Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(A15.0)
1. Wewanti PPK ini khusus membahas tata laksana TB paru pada anak. Tata laksana
TB ekstra paru dan TB pada kondisi khusus (TB-HIV, TB perinatal)
dibahas di PPK tersendiri.
Respons pasien terhadap prosedur diagnosis dan terapi bervariasi
PPK ini berlaku sejak tanggal diterbitkan sampai revisi berikutnya
PPK ini berisi panduan praktis, tidak berisi uraian lengkap tentang
penyakit TB
Panduan
Praktis
Klinis
3. Anamnesis Tanyakan:
1. Apakah anak pernah kontak erat dengan penderita TB paru dewasa. Yang
dimaksud dengan kontak erat adalah tinggal serumah atau sering kontak
dengan penderita TB paru tersebut. Contoh: kontak antara anak dengan
yang mengasuhnya (ibu, nenek, pengasuh, dan sebagainya), kontak
antara murid dengan gurunya.
2. Apakah anak mempunyai gejala-gejala sakit TB berikut (II)1:
Batuk lebih dari 2 minggu yang tidak membaik dengan pemberian
antibiotika atau obat asma (sesuai indikasi)
Demam lebih dari 2 minggu yang tidak membaik dengan pengobatan
antibiotika atau anti malaria (sesuai indikasi). Penyebab demam lama
yang lain perlu disingkirkan dahulu, seperti infeksi saluran kemih
(ISK), tifus, atau malaria.
Berat badan menetap atau berat badan turun lebih dari 10% berat
sebelumnya dalam 3 bulan terakhir, meskipun telah diberikan terapi
nutrisi yang adekuat selama minimal 1 bulan.
Anak tampak lemah dan tidak seaktif biasanya.
Catatan:
-
Anamnesis harus dilakukan secara cermat dan komprehensif karena
gejala TB pada anak bisa menyerupai gejala penyakit lainnya,
-
Misalnya anak dengan keluhan berat badan tidak naik, harus ditanyakan
dan dievaluasi bagaimana asupan makanan sebelumnya. Selanjutnya
berikan edukasi kepada ibu untuk memberikan asupan nutrisi yang
adekuat, dan kita lakukan evaluasi berat badannya satu sampai 2 bulan
kemudian. (D)2
2
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
4. Pemeriksaan fisik Pada sebagian besar kasus TB paru, tidak dijumpai kelainan fisik yang
khas.
- Antropometri: gizi kurang atau gizi buruk.
- Suhu subfebris dapat ditemukan pada sebagian pasien.
- Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) multiple, tidak nyeri tekan,
dan konfluens (saling menyatu). Lokasi: koli anterior atau posterior,
aksila, atau inguinal
3
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
5. Pemeriksaan a. Pemeriksaan bakteriologis
penunjang
Pada setiap anak yang dicurigai sakit TB diupayakan untuk
dilakukan pengambilan sputum (D)3
Pengambilan sputum pada anak dapat dilakukan dengan teknik
induksi sputum, minimal diambil 2 kali (C)4, 5
Bila tidak dapat dilakukan induksi sputum dapat dilakukan aspirasi
cairan lambung (D)
Pemeriksaan tes cepat (Xpert MTB/RIF) dikerjakan sebagai
pemeriksaan awal untuk diagnosis TB pada anak (C).69
Pemeriksaan mikroskopis (BTA) dan pemeriksaan kultur Mtb
- Hasil BTA negatif tidak menyingkirkan diagnosis TB
b. Pemeriksaan untuk menunjukkan adanya bukti infeksi TB
Uji tuberkulin dengan cara Mantoux dikerjakan pada anak yang
dicurigai sakit TB (D)3
Catatan:
- Uji tuberkulin positif bila diameter transversal indurasi: > 10
mm
- Pada anak dengan imunokompromais, uji tuberkulin positif bila
diameter transversal indurasi: > 5 mm
Interferon-gamma release assays (IGRA) tidak direkomendasikan
untuk menggantikan pemeriksaan uji tuberkulin (D)10
4
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
c. Pemeriksaan foto toraks
Foto Toraks dilakukan dengan posisi anteroposterior (AP) dan
lateral (D)
Gambaran foto toraks sugestif TB: pembesaran kelenjar hilus atau
paratrakeal, konsolidasi segmen/lobus paru, milier, kavitas, efusi
pleura, atelektasis, atau kalsifikasi
d. Tes HIV
Tes HIV sebaiknya dilakukan pada anak yang didiagnosis TB (D)11
e. Pemeriksaan serologi seperti PAP TB, ICT, Mycodot dan lain-lain, tidak
dapat dan tidak boleh digunakan sebagai dasar untuk menegakkan
diagnosis TB baik paru maupun ekstra paru (D)3
5
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
6. Kriteria Diagnosis Baku emas TB paru adalah kultur Mtb positif pada spesimen dahak.
Menegakkan diagnosis TB secara konfirmasi bakteriologis pada anak
tidak mudah. Oleh karena itu diagnosis sering ditegakkan secara klinis
berdasarkan hal berikut:
- gejala klinis TB
- bukti infeksi TB: riwayat kontak erat dengan penderita TB paru
dewasa atau uji tuberkulin positif
- gambaran Rontgen dada sesuai dengan TB.
6
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
9. Tata laksana Anak dengan TB paru klini diberi obat anti TB (OAT) dengan regimen
2RHZ 4RH sebagai berikut (D)2:
- Fase intensif (selama 2 bulan): INH (H), Rifampicin (R) dan
Pirazinamid (Z)
- Fase lanjutan (selama 4 bulan): INH dan rifampisin
Anak dengan TB paru BTA positif atau TB paru berat diberi OAT
dengan regimen 2RHZE 4 RH sebagai berikut (D)2:
- Fase intensif (selama 2 bulan): INH (H), Rifampicin (R),
Pirazinamid (Z) dan Ethambutol (E)
- Fase lanjutan (selama 4 bulan): INH dan rifampisin
7
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
2. INH profilaksis
-
Anak usia < 5 tahun yang kontak dengan penderita TB dewasa
INH profilaksis selama 6 bulan (A)12
-
Anak usia > 5 tahun yang kontak dengan penderita TB dewasa,
kondisi sehat tidak perlu terapi profilaksis, tetapi harus dipantau
(D)3
11. Perkiraan lama hari Anak dengan TB paru tidak memerlukan rawat inap.
rawat Anak dengan TB paru berat mungkin memerlukan rawat inap. Lama rawat
inap antara 2-4 minggu.
12. Edukasi Hal-hal yang perlu disampaikan kepada orang tua yang anaknya
mendapatkan terapi OAT:
1. Pengobatan TB berlangsung lama, minimal 6 bulan, tidak boleh
terputus, dan harus kontrol teratur tiap bulan.
2. Obat Rifampisin dapat menyebabkan cairan tubuh (air seni, air mata,
keringat, ludah) berwarna merah.
3. Secara umum obat sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong
yaitu 1 jam sebelum makan/ minum susu, atau 2 jam setelah makan.
Khusus untuk Rifampisin harus diminum dalam keadaan perut kosong.
4. Bila timbul keluhan kuning pada mata, mual, dan muntah, segera
periksa ke dokter walau belum waktunya
8
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
16. Syarat pulang - Kondisi klinis baik: tidak sesak napas, tidak demam
pasien rawat inap - Pasien mampu minum obat per oral
9
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
10
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
18. Daftar Pustaka 10. WHO. Use of tuberculosis interferon-gamma release assays (IGRAs) in
low- and middle-income countries: policy statement. . Geneva2011
(WHO/HTM/TB/2011.18).
11. WHO. WHO policy on collaborative TB/HIV activities: guidelines for
national pro- grammes and other stakeholders. Geneva2012 (WHO/
HTM/TB/2012.1).
12. Smieja MJ, Marchetti CA, Cook DJ, Smaill FM. Isoniazid for
preventing tuberculosis in non-HIV infected persons. The Cochrane
database of systematic reviews. 2000(2):Cd001363.
13. Thee S, Seddon JA, Donald PR, Seifart HI, Werely CJ, Hesseling AC, et
al. Pharmacokinetics of isoniazid, rifampin, and pyrazinamide in
children younger than two years of age with tuberculosis: evidence for
implementation of revised World Health Organization
recommendations. Antimicrobial agents and chemotherapy.
2011;55(12):5560-7.
14. WHO. Rapid advice: treatment of tuberculosis in children. .
Geneva2010 (WHO/HTM/TB/2010.13)
11
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas - Laporan keluarga (BTA BTA (+)
negatif atau tidak jelas)
Uji Tuberkulin Negatif - - Positif (> 10 mm, atau > 5 mm
pada keadaan imunosupresif)
Berat badan/gizi - BB/TB < 90% atau Klinis gizi buruk atau BB/TB -
B/U < 80% < 70% atau BB/U < 60%
Demam yang tidak - > 2 minggu - -
diketahui
penyebabnya*)
Batuk kronik*) - > 3 minggu - -
Pembesaran kelenjar - > 1 cm, jumlah > 1, - -
limfe kolli, aksila, tidak nyeri
inguinal
Pembengkakan tulang/ - Ada - -
sendi panggul, lutut, pembengkakan
falang
Foto toraks Normal/kelainan Gambaran sugestif - -
tidak jelas TB**)
Catatan:
- Bila dijumpai gambaran milier atau skrofuloderma, langsung didiagnosis TB
- Berat badan dinilai saat pasien datang
*) Demam dan batuk tidak memiliki respons terhadap terapi baku
**) Gambaran sugestif TB berupa: pembesaran kelenjar limfe atau paratrakheal dengan/tanpa infiltrat; konsolidasi
segmental/lobar; kalsfifikasi dengan infiltrat; atelektasis; tuberkuloma.
12
TUBERKULOSIS PADA ANAK
Panduan
Praktis
Klinis
Rifampisin Kapsul/tablet 150, 300, 10-15 600 mg Urin/sekresi warna kuning, mual-
(RIF / R) 450, 600 mg, sirup 20 muntah, hepatitis, flu-like reaction
mg/ml
Pirazinamid Tablet 500 mg 25-35 2g Hepatotoksisitas, hipersensitivitas
(PZA / Z)
Etambutol Tablet 500 mg 15-20 2,5 g Neuritis optikal, gangguan visus,
(EMB / E) gangguan warna, gangguan sal cerna
Streptomisin** Vial 1 g 15-30 1g Ototoksisitas, nefrotoksisitas
(SM / S)
# Sumber: Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak
*) Jika INH dipadu dengan Rifampisin, dosis INH tidak lebih dari 10 mg/kgBB dan Rifampisin
15 mg/kgBB untuk mengurani insidens hepatitis.
13