Вы находитесь на странице: 1из 8

ARTIKEL TENTANG BAWANG MERAH

A. Uraian Tentang Bawang Merah

Bawang merah atau Brambang (Allium ascalonicum L.) adalah

nama tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang

dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan bahan

utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.Tanaman semusim ini

memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut,

dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari

pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah

bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi

bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar

dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati

seperti kentang atau talas Bunga bawang merah memiliki bunga

majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum

bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah

menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya.

Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya

sendiri dan mencapai 30-50 cm. Bunga bawang merah termasuk

bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala

putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang

disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap

ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan


ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat

digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

Umbi bawang merah dan bawang bombay dikenal dapat

menginduksi keluarnya air mata apabila diiris. Hal ini disebabkan

reaksi berantai yang terjadi dalam sel-sel umbinya. Apabila umbi lapis

diiris, sel-selnya akan pecah dan melepaskan berbagai senyawa yang

terkandung di dalamnya. Dua senyawa yang terlepas di antaranya

adalah enzim allinase and asam amino. Allinase yang bertemu

dengan asam amino yang mengandung belerang (sulfoksida, yaitu

sistein dan metionin) akan melepaskan asam sulfenat (R-SOH). Asam

sulfenat bersifat tidak stabil dan segera berubah menjadi tiosulfinat [R-

S(O)-S-R']. Tiosulfinatlah yang bertanggung jawab atas aroma khas

bawang. Selain menjadi tiosulfinat, asam sulfenat yang bertemu

dengan enzim lain, LF-sintase (LF singkatan dari lacrymatory factor:

"faktor air mata"), akan diubah menjadi syn-propanethial-S-oxide yang

berwujud gas. Apabila gas ini mengenai kornea mata, signal dikirim

sebagai gangguan pada mata dan mata akan berkedip-kedip serta

mengeluarkan air mata untuk "mengusir" pengganggu ini.

B. Manfaat Dari Bawang Merah

Bawang merah (Allium ascalonicum) adalah tanaman yang

banyak ditemukan di Indonesia serta sangat sering dimanfaatkan oleh

masyarakat sebagai salah satu jenis bahan makanan, karena selain

dapat menambah rasa sedap juga mengandung zat-zat fitokimia yang


memiliki efek farmakologis yang baik untuk kesehatan. Terdapat

penelitian yang melaporkan bahwa bawang merah mengandung

quercetin dalam kadar yang tinggi, saponin, isorhamnetin dan

glikosida.Pada penelitian lain dikatakan bahwa quercetin dapat

menurunkan kadar kolesterol total dan kadar kolesterol-LDL, dengan

cara menghambat sekresi apolipoprotein B, dan menurunkan aktivitas

MTP yang memiliki peran dalam pembentukan lipoprotein dengan

mengatalisa perpindahan lipid ke molekul Apo B.8 Penelitian lainnya

menyebutkan bahwa saponin memiliki efek dalam menurunkan kadar

kolesterol pada percobaan dengan hewan, dengan cara menghambat

reabsorbsi asam empedu.

Dari fakta-fakta di atas diketahui bahwa zat-zat fitokimia yang

terkandung dalam bawang merah, seperti quercetin dan saponin,

memiliki efek dalam menurunkan kadar kolesterol-LDL. Mekanisme

masing-masing zat fitokimia tersebut dalam menurunkan kadar

kolesterol-LDL berbeda. Tetapi peneliti belum menemukan penelitian

mengenai efek ekstrak bawang merah terhadap penurunan kadar

kolesterol-LDL meskipun kandungan fitokimia ekstrak bawang merah

seperti saponin dan quercetin mampu menurunkan kadar kolesterol-

LDL. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai efek pemberian ekstrak bawang merah (Allium

ascalonicum) dalam menurunkan kadar kolesterol-LDL serum.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak


bawang merah (Allium ascalonicum) dapat menurunkan kadar

kolesterol-LDL serum tikus Wistar hiperlipidemia. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi kepada penderita

hiperlipidemia dan masyarakat tentang efek pemberian ekstrak

bawang merah (Allium ascalonicum) dalam menurunkan kadar

kolesterol-LDL serum, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif

terapi dan sebagai sumber acuan untuk penelitian selanjutnya.

C. Metode Analisis

Menurut Jurnal “Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah

(Allium Ascalonicum) Terhadap Kadar Kolesterol-Ldl Serum

Tikus Wistar Hiperlipidemia” (Penelitian dari Ratih Dwiratna Hakim

universitas diponegoro tahun 2010)

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan

rancangan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini

menggunakan empat kelompok, yaitu dua kelompok kontrol dan dua

kelompok eksperimental, dengan randomisasi sederhana. Penelitian

dilakukan hanya pada post test, dengan membandingkan hasil

observasi kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif

dan kelompok eksperimental. Populasi penelitian ini adalah tikus

jantan galur Wistar yang diperoleh dari LPPT UGM Yogyakarta melalui

Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Sampel yang digunakan adalah

28 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi dalam empat kelompok, dan

masing-masing kelompok terdiri atas tujuh ekor tikus Wistar. Kriteria


inklusi pada penelitian ini adalah tikus wistar jantan dengan kondisi

sehat (aktif, tidak cacat), berat badan 150-250 gram dengan usia 8

minggu. Sebagai kriteria eksklusi yaitu bobot tikus menurun hingga

berat badannya kurang dari 150 gram, tikus mati dalam masa

penelitian, tikus mengalami diare selama penelitian berlangsung.

Penelitian menggunakan 28 ekor tikus wistar dan seluruh tikus

mengalami masa adaptasi dan diberi pakan standar dan minuman

yang sama selama 1 minggu secara ad libitum. Tikus dibagi menjadi 2

kelompok, kelompok pertama sebagai kontrol negatif (K-) terdiri dari 7

ekor tikus diberi diet standar dan 1 ml plasebo selama 7 minggu,

kelompok kedua terdiri dari 21 tikus diberi diet standar selama empat

minggu dan injeksi adrenalin 0,006 mg/200 gram I.V pada hari

kedelapan dilanjutkan dengan diet kuning telur setiap dua hari

(intermiten) pada hari kesembilan sampai hari ke-35. Pada hari ke-36,

kelompok kedua dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari

7 ekor tikus, yaitu kelompok kontrol positif (K+) yang diberi diet

standar selama 3 minggu dan 1 ml plasebo, kelompok perlakuan 1

(P1) yang diberi diet standar dan 750 mg/1 ml ekstrak bawang merah

(Allium ascalonicum) selama 3 minggu, kelompok perlakuan 2 (P2)

yang diberi diet standar dan 1500 mg/2 ml ekstrak bawang merah

(Allium ascalonicum) selama 3 minggu. Kadar kolesterol-LDL serum

tikus Wistar diperoleh dengan mengambil darah tikus wistar dari

pleksus retroorbitalis pada hari ke-56 dan diukur dengan metode


presipitasi secara spektrofotometri di laboratorium Central RS Dr.

Kariadi Semarang, serta dinyatakan dengan satuan mg/dl. Data yang

diperoleh dianalisis secara deskriptif setelah sebelumnya dilakukan uji

normalitas dengan uji Saphirowilk dan uji homogenitas Lavene.

Didapatkan sebaran data normal dan tidak homogen, maka dilakukan

uji non parametrik Kruskal- Wallis. Untuk mengetahui diantara dua

kelompok yang berbeda, dilakukan uji Mann- Whitney. Apabila

p<0.05.maka terdapat perbedaan yang bermakna.


DAFTAR PUSTAKA

Dwiratna.,2010.,”Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah (Allium


Ascalonicum) Terhadap Kadar Kolesterol-Ldl Serum Tikus Wistar
Hiperlipidemia”., Universitas Diponegoro : Semarang
FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS TENTANG ARTIKEL BAWANG MERAH

NAMA : NISA’UL ISTIQAMAH

STAMBUK : 150 2013 0248

KELAS : C7

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2016

Вам также может понравиться

  • Spektroskopi UV-vis
    Spektroskopi UV-vis
    Документ68 страниц
    Spektroskopi UV-vis
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет
  • Diuretik
    Diuretik
    Документ14 страниц
    Diuretik
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет
  • BPJS
    BPJS
    Документ16 страниц
    BPJS
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет
  • Reaksi Karbohidrat
    Reaksi Karbohidrat
    Документ1 страница
    Reaksi Karbohidrat
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет
  • 819 Asma
    819 Asma
    Документ6 страниц
    819 Asma
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет
  • Laporan Asam Salisilat
    Laporan Asam Salisilat
    Документ21 страница
    Laporan Asam Salisilat
    Khalifah Nahumarury
    100% (1)
  • Senyawa Aromatik Dan Turunannya
    Senyawa Aromatik Dan Turunannya
    Документ13 страниц
    Senyawa Aromatik Dan Turunannya
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет
  • Laporan Kalibrasi
    Laporan Kalibrasi
    Документ18 страниц
    Laporan Kalibrasi
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет
  • Laporan BLSLT Iiss
    Laporan BLSLT Iiss
    Документ27 страниц
    Laporan BLSLT Iiss
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет
  • Sterilitas Ruangan
    Sterilitas Ruangan
    Документ8 страниц
    Sterilitas Ruangan
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет
  • Laporan Skrining Fitokimia
    Laporan Skrining Fitokimia
    Документ25 страниц
    Laporan Skrining Fitokimia
    Khalifah Nahumarury
    Оценок пока нет