Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Definisi pertumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal yang

berjalan beriringan pertumbuhan banyak orang yang menggunakan

istilah pertumbuhan dan perkembangan secara sendiri sendiri

karena keduanya memang memiliki 2 peristiwa yang sifatnya

berbeda, tapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan

(growth) didefinisikan sebagai bertambahnya volume tubuh yang

sifatnya kuantitatif, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar

kepala dll. Sedangan perkembangan (development) adalah

bertambahnya kemampuan atau fungsi semua sistem organ tubuh

sebagai akibat bertambahnya kematangan/maturitas fungsi sistem

organ tubuh (Dewi, 2013).

b. Definisi perkembangan

Perkembangan bersifat kuantitatif dan kualitatif dalam

pola yang teratur dan dapat diramalkan. Perkembangan

menyangkut proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ

dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2013)

R.M. Liebert, R.W. Poulus dan G.D. Strauss dalam (Gunarsa,

6
2008) mengemukakan sebuah perkembangan sebagai proses

perubahan dalam pertumbuhan dan kemampuan pada suatu waktu

sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan.

Seorang anak akan mengalami berbagai perkembangan pada masa

balita, diantaranya, kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran

sosial, emosional, intelegensia, sensorik dan motorik (Renaldi,

2014).

B. Tujuan Perkembangan

Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah : a) memahami pola

normal tumbuh kembang anak, b) mempelajari faktor-faktor yang

berhubungan dengan tumbuh kembang anak, c) melakukan upaya untuk

menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang fisik, mental/kognitif,

maupun sosial-emosional, d) melakukan deteksi dini terhadap kelainan

tumbuh kembang dengan cara melakukan skrining rutin, serta

melakukan assessment untuk menegakkan diagnosis dan mencari

penyebab, e) melakukan tatalaksana yang komprehensif terhadap

masalah- masalah yang terkait dengan tumbuh kembang anak, serta

melakukan upaya pencegahan (Soetjiningsih, 2013).

C. Fisiologis Perkembangan Motorik

Seorang anak sejak dalam kandungan telah dikaruniai milyaran

neuron dan pada saat berusia 3 tahun terbentuk jaringan sinapsis yang

dapat dikoneksikan dengan stimulasi yang berkelanjutan.Perkembangan

motorik mencerminkan mielinisasi pada traktus kortikospinal, traktus

pyramidal, dan traktus kortikobulbar. Traktus pyramidal berawal dari

7
kortek motorik dan premotorik, selanjutnya terhubung ke basal ganglia,

melewati medulla oblongata, dan turun kebagian lateral medulla

spinalis. Mielin sangat penting untuk kecepatan penghantaran

rangsangan melalui sel saraf. Mielinisasi terjadi kira-kira pada umur

kehamilan 32 minggu dengan kemajuan yang cepat sampai umur 2

tahun, selanjutnya proses ini melambat sampai umur 12 tahun. Proses

tersebut menyebabkan penghambatan system subkortikal, termasuk

reflek primitive, dan meningkatkan perkembangan respons postural dan

postur berdiri, berjalan, dan kontrol motorik halus.Maturasi saraf tulang

belakang dan korteks serebri menyebabkan gerakan involunter

digantikan oleh gerakan volunter. Perkembangan tersebut tidak semata-

mata disebabkan oleh maturasi korteks serebri saja, melainkan

diperlukan latihan untuk menyempurnakannya. Postur sempurna dan

control otot yang baik serta gerakan anggota badan memerlukan latihan

(Soetjiningsih, 2013).

Stimulasi yang cocok untuk diberikan adalah dengan bermain,

karena pada masa tersebut anak-anak sangat suka bermain. Dalam

kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak-anak hanya berdasarkan

kesenanganya. Namun, kegiatan bermain ini tanpa disadari dapat

mengoptimalkan perkembangan anak. Stimulasi bermain yang dilakukan

dengan berkelanjutan dapat mengkoneksikan jaringan sinapsis terhadap

milyaran neuron pada otak, melalui proses impuls / stimulasi (bermain)

dibangkitkan dalam salah satu sel pyramidal pada daerah motorik (terletak di

depan sulkus sentralis) dalam kortex serebri, daerah ini mengendalikan

gerakan dari sisi lain dari tubuh, selanjutnya turun melalui pons yang memiliki

8
jalur penghubung ke serebelum. Pada serebelum impuls/stimulasi ditafsiri

untuk mengatur sikap dan aktifitas sikap badan. Lalu dilanjutkan ke medulla

oblongata melintasi axon atau serabut syaraf pada badan sel yang menyusun

sumsum tulang belakang, kemudian impuls merambat pada axon sel-sel yang

lainnya membentuk serabut–serabut motorik akar anterior syaraf sum–sum

tulang belakang dan diantar ke syaraf perifer (tepi) dalam otot. Dan

diaplikasikan menjadi sebuah gerakan (Pearce, 2008).

D. Pola Perkembangan

Mengatakan bahwa pola perkembangan dapat di ramalkan, pola

perkembangan fisik yang teratur dan dapat diramalkan semasa

kehidupan pra dan pascalahir(Hurlock, 2010), pola perkembangan sama

pada setiap individu tetapi kecepatannya berbeda.Terdapat dua hukum

rangkaian pengarahan perkembangan sebagai berikut:

a. Hukum chephalokaudal

Menurut hukum chephalokaudal, perkembangan menyebar

keseluruh tubuh dari kepala ke kaki.Ini berarti bahwa kemajuan

dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi dibagian kepala,

kemudian badan, dan terakhir dibagian kaki, Sebagai contoh,

perkembangan motorik kasar pertama sebelum berjalan adalah

kemaampuan menegakkan kepala (Soetjiningsih, 2013).

b. Hukum proximodistal

Menurut hukum proximodistal perkembangan bergerak

dari yang dekat ke yang jauh keluar dari sumbu pusat tubuh menuju

ke ujung-ujungnya, sebagai contoh perkembangan motorik halus

yang mengikuti pola proximodistaladalah menggunakan tangan

9
sebagai satu unit sebelum mereka dapat mengendalikan gerakan

jari-jarinya (Soetjinningsih, 2013).

E. Aspek Perkembangan

Berikut tiga aspek perkembangan pada anak (Hidayati, 2010).

a. kognitif

Perkembangan pada aspek kognitif, tampak pada

kemampuannya dalam menerima, mengolah dan memahami

informasi-informasi yang sampai padanya. Kemampuan ini

berkaitan dengan kemampuan berbahasa (lisan atau isyarat),

memahami kata hingga berbicara.

b. emosi

Perkembangan emosi meliputi kemampuan anak untuk

mencintai, merasa nyaman, berani, takut, dan bentuk emosi

lainnya. Sangat dipengaruhi oleh orang di sekitarnya dan sesuai

dengan impuls.

c. perkembangan motorik (fisik)

Perkembangan motorik (fisik) adalah proses tumbuhnya

kemampuan gerak seorang anak merupakan hasil pola interaksi

yang komplek dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang

di kontrol oleh otak, perkembangan ini meliputi: perkembangan

motorik kasar dan perkembangan motorik halus.

1) perkembangan motorik kasar

Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan

gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar sebagian besar

10
atau seluruh anggota tubuh. Seperti kemampuan anak untuk

duduk, berlari, dan melompat. Perkembangan motorik kasar

dipengaruhi oleh proses kematangan dalam diri anak.

Perkembangan motorik kasar merupakan aspek

perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur (posisi tubuh).

Kira-kira pada umur 6 bulan, reflek primitive seperti: Rooting,

Moro, dst secara progresif ditekan dan semakin menghilang.

Selanjutanya, reflek ini dihambat oleh jalur kortikal yang lebih

tinggi, sehingga muncul gerakan-gerakan yang bertujuan

(Soetjiningsih, 2013).

2) perkembangan motorik halus

Perkembangan motorik halus menggunakan otot kecil

atau sebagian anggota tubuh tertentu, Perkembangan motorik

halus dipengaruhi oleh belajar dan berlatih, seperti kemampuan

menulis, menggunting, dan menyusun balok(Erlinda, 2014).

F. Ciri-ciri Perkembangan

Terdapat lima ciri-ciri perkembangan (Alimul, 2008:10)


sebagai berikut:
a. perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti

dari perubahan fungsi.

b. perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap,

yaitu perkembangan dari bagian proximal ke bagian distal.

c. perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari

kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju melakukan hal

yang sempurna.

11
d. perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian

perkembangan yang berbeda.

e. perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya,

dimana tahapan perkembangan harus dilewati tahap demi tahap.

G. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh dua factor

(Dewi, 2013) yaitu;

a. faktor keturunan

Merupakan modal dasar dalam menggapai hasil akhir

terutama keluarga, diantaranya genetik, posisi anak dalam keluarga,

dan penyakit atau luka (Yuniarti, 2015) sebagai berikut:

1) Genetik adalah bawaan anak, yaitu potensi anak yang akan

menjadi cirikhasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang

berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

2) posisi anak dalam keluarga adalah keadaan yang dapat

mempengaruhi perkembangan. Anak ke 2, 3 dan sebagainya

pada umumnya memiliki perkembangan yang lebih cepat dari

anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja

perkmbangannya lebih lambat.

b. luka dan penyakit, jelas pengaruhnya kepada perkembangan,

meskipun terkadang hanya sedikit dan hanya menyangkut

perkembangan fisik saja.

12
H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh

terhadaptumbuh kembang anak yaitu :

aFaktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai

hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik

yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat

ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan

intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitifitas jaringan

terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan

tulang.

b Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan

tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup

baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan. Lingkungan

ini merupakan lingkungan bio-fisio-psiko sosial yang

mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai

akhir hayat(Pemkot Malang Dinkes, 2007)

I. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum

digolongkanmenjadi 3 kebutuhan dasar :

13
1. Kebutuhan Fisik-Biomedis (“ASUH”)

Meliputi:

- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting.

- Pemukiman yang layak

- Higiene perorangan, sanitasi lingkungan

- Sandang

- Kesegaran jasmani, rekreasi

2. Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang

Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat,

mesra dan selaras antara ibu dengan anak merupakan sayarat

mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik,

mental maupun psikososial, kasih sayang dari orang tua akan

menciptakan ikatan yang erat (banding) dn kepercayaan dasar

(basic trust)

3. Kebutuhan akan Stimulasi Mental (“ASAH”)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses

belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Asah ini

mengembangkan perkembangan mental psikososial, kecerdasaan,

ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral

etika, produktivitas dsb.

14
2.2 KONSEP KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

1. Pengertian

Adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para

orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining

pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.

2. Kegunaan KPSP

KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya

hambatan, gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.

3. Cara Menggunakan KPSP

Petugas kesehatan membaca KPSP terlebih dahulu. Kemudian

memberi kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok

pertanyaan yang sesuai dengan usia anak. Hasil dicatat di dalam Kartu

Data Tumbuh Kembang Anak.

4. Cara Menghitung Usia Anak

Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari

dibulatkan menjadi 1 bulan.

5. CaraMemilihPertanyaan KPSP

pertanyaan diajukan kepada para orang tua dan dipilih kelompok

pertanyaan yang sesuai dengan usia anak.

6. Cara Menilai KPSP

a. Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab

b. Menghitung jumlah jawaban Ya.

15
c. Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa

normal (N).

d. Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali

mengenai cara menghitung usia anak.

a. cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak

b. apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai dengan yang

dimaksudnya.

c. apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk

dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).

d. apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau 8,

maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk

(TN).

Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang

disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang

tersebut.

e. apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut

memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).

7. Cara Melakukan Pemeriksaan Ulang dengan KPSP

Pemeriksaan ulang dengan menggunakan dilaksanakan pada 3

keadaan dibawah ini:

a. Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan

ulang dapat dilakukan.

b. tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan.

16
c. tiap 6 bulan untuk usia 12 s/d 72 bulan

walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik.

d. HasilKPSP dengan jumlah Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan

1 minggu kemudian sebelah pemeriksaan pertama.

e. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang atau pemeriksaan ulang tetap

7-8, anak perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih

lengkap.

8. Cara Mencatat Hasil KPSP

Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang

Anak (halaman 4). Tulis jawaban umur Ya, atau Tidak pada kotak

yang disediakan untuk tiap pertanyaan menurut golongan umur anak.

Kemudian hitunglah jawaban Ya.

Apabila penilaian KPSP = 9 atau 10 jawaban Ya, berarti

perkembangan anak baik (kode N).

Apabila penilaian KPSP = 7 atau 8, berarti meragukan dan anak perlu

diperiksa ulang 1 minggu kemudian.

Apabila penilaian KPSP = kurang dari 7, berarti positif anak perlu

dirujuk(kode TN)

2.3 PENILAIAN PERTUMBUHAN

Pemeriksaan dan pengukuran pertumbuhan dapat dilakukan

dengan berbagai cara, yaitu secara klinis yang dilakukan dalam

pelayanan medis maupun secara antropometris. Pemeriksaan secara

klinis bertujuan untuk membuat diagnosis tentang pertumbuhan dan

status gizi anak dalam keadaan sehat maupun sakit. Diagnosis klinis

17
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan

penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium, radiologi serta

antropometri. Pada saat ini terdapat beberapa baku antropometri,

berikut di bawah ini merupakan langkah-langkah menilai pertumbuhan

menggunakan baku NCHS tahun 2000 yang kemudian ditampilkan oleh

CDC sehingga dikenal sebagai kurva pertumbuhan CDC 2000

A. Alat ukur

a) Timbangan berat badan

Beam balance untuk anak kurang dari 2 tahun, setelah umur tersebut
digunakan timbangan injak atau electronic.

b) Ukuran panjang / tinggi badan

Untuk anak kurang dari 2 tahun digunakan infantometer, sedangkan


apabila lebih dari 2 tahun digunakan stadiometer atau microtoise

c) Pita ukur lingkar kepala menggunakan pita ukur lingkar kepala


yang tidak melar.
B. Kurva standard pertumbuhan dari CDC 2000

1. Prosedur Pengukuran Berat Bayi

a.Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama mengukur berat


bayi sambil menjaga anak agar tidak jatuh dan orang kedua
mencatat hasil pengukuran.

b.Bayi dalam keadaan tanpa pakaian atau hanya menggunakan


popok yang kering.

c.Tempatkan bayi di tengah alat timbangan.

d.Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg.

18
2.Prosedur Pengukuran Panjang Bayi

a.Bayi hanya menggunakan popok. Sepatu dan hiasan kepala harus


dibuka.

b.Bayi diletakan di tengah alat pengukur.

c. .Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama memegang kepala bayi


agar menempel pada ujung papan ukur ang tidak dapat digeser,
posisi kepala lurus dengan pandangan vertical ke atas dalam
Frankfort horizontal plane. Orang kedua meluruskan kedua
tungkainya dengan telapak kaki menempel pada papan pengukur
yang dapat digeser.

3.Prosedur Pengukuran Lingkar Kepala

a.Topi, hiasan rambut, atau hiasan lainnya yang akan mengganggu


pengukuran harus dilepaskan.

b.Bayi lebih nyaman dalam dekapan orangtua.

c.Ukur lingkaran kepala atau lingkaran occipital-frontal yaitu lingkaran


kepala terbesar melalui belakang kepala (occiput) dan sebelah atas alis
mata.

4.Prosedur Pengukuran Berat Anak / Remaja

a.Timbangan sebaiknya diletakan di ruangan tertutup.

b.Pakaian dilepaskan, hanya menggunakan pakaian dalam saja.

c.Anak / remaja berdiri tegak di tengah alat timbangan.

d.Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg.

19
5.Prosedur Pengukuran Tinggi Anak / Remaja

a.Anak / remaja dengan berdiri tegak menempel pada alat stadiometer


atau microtoise tanpa alas kaki.

b.Hiasan di kepala dilepas.

c.Pandangan lurus ke depan.

d.Anak diintruksikan untuk menarik nafas dalam-dalam.

e.Mata pengukur sejajar dengan puncak kepala.

f.Geser alat ukur ke bawah hingga sedikit menekan kepala.

g.Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,1 cm.

2.4 Konsep Dasar Berat Badan Lahir

1. Definisi

WHO mendefinisikan Berat badan lahir rendah adalah bayi

baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram

(Maryunani, Anik, Puspita, Eka 2013) Menurut sofyan, Amru,

2012 Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan

kurang dari 2500 grm pada waktu lahir (Sofyan, Amru, 2012)

Bayi BBLR adalah berat badan kurang dari 2500 gram yaitu

karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat badan

lahir rendah dari semestinya sekalipun umur cukup atau Karena

kombinasi keduanyan, (Manuaba, 2012). Menurut sarwono, 2010

BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir

kurang dari2500 gram (Sarwono, 2010).

20
BBLR adalah kelahiran bayi kurang dari 37 minggu, bayi

yang beratnya kurang dari seharusnya umur kehamilan. Bayi yang

lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan tuanya

kehamilan. (Rustam Moctar, 2012).

BBLR di bedkn menjadi : Prematuritas murni, Small for

date(SFD)atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) , Retardasi

pertumbuhab janin Intrauterin (IUGR), light for date sama dengan

small for date, Dismaturitas, dan large for date. (Nurarif, H.A. dkk.

2013).

Berkaitan dengan penanganan dan harapn hidupnya bayi

berat lahir rendah di bedakan menjadi ; BBLR (Bayi Berat Lahir

Rendah) yaitu berat lahir 1500-2500 gram, BBLSR (Bayi Berat

Lahir Sangat Rendah) yaitu berat lahir kurang dari 1500 gram, dan

BBLER (Bayi Berat Lahir Eksterem Rendah) yaitu berat lahir

kurang dari 1000 gram.(Maryunani, Anik dkk 2013).

Berat badan lahiradalah berat badan neonates pada saat

kelahiran, ditimbang dalam satu jam sesudah lahir. Bayi berat lahir

cukup adalah bayi dengan berat lahir lebih dari 2500

gram(Muslihatun, 2010). Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah

bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa

memandang masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan

lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut

prematur.

Maturitas bayi lahir, yaitu sebagai berikut:

21
a. Bayi kurang bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan kurang

dari 37 minggu (259 hari)

b. Bayi cukup bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan mulai

37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari)

c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42

minggu atau lebih (294 hari atau lebih)

2. Etiologi

a. Faktor Ibu

1) Penyakit: misalnya malaria, anemia, sifilis, dan infeksi

TORCH(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.

Keempat)

2) Komplikasi pada kehamilan: misalnya pendarahan

antepartum, pre-eklamsi berat, eklamsia, dan kelainan

preterm.

3) Usia ibu dan paritas: BBLR banyak terjadi pada ibu hamil

yang berusia dibawah 20 tahun dan pada multi gravidarum,

yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat.

b. Faktor kebiasaan ibu: misalnya sering merokok, meminum-

minuman beralkohol, dan menggunakan narkoba.

c. Faktor janin

Contoh faktor janin yang berpengaruh adalah premature,

hidramnion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), dan kelainan

kromosom.

d. Faktor lingkungan

22
Contoh faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi antara lain:

tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-ekonomi rendah

dan paparan zat racun (Saputra, 2014).

3. Penatalaksanaan

Menurut (Mitayani, 2009) penatalaksanaan pada bayi BBLR

adalah:

a. Pastikan bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain

kering, selimut dan gunakan topi untuk menghindari adanya

kekurangan panas.

b. Awasi frekuensi pernafasan, terutama dalam 24 jam pertama

guna mengetahui sindrom aspirasi mekonium

c. Pantau suhu di sekitar bayi, jangan sampai kedinginan, hal ini

karna bayi BBLR mudah hipertemi akibat luas dari permukaan

tubuh bayi relative lebih besar dari lemak subkutan.

d. Motivasi ibu untuk menyusui dalam 1 jam pertama

e. Jika bayi haus, beri makanan dini yang berguna untuk mencegah

hipoglikemi

f. Jika bayi sianosis atau sulit bernafas beri oksigen lewat kareter

hidung

4. Upaya Menurunkan Kasus BBLR

Menurut Proverawati (2010) upaya yang dilakukan untuk

menurunkan kejadian BBLR adalah :

23
a. Memperbaiki status gizi ibu hamil, dengan mengkonsumsi

makananyang lebih sering atau lebih banyak, dan lebih

diutamakan makanan yang mengandung nutrisi

b. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4

kali secara kurun kehamilan dan di mulai sejak umur kehamilan

muda. Apabila kenaikan berat badannya kurang dari 1 kg/bulan,

sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli

c. Mengkomsumsi tablet zat besi secara teratur sebanyak 1

tablet/hari.

d. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun

umur reproduksi sehat (20-35 tahun)

e. Konseling pada suami istri untuk mengusahakan agar menjaga

jarak kehamilan paling sedikit 2 tahun

f. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk berperan dalam

meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar

mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan

pelayanan antenatal dan status gizi selama kehamilan.

24
5. Patofisiologi BBLR

Prematuriatas

Faktor ibu : umur Faktor plasenta: Faktor janin :


(20 th), paritas, ras, penyakit vaskuler, kelainan kromosom,
infertilitas. kehamganda, malformasi, torch

Dinding otot rahim


bagian bawah
rahim lemah

Bayi lahir
premature
(BBLR/BBSLR)

25

Вам также может понравиться