Вы находитесь на странице: 1из 24

MAKALAH DISCOVERY LEARNING

KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA 3


“Keperawatan Keluarga”
Dosen pengampu Jamaludin, S.Kep., M.Kep.,

Disusun Kelompok 3B:

1. HILDA HIDAYANI 8. NURUL FADILAH


11151040000055 11151040000095
2. NURFITRI ANNISA 9. CINDY KARMILA
11151040000056 11151040000105
3. NURUL AENI 10. BELLA AYUNDA T.
11151040000066 11151040000101
4. WILUJENG EKA CAHYA M. 11. PUTRI DEWI I.
11151040000068 11151040000081
5. APRILIA WULANDARI PUTRI
11151040000085
6. NOVIA SURYANI
11151040000090
7. RENDY HIMAWAN .
11151040000088

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini mengenai “Keperawatan Keluarga”. Dan juga kami
berterima kasih kepada bapak Jamaludin, S.Kep., M.Kep., selaku Dosen mata
kuliah Keperawatan Komunitas dan Keluarga 3 Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Tangerang, 4 April 2018

Kelompok 3B

II
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN2
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2
C. TUJUAN..................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. DEFINISI KELUARGA.................................................................................................................4
B. TUJUAN KEPERAWATAN KELUARGA.........................................................................................4
C. PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA........................................5
D. SEJARAH KEPERAWATAN KELUARGA......................................................................................8
E. PRINSIP KEPERAWATAN KELUARGA.......................................................................................11
F. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA........................................................................................11
G. RUANG LINGKUNG KEPERAWATAN KELUARGA.....................................................................19
H. TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN.................................................................22
BAB III PENUTUP 23
A. KESIMPULAN........................................................................................................................23
B. SARAN..................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA 24

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang
yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama,
mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan keluarga mencakup
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai
tahap perkembangan keluarga. Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas
meliputi: Upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), Pencegahan
(preventif), Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), Pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) dan Mengembalikan serta memfungsikan kembali
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat
meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan keluarga?
2. Apa saja prinsip – prinsip keperawatan keluarga?
3. Apa definisi dan tujuan keperawatan keluarga?
4. Bagaimana proses keperawatan keluarga?
5. Apa saja ruang lingkup keperawatan keluarga?
6. Apa peran perawat dalam keperawatan keluarga?
7. Bagaimana tugas keluarga dalam bidang kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan keperawatan keluarga.

2
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keperawatan keluarga.
3. Untuk mengetahui definisi dan tjuan keperawatan keluarga
4. Untuk mengetahui proses keperawatan dalam keluarga.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup dalam keperawatan keluarga
6. Untk mengetahui peran perawat dalam keperawatan keluarga.
7. Untuk mengetahui spesialisasi dalam keperawatan keluarga.

BAB II
PEMBAHASAN

3
A. Definisi Keluarga
Menurut Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih
orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama,
mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray &
Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari
pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama
(Friedman M. M., 2010)
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. (Sri Setyowati, 2008 : 75)

B. Tujuan Keperawatan Keluarga


Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat
meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan keluarga.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka
secara produktif.
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan
keluarga dalam hal ini :
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi.

4
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar daam keluarga.
3. Meningktakan kemampuan keluarga dalam memgambil keputusan
yang tepat.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit.
5. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.

C. Peran Perawat Dalam Keperawatan Kesehatan Keluarga


1. Pendidikan Kesehatan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari
pendekatan intervensi keperawatan keluarga yang utama. Pendidikan dapat
mencakup berbagai bidang, isi dan focus, termasuk promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit, masalah kesakitan/disabilitas dan dampaknya, serta
dinamika keluarga. (Friedman, 2010)
Watson (1985) menekankan bahwa pendidikan memberikan
informasi kepada klien, dengan demikian membantu mereka untuk dapat
mengatasi secara lebih efektif terhadap perubahan kehidupan dan peristiwa
yang menimbulkan stress. Mendapatkan informasi yang berarti, membantu
anggota keluarga lebih merasa memegang kendali dan mengurangi stress.
Hali ini juga memungkinkan mereka untuk mengartikan lebih jelas pilihan
mereka dan lebih berhasil menyelesaikan masalah mereka. (Friedman,
2010)

2. Konseling
Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara konselor
dank lien yang ditandai oleh elemen inti penerimaan, empati, ketulusan,
dan keselarasan. Hubungan ini terdiri dari serangkaian interaksi sepanjang
waktu berupa konselor yang melalui berbagai teknik aktif dan pasif,
berfokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan klien yang telah
memengaruhi perilaku adaptif klien. (Bank, 1992 dalam Friedman 2010)

3. Membuat Kontrak

5
Suatu cara efektif bagi perawat yang berpusat pada keluarga agar
dapat dengan realistic membantu individu dan keluarga membuat
perubahan perilaku adalah dengan cara membuat kontrak.
Kontrak adalah persetujuan kerjasama yang dibuat antara dua pihak
atau lebih, misalnya antara orang tua dan anak. Agar tepat waktu dan
relevan, kontrak waktu dapat dinegosiasi secara terus-menerus dan harus
mencakup area sebagai berikut : tujuan, lama kontrak, tanggung jawab
klien, langkah untuk mencapai tujuan, dan penghargaan terhadap
pencapaian tujuan (Sloan dan Schommer, 1975; Steiger dan Lipson, 1985
dalam Friedman 2010).
Biasanya kontrak dibuat dalam bentuk tertulis, singkat, sederhana
dan tanpa pakasaan (Goldenbergh, 2000 dalam Friedman 2010).

4. Manajemen Kasus
Manajemen kasus memiliki riwayat perkembangan sebagai bagian
dari peran perawat kesehatan masyarakat; terakhir digunakan di tatanan
layanan kesehatan yang bersifat akut. (Carry 1996 dalam Friedman 2010).
Pertumbuhan perawatan terkelola telah menjadi kekuatan utama
munculnya manajemen kasus. Perawatan terkelola yang menekankan pada
pengendalian biaya dan peningkatan efisiensi perawatan, sementara
memelihara kualitas perawatan dan kepuasan klien, benar-benar
membentuk cara manajemen kasus berfungsi (Jones, 1994;
MacPhee&Hoffenbergh, 1996 dalam Friedman 2010).

5. Advokasi Klien
Komponen utama dari manajemen kasus adalah advokasi klien
(Smith, 1993 dalam Friedman 2010). Advokasi adalah seseorang yang
berbicara atas nama orang atau kelompok lain.
Peran sebagai advokat klien melibatkan pemberian informasi
kepada klien dan kemudia mendukung mereka apapun keputusan yang
mereka buat (Bramlett, Gueldener, dan Sowell, 1992; Kohnke, 1982 dalam
Friedman 2010)
Perawat keluarga dapat menjadi advokat klien dengan sedikitnya 4
cara, yaitu :
 Dengan membantu klien memperoleh layanan yang mereka butuhkan dan
menjadi hak mereka

6
 Dengan melakukan tindakan yang menciptakan system layanan kesehatan
yang lebih responsive terhadap kebutuhan klien
 Dengan memberikan advokasi untuk pemasukan pelayanan yang lebih
sesuai dengan social-budaya
 Dengan memberikan advokasi untuk kebijakan social yang lebih
responsive (Canino dan Spurlock, 1994 dalam Friedman, 2010).

6. Koordinasi
Salah satu peran advokasi klien yang diterima secara luas adalah
coordinator. Karena inti dari manajemen kasus adalah juga koordinasi,
pengertian advokasi dan koordinasi pada pokoknya saling tumpang tindih.
Pada kenyataannya manajemen kasus sering kali diartikan sebagai
koordinasi (khususnya di bidang kerja social), dan dirancang untuk
memberikan berbagai pelayanan kepada klien dengan kebutuhan yang
kompleks di dalam suatu pengendali tunggal. (Sletzer, Litchfield, Lowy &
Levin, 1989 dalam Friedman, 2010).
Coordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar
pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat
diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai
disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

7. Kolaborasi
Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan
pelayan rumah sakit, puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain
untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak
hanya dilakukan sebagai perawat di rumah sakit tetapi juga di keluarga dan
komunitaspun dapat dilakukan. Kolaborasi menurut Lamb dan Napadano
(1984) dalam Friedman (2010) adalah proses berbagi perencanaan dan
tindakan secara berkelanjutan disertai tanggung jawab bersama terhadap
hasil dan kemampuan bekerjasamanya untuk tujuan sama menggunakan
teknik penyelesaian masalah.

8. Konsultasi
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat pada perawat
maka hubungan perawat dan keluarga harus dibina dengan baik, perawat

7
harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan demikian, harus
ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.
Konsultasi termasuk sebagai intervensi keperawatan keluarga
karena perawat keluarga sering berperan sebagai konsultan bagi perawat,
tenaga professional, dan para professional lainnya ketika informasi klien
dan keluarga serta bantuan diperlukan. (Friedman, 2010).

D. Sejarah Keperawatan Keluarga


Pekembangan keperawatan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari tokoh
metologi Yunani yaitu : Ascleipius dan Higeia. Berdasarkan mitos Yunani bahwa
Ascleipius adalah seorang dokter yang tampan dan pandai meskipun tidak
disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang ditempuhnya, berdasarkan mitos
orang Yunani bahwa dia dapat mengobati penyakit dan melakukan bedah. Hegeia
adalah asisten Ascleipius dan juga merupakan istrinya, dia juga telah melakukan
upaya-upaya kesehatan. Perbedaannya beliau lebih menekankan pada cara
pendekatan atau penanganan masalah kesehatan. Berbicara tentang sejarah
keperawatan di Indonesia, maka perkembangan keperawatan di Indonesia dapat
dibagi dalam tiga masa, yaitu :
A. Keperawatan di Masa Kuno
Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit
itu disebabkan oleh perbuatan makhluk halus yang jahat.
B. Keperawatan di Masa Penjajahan
Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia
mengalami kemajuan. Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi
oleh konsep-konsep keperawatan dari Negeri Belanda. Hal ini tidak
terlepas dari peranan pemerintah Belanda yang mendirikan dinas
kesehatan khusus tentara (saat itu disebut MGD) dan dinas kesehatan
rakyat (saat itu disebut BGD). Melalui kedua dinas tersebut pemerintah
Belanda merekrut perawat dari penduduk pribumi.
Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger
menjalankan tugasnya sebagai perawat dengan dibantu oleh penjaga orang
sakit yang disebut Zieken Opposer. Para perawat dan penjaga orang sakit
ini difasilitasi untuk membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi
perawat pertama dibentuk di Surabaya pada tahun 1799, organisasi

8
tersebut bernama Perkoempoelan Zieken Velpleeger/Velpleester Boemi
Poetra (disingkat PZVB Boemi Poetra). Para perawat ini bekerja di Binnen
Hospital di Surabaya untuk merawat staff dan tentara Belanda.
Sejak saat itu banyak sekali istilah-istilah keperawatan Indonesia
yang mengadopsi bahasa Belanda. Sampai sekarang masih sering kita
dengar istilah Belanda tersebut, misalnya nierbeken (bengkok), laken
(sprei), bovenlaken (kain penutup), warm-water zak (buli-buli hangat),
liskap (buli-buli dingin), scheren (gunting/cukur), dan lain-lain.
C. Keperawatan Indonesia Setelah Kemerdekaan
Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan
adalah sebagai berikut :
1. Sebelum tahun 1950 : Indonesia belum mempunyai konsep dasar
tentang keperawatan.
2. Tahun 1950 : Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu
Sekolah Penata Rawat (SPR).
3. Tahun 1945-1955 : Berdirinya beberapa organisasi profesi,
diantaranya yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia
(PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru Kesehatan
Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai dalam Kesehatan.
4. Tahun 1962 : Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper)
5. Tahun 1955-1974 : Organisasi profesi keperawatan mengalami
perubahan yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia,
Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia, Majelis
Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan
Federasi Tenaga Keperawatan.
6. Tahun 1974 : Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga
Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah Perawat
Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR).
7. Tahun 1974 : Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI).
8. Tahun 1876 : Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula
menyatu dengan pelayanan di Rumah Sakit, telah mulai
memisahkan diri (terpisah) dari Rumah Sakit.
9. Pada Januari 1983 : Dilaksanakannya Lokakarya Nasional
Keperawatan I yang menghasilkan :
a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi
dalam pelayanan kesehatan

9
b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan
c) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang
mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian,
mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan
pendidikan keperawatan.
d) Tahun 1985 : Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat
Sarjana (S1 Keperawatan) yang pertama yaitu Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia yang menjadi momentum
terbaik kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia.
10. Tahun 1999 : Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2
Keperawatan)
11. Tahun 2000 : Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa
Peraturan Menteri Kesehatan.

E. Prinsip Keperawatan Keluarga


Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah:
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai
tujuan utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan
kebutuhan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
prefentif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan preventif.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
keseluruhan.

10
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dalam menggunakan
proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan dirumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
( Setiadi, 2008 )

F. Proses Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya
(Murwani, 2008).
Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data umum Pengkajia terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentuka pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga

11
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Yang perlu dikaji pada
tahap perkembangan adalah :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga Inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan
serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau
pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan
melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis
septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/
kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobiltas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

12
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup, fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial
atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekeuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,
yang berhubungan denga kesehatan.
e. Fungsi-fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5

13
tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi
keluarga adalah :
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
f. Stres dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor Hal yang
perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi / stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi
adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.
h. Harapan keluarga

14
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Penerapan prioritas masalah
Skala untuk menentukan prioritas
Asuhan Keperawatan Keluarga (Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Murwani,
2008)
No. Kriteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala :
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2. Keungkinan masalah dapat 2
diubah
Skala :
2
Mudah
1
Sebagian
0
Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk 1
dicegah
Skala :
3
Tinggi
2
Cukup
1
rendah
4. Menonjonya masalah 1
Skala :
Masalah berat harus segera 2
ditangani
1
Ada masalah tetapi tidak
perlu ditangani 0
Masalah tidak dirasakan

Skoring :
a) Tentukan skore untuk setiap kriteria
b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
c) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria
3. Prioritas diagnosa keperawatan
Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang
lebih berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga.
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah
perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :

15
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.
b) Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c) Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
d) Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat, dan sokongan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor
yang perlu diperhatikan ialah :
a) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu maslah itu
ada.
b) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah.
c) Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Nilai skore yang tinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi
keperawatan keluarga (Murwani, 2008).
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai, keluarga, atau
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-
tindakan dimana perawat bertanggungjawab untuk melaksanakannya
(Mubarak, 2007).
4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut ini
(Murwani, 2008) :
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-
masalah kesehatan dengan cara :
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan

16
c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkuan menjadi sehat, dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada, dengan cara :
1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemampuan status kesehatan
keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan percapaian tujuan
keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak / berhasil sebagian, perlu disusun
rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi yang
dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula
direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga (Murwani,
2008).

G. Ruang Lingkung Keperawatan Keluarga


Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien
sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga. Ruang
lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi:
1. Upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif),
2. Pencegahan (preventif),
3. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
4. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
5. Mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).

17
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.

a) UPAYA PROMOTIF
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5. Olahraga secara teratur
6. Rekreasi
7. Pendidikan seks

b) UPAYA PREVENTIF
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui
kegiatan:
1. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
3. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

c) UPAYA KURATIF
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,
melalui kegiatan:
1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4. Perawatan payudara
5. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d) UPAYA RAHABILITATIF

18
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan
lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
1. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang maupun kelainan bawaan
2. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat.

e) UPAYA RESOSIALITATIF
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti
Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok
yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan
dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

H. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Sesuai dengan Fungsi Keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, maka


keluarga juga mempunyai Tugas dalam Bidang Kesehatan yang harus dilakukan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Freeman (1981), yang antara lain adalah :

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga.


Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, oleh karena itu
perlu mencatat dan memperhatikan segala perubahan yang terjadi dalam
keluarga.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

19
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluaraganya yang sakit atau yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri.
Tugas ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki
kemampuan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama agar masalah
yng lebih parah tidak terjadi.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat
meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan keluarga.
Peran perawat dalam keperawatan keluarga antara lain : pendidikan
kesehatan, konseling, membuat kontrak, manajemen kasus, advokasi kllien,
koordinasi, kolaborasi, dan konsultasi untuk terciptanya keluarga yang
harmonis dan terjamin kesehatannya.

20
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Setyowati Sri. S.Kep dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan
apilkasi kasus; editorHandoko Riwidikdo, Skp dkk. Jogjakarta : Mitra
cendikia
Achjar, H.A., Komang. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung
Seto.
Friedman, M.M. 2010. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan
Praktek. Jakarta : EGC
Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sudiharto. 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC.

21
Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas
pengantar dan teori, buku 1. Jakarta : Salemba Medika
Arita, Murwani.2008. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus.
Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.

22

Вам также может понравиться