Вы находитесь на странице: 1из 11

KEPUSTAKAAN

OSTEOARTRITIS

Pembimbing :

Dr. Sumono H., Sp.OT-FICS

Disusun oleh :

Ryko Yudha Anggrean

Dea Putri Ikhsani

Tiara Rizqi Indrian

STASE BEDAH
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RSIJ CEMPAKA PUTIH
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteoarthritis (OA) juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi
degeneratif, adalah sekelompok kelainan mekanik degradasi yang melibatkan sendi, termasuk
tulang rawan artikular dan tulang subchondral. OA merupakan bentuk yang paling umum dari
artritis. Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua. Selain itu,
osteoarthritis ini juga merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada orang tua. Faktor
risiko utama penyakit ini adalah obesitas. Oleh sebab itu, semakin tinggi prevalensi obesitas pada
suatu populasi akan meningkatkan angka kejadian penyakit osteoarthritis.

Osteoarthritis menyerang sendi-sendi tertentu. Sendi yang sering terkena meliputi tulang
belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, pinggul, lutut,dan sendi phalangeal metatarsal.
Di tangan, OA juga sering terjadi pada sendi interphalangeal distal dan proksimal dan pangkal
ibu jari. Siasanya sendi-sendi yang tidak rentan terkena OA adalah pergelangan tangan, siku, dan
pergelangan kaki. Terjadinya OA pada sendi- sendi yang telah disebutkan di atas dimungkinkan
karena sendi-sendi tersebut mendapat beban yang cukup berat dari aktivitas sehari-hari seperti
memegang dan menggenggam benda yang cukup berat (memungkinkan OA terjadi di dasar ibu
jari), berjalan (memungkinkan OA dilutut dan pinggul), dan lain sebagainya.

Osteoarthritis simptomatik (nyeri pada persendian yang didukung gambaran radiologis


OA) pada lutut terjadi sebesar 12% dari orang usia 60 di Amerika Serikat dan 6% dari seluruh
orang dewasa usia 30 tahun. OA panggul simptomatik kira-kira sepertiga dari penyakit OA pada
lutut. Sementara OA asimptomatik (tidak menimbulkan gejala namun sudah dibuktikan dari
gambaran radiologis) pada tangan seringkali terjadi pada pasien usia lanjut. Meski begitu, OA
simptomatik di tangan juga terjadi pada 10% orang tua dan sering menghasilkan keterbatasan
fungsi gerak sendi.

Prevalensi OA meningkat berbanding lurus dengan usia. Terlepas dari hal tersebut, OA
jarang terjadi pada orang dewasa di bawah usia 40 tahun dan sangat lazim terjadi pada orang di
atas usia 60 tahun. Penyakit ini juga jauh lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada
pria.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat
kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh adanya deteriorasi
dan abrasi tulang rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan
persendian.

Osteoartritis adalah bentuk artritis yang paling umum, dengan jumlah pasiennya
sedikit melampaui separuh jumlah artritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada
perempuan daripada laki-laki dan terutama ditentukan pada orang-orang yang berusia
lebih dari 45 tahun. Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan normal,
sebab insidens bertambah seiring dengan meningkatkannya usia.

Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan kolagen pada
rawan sendi. Dengan alasan-alasan yang masih belum diketahui, sintesis proteoglikan dan
kolagen meningkat tajam pada osteortritis. Tetapi, substansi ini juga dihancurkan dengan
kecepatan yang lebih tinggi, sehingga pembentukan tidak mengimbangi kebutuhan.
Sejumlah kecil cartilago tipe I menggantikan tipe II yang normal, sehingga terjadi
perubahan pada diameter dan orientasi serat kolagen yang mengubah biomekanika dari
cartilago. Rawan sendi kemudian kehilangan sifat kompresibilitasnya yang unik.
Walaupun penyebab yang sebenarnya dari osteortritis tetap tidak diketahui, tetapi
kelihatannya proses penuaan ada hubungannya dengan perubahan-perubahan dalam
fungsi kondrosit, menimbulkan perubahan pada komposisi rawan sendi yang mengarah
pada perbentuknya osteoartritis.

Perkembangan osteoartritis sering kali disebabkan oleh faktor genetik seperti


faktor jenis kelamin dan hormon.

 Faktor genetik yang dimaksud adalah jenis kelamin Pada wanita dapat
dijumpai osteoartritis pada sendi-sendi interfalang distal tangan atau nodus
heberden.
 Faktor hormonalDapat terlihat dari hubungan estrogen dan
pembentukan tulang serta prevalensi osteoartritis pada wanita. Dimana
hormom berperan aktif dalam perkembangan dan prognosis vitalis
penyakit.

Adapun sendi yang paling sering terkena osteoartritis adalah sendi yang paling
sering menyangga atau memikul beban tubuh, antara lain: lutut, panggul, vertebrata
lumbal dan servikal serta sendi-sendi pada jari.

Osteoartritis terutama menyebabkan biomekanika dan biokimia di dalam sendi.


Penyakit ini bukan suatu gangguan peradangan, namun sinovitis seringkali menyertai
perubahan pada sendi dan menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman.

Terdapat beberapa varian osteoartritis, antara lain:

 Osteoartritis Primerdalam hal adanya peningkatan banyaknya dan


beratnya sendi-sendi yang diserang.
 Inflamatorik Erosif/Peradangan Erosifteruatma menyerang sendi pada
jari-jari dan berhubungan dengan episode peradangan akut yang
menimbulkan deformita dan alkilosis.
 Hiperostosis Ankilosismenimbulkan penulangan vertebrata.
 Osteartritis Sekunderterjadi sebagai konsekuensi dari beberapa penyakit
lain, seperti artritis reumatoid atau gout.

Gambaran Klinis

Gambaran klinis osteoartritis umumnya berupa nyeri sendi, terutama bila sendi
bergerak atau menanggung beban tubuh. Sebagai gambaran, nyeri tumpul berkurang bila
pasien beristirahat dan bertambah bila sendi digerakkan atau bila memikul beban tubuh.
Atau dapat pula berupa kekakuan sendi bila tidak digerakkan dalam waktu yang lama,
tetapi kekakuan akan menghilang setelah sendi digerakkan.
Gambaran klinis lainnya adalah keterbatasan dalam gerakan terutama tidak dapat
berekstensi penuh, nyeri tekan lokal, pembesaran tulang disekitar sendi, sedikit efusi
sendi dan krepitasi.

Perubahan yang dapat terlihat akibat osteoartritis secara khas dapat dijumpai pada
tangan dan tulang belakang. Pada tangan yaitu, sering dijumpai nodus heberden atau
pembesaran tulang pada sendi interfalangs distal. Sementara itu perubahan yang khas
terjadi pada tulang belakang yang nyeri, kaku dan mengalami keterbatsan dalam
bergerak).

Temuan labolatorium dan radiologi

Oseoartritis digunakan merupakan suatu gangguan artritis lokal sehingga tidak


terdapat uji darah spesifik yang digunakan untuk menegakkan diagnosis. Sementara itu,
pada pemeriksaan radiografik, ciri khas yang sering terlihat adalah penyempitan ruang
sendi (keadaan ini terjadi karena rawan sendi mengalami penyusutan). Selain itu, bisa
juga terjadi peningkatan densitas tulang di sekitar sendi.

Penatalaksanaan dan pengobatan

Penatalaksanaan osteoartritis haruslah bersifat multifokal dan individual.


Tujuannya untuk mencegah atau menahan kerusakan yang lebih lanjut pada sendi
tersebut dan untuk mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan mobilitas.

Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi sendi dan
memperlambat perjalanan penyakit antara lain:

 Mengevaluasi pola kerja dan pola kerja sehari-hari. Hal ini membantu
menghilangkan segala kegiatan yang meningkatkan tegangan berat pada
sendi yang sakit.
 Disarankan meggunakan tongkat atau alat bantu berjalan karena dapat
mengurangi berat badan yang harus ditanggung oleh sendi lutut dan
panggul secara cukup berarti.
 Mengurangi berat badan.
 Melakukan fisioterapi untuk menghilangkan nyeri dan mempertahankan
kekuatan otot.
 Melakukan latihan-lathan isometrik karena dapat membantu membentuk
otot-otot yang mendukung sendi.
 Sebaiknya tidak melakukan latihan-latihan isotonik, sebab hal ini dapat
memberikan tekanan yang memberatkan sendi.
 Pemakaian obat-obatan untuk mengontrol nyeri pada sendi dan untuk
mengendalikan timbulnya sinovitis. Obat analgetik ysng dapat dibeli
bebas seperti astaminofen,aspirin, ibuprofen biasanya cukup untuk
menghilangkan nyeri.
Sementara itu, penatalaksanaan osteoartritis dengan cara operasi dirancang untuk
membuang badan-badan yang lepas, memperbaiki jaringan penyokong yang rusak atau
untuk mengganti seluruh sendi.

Terapi

Tidak ada pengobatan yang menyembuhkan untuk penderita OA. Pengobatan ditujukan
unruk mengurangi nyeri, mempertahankan mobilitas, dan memperkecil kecacatan. Ada
beberapa terapi untuk Osteoartritis, yaitu:

1. Terapi obat
Terapi obat pada OA bersifat simtomatik. Nyeri sendi sering dapat dikontrol
dengan hanya analgesik sederhana (mis. Asetaminofen). Bila analgesik tidak
adekuat, pasien dapat diberi NSAID. NSAID sering menurunkan nyeri dan dapat
memperbaiki mobilitas pada OA. Untuk nyeri yang parah, dapat digunakan
dekstrapropoksifen hidroklorida. Beberapa obat seperti glikosaminoglikan
berpolisulfat diklaim dapat menghentikan perkembangan OA pada manusia.
Glukokortikoid sistemik tidak digunakan dalam terapi OA. Namun, injeksi
intra- atau periartikularis preparat glukokortikoid depot dapat menghilangkan
gejela dengan cepat. Penyuntikan jangan diulang pada satu sendi dalam 4 sampai
6 bulan, karena penyuntikan yang terlalu sering akan mempercepat pemecahan
tulang rawan.
Krim kapsaisin, yang menghabiskan substansi P(mediator neuropeptida untuk
nyeri) pada ujung saraf lokal, dapt mengurangi nyeri sendi bila diberikan secara
topikal untuk pasien OA tangan atau lutut.
2. Pengurangan Beban Sendi
OA dapat disebabkan atau diperparah oleh mekanik tubuh yang tidak baik.
Beban berlebihan terhadap sendi yang sakit harus dihindari. Sepatu untuk berlari
juga bermanfaat untuk memberikan bantalan bagi beban.
Pada pasien obesitas harus dikonsultasikan untuk menurunkan berat
badannya. Pada galur guine pig yang mengalami OA lutut spontan, retriksi
makanan menyebabkan penurunan 28% berat badan menyebabkan penurunan
keparahan lesi OA sebesar 40%. Selain itu, walaupun tidak ada data yang
meperlihatkan bahwa penurunan berat badan akan menurunkan prevalensi OA
pada individu obesitas, penurunan tersebut mengurangi resiko gejala lutut pada
perempuan obesitas yang memperlihatkan tanda radiografik OA lutut.
3. Terapi Fisis
Aplikasi panas ke sendi OA dapat mengurangi nyeri dan kekakuan. Yang
paling murah dan mudah adalah mandi atau berenda dengan air panas. Kadang-
kadang analgesia yang lebih baik diperoleh dengan aplikasi es daripada air panas.
Olahraga harus dirancang untuk mempertahankan rentang gerakan dan
memperkuat otot-otot di sekitar sendi. Latihan isometrik biasanya lebih
dianjurkan daripada latihan isotonik, karena latihan tersebut memperkecil stres
sendi.
4. Bedah Ortopedik
Antroplasti sendi total (bedah penggantian sendi) harus dicadangkan untuk
pasien OA stadium lanjut yang tidak berhasil dalam penatalaksanaan medis
agresif. Pada kasus semcam ini, tindakan tersebut mungkin sangat efektif untuk
menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas. Osteotomi, yang secara bedah
lebih konservatif, dapat menghilangkan konsentrasi beban dinamik puncak dan
mungkin efektif untuk melenyapkan nyeri pada pasien OA panggul atau lutut.

Patogenesis Osteoartritis
Berdasarkan penyebabnya, OA dibedakan menjadi dua yaitu OA primer dan OA
sekunder. OA primer, atau dapat disebut OA idiopatik, tidak memiliki penyebab yang
pasti ( tidak diketahui ) dan tidak disebabkan oleh penyakit sistemik maupun proses
perubahan lokal pada sendi. OA sekunder, berbeda dengan OA primer, merupakan OA
yang disebabkan oleh inflamasi, kelainan sistem endokrin, metabolik, pertumbuhan,
faktor keturunan (herediter), dan immobilisasi yang terlalu lama. Kasus OA primer lebih
sering dijumpai pada praktik sehari-hari dibandingkan dengan OA sekunder.

Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak
dapat dihindari. Namun telah diketahui bahwa OA merupakan gangguan keseimbangan
dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum
jelas diketahui. Kerusakan tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme perlindungan
sendi serta diikuti oleh beberapa mekanisme lain sehingga pada akhirnya menimbulkan
cedera.
Mekanisme pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu : Kapsula dan
ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya. Kapsula dan
ligamen-ligamen sendi memberikan batasan pada rentang gerak (Range of motion) sendi.
Cairan sendi (sinovial) mengurangi gesekan antar kartilago pada permukaan sendi
sehingga mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang disebut
dengan Lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai pelumas.
Protein ini akan berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi.
Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengndung suatu mekanoreseptor yang
tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik yang dikirimkannya
memungkinkan otot dan tendon mampu untuk memberikan tegangan yang cukup pada
titik-titik tertentu ketika sendi bergerak (Felson, 2008).
Otot-otot dantendon yang menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi.
Kontraksi otot yang terjadi ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi
yang cukup pada anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot tersebut
turut meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi
sebelum terjadi tumbukan (impact). Tumbukan yang diterima akan didistribusikan ke
seluruh permukaan sendi sehingga meringankan dampak yang diterima. Tulang di balik
kartilago memiliki fungsi untuk menyerap goncangan yang diterima (Felson, 2008).
Kartilago berfungsi sebagai pelindung sendi. Kartilago dilumasi oleh cairan sendi
sehingga mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika bergerak.
Kekakuan kartilago yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai penyerap tumbukan yang
diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum timbulnya OA dapat terlihat pada kartilago
sehingga penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang kartilago. Terdapat dua jenis
makromolekul utama pada kartilago, yaitu Kolagen tipe dua dan Aggrekan. Kolagen tipe
dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul – molekul aggrekan di antara jalinan-
jalinan kolagen. Aggrekan adalah molekul proteoglikan yang berikatan dengan asam
hialuronat dan memberikan kepadatan pada kartilago
Kondrosit, sel yang terdapat di jaringan avaskular, mensintesis seluruh elemen
yang terdapat pada matriks kartilago. Kondrosit menghasilkan enzim pemecah matriks,
sitokin {Interleuk in-1(IL-1), Tumor Necrosis Factor (TNF)}, dan faktor pertumbuhan.
Umpan balik yang diberikan enzim tersebut akan merangsang kondrosit untuk melakukan
sintesis dan membentuk molekul-molekul matriks yang baru. Pembentukan dan
pemecahan ini dijaga keseimbangannya oleh sitokin faktor pertumbuhan, dan faktor
lingkungan.
Kondrosit mensintesis metaloproteinase matriks (MPM) untuk memecah kolagen
tipe dua dan aggrekan. MPM memiliki tempat kerja di matriks yang dikelilingi oleh
kondrosit. Namun, pada fase awal OA, aktivitas serta efek dari MPM menyebar hingga
ke bagian permukaan (superficial) dari kartilago. Stimulasi dari sitokin terhadap cedera
matriks adalah menstimulasi pergantian matriks, namun stimulasi IL-1 yang berlebih
akan memicu proses degradasi matriks. TNF menginduksi kondrosit untuk mensintesis
prostaglandin (PG), oksida nitrit (NO), dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap
sintesis dan degradasi matriks. TNF yang berlebihan mempercepat proses pembentukan
tersebut. NO yang dihasilkan akan menghambat sintesis aggrekan dan meningkatkan
proses pemecahan protein pada jaringan. Hal ini berlangsung pada proses awal timbulnya
OA (Felson, 2008).
Kartilago memiliki metabolisme yang lamban, dengan pergantian matriks yang
lambat dan keseimbangan yang teratur antara sintesis dengan degradasi. Namun, pada
fase awal perkembangan OA kartilago sendi memiliki metabolisme yang sangat aktif.
Pada proses timbulnya OA, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan
aggrekan dan kolagen tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan sendi.
Aggrekan pada kartilago akan sering habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah
mengendur. Kegagalan darimekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan
meningkatkan kemungkinan timbulnya OA pada sendi.

Prognosa

Prediktor prognosis buruk pada stadium dini Osteoartritis antara lain:


- Nyeri apabila sendi tersebut dipakai
- Meningkatnya ketidakstabilan bila harus menanggung beban, yaitu berat
badan yang berlebihan merupakan faktor yang memperberat penyakit
Osteoartritis
- Melibatkan sendi yang sering menggung beban tubuh
- Faktor usia
- Faktor indeks massa tubuh yaitu obesitas I
Umunya baik. Sebagian besar nyeri dapat diatasi dengan obat-obatan
konservatif. Hanya kasus-kasus besar yang memerlukan operasi
DAFTAR PUSTAKA

Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson, “Patofisiologi Vol.2 : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit”, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

buku ajar patofisiologi volume 2,

Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 2 edisi IV

Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Ed 5. Sudoyo Aru.W .dkk . InternaPublishing

Price.Sylvia &Wilson Lorraine. Patofisiologi.Edisi 6. Volume 2.EGC. Jakart.2009

Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3.EGC Jakarta. 2009

Harrison. 2012. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Volume 4. Jakarta: EGC.

Oswari,E. 2009. Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: FKUI.

Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Robbins Volume2 . 2004. Penerbit buku kedokteran.

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN :

BLOK MUSKULOSKLETAL” Nyeri Sendi “ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


HALUOLEO KENDARI 2011.

Buku Ajar ilmu Penyakit Dalam . jilid II. Edisi IV. 2006. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi ke 3.Balai Penerbit FKUI Jakarta.

Вам также может понравиться