Вы находитесь на странице: 1из 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada zaman globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan dalam
dunia ini terutama dalam dunia bisnis. Adapun perubahan yang terjadi ditandai dengan
pola pikir masyarakat yang berkembang, kemajuan teknologi, dan gaya hidup yang
mengikuti zaman sekarang yaitu zaman globalisasi. Dengan adanya perkembangan
dunia secara pesat menciptakan persaingan yang ketat antara perusahaan satu dengan
lainnya. Hal ini menutut konsumen harus lebih peka, kritis dan kreatif terhadap
perkembangan yang terjadi, baik politik, ekonomi, hukum dan sosial budaya. Tidak
terkecuali usaha dalam penyajian makanan dan minuman (food service) yang dimulai
dari skala kecil seperti warung-warung dan kafe tenda; bisnis makanan berskala
menengah seperti depot, rumah makan dan cafe; sampai dengan bisnis makanan yang
berskala besar seperti restoran-restoran di hotel berbintang.

Restoran dan tempat makan di Jatinagor telah berkembang pesat salah satunya
adalah Waroeng Steak & Shake yang telah menjadi tujuan kuliner warga Jatinangor.
Berbagai jenis makanan dan minuman dijual dengan harga yang juga bervariasi.
Tempat yang nyaman serta rasa makanan dan minuman yang enak merupakan salah
satu tujuan pembeli. Banyak warga Sumedang maupun Bandung baik yang tua maupun
yang muda memilih tempat ini untuk menghabiskan waktunya bersantai dan berkumpul
bersama keluarga maupun kerabat dekat.

Semakin ketatnya persaingan bisnis yang ada, terutama persaingan yang berasal
dari perusahaan sejenis, membuat perusahaan semakin dituntut agar bergerak lebih
cepat dalam hal menarik konsumen. Sehingga perusahaan yang menerapkan konsep
pemasaran perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi
2

keputusan pembeliannya dalam usaha-usaha pemasaran sebuah produk yang dilakukan.


Hal tersebut dikarenakan dalam konsep, salah satu cara untuk mencapai tujuan
perusahaan adalah dengan mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen atau
pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan
efisien dibandingkan para pesaing (Kotler, 1996). Pengambilan keputusan pembeli
dipengaruhi kemampuan perusahaan menarik pembeli, dan selain itu juga dipengaruhi
faktor-faktor diluar perusahaan.

Perusahaan harus berkerja keras memiliki strategi yang kuat dalam memasarkan
produk barang dan jasanya sehingga bisa bertahan dalam persaingan bisnis. Pada
dasarnya semakin banyak pesaing banyak pula beberapa pilihan bagi pelanggan untuk
dapat memilih produk sesuai apa yang di harapkan oleh perusahaan itu. Sehingga
konsekuensi dari perubahaan itu adalah pelanggan lebih cermat dan selektif dalam
menghadapi setiap produk yang diluncurkan pasar.

Masyarakat kini mulai berfikir selektif dan smart dalam memilih suatu produk,
sehingga mereka mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari produk
tersebut. Bahkan mereka tidak ragu mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan
produk yang berkualitas. Ketatnya persaingan akan memposisikan pemasar untuk
selalu mengembangkan dan merebut market share.

Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya


adalah sama, namun proses pengambilan keputusan tersebut akan diwarnai oleh ciri
kepribadian, usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Menurut Schiffman dan Kanuk
(2008) secara umum keputusan pembelian adalah seleksi dari dua atau lebih pilihan
alternatif. Tindakan memilih tersebut diperjelas lagi oleh (Dharmmesta dan Handoko,
1997) sebagai tindakan pengambilan keputusan yang meliputi keputusan tentang jenis
dan manfaat produk, keputusan tentang bentuk produk, keputusan tentang merek,
3

keputusan tentang jumlah produk, keputusan tentang penjualnya dan keputusan tentang
waktu pembelian serta cara pembayarannya.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut istilah keputusan pembelian dapat


diartikan sebagai bagian dari perilaku konsumen yang bertujuan untuk menentukan
proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu barang atau jasa dimana
individu terlibat secara langsung dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau
jasa yang ditawarkan tersebut. Oleh karena itu kesimpulan terbaik individu untuk
melakukan pembelian terbentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginannya

Perusahaan harus bisa memasarkan produk atau jasa yang diproduksi kepada
konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Menurut Kotler
& Amstrong (2007) kualitas produk yang merupakan senjata strategis yang potensial
untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik
yang akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka waktu yang panjang perusahaan
tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain.suatu perusahaan delam
mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Keunggulankeunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan
akan menimbulkan suatu kesadaran akan merek produk tersebut.

Kualitas produk merupakan faktor penentu tingkat kepuasan yang diperoleh


konsumen setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk.
Pengalaman yang baik atau buruk terhadap produk akan mempengaruhi konsumen
untuk melakukan pembelian kembali atau tidak. Sehingga pengelola usaha dituntut
untuk menciptakan sebuah produk yang disesuaikan dengan kebutuhan atau selera
konsumen.

Bagi perusahaan yang bergerak dibidang kuliner, kualitas pelayanan atau


service quality menjadi suatu hal yang penting. Parasuraman, et al (1985)
menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah harapan sebagai keinginan para
4

pelanggan ketimbang layanan yang mungkin diberikan oleh perusahaan. Sedangkan


menurut Murdick, et al (2001) menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu
aktivitas ekonomi yang memproduksi atau menghasilkan waktu, tempat, bentuk dan
kebutuhan atau keperluan psikologis.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan


sebuah tingkatan kemampuan (ability) dari perusahaan dalam memberikan segala yang
menjadi harapan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya. Pelayanan juga dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang tidak tampak dan mudah hilang. Variabel ini sangat
penting dalam proses keputusan pembelian karena pelayanan yang memuaskan
konsumen akan berdampak pada terjadinya pembelian berulang-ulang yang pada
akhirnya akan meningkatkan penjualan.

Seiring dengan semakin berkembangnya zaman, berbagai jenis atau bidang


usaha semakin berkembang, termasuk juga usaha di bidang kuliner. Penikmat kuliner
saat ini menjadikan kebiasaan menyantap jenis makanan apa yang mereka makan
menjadi sebuah life style. Berbagai jenis bidang usaha kuliner menjamur di
masayarakat kita saat ini, termasuk juga usaha kuliner yang mengkhususkan produknya
pada jenis kuliner yang mensajikan makanan berupa Steak. Pengusaha yang
berkecimpung di bidang usaha tersebut mencoba mengenalkan jenis masakan steak
tersebut pada masyarakat. Selain menawarkan jenis makanan tersebut, pengusaha
kuliner tersebut juga menawarkan sajian lain dalam hal desert ataupun minuman. Saat
ini juga banyak terdapat brand usaha-usaha di bidang sejenis yang beredar di
masyarakat. Usaha-usaha di bidang tersebut memiliki nama yang saat ini tidak hanya
sebatas sebuah nama belaka, mereka menjadikan nama usaha mereka sebagai suatu
Brand yang menjadi salah satu alat untuk mengenalkan pada masyarakat dan menarik
minat masyarakat untuk datang. Selain itu, nama atau brand usaha steak tersebut sudah
menjadi pilihan gaya hidup mereka, nama merek atau brand yang lebih terkenal di
kalangan masyarakat maka akan lebih diminati daripada merek lainnya yang belum
5

terkenal atau bahkan yang tidak terkenal sama sekali. Salah satunya adalah usaha di
bidang steak dengan nama merek atau brand Waroeng Steak & Shake (atau yang sering
di kenal dengan “WS”).

Para ekonom memberikan terminology consumer surplus untuk mengartikan


perbedaan harga yang dibayar oleh konsumen dengan jumlah lebih dari yang tadinya
akan dibayar oleh konsumen tersebut untuk mendapatkan manfaat (benefits) yang
ditawarkan produk tersebut. Bila perceived cost yang dimiliki suatu produk melebihi
perceived benefits yang ada, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki
negative value. Sebaliknya jika perceived benefits yang lebih berat maka yang terjadi
produk tersebut adalah positive value. Jadi apabila perusahaan menetapkan harga yang
rendah dengan manfaat produk yang baik maka pelanggan akan merasa puas.

Tingkat harga yang diterapkan oleh perusahaan mempengaruhi kuantitas yang


terjual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena
kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya
dengan efisiensi produksi. Oleh karena penetapan harga mempengaruhi pendapatan
total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan
penting dalam perusahaan (Tjiptono, 2002). Harga juga merupakan variabel penting.
Harga yang rendah atau harga yang terjangkau memicu untuk meningkatkan kinerja
pemasaran.

Harga juga merupakan variabel penting. Harga yang rendah atau harga yang
terjangkau memicu untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Namun harga juga menjadi
indicator kualitas dimana suatu produk dengan kualitas tinggi akan berani dipatok
dengan harga yang tinggi pula. Harga akan dapat mempengaruhi kesadaran konsumen
akan suatu merek produk tertentu.

Namun harga juga menjadi indikator kualitas dimana suatu produk dengan
kualitas tinggi akan berani dipatok dengan harga yang tinggi pula. Harga akan dapat
6

mempengaruhi kesadaran konsumen akan suatu merek produk tertentu. Berdasarkan


penelitian yang sudahsudah mengenai harga diambil kesimpulan bahwa dengan harga
yang relatif kecil atau dibawah harga standar yang ditawarkan kepada konsumen,
ternyata banyak perusahan yang mengalami keuntungan dari segi penjualan. Tetapi,
semua itu didasarkan pada kualitas produknya. Biasanya, perusahaan yang
menjalankan usaha dibidang manufaktur tidak terlalu menfokuskan diri pada kegiatan-
kegiatan yang sering melibatkan orang banyak, antara produsen dan konsumen.
Waroeng Steak & Shake adalah Brand yang cukup ternama untuk usaha kuliner
khususnya pada usaha yang menyajikan makan jenis tersebut. Waroeng Steak & Shake
tersebut cukup terkenal di masyarakat khususnya dikalangan mahasiswa. Waroeng
Steak & Shake berdiri dan dijadikan peluang usaha yang bagus dikarenakan stigma
mahal yang sudah sangat melekat pada masakan eropa contohnya adalah steak hanya
bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas, dari sinilah akhirnya timbul gagasan
untuk membuat steak dengan harga yang terjangkau oleh kantong mahasiswa.

Akhirnya pada tahun 2000 terwujudlah satu outlet di Jl. Cendrawasih demangan
Yogyakarta pada pertengahan bulan juni sebagai awal terobosan baru sebuah steak
yang murah, dengan rasa yang tidak kalah enak dengan steak yang dijual mahal. Selain
itu kami selalu mengutamakan ke semua bahan-bahan makanan dan semua jenis
minuman, dengan bahan-bahan lokal kita mampu menyajikan cita rasa tinggi khas
eropa. Waroeng Steak & Shake awalnya dibuka di Jl. Cendrawasih No. 30 Yogyakarta
yang juga kota mahasiswa. Saat ini Waroeng Steak & Shake sudah memiliki banyak
gerai, selain di Yogyakarta dan Jakarta ada juga gerai-gerai yang berada di luar kota
seperti Jakarta, Malang, Semarang, Bandung, Malang, Bali, Medan, Pekanbaru, Solo,
Palembang dan Bogor . Dan umumnya gerai Waroeng Steak & Shake berada di sekitar
lokasi kampus yang banyak mahasiswa. Pada bagian depan tempat makan ini adalah
tulisan “Waroeng Steak & Shake“ dengan paduan warna kuning dan hitam, yang
menjadikan salah satu ciri dari brand tersebut. Secara keseluruhan, Waroeng Steak &
Shake memiliki 36 Cabang yang tersebar di kotakota besar di Indonesia (Waroeng
7

Steak & Shake, 2011). Sedangkan di kota Bandung saat ini terdapat 11 cabang. Berikut
adalah data perkembangan Waroeng Steak & Shake yang ada di kota Bandung.

Tabel 1.1

Daftar Jumlah Cabang Waroeng Steak & Shake di Bandung

NO LOKASI CABANG

1 Jl. AH. Nasution No.41 Pesanggrahan Ujung Berung , Bandung , Jawa


Barat. Phone / Mobile : - / 082242520000

2 Jl. Dipatiukur No.63 , Bandung , Jawa Barat

3 Jl. Lengkong Kecil No.21 , Bandung , Jawa Barat

4 Jl. Prof. DR. Ir. Sutami No.23 , Bandung , Jawa Barat

5 Jl. Raya Barat No.776 Padasuka Cimahi , Bandung , Jawa Barat. Phone
/ Mobile : - / 082242520000

6 Jl. Tamansari No.54 , Bandung , Jawa Barat

7 Jl Banteng No.14 , Bandung , Jawa Barat. Phone / Mobile : - /


082242520000

8 Jl. Kopo Cirangrang 484 , Bandung , Jawa Barat

9 Jl. Lombok No.9 , Bandung , Jawa Barat

10 Jl. Raya Barat No.776 Padasuka , Bandung , Jawa Barat


8

11 Jl. Raya Jatinangor No.21 Sumedang , Bandung , Jawa Barat

Sumber : Waroeng Steak & Shake Cabang Jl. Raya Jatinangor No 21

Dari Tabel Ini dibuktikan bahwa Waroeng Steak sangat berkembang di daerah
Bandung, menunjukan bahwa pihak Waroeng Steak & Shake menilai bahwa peminat
dari produk Waroeng Steak & Shake mengalami penambahan sampai ada 11 cabang
di Bandung.

Waroeng Steak & Shake yang menjual berbagai macam jenis Steak, memiliki
berbagai macam variasi harga juga. Sesuai dengan nama tempatnya, menu utama yang
ditawarkan adalah steak. Ada 2 jenis steak yaitu steak original dan steak goreng tepung.
Original steak adalah dagingnya tidak dilapisi tepung dan tidak digoreng. Sedangkan
steak goreng tepung, lapisan dagingnya dilapisi bumbu baru kemudian digoreng. Anda
dapat memilih daging steak yang hendak disantap. Jenisnya antara lain sirlion,
tenderlio, chicken, dll. Harga dari original steak mulai dari Rp 14.500,- sampai Rp
28.000,-. Sedangkan harga steak goreng tepung lebih murah mulai dari Rp 9.000,-
sampai Rp 14.500,-.Untuk minuman, ada milk shake, softdrink, jus buah, air mineral.
Untuk minuman harganya mulai dari Rp 1.000,- sampai Rp 8.500,-. Menu lainnya yang
cukup diminati juga adalah french fries, kentang goreng lokal, spaghetti, mushroom,
dan nasi paprika.
9

Tabel 1.2

Penghasilan Waroeng Steak & Shake Bulan April 2016 – April 2017

Bulan Omset penjualan per bulan Persentase Kenaikan /


(Rp) Penurunan Penjualan

Bulan ke 4 (2016) Rp 104.788.000

Bulan ke 5 (2016) Rp 118.500.000 +11,5%

Bulan ke 6 (2016) Rp 122.136.000 +2,97%

Bulan ke 7 (2016) Rp 131.719.200 +7,27%

Bulan ke 8 (2016) Rp 151.732.400 +13,9%

Bulan ke 9 (2016) Rp 83.679.600 -81,32%

Bulan ke 10 (2016) Rp 84.844.000 +1,37%

Bulan ke 11 (2016) Rp 195.533.200 +56,6%

Bulan ke 12 ( 2016) Rp 85.522.400 -128,7%

Bulan ke 1 (2017) Rp 138.269.600 +38,14%

Bulan ke 2 (2017) Rp 144.965.200 +4,01%

Bulan ke 3 (2017) Rp 170.956.800 +15,2%


10

Bulan ke 4 (2017) Rp 74.782.800 -128,6%

Sumber : Waroeng Steak & Shake Cabang Jl. Raya Jatinangor No 21

Dengan melihat tabel dan gambar di atas, kita bisa mengatahui dalam periode
tertentu (dari tabel dan gambar) Waroeng Steak & Shake dapat memperoleh
penghasilan yang cukup baik. Dari data di atas, kita bisa melihat terjadinya fluktuasi
harga yang terjadi pada tiap periode tertentu, tetapi pada periode bulan April 2012
terjadi penururan harga yang dikarenakan kenaikan harga. Kondisi yang terjadi pada
Waroeng Steak & Shake disebabkan karena pada April 2012 terjadi kenaikan harga,
maka bisa dilihat dari tabel 1.3 yang menjelaskan fluktuasi customer pada Waroeng
Steak & Shake.

Tabel 1.3
Jumlah Customer Waroeng Steak & Shake Bulan April 2016 – April 2017
Bulan Jumlah Costumer Perubahan Presentase
April 2688
Mei 2708 20 0,73%
Juni 2864 156 5,5%
Juli 2740 -124 -45,2%
Agustus 1576 -1164 -74,11%
September 1036 -540 -52,12%
Oktober 968 -68 -7,02%
November 1556 588 37,78%
Desember 972 -584 -60,08%
Januari 1412 440 32,59%
11

Febuari 1504 92 6,11%


Maret 1328 -176 -13,25%
April 880 -448 -50,9%

Sumber : Waroeng Steak & Shake April 2011 – April 2012 cabang Jl Raya Jatinangor
No 21 Bandung

Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan jumlah customer Waroeng Steak & Shake
selama periode bulan April 2016 – April 2017 mengalami fluktuasi yang memiliki
presentasyang naik turun didalam jumlah customer yang datang. Pada bulan Juni 2016
terjadi kenaikan jumlah customer yang cukup drastis yaitu menjadi 2864 customer
dibandingkan bulan sebelumnya yaitu bulan Mei 2016 yang hanya sebesar 2708
customer. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena dari bulan Juni hingga Juli 2016
– Oktober 2016 Waroeng Steak & Shake ini mengalami penurunan customer yang
berkelanjutan. Pada bulan November 2011 terjadi kenaikan jumlah customer yang
cukup signifikan yaitu sebesar 37,78% (1556 customer). Namun kondisi terburuk
terjadi pada bulan April 2017 dimana jumlah customer Waroeng Steak & Shake
menurun dilihat dari jumlah customer (880 customer) yang datang pada bulan tersebut.

Sejalan dengan data yang tersajikan pada tabel 1.2 dan tabel 1.3 diatas dapat
disimpulkan bahwa masih kurang optimalnya sistem manajemen yang telah dijalankan
oleh pihak Manajemen Waroeng Steak & Shake saat ini. Pihak manajemen harus dapat
memberi keyakinan kepada masyarakat atau customer setia agar bisa kembali
melakukan pembelian di restoran tersebut. Pihak manajemen harus bisa mengevaluasi
sistem yang telah ada agar Waroeng Steak & Shake ini dapat meningkatkan volume
perjualan.
12

Berdasarkan prasurvei dan wawancara dengan Manajer Waroemg Steak &


Shake, ketiga indepen yang diteliti yaitu harga dan kualitas produk perlu
dipertimbangkan untuk diteliti pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian. Berpijak pada uraian latar belakang masalah yang diuraikan
diatas dapat diajukan sebuah penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH
HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA WAROENG STEAK AND SHAKE CABANG JL. RAYA JATINANGOR
NO 21 BANDUNG”
1.2 Rumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut : berdasarkan data, nampak bahwa telah terjadi
penambahan cabang yang disebabkan oleh karena peningkatan jumlah pembelian yang
dilakukan oleh konsumen. Dilihat dari adanya pertambahan cabang yang ada di
Semarang. Adapun masalah penelitian yang akan dikembangkan “Bagaimana cara
meningkatkan keputusan pembelian konsumen melalui faktor-faktor harga, kualitas
produk, dan kualitas pelayanan yang ada di Waroeng Steak and Shake Cabang Jl. Raya
Jatinangor No 21 Bandung”.
Dari masalah penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana harga produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada
Waroeng Steak & Shake?
2. Sejauh mana kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada
Waroeng Steak & Shake?
3. Bagaimana harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
pada Waroeng Steak & Shake?

Вам также может понравиться