Вы находитесь на странице: 1из 28

MAKALAH

SENI KRIYA DI INDONESIA

Disusun oleh :
Nama : Annisaa Nur Kasanah
No. Abs : 05
Kelas : X Tekstil 3

SMK NEGERI 1 ROTA BAYAT


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah “seni kriya nusantara” ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam proses belajar mengajar.

Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah
ini.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Seni Kriya Tekstil ............................................................................... 3
B. Seni Kriya Logam ............................................................................... 8
C. Seni Kriya Kayu ................................................................................. 12
D. Seni Kriya Keramik ............................................................................ 17
E. Seni Kriya Kulit .................................................................................. 23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 27
B. Saran.................................................................................................... 27
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Karya seni kriya dalam kehidupan umat manusia merupakan salah satu
sarana pemenuhan kebutuhan hidup. Karya seni kriya memiliki kekhasan tersendiri
karena seni kriya merupakan suatu karya cipta manusia yang didasari rasa estetis
sesuai apa yang diinginkan oleh manusia itu sendiri. Lingkungan sangat
mempengaruhi dalam penciptaan karya seni kriya, yang paling dominan adalah
faktor dari alam. Pengaruh dari alam sekitar tempat tinggal seniman akan
memberikan dampak yang signifikan terhadap model dan gaya dari karya yang
diciptakan walaupun dengan material yang berada, hal yang diungkapkan oleh
Plato mimesis atau daya representasi dari keahlian yang muncul sebagai
kesempurnaan karya yang mengacu pada apa yang terdapat di alam sehingga
dengan demikian seniman akan mendapatkan rangsangan dari lingkungannya
dalam berkarya, baik dari segi ide maupun bentuk yang dihasilkan.
Allah SWT menciptakan berbagai makhluk hidup di alam. Alam sekitar
merupakan salah satu sumber ide yang dapat digunakan oleh seorang kriyawan
dalam menciptakan karya seni kriya. Berdasarkan hal tersebut seorang pencipta
karya seni harus senantiasa berusaha untuk menemukan bentuk baru dari yang
telah dibuat orang lain. Dalam perkembangan zaman, menghasilkan karya seni
terbentuk dari aspek bentuk, aspek fungsi dan aspek hias dalam penciptaan karya
seni kriya kayu 3 sering ditemukan kendala atau hambatan pada saat penciptaan
karya tersebut, yaitu bagaimana menghasilkan karya seni yang sesuai dengan
prinsip-prinsip desain dan bagaimana karya yang diciptakan dapat selalu diterima
oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian seni kriya?
b. Bagaimana sejarah seni kriya?
c. Bagaimana teknik seni kriya?
d. Apa saja contoh seni kriya?
C. Tujuan
a. Dapat mengetahui pengertian seni kriya
b. Dapat mengetahui sejarah seni kriya
c. Dapat mengetahui teknik seni kriya
d. Dapat mengetahui contoh seni kriya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SENI KRIYA TEKSTIL


1. Pengertian Kriya Tekstil
Kriya tekstil adalah karya seni atau kerajinan yang dibuat dari bahan-bahan
tekstil. Tekstil adalah benda yang berbahan dasar dari benang. Kriya tekstil dapat
berupa hasil tenun yang dikerjakan dengan menggunakan tangan. Kriya tekstil
merupakan hasil gagasan, ide, pikiran, perasaan, apresiasi dari dalam diri seseorang
yang memiliki nilai estetika/keindahan.
Sebuah benda dapat dikategorikan menjadi karya seni karena memiliki
perwujudan yang mumpuni,seperti apa yang ada dalam prinsip sebuah seni yaitu
meliputi :
1. Kerumitan ( yaitu sebuah benda yang memiliki keindahan pada dasarnya
bukanlah benda yang sederhana,melainkan benda yang mempunyai nilai seni
tinggi karena terdapat kerumitan di dalamnya yang mengandung unsur berpadu
dengan kerumitan itu sendiri seperti saling berlawanan,berkesinambungan dan
saling bertentangan ).
2. Kesatuan ( yaitu dikategorikan benda bernilai seni karena memiliki perpaduan
dari unsur pembentukannya secara baik dan sempurna ).
3. Kesungguhan ( yaitu sebuah benda yang memiliki kualitas yang apik di
dalamnya, sebuah kualitas yang menonjol dalam penampilannya seperti lembut
dan kasarnya,suram atau ceria yang ditampilkan secara sungguh-sungguh )

Kriya tekstil adalah benda pakai dan benda hias yang berbahan dasar tekstil.
Perwujudannya maksimal baik dari segi kegunaanya maupun estetikanya. Langkah
awal dari perwujudan karya seni kriya tekstil adalah desain yang merupakan sebuah
rancangan yang akan mempermudah dalam menciptakanya. Untuk mendapatkan
karya seni kriya tekstil yang apik memerlukan sebuah perencanaan,selain desain
tesebut harus bisa memilih bahan yang nantinya akan digunakan dengan fungsi serta
jenis karya seni yang akan di buat.

2
Alat dan Bahan Menenun Tekstil
Benang adalah serat yang panjang, digunakan untuk pemroduksian tekstil, penjahitan,
crocheting, knitting, penenunan, dan pembuatan tambang. Benang dapat dibuat dari
banyak fiber sintetik atau alami. Benang lungsin atau benang lusi adalah benang tenun
yang disusun sejajar (biasanya memanjang) dan tidak bergerak (terikat di kedua
ujungnya), yang padanya benang pakan diselipkan. Untuk menenun perlu disiapkan
bahan dan alatnya antara lain, benang dan alat tenun.
A. Benang Tenun
Pemilihan benang lungsin akan mempengaruhi kualitas dan karakter hasil tenunan.
Benang tenun yang digunakan terdiri dari benang lungsin dan benang pakan. Benang
yang dipakai untuk benang lungsin harus kuat. Hal ini untuk menghindari putusnya
benang akibat gesekan dari tegangan benang selama proses menenun.
Dalam perdagangan benang lungsin dijual dalam bentuk cops atau tukal. Sebelum
dipakai benang tenun harus dipuntal terlebih dahulu yaitu dengan melepaskan dan
menggulung kembali benang tenun pada kumparan silang atau ani. Benang lunsing
digulung pada kumparan yang besar supaya tidak sering menyambung karena benang
lungsin diperlukan sepanjang bahan yang akan dibuat.
Benang pakan digulung pada anak torak yang kecil yang akan dimasukkan dalam torak
sekoci. Sebelum menggulung, benang lungsin disikat supaya rata dan diberi tegangan
untuk mendapat tenunan yang rata. Setelah ditukal.

B. Alat Tenun
Alat tenun adalah alat yang digunakan untuk menenun. Alat Tenun yang umum dipakai
dikelompokakn menjadi tiga jenis antara lain, alat tenun gedog, Alat Tenun Bukan
Mesin (ATBM) dan Alat Tenun Mesin (ATM)
1. Alat Tenun Gedog
Alat tenun Gedog saat ini sudah jarang ditemukan atau digunakan karena kecepatan
produksi alat tenun ini sangat lambat karena pengoperasiannya dijalankan secara
manual dengan tangan. Alat tenun gedog umumnya dipakai untuk membuat bahan
tekstil yang ukurannya pendek antara lain bahan tekstil untuk acara acara adat,
keagamaan, atau hiasan kerajaan seperti, ulos, songket palembang, tapis lampung, batik
tuban dan sejenisnya.

3
2. Alat Tenun Bukan Mesin
Alat Tenun Bukan Mesin merupakan pengembangan teknologi pembuatan bahan teksil.
Berdasarkan pengalaman, kendala dan kesulitan menggunakan alat tenun gedog
memicu para ilmuan untuk menemukan alat tenun baru yaitu ATBM (Alat Tenun
Bukan Mesin) Alat tenun ini dapat meningkatkan kulitas bahan tekstil, mempercepat
waktu, sehingga meningkatkan jumlah produksinya.
Dengan ATM dapat memproduksi bahan tekstil yang lebih panjang dengan waktu
produksi lebih cepat. Kecepatan produksi terjadi karena ATBM tidak saja digerakkan
dengan tangan, tetapi digerakan juga dengan batuan kaki.

3. Alat Tenun Mesin (ATM)


Sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt, alat tenun yang semula dijalankan
dengan secara manual dapat dijalankan dengan mesin mesin penggerak secara mekanis.
Ada beberapa alat tenun yang dioperasikan dengan mesin antara lain mesin jacquard
dan mesin dobby
a. Mesin Jacquard
Mesin jacquard ditemukan oleh seorang Perancis bernama Joseph Marie Jacquard pada
tahun 1790. Mesin ini dibuat untuk mengatasi adanya corak bahan tekstil yang terlalu
rumit dan memerlukan banyak benang yang bersilangan sehinnga dengan mesin tenun
biasa hal ini sudah tidak sesuai lagi. Maka dari itu diperlukan mesin yang lebih efektif
dalam pemakaiannya yaitu mesin jacquard karena mesin ini sudah tidak lagi
menggunakan gun, melainkan karton yang diberi lubang. Karton itu dilubangi menurut
motif yang akan dibuat.
Mesin jacquard dapat membuat bermacam macam corak tenunan silang , tetapi sebagai
dasarnya adalah silang polos. Corak bunga-bunga, daun, binatang atau tumbuh-
tumbuhan dibuat dengan silang satin, sehingga motif-motif itu sangat menarik dan
kelihatan berkilau. Bahan ini ditenun dalam satu warna atau lebih. Contoh bahan yang
ditenun dengan mesin jacquard adalah bahan damas yang dipakai taplak meja, serbet
makan, bahan kasur, tirai pintu, permadani, dan brocade.
b. Mesin Dobby
Mesin dobby hampir sama dengan mesin jacquard, tetapi lebih sederhana. Motif
tenunannya merupakan bentuk persegi atau bujur sangkar, garis-garis, dan bulatan;
ragamnya kecil-kecil. Bahan tekstil yang dihasilkan mesin dobby antara lain, taplak

4
meja, serbet, bahan tirai, dan handuk berkotak. Bahan handuk yang dibuat dengan
mesin dobby mempunyai daya serap air yang tinggi.

CONTOH HASIL TENUN

5
B. SENI KRIYA LOGAM
1. Sejarah Kriya Logam
Sejarah kriya logam dimulai pada saat manusia belum mengnal tulisan,
tepatnya pada zaman logam yang memunculkan Budaya perundagian atau budaya
logam ( logam disini diartikan dengan perunggu, emas dan besi, karena di Indonesia
tidak dilewati oleh kebudayaan tembaga) adalah jenis kebudayaan dari masyarakat
pra-sejarah yang menggunakan logam dalam pembuatan benda-benda dan seni kriya
logam untuk melengkapi kebutuhan hidupnya. Meski benda kriya logam yang
dibuat tidak terlalu banyak karena pada saat itu belum terdapat alat dan bahan yang
banyak, tetapi hasil karya yang dibuat pada zaman logam tersebut tidak kalah
bagusnya dengan seni kriya yang ada pada masa sekarang yang moderen karena
seni kriya pada masa tersebut memiliki nilai artistik (seni) dan nilai sejarah yang
sangat indah.
Kebudayaan ini diperkirakan mulai berkembang sekitar 500 SM. Contoh
peninggalan seni kriya logam pada zaman logam yang dapat kita temui antara lain
kapak corong, candrasa, nekara, moko, topeng emas, serta bejana.
2. Pengertian Kriya Logam
Kriya logam adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat sesuatu
menjadi barang- barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan logam
sebagai medianya. Adapun karya yang dihasilkan dapat berupa karya 2 dimensi
(lukisan logam), ataupun 3 dimensi (patung logam).
1. Media Logam, media logam yang biasa digunakan dalam pembuatan karya-
karya kriya logam menggunakan media almunium,kuningan, dan tembaga.
2. Teknik-teknik, adapun teknik-teknik yang biasa dipakai pada kriya logam yaitu
dengan teknik : Ketok, las, cor, dan patri.
3. Bahan Dan Alat Pembuatan Kriya Logam
Dalam pembuatan karya seni kriya logam diperlukan alat dan bahan sesuai
dengan hasil karya yang diinginkan yaitu karya kriya logam dua dimensi atau karya
kriya logam tiga dimensi. Berikut alat dan bahan sesuai dengan karya yang
dihasilkan :
a) Dua dimensi :
1. Lembaran bahan logam seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
2. Ballpoint yang sudah tidak terpakai (habis tintanya).
3. Kertas untuk menggambar sketsa kriya logam yang akan dibuat.

6
b) Tiga Dimensi :
· Teknik Pencetakan/Pengecoran :
1. Bahan logam seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
2. Catakan lelehan logam untuk membuat pola/bentuk dasar (dari bahan lilin
dan tanah liat).
3. Tungku pembakaran.
4. Alat ukir logam.
5. Alat untuk menghaluskan logam.
· Teknik Penempaan :
1. Alat tempa logam seperti palu
2. tungku pembakaran.
3. Sarung tangan
4. Alat untuk menghaluskan logam.
4. Prosedur Pembuatan Kriya Logam
Prosedur dalam pembuatan kriya logam diperlukan prosedur yang berbeda
antara kriya logam dua dimensi dan tiga dimensi tergantung dari hasil seni kriya
logam yang diinginkan. Berikut cara/prosedur pembuatan kriya logam :
a) Dua dimensi :
1. Membuat gambar desain pada kertas HVS A4
2. Gambar desain yang telah jadi ditempel pada permukaan bahan logam yang
dipakai misalnya almunium.
3. Proses pembuatan sketsa pada media kriya logam seperti almunium
menggunakan ballpoint bekas, dengan cara menekan mengikuti garis kontur
pada desain gambar yang dibuat.
4. Setelah gambar tersebut terbentuk pada permukaan almunium, kertas
dicabut, kemudian pada permukaan almunium bag bawah dialasi dengan
anduk kecil / busa, bag. atas ditekan-tekan sehinga objek gambar terbentuk
menonjol keluar seperti relief.
b) Tiga dimensi :
Teknik Pencetakan/Pengecoran :
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan di butuhkan untuk teknik
pencetakan/pengecoran.
2. Lalu membuat cetakan dasar dari bahan yang tidak mingikat logam sperti
lilin yang telah di bentuk sesuai dengan bentuk yang akan di buat lalu

7
cetakan lilin dibungkus/dilumuri tanah liat agar cairan logam tidak keluar
dari cetakan lilin.
3. Membakar bahan logam (almunium,kuningan, dan tembaga) di dalam
tungku pembakaran hingga bahan logam tersebut meleleh.
4. Setelah bahan logam telah menjadi cair, lalu cairan logam tersebut di
tuangkan dalam cetakan dasar yang telah di buat sebelumnya.
5. Setelah cairan dalam cetakan telah mengeras/padat maka bahan logam
tersebut dapat dikeluarkan dari cetakan untuk dikeringkan.
6. Setelah bahan logam tersebut telah berbentuk seperti bentuk yang
diinginkan maka bahan logam tersebut di haluskan agar bentuk dan
permukaanya tampak halus.
Teknik Penempaan :
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan di butuhkan untuk teknik
penempaan.
2. Kemudian tentukan bentuk karya yang akan di buat.
3. Lalu gunakan bahan logam yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
4. Setelah itu masukan bahan logam kedalam tungku pembakaran kemudian
lakukan tehkink penempaan yaitu dengan memukul bahan logam yang panas
akibat di bakar dalam tungku pembakaran dengan palu sesuai dengan bentuk
yang diinginkan.
5. Tahap akhir, jika telah selesai lakukan penghalusan pada pada permukaan
hasil kriya logam tersebut.
5. Hasil Karya Pembuatan Kriya Logam
1) Seni Kerajinan Uang Kepeng
Seni merangkai uang logam dari Bali merupakan salah satu kekayaan seni
budaya Nusantara yang sangat khas dan unik. Seni kerajinan uang logam
tersebut mulai dari pembuatan uang kepeng sampai seni merangkai uang kepeng
menjadi berbagai bentuk kerajinan telah berlangsung berabad-abad lamanya di
Bali. Berikut gambarnya :

8
2) Seni Kerajinan Patung Buddha
Patung Buddha adalah seni kriya dari logam dengan bentuk dan motif yang
menyerupai karya seni peninggalan jaman kerajaan Budha, seperti patung
Ganesha, patung Budha dan berbagai bentuk patung lainnya. Berbagai barang
kerajinan dari logam itu dipasarkan ke berbagai kota di tanah air serta sebagian
lagi diekspor keluar Negeri. Berikut gambarnya :

3) Seni Kerajinan Vase Bunga


Seni kerajinan vase bunga merupakan kerajinan yang biasanya di buat dari
kuningan atau tembaga dengan bentuk dan motif yang beragam dengan tingkat
kesulitan bervariasi. Berikut gambar dari kerajinan vase bunga :

9
C. SENI KRIYA KAYU
1. Pengertian Seni Kriya Kayu
Kriya kayu merupakan suatu jenis seni kriya yang dalam pekerjaannya
membuat benda selalu menggabungkan antara nilai fungsi sekaligus hias dengan
menggunakan bahan kayu. Dalam seni kriya kayu, terdapat pekerjaan dengan
tingkat dasar atau tingkat permulaan. Kayu sangat banyak dimanfaatkan dalam
pembuatan berbagai benda kerajinan seperti patung, wayang golek, topeng, furnitur
dan juga hiasan ukir-ukiran.

2. Alat dan Bahan


Bahan
Pemahaman tentang kayu adalah penting, karena hal ini akan memberikaan
wawasan kepada mahasiswa jenis kayu yang baik dalam pembuatan karya seni
kriya. Di dalam pengenalan bahan kayu ini menyangkut masalah struktur kayu, ini
penting diketahui adalah untuk menentukan bagian kayu yang mana yang baik
untuk pembuatan karya dan bagian-bagian kayu yang mana saja yang tidak baik
dalam pengerjaan karya ukir maupun karya kriya. Pembahasan mengenai materi
tentang kayu itu telah dibahas secara mendalam pada MK. Pengetahuan Bahan
kriya.
(a) Kayu Sebagai Bahan Pokok : Jenis kayu yang baik diukir antara lain; kayu jati,
cempaka, aghatis, mahoni, suar, nangka, sonokeling, sonokembang, kepelan dan
sejenisnya. Untuk mengetahui kualitas suatu jenis kayu perlu dipelajari
pengetahuan tentang kayu yang menyangkut sifat-sifat kayu, bagian-bagian
kayu, faktor perusak kayu, keawetan kayu dan lain-lain. Hal ini tidak mungkin
saya jelaskan secara detail dalam pelatihan ini karena keterbatasan waktu dan
padatnya materi.
(b) Bahan Penunjang yaitu; bahan-bahan untuk finishing : cat, politur, tinner,
amplas, clear, dan lain-lain.

JENIS KAYU ALAMI UNTUK KRIYA KAYU


a. Kayu Jati
Kayu jati atau latinnya disebut tectona grandis, adalah jenis kayu yang termasuk
dalam kelas awet I-II, dan kelas kuat II. Kayu jati memiliki corak warna
khususnya pada kayu terasnya coklat agak muda sampai tua kehijau-hijauan.

10
Corak warna kayu jati ini mempunyai nilai dekoratif yang sangat indah dan
menarik, menyebabkannya banyak diminati oleh para pengusaha mebel maupun
industri pengolahan kayu. Selain keindahan corak, kayu jati mempunyai sifat
pengerjaan yang mudah sampai dengan sedang, daya retak rendah, serat lurus
atau berpadu walaupun memiliki tekstur yang agak kasar. Kayu jati dalam
kegunaannya adalah termasuk kayu yang istimewa karena dapat digunakan
untuk semua tujuan (serbaguna).
b. Kayu Mahoni
Kayu mahoni adalah klasifikasi yang termasuk dalam famili meliaceae. Ada dua
jenis spesies yang cukup dikenal yaitu swietenia macrophylla (mahoni daun
lebar) dan swietenia mahagoni (mahoni daun kecil). Mahoni daun kecil tidak
dianjurkan untuk dikembangkan karena sangat peka terhadap serangan hama
penggerek pucuk. Tanaman ini tumbuh pada tipe iklim A sampai D, yaitu
daerah bermusim kering atau basah. Ketinggian tempat yang sesuai untuk
tanaman ini berkisar antara 0-1000m dari permukaan laut. Tinggi tanaman ini
dapat mencapai 40m dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 100 cm.
c. Kayu Sonokeling
Kayu sonokling (dalbergia latifolia) merupakan jenis kayu yang memiliki
keunggulan dilihat dari segi warnanya, khususnya warna pada kayu terasnya
yang berwarna merah tua/ungu dengan garis-garis hitam yang gelap.
d. Kayu Suren/surian
Kayu suren (toona sureni merr) merupakan jenis kayu yang memiliki warna
merah daging. Kayu suren ini memiliki sifat kembang susut besar dan tingkat
keretakan tinggi.
e. Kayu Sungkai
Kayu sungkai atau jati sabrang latinnya disebut pronema canescens Jac, adalah
jenis kayu yang termasuk dalam kelas awet III, dan kelas kuat II-III.
f. Kayu Bayur
Kayu bayur atau cayur, wadang, balang, nama latinnya pterospermum, adalah
jenis kayu yang termasuk dalam kelas awet IV, dan kelas kuat II-III. Kayu bayur
memiliki corak warna kayu teras kering udara coklat merah.
Dan adapun jenis Kayu lainya.

11
ALAT
1. Macam-macam Pahat sebagai peralatan pokok terdiri beberapa jenis yaitu:
(a) Pahat Kuku, pahat ini berjumlah sekitar 20 batang dengan berbagai ukuran,
pahat ini digunakan untuk memahat bagian-bagian yang melengkung.
(b) Pahat lurus (Pengancap) berjumlah sekitar 10 batang dengan berbagai
ukuran, pahat ini digunakan untuk memahat bagian yang lurus.
(c) pahat Col/penatar berjumlah 4 batang, digunakan untuk meratakan bagian
dasar ukiran yang mencorok kedalam yang tidak dapat dijangkau oleh pahat
lurus.
(d) Pahat setengah lingkaran berjumlah 3 batang berbagai ukuran, digunakan
untuk memahat bagian motif lengkung dan mencorok kedalam yang tidak
dapat dijangkau oleh pahat kuku.
(e) Pahat miring 2 batang, digunakan untuk meraut dan memahat pada bagian-
bagian sudut.
2. Alat Penunjang
(a) Palu kayu : kayu yang baik untuk bahan palu adalah kayu-kayu yang berat
seperti kayu asam, kayu jambu, dan kayu cemara, diusahakan dari serat kayu
terpilin agar tidak mudah pecah.batu asah.
(b) Sikat ijuk : digunakan untuk membersihkan ukiran dari kotoran bekas
pahatan dan menghilangkan debu yang melekat pada ukiran.
(c) Alat-alat gambar : digunakan untuk membuat desain baik desain pokok
maupun desain motif, jenis peralatan tersebut adalah pensil, spidol,
penggaris, karet penghapus, jangka, routring, dan lain-lain.
(d) Alat-alat pertukangan seperti gergaji, schaap, meteran, kapak, siku-siku, dan
lain-lain.
(e) Batu asah : untuk menajamkan peralatan baik pahat atau paralatan lainnya.
Batu asah ada dua jenis yaitu batu asah kasar untuk memperbaiki mata pahat
yang rusak mempercepat pengasahan, dan batu asah halus, untuk
menyempurnakan ketajaman pahat.

12
3. TEKNIK PEMBUATAN SENI KRIYA KAYU
Teknik dan Proses Pembuatan Seni kriya pahat atau seni kriya ukir Kriya Pahat atau
kriya ukir, yaitu kerajinan yang dibuat dengan menggunakan tatah ukir. Mengukir
adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda
yang diukir. Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada
masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan
benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif
geometris, seperti garis, lingkaran, swastika, zig zag, dan segitiga.
1. Teknik sambung
Dilakukan dengan merakit bahan. Bahan baku yang digunakan kayu.
2. Teknik pahat atau sungging
Dilakukan dengan mengurangi bagian objek. Bahan baku yang digunakan kayu.

a. Teknik Ukir
Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu
yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan
menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir.
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu
banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan
benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif
geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga.
Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna
simbolis dan religius.

13
CONTOH :

14
D. SENI KRIYA KERAMIK
Seni Keramik
Seni Keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk
membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itu
dibedakan pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan
produksinya.
Tembikar di zaman Neolitikum menjadi sebuah hiasan sebagai lambang atua
simbol kehidupan spritual. Di periode selanjutnya, seni kriya berkembang baik
dalam aspek fungsi, peningkatan kualitas bahan, bentuk dan corak hiasannya.
Awalnya benda tersebut berbentuk sederhana, dalam perkembangannya menjadi
bentuk macam-macam dan rumit yang disertai hiasan yang membuat banyak variasi
dan detailnya.
Istilah Seni Kriya berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Krya yang berarti
mengerjakan. Krya terus berkembang menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti
khusus kriya adalah mengerjakan suatu hal untuk menghasilkan sebuah benda atau
objek. Namun, semakin berkembang disebutlah seni kriya.
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia Kriya diartikan sebagai pekerjaan
(kerajinan tangan). Dalam bahasa Inggris disebut Craft yang berarti energi atau
kekuatan, maksudnya adalah suatu keterampilan dalam mengerjakan atau membuat
sesuatu.

SEJARAH KRRIYA KERAMIK


Di Indonesia, keramik sudah dikenal sejak jaman Neolithikum, diperkirakan rentang
waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM. Peninggalan zaman ini diperkirakan
banyak dipengaruhi oleh para imigran dari Asia Tenggara berupa: pengetahuan
tentang kelautan, pertanian dan peternakan. Alat-alat berupa gerabah dan alat
pembuat pakaian kulit kayu. Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu
mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman. Awalnya manusia membuat
alat bantu untuk kebutuhan hidupnya, mulai dari membuat kapak dari batu. Seperti
di Sumatra ditemukan pecahan-pecahan periuk belanga di Bukit Kulit Kerang.
Meskipun pecahan tembikar tersebut kecil dan berkeping-keping namun telah
terlihat adanya bukti nyata membuat wadah dari tanah liat. Teknik pembuatannya
dilakukan dengan tangan, dan untuk memadatkan serta menghaluskan digunakan
benda keras seperti papan. Cara menghias dilakukan dengan menekankan sebuah

15
kayu berukir, atau menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada
permukaan keramik (mentah) setelah selesai pembentukan. Cara seperti ini paling
banyak dilakukan oleh perajin tradisional di berbagai daerah di pelosok tanah air.
Di pantai selatan Jawa tepatnya diantara Yogyakarta dan Pacitan ditemukan
pecahan tembikar yang berhiaskan teraan anyaman atau tenunan seperti hasil tenun
yang di buat di Sumba. Di daerah Melolo (P. Sumba) ditemukan pula periuk
belanga yang berisikan tulang-tulang manusia. Peninggalan-peninggalan prasejarah
ini juga ditemukan didaerah Banyuwangi, Kelapa Dua-Bogor, Kalumpang serta
Minanga di Sulawesi, Gilimanuk di Bali dan juga penemuan pada waktu
peninggalan arkeologis di sekitar candi Borobudur dan di Trowulan-Mojokerto.
Termasuk juga peninggalan zaman Kerajaan Majapahit (abad 16 M) banyak di
temukan bata-bata dan genteng dari tanah liat yang dibakar sebagai bahan
bangunan, namun juga benda-benda seperti celengan. Pecahan-pecahan tembikar
juga ditemukan di situs Batujaya, di Karawang Jawa Barat. Ditemukan juga
fragmen yang terbuat dari terracotta. Sesuai penandaaan maka tembikar-tembikar
ini ada pada abad ke 3 atau 4 masehi.
Gambar tembikar juga terdapat pada relief hiasan bangunan, dan patung-patung. Ini
memberikan indikasi bahwa tradisi pembuatan benda keramik dengan teknologi
sederhana telah lama berlangsung. Artefak lainnya di gambarkan pada relief candi
Borobudur yang menunjukkan motif wanita yang sedang mengambil air dari kolam
dengan periuk bulat dan kendi serta memasak dengan kuali. Sedangkan relief candi
Prambanan dan candi Penataran (Blitar) melukiskan jambangan bunga dengan
hiasan suluran dan bunga-bungaan. Peninggalan ini juga menggambarkan akan
adanya kegiatan pembuatan keramik rakyat di pedesaan dan banyak hubungannya
dengan penemuan kebutuhan akan wadah
Keramik rakyat ini dari zaman ke zaman berkembang secara evolusioner. Demikian
pula dengan bentuk, teknik pengolahan maupun pembakarannya, pembakaran
dilakukan hanya dengan menggunakan daun-daun atau ranting-ranting pohon yang
telah kering. Mereka lebih banyak memikirkan peralatan yang ada hubungannya
dengan rumah tangga. Untuk keperluan tersebut dibuatlah benda gerabah dari tanah
liat kemudian dibentuk dan setelah kering dibakar dengan pembakaran sederhana.
Penemuan keramik merangsang kreativitas manusia untuk menciptakan berbagai
macam benda keramik yang di buat dari bahan tersebut. Pada perkembangan
selanjutnya berbagai faktor turut menentukan kemajuan keramik diberbagai daerah.

16
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kemajuan keramik, mulai dari faktor
keperluan hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran. Dari
faktor-faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup yang merupakan
pengaruh yang dominan, sebagai contoh: negeri China.

Bahan dan Alat Pembuatan Keramik


1. Bahan
Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik
Terdiri atas 3 macam (triaxial), yaitu Tanah liat (clay), Pasir, Feldspar.
 Tanah liat (Clay ) Kandungan utama dari tanah liat antara lain Kaolinite
(Al2O3.2SiO2.2H2O), Montmorillinote, Illite, Halloysite, Perbedaan
kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah liat
yang penting untuk pembuatan keramik antaralain Plastisitas (kemampuan
untuk dibentuk tanpa mudah retak), Fusibilitas (kemampuan untuk dilebur),
Bahan baku pasir (kwarsa), Fungsi (sebagai bahan non plastik).
 Pasir Berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahan terlalu
banyak silikat dalam pasir menyebabkan keretakan pada waktu pembakaran.
 Feldspar Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam
pembuatan keramik, dan Menurunkan temperatur pembakaran. Ada
beberapa jenis bahan feldspar yang diantaranya K-feldspar, Na-feldspar, Ca-
feldspar. Bahan lainnya yaitu :
 Kaolin Nama kaolin berasal dari bahasa cina, kauling yang berarti
pegunungan tinggi, yaitu gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang
tanah lempungnya sudah dimanfaatkan dalam pembuatan keramik sejak
beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah liat putih yang mempunyai mutu
penyusutan yang baik selama pengeringan dan pembakaran. Clay jenis ini
merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan keramik dan paling
putih di antara clay lainnya, karena kandungan besinya yang paling rendah.
Sifat-sifat kaolin : Tidak terlalu plastis, Kekuatan keringnya rendah, Titik
leburnya 1700oC-1785oC, Dalam keadaan kering berwarna putih, Memberi
warna putih pada masse badan keramik, dan Setelah dibakar berwarna putih.
 Kuarsa Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf
dan sedimen, dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar berupa silika
dan terdapat pada sebagian batu pasir kuarsa. Fungsi kuarsa di dalam

17
pembuatan keramik pengarah benang adalah : Tidak mengurangi keplastisan
dan penyusutan pada bodi keramik, Mengurangi susut kering dan susut
bakar dari tanah liat, Memudahkan air untuk menguap sewaktu proses
pengeringan dan proses pembakaran, Memberi sifat kuat pada barang-
barang yang dibuat dan dapat mencegah perubahan bentuk pada waktu
dibakar, dan Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah jadi
2. Alat
Macam-macam alat untuk membentuk keramik, yaitu;
 Kayu bulat/penggiling berguna untuk membuat lempengan.
 Meja putar berguna untuk membuat keramik bentuk lingkaran atau silinder.
 Tali pemotong berguna untuk memotong tanah liat atau mengambil keramik
yang masih basah dari meja putar.
 Cetakan biasanya terbuat dari gips. bentuknya persis seperti model yang
akan kita buat.
 Butsir berguna untuk membantu pembentukan tanah liat.
 Pisau pahat berguna untuk membuat dekorasi pada keramik.
 Sudip berguna untuk membuat hiasan saat tembikar masih basah.
 Tungku pembakaran berguna untuk membakar keramik yang sudah kering
atau keramik berglasir.

Teknik dalam Pembuatan Kerajinan Keramik


1. Teknik Pijit Tekan
Teknik pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan badan keramik secara
manual. Caranya tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola menjadi bentuk yang
diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Cara membuat keramik dengan
teknik pijit tekan antara lain sebagai berikut.
 Pijit tanah dengan ibu jari
 Tekan tanah kemudian diputar
 Bentuk leher dengan ibu jari
 Membuat tutup dengan cara yang sama
 Mengukur tutup dengan badan

18
2. Teknik Pilin
Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual
caranya tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan tanah. Cara membuat keramik
dengan teknik pilin antara lain sebagai berikut.
 Buat pilinan di atas meja
 Buat lempengan lingkaran sebagai alas
 Lilitkan pilinan di atas lempengan Rapikan menggunakan butsir
 Selesaikan bentuk dengan pilinan

3. Teknik Lempengan
Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual
dengan membentuk lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan untuk
membuat karya keramik yang berbentuk persegi atau silinder. Cara membuat
keramik dengan teknik lempengan bentuk persegi antara lain sebagai berikut.
 Gulung lempengan dengan cetakan silinder.
 Potong kelebihan tanah menggunakan butsir.
 Ratakan tanah dan beri alas lingkaran.
 Satukan 3 sisi lempengan dengan lem tanah.
 Tambahkan sisi lainnya dan satukan dengan cara yang sama.
 Menggunakan butsir rapikan bentuk persegi dengan hati-hati

4. Teknik Cetak
Teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk memproduksi
produk kerajinan keramik dalam jumlah yang banyak, dan waktu relatif singkat
dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Teknik cetak meliputi: cetak padat
dengan teknik press (tekan) dan cetak basah atau cair dengan teknik cor.
 Tekan tanah ke dalam cetakan gips.
 Angkat tanah hasil cetakan menggunakan tanah.
 Rapikan bentuk menggunakan tusuk gigi. Tuang tanah cair ke dalam
cetakan.
 Diamkan beberapa menit, lalu tuang sisa tanah cair dari cetakan.
 Balik cetakan untuk membersihkan sisa tanah cair.
 Buang sisa tanah yang tidak perlu.
 Copot cetakan dari tanah. Rapikan benda hasil cetakan dengan butsir.

19
CONTOH PRODUK

20
E. SENI KRIYA KULIT
Barang - barang dari kulit sudah ditemukan di Mesir berumur lebih kurang
33 abad, dan bangsa Arab Kuno telah memanfaatkan kulit sebagai perlengkapan
sehari -hari. Bahkan, resep penyamakannya sudah digunakan berabad-abad dan
turun - temurun sampai sekarang. Kulit mula - mula diberi tepung dan garam selama
tiga hari, kemudian tangkai dari pohon Gholga ditumbuk dengan batu dan direndam
dalam air.Kemudian kulit bagian dalam diberi air rendaman tadi selama sehari dan
ini diulang beberapa kali.
Bangsa Arab adalah bangsa yang mempunyai imajinasi yang kuat, terkenal
sebagai pembuat pelana yang indah. Demikian juga bangsa Yahudi mengatakan
mereka sebagai penemu pertama bahan - bahan penyamak, dan cara penyamakan
yang sam a baik dengan penyamakan modern di Amerika.
Cara - cara kuno lainnya ialah proses Shamoying, dalam proses ini pori- pori
dibuka dengan pencucian yang berulang - ulang, kemudian memasukkan
minyak pada pori- pori kulit (penggemukan) dan pementangan pada frime. Kulit
yang empuk (lemas) disebut shamoy dan seluruh pakaian kulit pada abad itu terbuat
dari kulit shamoy. Bangsa Yunani meletakkan penyamakan kulit di luar dinding
tembok kota, kulit yang basah dibuka dan dibentangkan di tanah agar diinjak - injak
orang, dengan tujuan agar kulit menjadi lemas.
Bangsa - bangsa Yunani, Romawi dan Mesir penyamakannya semua
menggunakan air kapur untuk menghilangkan bulu dari kulit. Mereka telah
menggunakan pisau pembersih dan balok sebagai kelengkapan kerja, serta
penggunaan getah pe nyamak dalam penyamakan kulit, kulit dilipat dengan ditaburi
bubukan kulit pohon di dalamnya, kadang kadang akar dan buah bermacam -
macam ditambahkan, kemudian kulit diletakkan di "ickle".

APAKAH YG DIMAKSUD KRIYA KULIT


 Kriya kulit adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara kerja pembuatan
benda yang mempunyai nilai fungsional maupun hias dengan menggunakan
bahan kulit.
 Dalam kriya kulit, yang dimaksud dengan kulit ini adalah kulit hewan, bukan
kulit tumbuhan atau kulit manusia.

21
- Seni kerajinan kulit adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dar
i kulit yang sudah dimasak,kulit mentah atau kulit sintetis. contohnya: ta
s, sepatu, wayang, dan lain-lain.

BAGAIMANA MEKANISME SIKLUS PENGOLAHAN KULIT TERJADI

PRODUK KRIYA KULIT


- Tenda, pakaian, pelana, sarung senjata tajam dan keperluan lain
- Pakaian, seperti baju, ikat pinggang, pembungkus kaki, terompoh, perisai, topi,
sarung senjata sampai kelengkapan perang.
- Tempat air, tempat anggur, tempat minyak, tas, kopor, dan peti.
- Alat musik seperti rebana, gendangjok mobil, kursi dan kasur, tas, sepatu, sandal,
dompet, dll.

22
CONTOH PRODUK

23
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa seni kriya memiliki banyak jenis macam, seni kriya
dapat dibuat dari berbagai unsure-unsur baik itu unsure alam dan hewan. Dan kita
harus melestarikan seni kriya sebagai generasi muda agar bisa menjadi kreati dan
inovatif.

B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi orang yang membacanya. Dengan membaca
makalah ini, kita harus melestarikan seni kriya sebagai generasi muda agar bisa
menjadi kreatif dan inovatif. Juga dapat dikembangkan menjadi lebih luas lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

http://www.materibelajar.id/2017/02/pengertian-contoh-karya-seni-kriya-tekstil.html
http://www.pengertianartidefinisi.com/pengertian-seni-kriya-keramik/
http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-seni-kriya-fungsi-macam.html
https://www.google.com/search?q=seni+kriya+kulit&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b-ab
https://www.triobbc.com/2015/01/latar-belakang-sejarah-dan-pengertian-seni-kriya-
logam.html

25

Вам также может понравиться