Вы находитесь на странице: 1из 39

MODUL II

KARBOHIDRAT

KEGIATAN BELAJAR I

STRUKTUR DAN METABOLISME


KARBOHIDRAT

KEGIATAN BELAJAR II

METABOLISME GLUKOSA DAN


PENYAKIT KELAINAN
METABOLISME KARBOHIDRAT
52

KEGIATAN BELAJAR I :
STRUKTUR DAN METABOLISME KARBOHIDRAT

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mahasiswa membaca materi dan mengerjakan tugas diharapkan


mahasiswa mampu menjelaskan struktur karbohidrat, prinsip metabolisme
karbohidrat, proses pencernaan, penyerapan dan absorpsi karbohidrat dalam
tubuh

MATERI PEMBELAJARAN

STRUKTUR KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi negara yang sedang
berkembang karena merupakan sumber kalori yang relatif murah dan banyak
tersedia di alam . Sekitar 70 -80% kebutuhan energi di negara-negara tersebut
diperoleh dari karbohidrat, bahkan di Indonesia sekitar 80-90% kebutuhan energi
berasal dari makanan pokok yang banyak mengandung karbohidrat.
(Fennema,1996; Winarno, 1995).
Karbohidrat merupakan salah satu komponen bahan pangan yang banyak
terdapat baik dalam jaringan tumbuhan, hewan ataupun mikroorganisme. Pada
jaringan tumbuhan karbohidrat berupa:
- pati yang banyak terdapat dalam umbi-umbian dan serealia,
- selulosa dan lignin berfungsi sebagai pembentuk sruktur pada dinding sel
- pektin, glukosa dan fruktosa yang terdapat dalam buah-buahan
- sukrosa pada batang tebu
- rafinosa, stakiosa pada kedelai
Karbohidrat pada jaringan hewani terutama merupakan glikogen yang banyak
terdapat dalam jaringan otot hewan dan hati, laktosa yang banyak terdapat dalam
susu, glukosa dalam darah dan kitin sebagai bagian eksoskelet pada udang dan
kepiting. Pada mikroorganisme dapat ditemukan gom seperti halnya pada rumput
53

laut ataupun tumbuhan. Gum memiliki sifat fisika yang unik sehingga berperan
banyak dalam pengolahan bahan pangan (de man, 1997; Winanrno,1995).
Karbohidrat memiliki banyak struktur molekul , ukuran molekul dan
bentuk molekul yang berbeda dan memiliki sifat fisikokimia yang bervariasi.
Maka karbohidrat bukan hanya sebagai sumber energi, tetapi berfungsi pula
sebagai sumber flavor yang menentukan karakteristik rasa suatu makanan,
mempengaruhi tekstur makanan dan sumber serat pangan yang bermanfaat dalam
sistem pencernaan manusia (Lee, 1983)
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Terdapat tiga golongan
utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehid atau keton.
Monosakarida yang paling banyak ditemukan di alam adalah D-glukosa.
Oligosakarida terdiri dari beberapa unit monosakarida yang bergabung
secara kovalen. Disakarida adalah gula yang terdiri dari dua unit monosakarida,
contoh yang paling banyak ditemukan adalah sukrosa atau gula tebu. Sukrosa
terdiri dari satu unit glukosa dan satu unit fruktosa. Kebanyakan oligosakarida
yang terdiri dari tiga atau lebih unit monosakarida tidak terdapat secara bebas
tetapi bergabung sebagai rantai samping polipeptida pada glikoprotein dan
proteoglikan.
Polisakarida terdiri dari rantai ratusan bahkan ribuan unit monosakarida.
Polisakarida ada yang mempunyai rantai lurus seperti selulosa dan ada yang
bercabang seperti glikogen. Polisakarida yang paling banyak ditemukan pada
tanaman adalah pati dan selulosa. Pati dan selulosa sama-sama tersusun dari
glukosa tetapi antar monomer pada pati diikatkan dengan ikatan α glikosidik
sedangkan selulosa terikat secara β glikosidik.

MONOSAKARIDA
Monosakarida meliputi triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa dan
oktosa yang masing-masing terdiri dari 3,4,5,6,7,8 atom karbon. Derivat-derivat
triosa dibentuk pada metabolisme pemecahan glukosa dengan jalan glikolisis.
Gula pentosa merupakan unsur penting nukleotida, asam nukleat dan banyak
54

koenzim (Tabel 25). Sementara itu gula heksosa yang penting dalam fisiologi
dapat dilihat pada Tabel 26.
Gliseraldehid adalah aldosa dengan tiga atom karbon dan dihidroksiaseton
adalah ketosa dengan tiga atom karbon. Gula dengan enam atom karbon paling
berlimpah ditemukan di alam tetapi gula dengan lima atom karbon yaitu ribosa
dan deoksiribosa terdapat pada struktur RNA dan DNA. Gula dengan empat dan
tujuh atom karbon memegang peranan penting pada proses fotosintesis dan jalur
metabolik lainnya. Macam-macam monosakarida berdasarkan keterkaitan
hubungannya ditunjukkan pada Gambar 6.
Tabel 25. Beberapa Pentosa Dan Peranannya
Gula Terdapat pada Fungsi biologis
D-ribosa Asam nukleat Pembangun asam nukleat dan
koenzim seperti ATP, NAD, NADP,
flavoprotein
D-ribulosa Terbentuk dalam proses Zat antara dalam jalur heksosa
metabolisme monofosfat
D-arabinosa Gum arab
D-xylosa Getah kayu, proteoglikan,
glikosaminoglikan
D-liksosa Otot jantung Unsur pembentuk liksoflavin yang
diisolasi dari otot jantung manusia
Sumber : Dimodifikasi dari Mayes et al. (1987)
Tabel 26. Beberapa Heksosa Yang Penting Dalam Fisiologi
Gula Sumber Fungsi
D-glukosa Buah-buahan, hidrolisis Sebagai gula darah, digunakan sebagai
pati, gula tebu, maltosa, sumber energi
laktosa
D-fruktosa Buah-buahan, madu, Dalam sistem metabolisme diubah
hidrolisis sukrosa, inulin menjadi glukosa yang selanjutnya
diubah menjadi energi
D-galaktosa Rumput laut, pektin, Dalam sistem metabolisme diubah
hidrolisis laktosa menjadi glukosa yang selanjutnya
diubah menjadi energi
Disintesis dalam kelenjar mamae untuk
membuat laktosa susu
Konstituen glikolipid dan glikoprotein
D-manosa Hidrolisis manan dan Konstituen polisakarida prostetik dari
getah tanaman albumin, globulin dan mukoprotein.
Suatu gula yang sering terdapat dal;am
glikoprotein.
Sumber : Dimodifikasi dari Mayes et al. (1987)
55

Gambar 6. Hubungan Stereokimia Antara Monosakarida


(Winarno, 1984)

Oligosakarida
Oligosakarida terdiri dari 2 -20 monosakarida dengan adanya ikataan
glikosidik. Disakarida merupakan suatu glikosida sedanglkan aglikonnya adalah
satu unit monosakarida. Adanya ikatan glikosidik yang merupakan bagian dari
struktur asetal menyebabkan oligosakarida dapat dihidrolisis dengan adanya panas
dan asam. Kebanyakan dari oligosakarida merupakan hasil pemecahan
polisakarida, sedangkan beberapa saja yang merupakan oligosakarida alami.
Jenis oligosakarida yang banyak ditemukan adalah :
Maltosa
Maltosa adalah 4-  -D-glukopiranosil-ß-glukopiranosa. Maltosa
merupakan produk akhir utama penguraian pati dan glikogen oleh enzim ß-
56

amilase dan berciri baurasa malt. Maltosa merupakan disakarida mereduksi,


menunjukkan mutarotasi, dapat difermentasi, dan mudah larut dalam air. Struktur
Maltosa dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7.. Struktur Maltosa


(Winarno,1984)

Laktosa
Laktosa merupakan disakarida yang terdiri atas D-glukosa dan D-
galaktosa dan disebut secara kimia 4-O-ß-D-galaktopiranosil-D-glukopiranosa.
Laktosa dapat dihidrolisis dengan enzim ß-D-galaktosidase dan dengan larutan
encer asam kuat. Asam organik seperti asam sitrat, yang mudah menghidrolisis
sokrosa, tidak dapat menghidrolisis laktosa.Laktosa merupakan gula pereduksi.
Struktur Laktosa dapat dilihat pada Gambar 8.
2.2.3.Selobiosa
Selobiosa terdiri dari:  -D-Glu.dan memiliki ikatan  1.4 dan bersifat mereduksi

Gambar 8. Struktur Laktosa


(Winarno,1984)
57

Sukrosa
Sukrosa adalah olisakarida yang mempunyai peran penting dalam
pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan, dan kelapa
lopyor. Dalam sukrosa, karbon 1 dari  -D-Glukopiranosil berikatan dengan
karbon 2 dari D-fruktafuranosil.Sukrosa terdiri dari  -D-Glu.--------  - D-
Gludan. : bersifat tidak mereduksi. Struktur Sukrosa dapat dilihat pada Gambar
9.

Gambar 9. Struktur Sukrosa


(Winarno, 1984)

Trisakarida & Tetrasakarida


Rafinosa merupakan suatu trisakarida. Rafinosa tersusun dari galaktosa,
glukosa dan fruktosa dengan ikatan  1.6 dan  1.2
Stakiosa merupakan tetrasakarida yang tersusun dari 2 galaktosa , glukosa dan
fruktosa. Ikatan antar 2 galaktosa dan antara galaktosa dan glukosa adalah  1.6
sedangkan antara glukosa dan fruktosa adalah  1.2

Polisakarida
Merupakan Polimer monosakarida yang memiliki lebih dari 10
monosakarida. Sifat umum dari polisakarida adalah :tidak manis (tawar),tidak
berbentuk kristal,dapat dihidrolisis menjadi monosakarida, dan merupakan hasil
sintesis dari proses fotosintesis. Komponen pati yang bersifat homopolisakarida
58

adalh pati, selulosa dan glikogen sedangkan yang bersifat heteropolisakarida adalh
pektin, gum dan musilage.
Pati
Pati adalah polimer D-glukosa dan ditemukan sebagai karbohidrat
simpanan dalam tumbuhan. Pati terdapat sebagai butiran kecil dengan berbagai
ukuran dan bentuk yang khas untuk setiap spesies tumbuhan. Butir pati dapat
ditunjukan dengan mikrosop cahaya biasa dan cahaya terpolarisasi dan dengan
difraksi sinar-X terlihat mempunyai struktur kristal yang sangat beraturan.
Struktur Pati dapat dilihat pada Gambar10.

Gambar 10. Sruktur Pati

Pati terdiri atas dua polimer yang berlainan, senyawa rantai lurus amilosa,
dan komponen yang bercabang, amilopektin. Perbedaan Karakteristik Amilosa
dan Amilopektin dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Perbedaan Karakteristik Amilosa dan Amilopektin
Karakteristik Amilosa Amilopektin
Bentuk linear bercabang
Ikatan  - 1,4 (some  - 1,6)  - 1,4 and  - 1,6
BM < 0,5 million 50-500 million
Pembentukan film kuat lemah
Sifat gel kaku lunak
Reaksi dengan biru merah_coklat
Iodium

Pati akan mengalami gelatinisasi. Tahap awal gelatinisasi adalah pati yang
bersifat tidak lariut dalam air dingin akan mulai mengabsorbsi air bila dipanaskan
pada suhu gelatinisasi (60-85oC). Volume granula pati membesar dan viskositas
59

meningkat. Apabila pemanasan dilanjutkan sampai 10oC di atas suhu gelatinisasi


maka granula makin membengkak sehingga sebagian pati berdifusi ke luar
granula. Jika dilakukan pengadukan atau suhu di atas 100 oC dan ditambahkan
iodium maka akan terlihat larutan di sekeliling granula menjadi biru dan
viskositas meningkat. Selamnjutnya granula pecah dan bila diberi Iodium, tampat
seluruhnya biru dan viskositas menurun. Bila pati kemudian didinginkan maka
akan terbentuk gel yang bersifat thixotropis (encer bila diaduk dan kental bila
didiamlan karena terjadi pemutusan dan pembentukan). Bila gel disimpan pada
suhu rendah akan mengakibatkan terjadinya retrogradasi yaitu perubhan sifat pati
yang telah digelatinisasi akibat perubahan dari keadaan terlarut menjadi kembali
tidak larut.
Penguraian zat Pati disebabkan adanya panas, enzim dan asam. Contoh :
 Pati akan terurai menjadi dekstrin dengan adanya asam dan panas. Dekstrin
adalah oligosakarida yang terdiri dari 2-50 glukosa dan bersifat larut dalam air.
 Pati bila dipanaskan pada suhu 230-350OC akan menghasilkan dekstrin dan
limit dekstrin.
 Enzim α-amilase memutuskan α-1.4 secara random sehingga amilosa terurai
menjadi α-maltosa dan glukosa, dan amilopektin berubah menjadi α-maltosa,
glukosa, panosa. Proses mutarotasi mengubah α-maltosa menjadi α-maltosa
dan β-maltosa
 Enzim β-amilase memutuskan α-1.4 dari ujung tidak mereduksi sehingga
amilosa terurai menjadi β -maltosa dan limit dekstrin
 Enzim Amilo-1,6-glukosidase +  /  - amilase mengurai Amilopektin
menjadi maltosa dan glukosa. Selanjutnya enzim maltase mengurai maltosa
menjadi 2 glukosa
Pati dapat dimodifikasi sehingga memiliki sifat fungsional yang lebih baik
karena akamn menjadi lebihh stabil, dapat memperbaiki tekstur dan
mengurangi waktu pemasakan. cara memodifikasi pati :
1. Acid modifier
Pati dihidrolisa parsial dengan asam sehingga rantai molekul akan lebih
pendek, BM akan lebih kecil, bersifat agak encer , dan sifat gelnya tembus cahaya
2. Oxidized
60

Ikatan glikosida diputuskan dengan hipoklorit alkalis lalu ditambahkan


gugus ester atau eter, sehingga mencegah retrogradasi dan meningkatkan
viskositas.
3. Cross linked
Adanya fosfo diester diantara 2 mol zat pati menyebabkan pati dapat
dihambat proses retrogradasi dan digunakan dalam pie filling
4. Pregelatinisasi Starch
Cara Pembuatan : Pati dimasak (precooking) lalu di keringkan dan
digiling menjadi bubuk .Pati ini akan mengental bila dicampur air dingin, tidak
perlu menggelatinisasinya, waktu pemasakan lebih pendek dan dapat ditambahkan
esen, tetapi gel yang terbentuk tidak terlalu keras dan pastanya tidak begitu kental.

Selulosa
Selulosa adalah polimer ß-glukosa dengan ikatan ß-1 4 diantara satuan
glukosanya. Selulosa berfungsi sebagai bahan struktur dalam jaringan tumbuhan
dalam bentuk campuran polimer homolog dan biasanya disertai polisakarida lain
dan lignin dalam junmlah beragam. Molekul selulosa memanjang dan kaku,
meskipun dalam larutan. Struktur Selulosa dapat dilihat pada Gambar11.

Gambar 11. Struktur Selulosa


(Winarno,1984)

Selulosa bersifat sebagai pemberi struktur pada sel, hanya dapat dicerna
bila ada enzim selulase,tidak larut dalam air,tahan terhadap asam dan basa,
bebrbentuk misel dalam jaringan tumbuhan, dan misel dapat menjadi
61

Microcrystaline Cellulose oleh alat penggiling dapat dimodifikasi menjadi CMC,


MC untuk memperbaiki kelarutan pada sup, es krim, roti.
Hemiselulosa dan Pentosan
Hemiselulosa merupakan polisakarida bukan pati yang tidak larut dalam
air dan dapat terurai dengan adanya alkali . Pentosan merupakan polisakarida
bukan pati yang larut dalam air dan dapat membentuk gel misalnya pada
pembentukan striuktur roti.
Molekulnya bercabang dan umumnya terdirr dari 2- 4 monosakarida
seperti : D-Silosa. L-Arabinosa, D-galaktosa, D-Glukosa, D- Glukuronat.
Klasifikasi berdasarkan jenis sakarida :
a. Xylan : polimer xylose
b. Manan : polimer manosa
c. Galaktan : polimer galaktosa

Glikogen
Walaupun pati hanya ditemukan pada tumbuhan, pada hewan ditemukan
senyawa yang mirip yaitu glikogen. Glikogen adalah polimer rantai bercabang
dari α-D-glukosa yang mirip dengan fraksi amilopektin pada pati. Seperti
amilopektin, glikogen terdiri dari rantai glukosa dengan ikatan α (1,4) dengan titik
percabangan ikatan ikatan α (1,6). Perbedaan utama antara glikogen dengan
amilopektin adalah glikogen jauh lebih banyak cabangnya dibandingkan
amilopektin. Titik percabangan terdapat setiap 10 residu pada glikogen,
sedangkan pada amilopektin setiap 25 residu.
Glikogen ditemukan pada sel hewan dalam granula yang mirip dengan
granula pati pada sel tanaman. Ganula glikogen ditemukan sel hati dan sel otot,
tetapi tidak ditemukan pada sel lain seperti sel otak atau jantung pada kondisi
normal. Jika organisme butuh energi, berbagai enzim pemecah akan bekerja
seperti glikogen fosforilase yang memutus ujung non pereduksi dari cabang
menghasilkan glukosa -1-fosfat yang akan masuk ke jalur metabolisme
karbohidrat. Enzim pemecah cabang juga berperan untuk pemecahan sempurna
glikogen. Sebagian atlit, khususnya pelari jarak jauh berusaha mebangun
62

cadangan glikogennya sebelum lomba dengan mengkonsumsi karbohidrat dalam


jumlah besar

Tahapan Metabolisme Karbohidrat


Untuk mempermudah mempelajari metabolisme karbohidrat, maka dibagi
menjadi beberapa jalur metabolisme. Namun hendaknya diingat bahwa dalam
tubuh, jalur-jalur ini merupakan kesatuan, yang mana jalur yang paling banyak
dilalui tergantung pada keadaan (status nutrisi) waktu itu.
Pembagiannya adalah:
a. Glikolisis ("glycolysis")
b. Glikogenesis ( "glycogenesis" ).
c. Glikogenolisis ( "glycogenolysis" ).
d. Oksidasi asam piruvat.
e. Jalur fosfoglukonat oksidatif ( "Hexose Mono-phosphate Shunt" atau
"Pentose Phosphate Pathway" ).
f. Glukoneogenesis ( "gluconeogenesis" ).
g. Metabolisme fruktosa, galaktosa dan heksosamin

G L I K O L I S I S.
Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam laktat. Jalur
ini terutama terjadi dalam otot bergaris, yang dimaksudkan untuk menghasilkan
energi (ATP). Apabila glikolisis terjadi dalam suasana anaerobik maka akan
berakhir dengan asam laktat, dan menghasilkan dua ATP ( gambar-1).
4.1.Tahapan reaksi glikolisis.
Jalur ini disebut juga jalur Embden-Meyerhof. Semua enzim yang terlibat terdapat
dalam fraksi ekstra mitokhondria (dalam sitosol). Mula-mula glukosa mengalami
esterifikasi dengan fosfat, reaksi ini disebut juga fosforilasi glukosa oleh ATP
menjadi glukosa 6-P.
Heksokinase (glukokinase)
Mg++
D-glukosa + ATP  D-glukosa 6-P + ADP.
Reaksi ini memerlukan ion Mg++.
63

Dalam sel , sedikit sekali glukosa berada sebagai glukosa bebas, sebagian besar
terdapat dalam bentuk ester glukosa 6-P. Reaksi ini dikatalisis dua enzim :
hexokinase dan glukokinase.
 Hexokinase terdapat dalam ber-macam-macam sel,kecuali di sel hepar dan
pankreas. Enzim ini sesuai dengan namanya dapat pula mengkatalisis
esterifikasi heksosa lainnya dengan ATP; contoh: fruktosa menjadi fruktosa 6-
P. Dalam sel binatang dan manusia enzim ini merupakan enzim regulator,
karena dapat dihambat oleh hasil reaksinya.
 Glukokinase terdapat dalam hepar dan pankreas. Mempunyai Km untuk D-
glukosa jauh lebih tinggi dari enzim hexokinase. Glukokinase memerlukan
glukosa lebih tinggi untuk menjadi aktif bila dibandingkan dengan heksokinase
Selain itu glukokinase tidak dihambat oleh hasil reaksinya yaitu glukosa 6-P.
Glukokinase berperan biasanya pada waktu kadar glukosa darah tinggi (sesudah
makan). Pada penderita Diabetes Mellitus enzim ini jumlahnya berkurang.
Reaksi fosforilasi ini boleh dikatakan reaksi satu arah. Selanjutnya glukosa 6-P
diubah menjadi fruktosa 6-P. Reaksi ini dikatalisis enzim fosfoheksosa isomerase,
dimana terjadi aldosa-ketosa isomerasi. Hanya D-anomer dari glukosa 6-P yang
bisa dipakai sebagai substrat. Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik. Reaksi
selanjutnya adalah pembentukan fruktosa 1,6-difosfat oleh enzim
fosfofruktokinase-1. Reaksi ini boleh dikatakan reaksi satu arah. Enzim
fosfofruktokinase-1 merupakan enzim yang bisa diinduksi. Enzim ini memegang
peran yang penting dalam mengatur kecepatan glikolisis.

fosfofruktokinase-1
Fruktosa 6-P + ATP Fruktosa 1,6-BP + ADP.
Mg++

Aktifitas enzim ini meningkat apabila konsentrasi ADP, AMP, fosfat inorganik
( Pi ) meningkat. Enzim fosfofruktokinase-1 dihambat oleh ATP, asam sitrat dan
2,3-DP gliserat (dalam sel darah merah). Apabila pemakaian ATP meningkat
(kadar ATP menurun) maka aktifitasnya meningkat, sebaliknya apabila kadar
ATP tinggi aktifitas enzim tersebut menurun. Enzim ini juga dihambat oleh
64

meningkatnya kadar asam lemak bebas, sehingga apabila senyawa ini meningkat
dalam darah, yang akhirnya masuk ke dalam sel , maka pemakaian glukosa akan
berkurang.

Fruktosa 1,6-BP akan dipecah menjadi dua triosa oleh enzim aldolase.
Aldolase
Fruktosa 1,6-BP  Dihidroksi asetonfosfat + gliseraldehida 3-P

Pada sel sedikitnya ada dua macam aldolase, aldolase A yang terdapat dalam
sebagian besar jaringan , aldolase B terdapat dalam sel hepar dan ginjal.
Semuanya terdiri dari empat subunit polipeptida yang berbeda komposisi asam
amino-nya.

Gliseraldehida 3-fosfat  Dihidroksi asetonfosfat (DHAP).

Kedua triosa tersebut diatas "interconverted", dapat saling berubah dengan adanya
enzim fosfotriosa isomerase.Sampai dengan reaksi ini satu glukosa terpakai dan
memerlukan dua ATP. Selanjutnya glikolisis berjalan dengan oksidasi
gliseraldehid 3-fosfat (gliseraldehida 3-P) menjadi 1,3-bisfosfogliserat. Karena
adanya enzim fosfotriosa isomerase, dihidroksi asetonfosfat juga dioksidasi.Enzim
yang bertanggung jawab pada reaksi ini adalah gliseraldehida 3-P dehidrogenase
yang mana aktifitasnya tergantung adanya NAD+. Enzim ini terdiri dari empat
polipeptida yang identik membentuk tetramer. Empat gugusan -SH terdapat pada
tiap polipeptida, mungkin berasal dari residu sistein (cysteine). Satu gugusan -SH
terdapat pada "active site".

Reaksinya berjalan sebagai berikut :


Mula-mula substrat berikatan dengan "cysteinyl moiety" pada dehidrogenase
membentuk suatu tiohemiasetal, yang kemudian dioksidasi menjadi tiol-ester.
Atom hidrogen yang terlepas dipindah pada NAD+ yang terikat pada enzim.
NADH yang terbentuk,akan terikat pada enzim juga tapi tidak sekuat NAD+,
sehingga NADH ini mudah diganti oleh NAD+ yang lain.
65

Energi yang terjadi pada oksidasi ini terwujud dalam ikatan sulfat energi tinggi,
yang kemudian dengan fosforolisis menjadi ikatan fosfat energi tinggi pada posisi
satu dari 1,3-bisfosfo-gliserat.Pada fosforolisis diatas, Pi ditambahkan dan enzim
bebas serta gugus -SH bebas terbentuk. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap
menjadi ATP pada reaksi dengan ADP yang dikatalisis enzim fosfogliserat kinase.
Reaksi ini menghasilkan 3-fosfogliserat. Jadi oksidasi fosfogliseraldehid menjadi
fosfogliserat, dimana terlepas suatu energi, energi ini dipakai oleh reaksi
pengambilan fosfat inorganik dan sintesis ATP; rangkaian reaksi-reaksi ini
merupakan suatu "coupled reaction".Karena ada dua molekul triosafosfat yang
dioksidasi, maka akan terbentuk dua molekul ATP. Pada reaksi ini NAD+
tereduksi menjadi NADH. Reaksi tersebut diatas adalah suatu contoh dari
fosforilasi pada tingkat substrat.
Apabila ada asam arsenat, maka zat ini akan berkompetisi dengan Pi yang akan
menghasilkan arseno-3-fosfogliserat, yang akan terhidrolisis spontan
menghasilkan 3-fosfogliserat tanpa menghasilkan ATP. Ini suatu contoh arsenat
dapat "uncoupled" oksidasi dan fosforilasi. Selanjutnya 3-fosfogliserat diubah
menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase. Reaksi berikutnya
dikatalisis oleh enzim enolase; pada reaksi ini terjadi perubahan struktur molekul
hingga terbentuk ikatan fosfat bertenaga tinggi pada posisi 2, yaitu
fosfoenolpiruvat. Enolase dihambat oleh fluorida ( F ). Dalam praktek fluorida
ditambahkan ke dalam larutan pada penentuan glukosa,juga kedalam pasta gigi.
Kerja enzim ini tergantung adanya Mn++ atau Mg++. Reaksinya sebagai berikut:

2-fosfogliserat  Fosfoenolpiruvat + H2O.

Fosfat bertenaga tinggi dari fosfoenolpiruvat dipindah ke ADP menjadi ATP,


yang dikatalisis enzim piruvat kinase.
Reaksinya:
ADP ATP

Fosfoenolpiruvat  Enolpiruvat
Piruvat kinase
66

Enzim piruvat kinase hepar berbeda sifatnya dengan enzim piruvat kinase otot.
Pada otot konsentrasi ATP yang tinggi akan menghambat enzim ini. Pada hepar
enzim ini dapat dihambat oleh ATP dan alanin, tapi adanya fruktosa 1,6-difosfat
dengan konsentrasi tinggi, akan dapat menghilangkan hambatan ini. Dalam hepar
enzim ini dihambat juga oleh asam lemak rantai panjang dan asetil-KoA.Dalam
hepar glukagon menghambat glikolisis dan merangsang glukoneogenesis dengan
meningkatkan konsentrasi cAMP. Senyawa ini kemudian mengaktivasi "cAMP
dependent protein kinase". Protein kinase yang aktif ini akan mengkatalisis
fosforilasi enzim piruvat kinase menjadi piruvat kinase-P. Enzim piruvat kinase-P
me-rupakan bentuk tidak aktif. Dengan demikian glukagon menghambat glikolisis.
Sampai dengan reaksi ini hasil netto dari perubahan glukosa menjadi dua asam
piruvat adalah dua ATP, yaitu pada awal jalur ini dibutuhkan dua ATP dan
kemudian menghasilkan empat ATP. Pada keadaan anaerobik reoksidasi NADH
melalui rantai respirasi tidak berjalan. Asam piruvat akan dirubah menjadi asam
laktat, yang dikatalisis enzim laktat dehidrogenase.

Reaksinya:
laktat dehidrogenase
Asam piruvat + NADH  L-laktat + NAD+

Dengan demikian reoksidasi NADH melalui asam laktat memungkinkan


glikolisis berlangsung tanpa oksigen, karena NAD+ yang terbentuk cukup untuk
kebutuhan enzim gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase. Jadi jaringan pada keadaan
hipoksia ada tendensi untuk membentuk asam laktat, terutama dalam otot bergaris.
Asam laktat yang terbentuk akan masuk ke peredaran darah dan bisa didapatkan
dalam urine.

SEL DARAH MERAH


Glikolisis dalam eritrosit sekalipun dalam keadaan aerobik akan menghasilkan
asam laktat, karena enzim-enzim yang dapat mengoksidasi asam piruvat secara
aerobik tidak ada dalam sel da-rah merah.
67

Dalam eritrosit golongan mammalia tahapan yang dikatalisis fosfogliserat


kinase di " by passed " dengan adanya enzim bisfosfogliserat mutase dan enzim
2,3-bisfosfogliserat fosfatase (gambar-4). Akibat adanya dua enzim ini ATP tidak
terbentuk dan ini memungkinkan glikolisis berlangsung apabila kebutuhan ATP
minimum. 2,3-bisfosfogliserat bergabung dengan hemoglobin sehingga
menyebabkan affinitas hemoglobin terhadap oksigen menurun. Kurve dissosiasi
oksigen hemoglobin bergerak ke kanan. Dengan demikian adanya 2,3-
bisfosfogliserat dalam sel darah merah membantu pelepasan oksigen untuk
keperluan jaringan.

Reaksinya :
Enzim 1
1,3-bisfosfogliserat  2,3-bisfosfogliserat
Enzim 2

3-fosfogliserat.

Enzim 1 : bisfosfogliserat mutase


Enzim 2: 2,3-bisfosfogliserat fosfatase

Dalam glikolisis ada tiga reaksi boleh dikatakan secara fisiologis satu arah,
yaitu reaksi yang dikatalisis enzim-enzim :
1. heksokinase ( dan glukokinase )
2. fosfofruktokinase
3. piruvat kinase

OKSIDASI ASAM PIRUVAT MENJADI ASETIL-KoA


Asam piruvat dapat masuk ke dalam mitokhondria dengan pertolongan suatu
transporter. Asam piruvat mengalami oksodasi-dekarboksilasi oleh suatu enzim
yang tersusun rapi dalam matriks mitokhondria. Enzim-enzim ini disebut piruvat
dehidrogenase kompleks
68

Mula-mula asam piruvat mengalami dekarboksilasi. Reaksi ini dikatalisis


enzim piruvat dehidrogenase. Tiamin pirofosfat bertindak sebagai ko-enzim.
Dalam reaksi ini terbentuk CO2 dan  -hidroksietil-tiaminpirofosfat atau disebut
juga "aktif asetaldehid". Senyawa yang disebut belakangan ini dipindah ke
prostetik lipoamide, yang merupakan bagian dari enzim transasetilase. Dalam
perpindahan ini disulfida dari lipoamide tereduksi, asetildehida teroksidasi
menjadi asetil aktif yang terikat sebagai tioester. Gugusan asetil ini kemudian
bereaksi dengan koenzim-A, membentuk asetil-S-KoA, dan menghasilkan
lipoamide dalam bentuk disulfhidril(tereduksi). Koenzim yang tereduksi ini
dioksidasi kembali oleh suatu flavoprotein, dihidrolipoil dehidrogenase.
Flavoprotein yang tereduksi kemudian dioksidasi oleh NAD+. Ringkasnya,
reaksinya adalah sebagai berikut:

CH3COCOOH + HSCoA + NAD+  CH3CO-SCoA + NADH + H+

Piruvat dehidrogenase diaktifasi oleh fruktosa difosfat, dan dihambat oleh hasil
reaksinya yaitu NADH dan asetilKoA. Enzim ini juga dihambat oleh aktivitas
oksidasi asam lemak, yang mana akan meningkatkan rasio Asetil-KoA / KoA,
NADH / NAD+ dan ATP / ADP. Peningkatan rasio diatas akan mengaktivasi
piruvat dehidrogenase (PDH) kinase yang akan mengkatalisis fosforilasi enzim
PDH a menjadi PDH b yang tidak aktif. PDH fosfatase akan menghidrolisis PDH
b menjadi PDH a yang aktif. PDH fosfatase diaktivasi oleh insulin. Arsenit atau
ion merkuri membentuk komplek dengan gugusan -SH dari asam lipoat dan
menghambat piruvat dehidrogenase. Kekurangan tiamin akan menyebabkan asam
piruvat tertimbun.
69

GLIKOGEN
GLIKOGENESIS.
Glikogen dalam sel fungsinya mirip dengan amilum dalam tumbuhan yaitu
sebagai cadangan energi. Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir
dalam semua jaringan, tapi yang paling banyak adalah dalam hepar dan dalam
otot. Setelah seseorang diberi diet tinggi karbohidrat (hidrat arang), kemudian
heparnya dianalisis , maka akan didapatkan kurang lebih 6% berat basah terdiri
dari glikogen. Namun 12 sampai 18 jam kemudian, hampir semua glikogen habis
terpakai. Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi satu persen, tapi untuk
menghabiskan glikogen tersebut agak sulit, yaitu misalnya dengan olah raga berat
dan lama. Sintesis glikogen dimulai dengan perobahan glukosa 6-fosfat menjadi
glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim fosfoglukomutase (glukosa 1,6-bisfosfat
bertindak sebagai koenzim) . Selanjutnya enzim uridin difosfat glukosa
pirofosforilase (UDPG pirofosforilase) meng-katalisis pembentukan uridin
difosfat glukosa (UDP-glukosa)

UTP + Glukosa 1-fosfat  UDP-glukosa + Ppi

Reaksi ini boleh dikatakan reaksi sea-rah,karena hidrolisis senyawa inorganik


pirofosfat menjadi inorganik fosfat, yang dikatalisis enzim inorganik pirofosfatase
menarik reaksi kekanan. Enzim glikogen sintetase (glikogen sintase)
memindahkan glukosil aktif dari UDP-glukosa (UDPG) pada bagian dari ujung
glikogen yang tidak dapat direduksi, membentuk ikatan  -1-4 glukosidik.
Pembentukan ikatan tersebut terjadi ber-ulang2, sehingga cabangnya makin
panjang. Apabila panjang cabang tersebut mencapai antara 6 sampai 11, maka
enzim amilo-1,4-1,6 transglukosidase ("branching enzim") memindahkan
sebagian dari residu ikatan  -1,4 (minimum 6 residu), pada rantai didekatnya
membentuk ikatan  -1,6. Jadi terjadi titik percabangan baru. Kemudian kedua
cabang tersebut bertambah panjang. Dan seterusnya kejadian berulang kembali
Uridin difosfat yang dibebaskan ketika unit glukosil dari UDPG dipindah
kebagian tertentu dari glikogen, disintesis kembali menjadi UTP dengan memakai
ATP. Total kebutuhan ATP untuk menyimpan satu molekul glukosa menjadi satu
70

molekul glikogen adalah dua molekul, dua ADP dan dua inorganik fosfat
terbentuk. Berat molekul glikogen mencapai satu sampai empat juta lebih.

GLIKOGENOLISIS
Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang terdapat
dalam pencernaan. Enzim glikogen fosforilase akan
melepaskan unit glukosa dari rantai cabang glikogen yang tidak bisa direduksi.
Reaksinya bisa digambarkan sebagai berikut:

(Glukosa)n + H3PO4  Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1

Enzim ini hanya memecah ikatan  -1-4 glikosidik, dan berhenti pada empat
residu dari titik cabang. Enzim amilo (  1,4)-(  1,4) glukan transferase,
memindah tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal empat)
pada rantai yang lain membentuk “rantai” lurus. Selanjutnya enzim glikogen
fosforilase.akan memecah ikatan  -1,4 sampai 4 unit glukosa dari titik cabang,
demikian seterusnya.
Debranching enzim (amilo 1,6-glukosidase) memecah ikatan glukosidik 1,6 dan
menghasilkan glukosa ( gambar-13 ). Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak
cukup banyak untuk dieksport keluar sel, kemungkinan dipakai oleh sel otot itu
sendiri.
Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
fosfoglukomutase. Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya. Di
hepar, ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik memecah
ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah. Enzim ini tidak
didapatkan dalam otot.
71

GLIKOGENESIS DAN GLIKOGENOLISIS,


MEKANISME DAN KONTROL
Pada prinsipnya enzim yang mengatur metabolisme glikogen adalah glikogen
fosforilase dan glikogen sintase, enzim-enzim ini sendiri dibawah pengaruh suatu
kontrol yang komplek yaitu suatu mekanisme yang melibatkan peristiwa allosterik
dan modifikasi ikatan kovalen pada senyawa fosfat dari enzim.

Aktifasi dan inaktifasi fosforilase.


Dalam hepar, enzim fosforilase ada dalam keadaan aktif maupun tidak aktif. Pada
fosforilase yang aktif (fosforilase a), gugusan hidroksil dari serin mengalami
fosforilasi (dalam ikatan ester). Fosforilase a ( yang aktif ) bisa menjadi tidak aktif
dengan hilangnya fosfat yang terikat pada senyawa serin tersebut. Reaksi ini
dikatalisis enzim fosfatase spesifik dengan nama protein fosfatase-1. Untuk
mengaktifkan enzim fosforilase kembali diperlukan refosforilasi, yang dapat
dikatalisis enzim fosforilase kinase dengan adanya ATP. Fosforilase otot, berbeda
secara immunologik dan genetik bila dibandingkan dengan fosforilase hepar.
Dalam otot fosforilase a merupakan bentuk fosforilase aktif ( dimer ), mengalami
fosforilasi. Enzim ini aktif dan tidak tergantung ada atau tidak adanya AMP. Tiap
monomer mengandung satu piridoksal fosfat.
Fosforilase b, yang mengalami defosforilasi hanya aktif apabila ada AMP. Dalam
keadaan fisiologis fosforilase a merupakan bentuk aktif enzim enzim ini.

Aktifasi melalui cAMP


Fosforilase dalam otot dapat diaktifasi oleh epinefrin secara tidak langsung.
Aktifasi ini melalui cAMP. cAMP merupakan suatu senyawa intra selluler,
senyawa ini merupakan suatu senyawa antara ("intermediate compound").
Senyawa ini disebut juga "second messenger". Banyak hormon yang bekerja
dengan perantaraan senyawa ini. cAMP dibentuk dari ATP oleh enzim adenelil
siklase sebelumnya dikenal dengan nama adenilat siklase (adenylate cyclase),
yang terdapat pada permukaan dalam membran sel. Adenelil siklase dapat
diaktifasi oleh hormon-hormon seperti: epinefrin dan norepinefrin yang bekerja
melalui reseptor adrenergik beta. Reseptor ini terletak pada sel membran Pada
72

hepar glukagon bekerja melalui reseptor yang lain yaitu reseptor glukagon. cAMP
dirusak enzim fosfodiesterase; dengan adanya enzim ini kadar cAMP diatur dalam
kadar yang rendah. Insulin dapat meningkatkan aktifitas enzim fosfodiesterase
dalam hepar, dengan demikian menyebabkan kadar cAMP rendah. Meningkatnya
cAMP menyebabkan meningkatnya aktifitas enzim protein kinase "cAMP-
dependent", yang mempunyai spesifisitas luas.
Protein kinase ini mengkatalisis fosforilasi oleh ATP, enzim fosforilase kinase b
(tidak aktif) menjadi fosforilase kinase a (aktif), yang selanjutnya juga dengan
proses fosforilasi fosforilase kinase a yang aktif mengkatalisis perubahan
fosforilase b menjadi fosforilase a

Glikogenolisis dalam hepar.


Penelitian menunjukkan bahwa selain pengaruh aktivitas glukagon melalui
reseptornya, glikogenolisis dalam hepar juga dirangsang oleh katekolamin
(adrenalin) melalui proses yang melibatkan mobilisasi Ca++ dan tidak tergantung
pada cAMP (cAMP-independent mobilization of Ca++) dari mitokhondria ke
sitosol. Selanjutnya terjadi rangsangan fosforilase kinase yang sensitif terhadap
Ca++/Calmodulin.
Glukagon tidak mempengaruhi fosforilase otot bergaris, akan tetapi jantung dapat
dipe-ngaruhinya.

Inaktivasi fosforilase.
Fosforilase a dan fosforilase kinase a dapat dibuat tidak aktif oleh protein
phosphatse-1 dengan jalan melepaskan gugusan fosfatnya (dephosphorylated).
Protein phosphatase-1 sendiri dapat dihambat oleh suatu protein yang disebut
inhibitor-1. Inhibitor-1 hanya aktif apabila sudah mengalami fosforilasi oleh
cAMP-dependent protein kinase menjadi inhibitor-1-P. Dengan demikian cAMP
dapat mengontrol aktivasi maupun inaktivasi dari phosphorilase (gambar-12).
73

GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang bukan
karbohidrat. Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan glukosa, apabila
didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat. Syaraf, medulla dari ginjal,
testes, jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa sebagai sumber utama
penghasil energi. Glukosa diperlukan oleh jaringan adiposa untuk menjaga
senyawa antara siklus asam sitrat. Didalam mammae, glukosa diperlukan untuk
membuat laktosa. Didalam otot, glukosa merupakan satu-satunya bahan untuk
membentuk energi dalam keadaan anaerobik.
Untuk membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah
merah dan otot, dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak, diperlukan suatu
proses atau jalur yang bisa memanfaatkannya.
Jalur yang dipakai dalam glukoneogenesis adalah modifikasi dan adaptasi dari
jalur Embden-Meyerhof dan siklus asam sitrat.
Enzim tambahan yang diperlukan dalam proses ini selain dari enzim-enzim dalam
kedua jalur diatas adalah :
Piruvat karboksilase.
 Fosfoenolpiruvat karboksikinase.
 Fruktosa 1,6-bisfosfatase (tidak ada dalam otot jantung dan otot polos).
 Glukosa 6-fosfatase.

Dalam keadaan puasa, enzim piruvat karboksilase dan enzim fosfoenolpiruvat


karboksikinase sintesisnya meningkat. Sintesis enzim ini juga dipengaruhi oleh
hormon glukokortikoid. Dalam keadaan puasa, oksidasi asam lemak dalam hepar
meningkat. Ini membawa akibat yang menguntungkan untuk glukoneogenesis
karena akan menghasilkan ATP, NADH dan oksaloasetat. Asam lemak dan
asetil-KoA akan menghambat enzim-enzim fosfofruktokinase, piruvat kinase dan
piruvat dehidrogenase, mengaktifkan enzim-enzim piruvat karboksilase dan
fruktosa 1,6-bisfosfatase.
Substrat untuk glukoneogenesis adalah :
 asam laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula
supra-renalis, retina dan sumsum tulang.
74

 gliserol, yang berasal dari jaringan lemak dan asam amino yang berasal
dari protein.
 asam propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan
 asam amino glikogenik.

Perubahan Asam Laktat Menjadi Glukosa


Asam laktat di dalam sitoplasma diubah menjadi asam piruvat, kemudian asam
piruvat masuk ke dalam mitokhondria dan diubah menjadi oksaloasetat. Karena
oksaloasetat tidak dapat melewati membran mitokhondria, maka diubah dulu
menjadi malat. Di sitoplasma malat diubah kembali menjadi oksaloasetat.
Oksaloasetat kemudian diubah menjadi fosfoenolpiruvat yang selanjutnya
berjalan ke arah kebalikan jalur Embden-Meyerhof dan akhirnya akan menjadi
glukosa.
Pada diagram dapat juga kita lihat reaksi-reaksi yang diperlukan untuk mengubah
gliserol dan asam-asam amino glukogenik menjadi glukosa. Asam amino
glukogenik masuk ke dalam jalur glukoneogenesis ditandai dengan bundaran dan
panah pada siklus asam tri karboksilat ( TCA cycle ).
Beberapa reaksi dan enzim-enzim tambahan untuk mengubah asam laktat menjadi
glukosa (selain jalur kebalikan glikolisis dan TCA cycle) adalah :

Enzim piruvat karboksilase mengkatalisis reaksi

Piruvat  Oksaloasetat

Dalam reaksi ini diperlukan ATP, CO2 (berasal dari H2CO3), biotin ( yang
diperlukan untuk mengikat bikarbonat pada enzim sebelum ditambahkan pada
asam piruvat ) dan ion Mg.
Enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase (ekstra mitokhondrial) mengkatalisis
reaksi :

Oksaloasetat  Fosfoenolpiruvat
75

Dalam reaksi ini diperlukan "high energy phosphate" GTP atau ATP, dan akan
terbentuk CO2

Enzim fruktosa 1,6-bisfosfatase akan mengkatalisis reaksi :


Fruktosa 1,6-bisfosfat  Fruktosa 6-fosfat
Enzim ini bisa didapatkan dalam hati, ginjal otot bergaris, sedangkan jaringan
lemak, otot jantung dan otot polos tidak mengandung enzim fruktosa 1,6-
bisfosfatase.
Enzim glukosa 6-fosfatase mengkatalisis reaksi :
Glukosa 6-fosfat  Glukosa
Enzim ini terdapat dalam usus halus, hati, ginjal dan platelet, akan tetapi tidak
bisa dijumpai dalam otot dan jaringan lemak.

Enzim gliserokinase mengkatalisis reaksi :


Gliserol  Gliserol 3-fosfat
Dalam reaksi ini diperlukan ATP dan menghasilkan ADP. Enzim ini terutama
terdapat dalam hati dan ginjal.
Enzim gliserol 3-fosfat dehidrogenase mengkatalisis reaksi :
Gliserol 3-fosfat  Dihidroksi aseton fosfat ( DHAP )
Asam propionat perlu diaktivasi dahulu menjadi propionil-KoA. Ensim tiokinase
mengkatalisis reaksi ini dan memerlukan ATP , KoA dan ion Mg. Selanjutnya
propionil-KoA diubah menjadi D-metilmalonil-KoA, selanjutnya setelah
mengalami rasemisasi akan diubah menjadi L-metilmalonil-KoA. Senyawa ini
kemudian akan diubah menjadi suksinil-KoA yang akan masuk ke dalam siklus
asam sitrat yang akhirnya akan diubah menjadi glukosa melalui kebalikan jalur
Embden-Meyerhof. PEP karboksikinase pada tikus terdapat di sitoplasma. Malat
keluar. Pada manusia, guinea pig dan sapi PEP karboksikinase terdapat di dalam
dan di luar mitokhondria.
76

HEXOSE MONOPHOSPHATE SHUNT ( HMP Shunt ) = PENTOSE


PHOSPHATE PATHWAY (PPP) OKSIDASI GLUKOSA LANGSUNG =
JALUR FOSFOGLUKONAT

Jalur ini aktif dalam hepar, jaringan adiposa (lemak), adrenal korteks, glandula
tiroid, sel darah merah,testes dan payudara yang sedang menyusui. Dalam otot
aktivitas jalur ini rendah sekali.
Fungsi utama jalur ini adalah untuk menghasilkan NADPH, yaitu dengan
mereduksi NADP+. NADPH diperlukan untuk proses anabolik di luar
mitokhondria, seperti sintesis asam lemak dan steroid. Fungsi yang lain adalah
menghasilkan ribosa-5-fosfat untuk sintesis nukleotida dan asam nukleat.
Jalannya reaksi sebagai berikut
 -D-glukosa 6-fosfat mengalami oksidasi menjadi 6-fosfoglukonolakton.
Enzimnya adalah glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD). Reaksi ini memerlukan
Mg++ atau Ca++ , memakai NADP+ dan menghasilkan NADPH. Insulin
meningkatkan sintesis enzim ini.
Selanjutnya 6-fosfoglukonolakton diubah menjadi 6-fosfoglukonat. Reaksi ini
juga memer-lukan Mg++, Mn++ atau Ca++. Enzimnya glukono-lakton hidrolase.
Satu molekul air (H2O) terpakai, ikatan cincin terlepas.
6-fosfoglukonat selanjutnya mengalami dekarboksilasi dan berubah menjadi
riboluse-5-fosfat. Sebelum dekarboksilasi 6-fosfoglukonat dioksidasi menjadi
semyawa antara 3-keto 6-fosfoglukonat. Ion Mg++, Mn++ atau Ca++ diperlukan.
NADP+ bertindak sebagai hidrogen ekseptor menjadi NADPH. Enzim yang
mengkatalisis reaksi ini adalah 6-fosfoglukonat dehidrogenase. Aktivitas enzim
ini tergantung adanya NADP+. Seperti halnya enzim G6PD enzim 6-fosfoglukonat
dehidrogenase sintesisnya dirangsang oleh insulin.
Selanjutnya Ribulosa 5-fosfat dapat menjadi dua substrat dari dua enzim yaitu:
1. Ribulosa 5-fosfat epimerase, yang membentuk suatu epimer pada karbon
ketiga, yaitu xylulose 5-fosfat (xylulose 5-phosphate).
2. Ribosa 5-fosfat ketoisomerase, yang merubah ribulosa 5-fosfat menjadi
ribosa 5-fosfat.
77

Proses selanjutnya akan melibatkan suatu enzim transketolase, yang dapat


memindah dua unit karbon ( C1 dan C2 ) dari suatu ketosa pada aldehida dari
aldosa. Dalam reaksi ini diperlukan suatu koenzim, tiamin difosfat dan ion Mg++.
Dua karbon dari xylulose 5-fosfat dipindah pada ribosa 5-fosfat, menghasilkan
suatu ketosa dengan tujuh karbon yaitu sedoheptulosa 7-fosfat dan aldosa dengan
tiga karbon gliseraldehida 3-fosfat.

Sedoheptulosa 7-fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat akan bereaksi dengan bantuan


enzim transaldolase dan membentuk fruktosa 6-fosfat dan eritrosa 4-fosfat.Dalam
reaksi ini, transaldolase memindah tiga karbon "active dihydroxy acetone" (C1-C3)
dari keto dengan tujuh karbon pada aldosa dengan tiga karbon.
Reaksi selanjutnya kembali melibatkan enzim transketolase, dimana xylulose 5-
fosfat menjadi donor "active glycoaldehyde" (C1-C2). Eritrosa 4-fosfat yang
terbentuk dari reaksi sebelumnya, akan bertindak sebagai akseptor (penerima) C1-
C2. Reaksi ini memerlukan tiamin dan ion Mg++ sebagai ko-enzim dan
menghasilkan fruktosa 6-fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat.Agar glukosa dapat
dioksidasi secara sempurna menjadi CO2, diperlukan enzim yang dapat mengubah
gliseraldehide 3-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat. Untuk ini diperlukan enzim
Embden-Meyerhof (glikolisis) yang bekerja kearah yang berlawanan. Selain itu,
juga diperlukan enzim fruktosa 1,6-difosfatase. Enzim ini mengubah fruktosa 1,6-
difosfat menjadi fruktosa 6-fosfat. Secara keseluruhan proses ini dapat dianggap
suatu oksidasi tiga molekul glukosa 6-fosfat menjadi tiga molekul CO2 dan tiga
molekul pentosa fosfat. Tiga molekul pentosa fosfat diubah menjadi dua molekul
glukosa fosfat dan satu molekul gliseraldehida 3-fosfat. Karena dua molekul
gliseraldehide 3-fosfat dapat diubah menjadi satu molekul glukosa 6-fosfat
melalui jalur kebalikan glikolisis, maka HMP Shunt dapat dikatakan suatu
oksidasi glukosa yang komplit (sempurna).

Enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase mengontrol HMP Shunt. Enzim ini dapat


dihambat oleh NADPH. Reaksi yang dikatalisis enzim ini tidak akan berjalan
apabila NADPH tidak dipakai atau dengan kata lain konsentrasinya tidak menurun.
78

Perlu diingat bahwa produksi ribosa 5-fosfat tidak tergantung pada oksidasi
glukosa, tapi dapat melewati kebalikan jalur glikolisis.

NADPH yang terbentuk berguna dalam sintesis asam lemak, steroid dan sintesis
asam amino. Sintesis asam amino melalui glutamat dehidrogenase. Adanya
lipogenesis yang aktif ,maka NADPH diperlukan, hal ini mungkin akan
merangsang oksidasi glukosa lewat HMP Shunt. "Fed state", suatu keadaan
dimana seseorang baru saja makan, mungkin dapat menginduksi sintesis enzim-
enzim glukosa 6-fosfat dehidro-genase dan 6-fosfoglukonat dehidrogenase.
HMP Shunt dalam eritrosit berguna sebagai penghasil suatu reduktor (NADPH).
NADPH dapat mereduksi glutation yang telah mengalami oksidasi ( G-S-S-G )
menjadi glutation yang tereduksi (2 G-SH). Enzim yang mengkatalisis reaksi ini
adalah glutation reduktase. Selanjutnya glutation yang tereduksi dapat
membebaskan eritrosit dari H2O2 dengan suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim
glutation peroksidase.
2 G-SH + H2O2  G-S-S-G + 2 H2O

Reaksi ini penting sebab penimbunan H2O2 memperpendek umur eritrosit. Telah
dibuktikan adanya korelasi terbalik antara aktivitas enzim glukosa 6-fosfat
dehidrogenase dengan fragilitas sel darah merah. Pada beberapa orang yang
mengalami mutasi dimana enzim ini berkurang, maka mereka akan lebih mudah
mengalami hemolisis sel darah merah apabila diberi suatu oksidan seperti
primaquin, aspirin, sulfonamid atau apabila diberi makan "fava bean".
HMP Shunt akan menghasilkan suatu pentosa untuk sintesis nukleotida dan asam
nukleat. Ribosa 5-fosfat akan bereaksi dengan ATP menjadi 5-fosforibosil-1-
pirofosfat (PRPP). Dalam otot enzim glukosa 6-fosfat dehidro-genase dan 6-
fosfoglukonat dehidrogenase hanya sedikit sekali, namun otot dapat membuat
ribosa 5-fosfat, yaitu dengan kebalikan HMP Shunt.
79

METABOLISME FRUKTOSA DAN SORBITOL


Fruktosa dapat difosforilasi menjadi fruktosa 6-fosfat oleh enzim heksokinase.
Enzim ini juga dapat memakai glukosa dan mannosa sebagai substrat, tapi afinitas
untuk fruktosa sangat kecil bila dibandingkan dengan glukosa.
Fruktokinase yang terdapat dalam hati, ginjal dan usus halus, dapat mengkatalisis
fruktosa dengan ATP menjadi fruktosa 1-fosfat. Harga Km untuk reaksi ini kecil
sekali dan aktivitas enzim ini tidak dipengaruhi oleh puasa ataupun insulin. Sangat
mungkin sekali bahwa fosforilasi dengan enzim ini merupakan reaksi fosforilasi
yang utama dari fruktosa. Kekurangan enzim fruktokinase dalam hepar akan
menyebabkan suatu kelainan yang disebut "essential fruktosuria"
Karena aktivitas enzim fruktokinase tidak dipengaruhi insulin maka pada
penderita Diabetes Mellitus, fruktosa dapat dihilangkan dari darah dengan
kecepatan yang sama dibandingkan dengan orang normal. Fruktokinase tidak
dapat memakai glukosa sebagai substrat. Selanjutnya fruktosa 1-fosfat dipecah
menjadi D-gliseral dehid dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dilatalisis enzim
aldolase B, yang terdapat dalam hati. Enzim ini juga bisa memakai fruktosa 1,6-
bisfosfat sebagai substratnya.Apabila enzim aldolase B tidak ada maka akan
menyebabkan suatu penyakit menurun yang disebut "hereditary fructosa
intolerance". D-gliseraldehid dapat masuk ke dalam glikolisis melalui suatu
reaksi yang dikatalisis oleh enzim yang terdapat dalam hepar yaitu triokinase.
Enzim ini mengkatalisis fosforilasi D-gliseraldehid menjadi D-gliseraldehid 3-
fosfat. Dihidroksi aseton fosfat dan gliseraldehi 3-fosfat (triosa fosfat) mungkin
mengalami degradasi melalui jalur glikolisis atau diubah menjadi glukosa. Dalam
hepar kedua triosa fosfat tersebut akan banyak yang diubah menjadi glukosa.
Salah satu akibat dari "hereditary fructose intolerance" dan keadaan lain yang
disebabkan karena kekurangan enzim fruktrosa 1,6-bisfofatase adalah hipoglisemi
akibat induksi fruktosa, biarpun dalam hepar kadar glikogen tinggi. Ini disebabkan
karena akumulasi fruktosa 1-fosfat dan fruktosa 1,6-bisfosfat akan menghambat
aktivitas enzim fosforilase dalam hepar melalui mekanisme allosterik.
Apabila hepar dan usus dari suatu binatang percobaan dibuang, maka injeksi
fruktosa (pemberian fruktosa secara parenteral) tidak akan bisa diubah menjadi
glukosa, dan binatang tersebut akan mati, kecuali apabila diberi glukosa. Pada
80

manusia telah dilaporkan bahwa ginjal dapat mengubah fruktosa menjadi glukosa
dan asam laktat. Pada manusia, dalam usus banyak sekali fruktosa diubah menjadi
glukosa sebelum diserap melalui vena porta, hal ini tidak terjadi pada tikus.
Fruktosa akan lebih cepat mengalami glikolisis bila dibandingkan dengan glukosa,
karena fruktosa tidak melewati jalur reaksi yang dikatalisis enzim
fosfofruktokinase. Enzim ini mengontrol kecepatan reaksi katabolisme glukosa.
Ini menyebabkan fruktosa akan membanjiri hepar dengan akibat meningkatnya
sintesis asam lemak, esterifikasi asam lemak dan sekresi Very Low Density
Lipoprotein (VLDL), yang mungkin bisa meningkatkan kadar triasil gliserol.
Fruktosa bisa didapatkan dalam "seminal plasma" dan disekresi ke dalam fetal
sirkulasi pada ikan paus . Pada binatang ini sukrosa tertimbun dalam cairan
amnion dan "allantoic fluid".

METABOLISME SORBITOL
Sorbitol dan fruktosa didapatkan dalam lensa. Pada penderita Diabetes Mellitus
kadar sorbitol dan fruktosa dalam lensa meningkat, mungkin senyawa tersebut
terlibat dalam pembentukan katarak. Inhibitor aldose reduktase dapat mencegah
timbulnya katarak pada diabetes mellitus.
Glukosa dapat diubah menjadi fruktosa melalui jalur sorbitol. Dalam hepar jalur
ini tidak ada. Pembentukan fruktosa meningkat dengan meningkatnya kadar
glukosa, seperti dalam Diabetes Mellitus. Aldosa reduktase mengkatalisis reduksi
glukosa menjadi sorbitol. Dalam reaksi ini NADPH diperlukan sebagai reduktor,
yang berubah menjadi NADP+. Selanjutnya sorbitol dioksidasi menjadi fruktosa
dalam suatu reaksi yang dikatalisis enzim sorbitol dehidrogenase. Reaksi ini
memerlukan NAD+. Sorbitol tidak dapat secara bebas berdifusi keluar sel, oleh
karena itu dapat tertimbun dalam sel. Dalam hepar adanya sorbitol dehidrogenase
menyebabkan sorbitol diubah menjadi fruktosa. Apabila sorbitol diberikan
intravena maka senyawa ini akan diubah menjadi fruktosa, bukan menjadi glukosa
(sorbitol dehidrogenase mengkatalisis reaksi dua arah). Apabila sorbitol diberikan
per-oral sedikit sekali yang diserap, dan akan mengalami fermentasi oleh bakteri
usus besar (kolon) dan menghasilkan asetat dan H2. Pada keadaan "sorbitol
81

intolerance" kram perut mungkin disebabkan oleh makanan yang dikatakan


pemanis "sugar-free" yang mengandung sorbitol.

METABOLISME GALAKTOSA
Galaktosa yang diserap usus, dengan mudah diubah menjadi glukosa dalam hepar.
"Galactose tolerance test" adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi
hepar, namun sekarang sudah jarang dipakai.. Jalur yang dipakai untuk mengubah
galaktosa menjadi glukosa adalah sebagai berikut
Galaktokinase mengkatalisis reaksi (1) dan dalam reaksi ini diperlukan ATP
sebagai donor fosfat. Galaktosa 1-fosfat yang terbentuk akan bereaksi dengan
uridin difosfat glukosa (UDPG) dan menghasilkan uridin difosfat galaktosa dan
glukosa 1-fosfat. Reaksi ini dikatalisis enzim galaktosa 1-fosfat uridil transferase,
galaktosa menggantikan tempat glukosa. Suatu epimerase mengubah galaktosa
menjadi glukosa (reaksi 3). Reaksi ini terjadi pada suatu nukleotida yang
mengandung galaktosa, peristiwa oksidasi-reduksi berlangsung dan memerlukan
NAD+ sebagai ko-enzim. UDP-glukosa yang dihasilkan, dibebaskan dalam bentuk
glukosa 1-fosfat (reaksi 4). Mungkin sebelum dibebaskan digabung dulu dengan
molekul glikogen, baru kemudian dipecah enzim fosforilase. Reaksi (3) adalah
reaksi dua arah. Dari diagram dapat dilihat bahwa glukosa bisa diubah menjadi
galaktosa. Dalam tubuh galaktosa diperlukan bukan hanya untuk sintesis laktosa,
tetapi juga untuk membuat serebrosida, proteoglikan dan glikoprotein. Sintesis
laktosa dalam mamma terjadi dengan jalan kondensasi UDP-galaktosa dengan
glukosa dan dikatalisis enzim laktosa sintetase. Suatu penyakit yang dapat
diturunkan menyebabkan galaktosemia, mungkin terjadi akibat kekurangan
enzim-enzim pada reaksi (1), (2) dan (3). Akan tetapi yang paling banyak
diketahui adalah akibat kekurangan enzim uridil transferase (reaksi 2). Karena
kadar galaktosa meningkat, dalam lensa mata galaktosa bisa me- ngalami reduksi
menjadi galaktitol. Apabila kadar galaktitol ini tertimbun dalam lesa mata maka
akan mempercepat terjadinya katarak. Kekurangan enzim yang mengkatalisis
reaksi (2) membawa akibat yang paling buruk bila dibandingkan dengan
kekurangan enzim-enzim yang lain, karena galaktosa 1-fosfat tertimbun
sedangkan hepar kekurangan fosfat inorganik. Ini bisa menyebabkan kegagalan
82

fungsi hepar dan retardasi mental. Ekspresi klinik terjadi apabila aktivitas uridil
transferase berkurang lebih dari 50 %, dan ini hanya terjadi pada homozygote.

PENCERNAAN KARBOHIDRAT
Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai dalam mulut dengan amilase saliva
yang menghidrolisis pati (amilase, amilopektin, glikogen) menjadi unit-unit yang
lebih sederhana dan sebagian menjadi disakarida. Proses pencernaan ini akan
berlangsung hingga bagian atas usus kecil. Pada bagian usus kecil ini, enzim
pankreas dan dan intestin terutama amilase pankreas akan mereduksi kompleks
karbohidratnmenjadi unit-unit dimerik terutama maltosa.

Gambar 12 Proses Absorpsi Monosakarida


(Rolfes & Whitney,2008)
Sintesis amilase pankreas ini diatur oleh sekresi hormon insulin. Enzim-enzim
disakarida pada sel-sel mukosa intestin memecah maltosa dan beberapa
disakaridanmenjadi heksosa-heksosa penyusunnya, dimana unit heksosa ini akan
diserap ke dalam mukosa intestin melalui peredaran darah portal.
83

Gambar 13. Proses Pencernaan Makanan dalam saluran Pencernaan (GI Tract)
(Rolfes & Whitney,2008)

PENYERAPAN KARBOHIDRAT
Penyerapan beberapa monosakarida (glukosa, fruktosa dan galaktosa) terjadi
dengan proses yang membutuhkan energi dan melibatkan inklinasi kimiawi Na+
ekstraseluler ke inklinasi intraseluler melintasi brushborder, pompa Na+. Antara
glukosa dan galaktosa akan berkompetisi untuk sistem pengangkutan yang sama.
Kapasitas sistem untuk mengambil glukosa cukup besar, pada orang dewasa
sekitar 20 lb selama 24 jam. Disakarida, sukrosa diserap bersamaan atau lebih
cepat sebagai glukosa dan fruktosa dalam sel mukosa usus.
84

Gambar 14. Penyerapan Dan Distribusi Karbohidrat


(Linder, 1992)

Mukosa usus intestin akan mengambil mono dan disakarida sehingga konsumsi
gulamini akan meningkatkan kadar glukosa, fruktosa dan galaktosa dalam plasma
darah dengan cepat, hal ini akan menyebabkan suatu kondisi yang mengharuskan
kondisi adaptasi untuk mempertahankan homeostatis plasma.
85

TUGAS
1. Gambarkan struktur polisakarida dan salah satu polisakarida yang paling
penting sebagai zat gizi dalam tubuh
2. Apakah pati dan glikogen sama? Jika berbeda bagaimana cara
membedakannya
3. Bagaimana cara membedakan serat dengan polisakarida lainnya
4. Gambarkan proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, dan apa fungsi
serat dalam proses proses tersebut

PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia, Jakarta
Linder, C Maria. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta
Man de,J.M.1989. Kimia Makanan. Penerjemah : Padmawionata K. ITB.Bandung
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia, Jakarta
Whitney, Ellie., Rolfes, Sharon R. 2008. Understanding Nutrition. Thomson,
Belmont, CA, USA
86

KEGIATAN BELAJAR II :

METABOLISME GLUKOSA DAN PENYAKIT


KELAINAN METABOLISME KARBOHIDRAT

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mahasiswa membaca materi dan mengerjakan tugas diharapkan
mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kadar glukosa darah dan
pengaturannya dan mereview serta mempersentasikan artikel dengan tema
penyakit-penyakit kelainan metabolisme karbohidrat

MATERI PEMBELAJARAN

METABOLISME GLUKOSA
Masuknya glukosa kedalam darah akan meningkatkan kadar glukosa darah,
sehingga akan merangsang keluarnya insulin dari pankreas dan menurunkan
sekresi glukagon dan meningkatkan pengambilan glukosa oleh hati, urat-urat
daging dan jaringan lemak, merangsang pembentukan glikogen dalam hati dan
urat daging dengan jalan mengurangi produksi cyclic Adenin Monofosfat (cAMP)
dan proses fosforilasi atau sintesis glukogen yang aktif. Dalam proses yang sama,
aktivitas fosforilase glikogen dikurangi. Sintesis dan penyimpanan glikogen
terbatas secara fisik karena sifat glikogen yang sangat voluminous (terhidrasi).
Kelebihan glukose akan dikonversi menjadi asam-asam lemak dan trigliserida
terutama oleh hati dan jaringan lemak. Trigliserida yang terbentuk dalam hati
dibebaskan ke dalam plasma darah sebagai very low density lipoprotein (VLDL)
yang akan diambil oleh jaringan lemak untuk disimpan. Kalau influks glukosa
dari intestin terhenti
87

Gambar 15. Mekanisme Kerja Glukagon dan Insulin terhadap Metabolisme


Karbohidrat (Linder, 1992)

KONSUMSI SUKROSA DAN INTOLERANSI


Konsumsi sukrosa tiap individu berbeda-beda, tergantung gaya hidup dan umur.
Sukrosa terutama dalam bahan makanan umumnya dalam bentuk chewy foods
atau bahan makanan yang enak (treat) digunakan oleh bakteri dalam mulut untuk
membentuk matriks dekstran dari plague di permukaan gigi, diantara gigi dan
dekat gusi , memberikan substrat untuk produksi asam laktat yaitu asam yang
secara lamban membentuk semacam karat pada enamel gigi.
88

Konsumsi sukrosa dan selanjutnya peningkatan glukosa darah dan sukrosa secara
cepat dan drastis membutuhkan respons yang cepat dan drastis pula pada bagian
tubuh agar mengembalikan konsentrasi tersebut menjadi normal, sehingga
membutuhkan pelepasan lebih banyak insulin dan lebih cepat daripada bila
glukosa diinfus secara perahan ke dalam darah, seperti halnya kalau polisakarida
bahan-bahan makanan dicerna dan diserap.
Pelepasan insulin dalam jumlah banyak (overrelease) dalam jangka waktu lama
yang disebabkan oleh konsumsi sukrosa dalam jumlah banyak akan konsisten
dengan salah satu teori tentang awal diabetes orang dewasa yaitu akibat
kepayahan (exhaustion) sel-sel β-pankreas.

INTOLERANSI LAKTOSA
Intoleransi laktosa terjadi karena tidak adanya laktosa pada brush border usus
kecil sehingga laktosa tidak dapat dipecah menjadi heksosa-heksosa penyusunnya
dan tidak dapat diserap. Akhirnya laktosa tersebut menjadi media/zat makanan
untuk bakteri intestin yang menghasilkan sejumlah besar metan (CH4), CO2 dan
bahkan gas H2, menyebabkan gembung (flatulence) dan hal-hal yang
menyebabkan rasa kurang enak dalam perut.
Laktosa dan metabolit-metabolit yang dihasilkan oleh bakteri tertangkap dan
secara osmotik, air mengalir ke dalam lumen intestin sehingga dapat terjadi
kekejangan (cramp) dan diare.

GALAKTOSEMIA
Hal ini merupakan kelainan genetik yang jarang dan yang melibatkan
defisiensi/tidak adanya enzim galaktose transferase yang terlibat dalam
metabolisme galaktose dan konversinya menjadi glukosa. Klau enzim tersebut
tidak ada, galatose akan berakumulase dalam sirkulasi darah dan dapat
menyebabkan pengaruh negatif termasuk adanya ikatan (kimiawi) kovalen
galaktose dengan protein dan terjadinya katarak dan kerusakan neurologis, terjadi
melalui perubahan tekanan osmosa karena terbentuknya dulsitol intraseluler dari
galaktose pada lensa dan urat syaraf`
89

TUGAS
1. Bagaimana cara mengontrol konsentrasi glukosa dalam tubuh, dan apa
akibatnya jika konsentrasi glukosa dalam tubuh terlalu tinggi atau terlalu
rendah ?
2. Apakah manfaat dari mengkonsumsi gula, dan berapa konsentrasi gula
yang dibolehkan dikonsumsi per harinya

PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia, Jakarta


Linder, C Maria. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta
Man de,J.M.1989. Kimia Makanan. Penerjemah : Padmawionata K. ITB.Bandung
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia, Jakarta
Whitney, Ellie., Rolfes, Sharon R. 2008. Understanding Nutrition. Thomson,
Belmont, CA, USA

Вам также может понравиться

  • Fungsi Karbohidrat
    Fungsi Karbohidrat
    Документ30 страниц
    Fungsi Karbohidrat
    vicky
    Оценок пока нет
  • Firyal Rifdah Rachman - 1202060029 - Laporan Individu Praktikum Hidrolisis Pati Enzimatis
    Firyal Rifdah Rachman - 1202060029 - Laporan Individu Praktikum Hidrolisis Pati Enzimatis
    Документ11 страниц
    Firyal Rifdah Rachman - 1202060029 - Laporan Individu Praktikum Hidrolisis Pati Enzimatis
    Firyal Rifdah
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Hidrolisis Pati Secara Enzimatis
    Laporan Praktikum Hidrolisis Pati Secara Enzimatis
    Документ13 страниц
    Laporan Praktikum Hidrolisis Pati Secara Enzimatis
    rieka amelia
    Оценок пока нет
  • Karbo Lengkapppp
    Karbo Lengkapppp
    Документ29 страниц
    Karbo Lengkapppp
    ZanStoreID
    Оценок пока нет
  • Laporan PKD P10
    Laporan PKD P10
    Документ68 страниц
    Laporan PKD P10
    Mutiara Shifa
    Оценок пока нет
  • Materi OSN BIO
    Materi OSN BIO
    Документ6 страниц
    Materi OSN BIO
    Jessica Amanda Benu
    Оценок пока нет
  • Laporan Kimia Organik Karbohidrat
    Laporan Kimia Organik Karbohidrat
    Документ12 страниц
    Laporan Kimia Organik Karbohidrat
    pporsea
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Karbohidrat
    Laporan Praktikum Karbohidrat
    Документ18 страниц
    Laporan Praktikum Karbohidrat
    Mariyam Sukma Meiliah
    Оценок пока нет
  • Nita
    Nita
    Документ4 страницы
    Nita
    Rianti
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi Karbohidrat
    Klasifikasi Karbohidrat
    Документ14 страниц
    Klasifikasi Karbohidrat
    fitri rizky
    Оценок пока нет
  • Kuliah5 Karbohidrat
    Kuliah5 Karbohidrat
    Документ36 страниц
    Kuliah5 Karbohidrat
    17Masna Karina Kalsum
    Оценок пока нет
  • Pengetian Dan Perbedaan Monosakarida Disakarida Dan Polisakarida
    Pengetian Dan Perbedaan Monosakarida Disakarida Dan Polisakarida
    Документ21 страница
    Pengetian Dan Perbedaan Monosakarida Disakarida Dan Polisakarida
    Dado Armawan
    Оценок пока нет
  • Percobaan 10 Reaksi Karbohidrat
    Percobaan 10 Reaksi Karbohidrat
    Документ17 страниц
    Percobaan 10 Reaksi Karbohidrat
    Novriyani
    0% (1)
  • MAKROMOLEKUL
    MAKROMOLEKUL
    Документ7 страниц
    MAKROMOLEKUL
    Nadita Stefanie Purba
    Оценок пока нет
  • Karbohidrat
    Karbohidrat
    Документ7 страниц
    Karbohidrat
    Achmad Haris Efendy
    Оценок пока нет
  • Bio Makromolekul Karbohidrat
    Bio Makromolekul Karbohidrat
    Документ29 страниц
    Bio Makromolekul Karbohidrat
    Rahma Dewi
    Оценок пока нет
  • Isolasi Pati Percobaan Biokimia
    Isolasi Pati Percobaan Biokimia
    Документ22 страницы
    Isolasi Pati Percobaan Biokimia
    Widar Laili
    Оценок пока нет
  • KARBOHIDRAT
    KARBOHIDRAT
    Документ13 страниц
    KARBOHIDRAT
    Kurniawan Lubis
    Оценок пока нет
  • BIOMOLEKUL
    BIOMOLEKUL
    Документ14 страниц
    BIOMOLEKUL
    Asrynah Hasan
    Оценок пока нет
  • Pengertian Karbohidrat
    Pengertian Karbohidrat
    Документ8 страниц
    Pengertian Karbohidrat
    Secandary Nedyaranty
    Оценок пока нет
  • Biokimia Karbohidrat Protein Lemak
    Biokimia Karbohidrat Protein Lemak
    Документ20 страниц
    Biokimia Karbohidrat Protein Lemak
    Yayang Savita
    Оценок пока нет
  • Biokimia Karbohidrat Protein Lemak
    Biokimia Karbohidrat Protein Lemak
    Документ20 страниц
    Biokimia Karbohidrat Protein Lemak
    Yayang Savita
    Оценок пока нет
  • Karbohidrat 7 PP
    Karbohidrat 7 PP
    Документ30 страниц
    Karbohidrat 7 PP
    Agnes Gebria Rizky
    Оценок пока нет
  • Karbohidrat
    Karbohidrat
    Документ6 страниц
    Karbohidrat
    Annisa Putri
    Оценок пока нет
  • Makalah Biokimia
    Makalah Biokimia
    Документ9 страниц
    Makalah Biokimia
    Jay Jalaludin
    Оценок пока нет
  • Karbohidrat Dan Lipid
    Karbohidrat Dan Lipid
    Документ19 страниц
    Karbohidrat Dan Lipid
    Fauziyyah Sausanti
    Оценок пока нет
  • Makalah Kimia Farmasi
    Makalah Kimia Farmasi
    Документ10 страниц
    Makalah Kimia Farmasi
    Dipaa Paudi
    Оценок пока нет
  • Artikel Karbohidrat Kel 4 Farmakognosi
    Artikel Karbohidrat Kel 4 Farmakognosi
    Документ6 страниц
    Artikel Karbohidrat Kel 4 Farmakognosi
    Izatin Nisa
    Оценок пока нет
  • KARBOHIDRAT
    KARBOHIDRAT
    Документ8 страниц
    KARBOHIDRAT
    hendarto kurniawan
    Оценок пока нет
  • Biokimia Karbohidrat
    Biokimia Karbohidrat
    Документ86 страниц
    Biokimia Karbohidrat
    Dewi Widyaningrum
    Оценок пока нет
  • Pengetahuan Bahan Bagian 4
    Pengetahuan Bahan Bagian 4
    Документ19 страниц
    Pengetahuan Bahan Bagian 4
    Adha Panca Wardanu
    Оценок пока нет
  • Karbohidrat
    Karbohidrat
    Документ8 страниц
    Karbohidrat
    Kristianto Tjhaiyadi
    Оценок пока нет
  • 139 Wahyu Hidayat P5 BIOKIMIA
    139 Wahyu Hidayat P5 BIOKIMIA
    Документ14 страниц
    139 Wahyu Hidayat P5 BIOKIMIA
    Wahyu Hidayat
    Оценок пока нет
  • Biokimia Karbohidrat
    Biokimia Karbohidrat
    Документ9 страниц
    Biokimia Karbohidrat
    Ahdiya Naili Rahma
    Оценок пока нет
  • Tugas Karbohidrat Pangan - Kelompok 4-1
    Tugas Karbohidrat Pangan - Kelompok 4-1
    Документ31 страница
    Tugas Karbohidrat Pangan - Kelompok 4-1
    Yulia kevin
    Оценок пока нет
  • Bab 2 Karbo
    Bab 2 Karbo
    Документ4 страницы
    Bab 2 Karbo
    Alicia anara
    Оценок пока нет
  • Modul Karbohidrat-2
    Modul Karbohidrat-2
    Документ19 страниц
    Modul Karbohidrat-2
    Aidit Thian
    Оценок пока нет
  • LaPrak Kimor2 Karbohidrat Haykhal Ziki 2004015212
    LaPrak Kimor2 Karbohidrat Haykhal Ziki 2004015212
    Документ10 страниц
    LaPrak Kimor2 Karbohidrat Haykhal Ziki 2004015212
    haykhal
    Оценок пока нет
  • Zat Gizi Makro
    Zat Gizi Makro
    Документ17 страниц
    Zat Gizi Makro
    Clara Lara Eppe
    Оценок пока нет
  • Wa0006.
    Wa0006.
    Документ17 страниц
    Wa0006.
    diniannisa cahaya
    Оценок пока нет
  • Karbohidrat Kel-3
    Karbohidrat Kel-3
    Документ7 страниц
    Karbohidrat Kel-3
    Marwiyah Arfatul
    Оценок пока нет
  • Tatap Muka 3
    Tatap Muka 3
    Документ35 страниц
    Tatap Muka 3
    Indra OnFire
    Оценок пока нет
  • Paper Biokimia
    Paper Biokimia
    Документ24 страницы
    Paper Biokimia
    Nabila Angraeny Haerul
    Оценок пока нет
  • Laporan Kimia Organik Acara 2
    Laporan Kimia Organik Acara 2
    Документ26 страниц
    Laporan Kimia Organik Acara 2
    Prasetyo Ferry Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Laporan Biokimia
    Laporan Biokimia
    Документ42 страницы
    Laporan Biokimia
    Ikhsan Purnomo
    Оценок пока нет
  • Asmiani Sompe - G2B221001
    Asmiani Sompe - G2B221001
    Документ35 страниц
    Asmiani Sompe - G2B221001
    Asmii Sompe
    Оценок пока нет
  • Pertemuan 3 Proses Metabolisme Karbohidrat
    Pertemuan 3 Proses Metabolisme Karbohidrat
    Документ38 страниц
    Pertemuan 3 Proses Metabolisme Karbohidrat
    Citra Zahra Anggita
    Оценок пока нет
  • Karbohidrat
    Karbohidrat
    Документ71 страница
    Karbohidrat
    Tegar pratama
    Оценок пока нет
  • Makalah Karbohidrat
    Makalah Karbohidrat
    Документ15 страниц
    Makalah Karbohidrat
    Yusuf Ruswandi
    100% (1)
  • Kimia Karbohidrat
    Kimia Karbohidrat
    Документ22 страницы
    Kimia Karbohidrat
    khaisar_aan
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Karbohidrat
    Laporan Praktikum Karbohidrat
    Документ22 страницы
    Laporan Praktikum Karbohidrat
    Shanty D'nampa Denha
    Оценок пока нет
  • Makalah Katabolisme Karbohidrat
    Makalah Katabolisme Karbohidrat
    Документ43 страницы
    Makalah Katabolisme Karbohidrat
    Harmita Aprilanti
    100% (1)
  • Laporan Praktikum
    Laporan Praktikum
    Документ30 страниц
    Laporan Praktikum
    FIDYA
    Оценок пока нет
  • Makromolekul 2
    Makromolekul 2
    Документ29 страниц
    Makromolekul 2
    DGK LNPS
    Оценок пока нет
  • Karbohidrat
    Karbohidrat
    Документ23 страницы
    Karbohidrat
    Rifqi Mudhoffar
    Оценок пока нет
  • Sifat-Sifat Karbohidrat
    Sifat-Sifat Karbohidrat
    Документ14 страниц
    Sifat-Sifat Karbohidrat
    Rahmat Hidayat
    Оценок пока нет
  • Makalah Makromolekul
    Makalah Makromolekul
    Документ18 страниц
    Makalah Makromolekul
    nurma fauziana
    Оценок пока нет
  • BIOKIMIA
    BIOKIMIA
    Документ29 страниц
    BIOKIMIA
    Etri Rahmadya
    Оценок пока нет
  • Jurnal Kosong
    Jurnal Kosong
    Документ1 страница
    Jurnal Kosong
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Kelompok 1B - Makalah Daging Segar
    Kelompok 1B - Makalah Daging Segar
    Документ35 страниц
    Kelompok 1B - Makalah Daging Segar
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Teh
    Teh
    Документ4 страницы
    Teh
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Keju
    Keju
    Документ2 страницы
    Keju
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Air Dalam BHN Pangan
    Air Dalam BHN Pangan
    Документ29 страниц
    Air Dalam BHN Pangan
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Coliform
    Coliform
    Документ5 страниц
    Coliform
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Susu
    Susu
    Документ1 страница
    Susu
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Dasar Pesebaran Kakao
    Dasar Pesebaran Kakao
    Документ2 страницы
    Dasar Pesebaran Kakao
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Chapter II
    Chapter II
    Документ2 страницы
    Chapter II
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Sifat Fisikokimia Pati-1
    Sifat Fisikokimia Pati-1
    Документ10 страниц
    Sifat Fisikokimia Pati-1
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Metabolit Mikroorganisme
    Metabolit Mikroorganisme
    Документ11 страниц
    Metabolit Mikroorganisme
    Lailyrahma
    Оценок пока нет
  • Chapter II
    Chapter II
    Документ10 страниц
    Chapter II
    Dwi Novianti
    Оценок пока нет
  • Dasar Pesebaran Kakao
    Dasar Pesebaran Kakao
    Документ2 страницы
    Dasar Pesebaran Kakao
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Bakso
    Bakso
    Документ40 страниц
    Bakso
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Analisis Vitamin & HCN
    Analisis Vitamin & HCN
    Документ27 страниц
    Analisis Vitamin & HCN
    Rina Aryanti
    Оценок пока нет
  • Pengertian Pati
    Pengertian Pati
    Документ4 страницы
    Pengertian Pati
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • 2bahan Pangan Setengah Jadi
    2bahan Pangan Setengah Jadi
    Документ19 страниц
    2bahan Pangan Setengah Jadi
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • 4 Peranan Biota Dalam Penanganan Limbah
    4 Peranan Biota Dalam Penanganan Limbah
    Документ21 страница
    4 Peranan Biota Dalam Penanganan Limbah
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Modul 3 Protein
    Modul 3 Protein
    Документ27 страниц
    Modul 3 Protein
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Kebutuhan Dan Kecukupan Energi
    Kebutuhan Dan Kecukupan Energi
    Документ14 страниц
    Kebutuhan Dan Kecukupan Energi
    rifa nabila
    Оценок пока нет
  • 3 Analisis Kadar Abu Dan Mineral Dalam Bahan Pangan
    3 Analisis Kadar Abu Dan Mineral Dalam Bahan Pangan
    Документ53 страницы
    3 Analisis Kadar Abu Dan Mineral Dalam Bahan Pangan
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Karbohidrat Yang Dapat Dicerna
    Karbohidrat Yang Dapat Dicerna
    Документ1 страница
    Karbohidrat Yang Dapat Dicerna
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • ID Profil Protein Susu Dan Produk Olahannya
    ID Profil Protein Susu Dan Produk Olahannya
    Документ9 страниц
    ID Profil Protein Susu Dan Produk Olahannya
    Novi Cherly
    Оценок пока нет
  • Modul 4 Lemak
    Modul 4 Lemak
    Документ38 страниц
    Modul 4 Lemak
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Perubahan Biokim Serealia
    Perubahan Biokim Serealia
    Документ29 страниц
    Perubahan Biokim Serealia
    Himew Braid
    0% (1)
  • 13 Teknik Pengendalian Keamanan Pangan
    13 Teknik Pengendalian Keamanan Pangan
    Документ39 страниц
    13 Teknik Pengendalian Keamanan Pangan
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Modul 3 Protein
    Modul 3 Protein
    Документ27 страниц
    Modul 3 Protein
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Modul 4 Lemak
    Modul 4 Lemak
    Документ38 страниц
    Modul 4 Lemak
    Himew Braid
    Оценок пока нет
  • Evaluasi Kecukupan Panas
    Evaluasi Kecukupan Panas
    Документ20 страниц
    Evaluasi Kecukupan Panas
    Himew Braid
    Оценок пока нет