media massa sehingga sulit untuk mengetahui statistiknya karena pada umumnya kasus-kasus
tersebut sudah ditangani terlebih dahulu oleh dokter-dokter bedah. Pencetus terjadinya kasus
tersebut antara lain yaitu perselingkuhan dan penolakan lamaran (44,3%), perselisihan
(30,37%), kecelakaan industri (8,22%), ketidak sengajaan (4,48%), dan penyebab lain
(12,03%).

Zat kimia korosif (asam kuat dan basa kuat) dapat mengiritasi tubuh secara lokal
maupun sistemik. Efek zat kimia korosif yang mengiritasi jaringan tubuh menyebabkan
peradangan lokal dan kerusakan jaringan. Efek zat kimia korosif pada sirkulasi tubuh
menyebabkan reaksi sistemik antara lain paralysis saluran respirasi, kerusakan fungsi
detoksifikasi hati, gagal ginjal akut, dan reaksi peradangan pada saluran gastrointestinal.Zat
kimia korosif masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara antara lain melalui oral, inhalasi,
parenteral dan percutan.

PEMBAHASAN

Definisi Asam sulfat


Asam sulfat merupakan bahan kimia yang sangat kuat yang bersifat korosif yang dapat
menyebabkan rasa terbakar yang sangat parah dan kerusakan jaringan ketika kontak dengan
kulit atau membran mukosa. Umumnya digunakan untuk pembersih toilet, pembersih logam,
cairan baterai pada automotif, amunisi dan pupuk. Asam sulfat merupakan cairan tidak
berwarna dan amat korosif, bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas (eksotermis).
Bereaksi juga dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik. Asam sulfat pekat bersifat
oksidator yang dapat menimbulkan kebakaran bila kontak dengan zat organik seperti gula,
selulosa dan lain-lain. Sangat reaktif dengan bubuk zat organik. Konsentrasi asam lebih kental

1
dan padat dibandingkan air. Bahaya terhadap kesehatan tergantung pada konsentrasi
larutannya, kurang dari 10% bersifat iritan dan lebih dari 10% bersifat korosif.

Identifikasi Asam Sulfat

Asam sulfat

Nama Sistematis Asam Sulfat

Nama lain Minyak vitriol

Identifikasi

Nomor CAS [7664-93-9]

Nomor RTECS WS5600000

Sifat

Rumus molekul H2SO4

Massa molar 98,078 g/mol

2
bening tidak berwarna,
Penampilan
cairan tak berbau

Densitas 1,84 g cm−3, cairan

Titik leleh 10 °C, 283 K, 50 °F

Titik didih 290 °C, 563 K, 554 °F (asam murni. 98% larutan
mendidih pada 338°C)
tercampur penuh
Kelarutan dalam air
(eksotermik)

Viskositas 26,7 cP pada 20°C

Bahaya

Klasifikasi EU Sangat korosif (C)

Frase-R Templat:R35

Frase-S (S1/2), S26, S30, S45

Titik nyala Takternyalakan

Senyawa terkait

Asam selenat
Asam kuat terkait Asam klorida
Asam nitrat

Hidrogen sulfida
Asam sulfit
Senyawa terkait Asam peroksimonosulfat
Sulfur trioksida
Oleum

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku


pada keadaan standar (25 °C, 100 kPa)

3
Bentuk-bentuk Asam Sulfat

Walaupun asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat, ia akan melepaskan SO3 pada titik
didihnya dan menghasilkan asam 98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan
merupakan bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai
asam sulfat pekat. Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk
berbagai keperluan:

 10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium,


 33,53%, asam baterai
 62,18%, asam bilik atau asam pupuk
 73,61%, asam menara atau asam glover
 97%, asam pekat

Terdapat juga asam sulfat dalam berbagai kemurnian. Mutu teknis H2SO4 tidaklah murni dan
seringkali berwarna, namun cocok untuk digunakan untuk membuat pupuk. Mutu murni asam
sulfat digunakan untuk membuat obat-obatan dan zat warna.

Apabila SO3(g) dalam konsentrasi tinggi ditambahkan ke dalam asam sulfat, H2S2O7 akan
terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai asam pirosulfat, asam sulfat berasap, ataupun oleum.
Konsentrasi oleum diekspresikan sebagai %SO3 (disebut %oleum) atau %H2SO4 (jumlah asam
sulfat yang dihasilkan apabila H2O ditambahkan); konsentrasi yang umum adalah 40% oleum
(109% H2SO4) dan 65% oleum (114,6% H2SO4). H2S2O7 murni terdapat dalam bentuk padat
dengan titik leleh 36 °C.

Asam sulfat murni berupa cairan bening seperti minyak, dan oleh karenanya pada zaman
dahulu ia dinamakan 'minyak vitriol'.

4
Kegunaan Asam Sulfat

Di bidang industri, asam sulfat merupakan produk kimia yang paling banyak dipakai, sehingga
memperoleh julukan the lifeblood of industry. Asam sulfat penting sekali terutama dalam
produksi:
• Pupuk
• Kilang minyak
• Serabut buatan
• Bahan kimia industri
• Plastik
• Farmasi
• Baterai
• Bahan ledak
• Semikonduktor
• Kertas dan pulp
• Karet sintetis dan alami
• Cat dan pigmen

Bahaya asam sulfat (H2SO4) bagi kesehatan

1. Paparan Jangka Pendek

a. Terhirup

Kontak dengan uap atau kabut dari larutan terkonsentrasi dapat menyebabkan batuk, perasaan
terbakar di tenggorokan, perasaan tersedak, peradangan dan ulserasi dari mukosa hidung,
tenggorokan dan laring. Menghirup kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi yang parah
pada saluran pernapasan, ditandai dengan batuk, tersedak, atau napas pendek.

b. Kontak dengan Kulit

Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi yang serius dan dalam beberapa kasus luka
bakar yang parah. Luka bakar pada wajah dapat menyebabkan luka serius dan membuat
cacat/tanda. Sering kontak dengan asam yang relatif encer (cair atau kabut) dapat menyebabkan
dermatitis. Peradangan pada kulit dapat ditandai dengan gatal, bersisik, kemerahan atau
terkadang melepuh.

5
Gambar 1. Luka akibat asam sulfat

c. Kontak dengan Mata

Kontak dengan mata dapat menyebabkan luka korosif mulai dari penurunan ketajaman visual
sampai kehilangan penglihatan permanen tergantung pada asam yang terpapar, konsentrasi dan
tingkat paparan. Peradangan pada mata dapat ditandai dengan kemerahan, berair dan gatal-
gatal.

Gambar 2. Efek zat korosif pada mata

d. Tertelan

Bila tertelan dapat menyebabkan muntah, disfagia, drooling (mengiler/keluar air liur),
ketidaknyamanan orofaringeal dan nyeri perut. Komplikasi akut termasuk aspirasi pneumonia,
luka bakar pada epiglottis dan pita suara, obstruksi laring, perforasi lambung dengan
mediastinum atau peritoneal abses, dan sepsis. Setelah terlihat kemajuan kemungkinan dalam
2 sampai 3 hari pasien mengalami nyeri mendadak di perut atau dada dan shock, hal ini
menunjukkan perforasi lambung. Pada kasus tertelan asam yang parah, risiko tertinggi pada

6
perforasi dalam 72 jam pertama, namun perforasi lambat dapat terjadi sampai sekitar 2 minggu
setelah mengkonsumsi.

2. Paparan Jangka panjang

a. Terhirup

Dalam kasus yang lebih parah dapat terjadi spasme (kekejangan) pada laring, epistaksis,
gingivitis dan gastritis. Inhalasi yang parah dapat menyebabkan pneumonitis kimia dengan
edema paru, yang memungkinkan terjadi saat onset tertunda. Jumlah paparan yang tinggi dapat
mengakibatkan kematian.

b. Kontak dengan Kulit

Kontak yang sering bahkan dengan asam yang relatif encer (cairan atau kabut) dapat
mengakibatkan dermatitis.

c. Kontak dengan Mata

Dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen tergantung pada asam yang terpapar,
konsentrasi dan tingkat paparan.

d. Tertelan

Obstruksi pilorus adalah efek jangka panjang yang paling umum terjadi.

PATOFISIOLOGI
Zat korosif adalah unsur yang menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh yang terkena
zat tersebut, akibat koagulasi protoplasma, pengendapan dan penguraian protein serta
penyerapan air.
Asam kuat sifatnya mengkoagulasikan protein sehingga menimbulkan luka korosi yang
kering dan keras. Basa kuat bersifat membentuk reaksi penyabunan intrasel sehingga
menimbulkan luka yang basah, licin dan kerusakan akan berlanjut sampai dalam. Karena
bahan kimia asam atau basa terdapat dalam bentuk cair ( larutan pekat), maka bentuk luka
sesuai dengan mengalirnya bahan cair tersebut.

7
Satu fakta penting yang harus diingat bahwa penampakan post mortal tidak serta merta
memberikan gambaran akan waktu kematian, mengingat asam atau basa kuat akan terus
merusak jaringan sehingga perforasi akan sering didapat pada penampakan post mortal.
Penelanan zat korosif seringkali menghasilkan efek yang merugikan pada esofagus
dan/atau lambung. Zat basa umumnya menyebabkan perlukaan esofagus, sedangkan zat asam
seringkali menyebabkan kerusakan lambung. Barisan epitel skuamosa esofagus sensitif
terharap zat basa; namun, dalam perjalanannya menuju lambung, zat basa akan dinetralisir
dengan cepat oleh keasaman lambung. Sebaliknya, mukosa esofagus resisten terhadap zat
asam, dan kemudian akan menyebabkan peradangan hebat pada dinding lambung. Zat korosif
baik asam maupun basa dapat merusak esofagus dan lambung serta usus secara cepat. Jarang
sekali ditemukan nekrosis dari seluruh usus akibat penelanan zat korosif.

Gejala yang dapat timbul bila seseorang meminum asam pekat antara lain:
1. Luka bakar pada bagian mulut, esofagus, sampai lambung.
2. Muntah yang mengandung darah, mukosa, dan bagian-bagian membran mukosa.
3. Perasaan nyeri dan kembung.
4. Sudut mulut mengalami korosi.
5. Gigi berwarna putih kapur.
6. Lidah mengalami korosi.
7. Suara serak karena edema laring.
8. Usus mengalami gangguan peristaltik, diare, maupun konstipasi.
9. Pupil mengalami dilatasi.
10. Disfagia.
11. Oliguria dan disuria.

PEMERIKSAAN FORENSIK
1. Pada pemeriksaan luar didapatkan:
Tanda terbakar yang berwarna coklat kemerahan atau hitam, kering dan keras sesuai
dengan bagian yang terkena
2. Pada pemeriksaan dalam didapatkan:
 Mukosa teriritasi, memberikan gambaran merah terang atau merah kecoklatan,
mungkin didapatkan ulserasi.
 Tanda iritasi pada laring dan edema pada glotis.

8
 Peradangan yang memberikan gambaran pseudomembran pada trakea dan bronkus
yang mengakibatkan kerusakan epitel superfisial dan nekrosis yang dapat terjadi
sampai kelapisan submukosa.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pemeriksaan dengan menggunakan kertas lakmus yang akan menunjukkan perubahan
warna.

Gambar 3. Pemeriksaan dengan menggunakan kertas lakmus

2. Pemeriksaan patologi anatomi pada lapisan kulit.

Gambar 4. Jaringan histopatologis yang terpapar zat basa (kiri) dan asam (kanan)
 Asam kuat (H2SO4)
Pada pemeriksaan jaringan akibat luka asam kuat, terjadi penebalan pada lapisan
epidermis dan adanya granul-granul pada vesikel kolagen berbentuk gelombang
dan hiperemis.

9
PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN

1. Resusitasi dan Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran
udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara


memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan
pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

2. Dekontaminasi

a. Tertelan

Berikan air minum atau susu (1-2 cangkir untuk dewasa, ¼ - ½ cangkir untuk anak-anak),
walaupun demikian perlu diperhatikan bahwa cairan yang diminum jangan terlalu banyak
karena dapat menginduksi muntah sehingga akan terpapar kembali saluran pencernaan
tersebut. Tidak di rekomendasikan untuk dirangsang muntah dan diberikan arang aktif, hal ini
dapat menyebabkan kesulitan dalam endoskopi.

Kumbah lambung : masih kontroversial, beberapa literatur masih menyarankan tetapi literatur
lain tidak menyarankan.

Untuk baterai yang tertelan :

- Jika baterai ada di esofagus, segera mengeluarkan batere tersebut.

- Jika baterai ada di lambung atau usus, tidak perlu dikeluarkan kecuali terjadi perforasi atau
obstruksi.

b. Kontak mata

Segera cuci mata yang terkena asam dengan air bersih mengalir atau larutan garam minimal
(NaCL) 30 menit. Jika mata juga terkontaminasi dengan partikel padat, buka kelopak mata dan
keluarkan partikel tersebut segera mungkin.

10
c. Kontak kulit

Segera lepaskan pakaian atau perhiasan kemudian mencuci bagian kulit yang terkena dengan
air bersih yang mengalir sampai tidak ada lagi asam yang tertinggal dan gejala keracunan
mereda.

d. Terhirup

Segera pindahkan ketempat terbuka yang berudara segar, jika sulit bernapas berikan napas
buatan dan segera bawa ke rumah sakit terdekat.

3. Antidotum

Tidak ada antidotum untuk keracunan asam kuat.

KESIMPULAN

Zat kimia korosif dapat menyebabkan trauma bahkan sampai bisa menyebabkan
kematian pada indvidu yang terkena. oleh karena sifat dari zat kimia korosif ini yang bisa
menyebabkan kerusakan pada permukaan tubuh dan organ yang terkena, maka hal ini yang
membuat zat kimia korosif ini sering digunakan dengan tujuan untuk melukai orang lain
maupun diri sendiri.

11
Daftar pustaka

1. Dahlan, S. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2002
2. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu
Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 1997
3. Burning Issues. United States. 2009. Available at http://cache gettymages com
4. Chadha, P.V. Catatan Kuliah Ilmu Forensik Dan Toksikologi.ed 5.Jakarta:Binarupa
Aksara.1997
5. Corrosive Acid Poisoning-A Case Report.New Delhi 2011.Available at www.ijfmt.com
6. Snepherd R, Simpsons. Forensik Medicine 12th edition. USA: Oxford University Prees.
2003
7. Gonzales TA, Vance M, Helpern, Umberger CJ. Legal Medicine Pathology and
Toxicologi .2nd edition. New York: Appleton Century Crofts, Inc. 1954.

12

Вам также может понравиться